Вы находитесь на странице: 1из 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI TRIGONOMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING BAGI KELAS X TKJ SMK

NEGERI 1 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Agus Triyanto *) Abtrak: model penemuan terbimbing merupakan model pembelajaran yang terpusat pada siswa. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi trigonometri melalui model penemuan terbimbing. Pendekatannya melalui dua siklus perlakuan. Subyeknya siswa kelas X TKJ Semester 2 SMK Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2010/2011. Siklus I pembelajaran dalam kelompok besar yang terdiri 8 siswa untuk setiap kelompok. Siklus II pembelajaran kelompok kecil yang terdiri 4 siswa untuk setiap kelompok. Teknik pengumpulan data menggunakan hasil ulangan harian setiap akhir siklus. Hasil siklus I ketuntasan belajar siswa secara klasikal 72,5% (29 siswa) dan siklus II 87,5% (35 siswa) dari 40 siswa. Dapat disimpulkan dengan model penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Kata kunci: model pembelajaran, penemuan terbimbing, hasil belajar, dan trigonometri Abtract: The model of guided discovery is a model student-centered learning. The purpose of this study to improve the learning of mathematics through trigonometry material model of guided discovery. The approach through two cycles of treatment. The subject class X TKJ Semester 2 SMK Negeri 1 Purwodadi school year 2010/2011. I cycle of learning in a large group 8 students for each group. Cycle II consists of small group learning for each group of 4 students. Data collection techniques using the results of daily tests of each end of the cycle. I cycle learning outcomes of students in the classical completeness 72.5% (29 students) and cycle II 87.5% (35 students) of 40 students. Can be inferred by the model can improve the results of guided discovery learning mathematics. Key words: models of learning, guided discovery, learning outcomes, and trigonometric PENDAHULUAN Hasil belajar matematika kelas X SMK secara secara klasikal banyak yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal, khususnya materi trigonometri. Hal ini juga terjadi di SMK Negeri 1 Purwodadi kelas X Teknik Komputer dan Jaringan. Biasanya kesulitan yang dialami adalah menyelesaikan soal penerapan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah. Salah satu penyebab ketidakberhasilan siswa adalah pembelajarannya kurang efektif. Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang

menyediakan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, sehingga dengan melakukan aktivitas belajarnya siswa mampu memperoleh pengetahuan dari pemahamannya sendiri. Dalam pembelajaran matematika, aktivitas belajar akan lebih efektif apabila siswa berperan aktif sebagai subyek pembelajaran dan guru sebagai pengelila proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dituntut untuk lebih kritis, kreatif, mandiri, serta mampu berfikir ilmiah

dalam pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan diperlukanmodel pembelajaran yang tepat pada materi tertentu. Oleh karena itu pemilihan model pembelajaran yang tepat sangat penting, karena tidak semua pendekatan dapat digunakan pada setiap materi. Model pembelajaran adalah pola hubungan interaksi siswa-lingkungan belajar untuk dijadikan contoh dan diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Diantaranya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery), yang mana penerapan model belajar ini siswa dilatih untuk saling bertukar pikiran dengan temannya dan bekerja sama dalam kelompoknya untuk memecahkan suatu permasalahan. Dengan model Penemuan Terbimbing memungkinkan siswa aktif dan gurupun juga aktif. Guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: (1) hasil belajar matematika belum maksimal, (2) penggunaan model pembelajaran matematika dalam kegiatan belajar mengajar belum efektif, (3) kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal penerapan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah. Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian ini dibatasi pada permasalahan sebagai berikut: (1) mengapa hasil belajar matematika pada meteri trigonometri rendah?, (2) apakah dengan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada materi trigonometri bagi siswa kelas X TKJ semester 2 SMK Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2010/2011? Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: (1) untuk mengetahui dengan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan motivasi belajar Matematika, (2) untuk mengetahui dengan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada materi trigonometri pada siswa kelas X TKJ semerter 2 SMK Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2010/2011. Manfaat hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: (1) manfaat teoritis, didapatkan teori baru tentang peningkatan hasil belajar matematika pada materi trigonometri melalui model pembelajaran penemuan terbimbing dan sebagai dasar untuk dapat dikembangkan pada penelitian berikutnya yang sejenis, (2) manfaat Praktis, bagi siswa merasa senang pada pelajaran matematika terutama materi trigonometri, siswa merasa materi trigonometri tidak sukar, dan melatih dan menajamkan unsur-unsur intelektual siswa, seperti: daya ingat, hafalan, kejelian dan spontanitas, bagi guru menambah wawasan pengetahuan

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta mengubah pola dan sikap mengajar dari hanya pemberi informasi berubah menjadi fasilitator dan mediator yang baik, memberi solusi yang baik bagi guru mengenai cara meningkatkan hasil belajar matematika pada materi trigonometri, memberi gambaran kepada para guru tentang alternatif pendekatan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang dibahas, dan dapat menyumbangkan konsep model pembelajaran secara praktis dan memungkinkan penerapannya dalam kegiatan pembelajaran, bagi sekolah mendapatkan masukan tentang cara penelitian ini di dalam kelas, proses belajar mengajar di sekolah menjadi lebih aktif, dan menciptakan lingkungan sekolah menjadi lebih konduktif. LANDASAN TEORETIS Pengertian pembelajaran Menurut Sagala (2003: 61) pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima pembelajaran, sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan guru sebagai pengajar (Sudjana 2000: 28). Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus memiliki strategi, agar dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki srategi itu ialah harus menguasai teknikteknik penyajian atau biasanya disebut strategi mengajar. Pengertian matematika Menurut Kline dalam Mulyono (2003: 203) Matematika adalah bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi yang juga tidak melupakan cara bernalar induktif . Sedangkan menurut Ruseffendi (1991 : 263), Matematika adalah ilmu tentang struktur yang teroganisasikan, yaitu terdiri dari unsur unsur yang tidak terdefinisikan, unsur unsur yang didefinisikan, aksioma aksioma dan dalil dalil, dimana setelah dalil dalil itu dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum. Oleh karena itu, matematika sering disebut ilmu deduktif. Menurut pengertian pembelajaran dan matematika diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah proses belajar mengajar dalam kelas yang mempelajari tentang cabang ilmu pengetahuan eksak yang terorganisir secara sistematis tentang bilangan dan operasinya, fakta fakta yang kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk, dan stuktur-struktur logika sebagai solusi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran Menurut Markaban (2008: 12) model pembelajaran adalah pola komprehensif yang patut dicontoh, menyangkut bentuk utuh pembelajaran, meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Sedangkan pendekatan pembelajaran adalah cara pandang terhadap pembelajaran dari sudut tertentu untuk memudahkan pemahaman terhadap pembelajaran yang selanjutnya diikuti perlakuan pada pembelajaran tersebut. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah pola komprehensif yang patut dicontoh dan mempunyai empat ciri khusus, yaitu rasional teoritik yang logis, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Model penemuan terbimbing Menurut Widdiharto (2004: 4) mendefinisikan model penemuan terbimbing dengan model pembelajaran dari sebagian banyak model pembelajaran dimana menempatkan guru sebagai fasilitator, membimbing siswa dimana dia diperlukan dan siswa didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri dengan memanfaatkan pengalamannya sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang disediakan oleh guru. Seberapa jauh siswa dibimbing, tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari. Interaksi yang mungkin terjadi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Berdasarkan definisi beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang terpusat pada siswa, dimana siswa dihadapkan pada situasi untuk bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan, terkaan, intuisi, dan mencobacoba (trial and error) yang menghendaki guru sebagai penunjuk jalan dalam membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan yang baru.

Penilaian hasil belajar Penilaian adalah suatu kegiatan pengumpulan data atau informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh terhadap hasil proses belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar. Dengan demikian akan diperoleh daya serap masing-masing siswa. Penilaian mencakup: (1) penilaian kemajuan belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya: guru berkeliling mengamati pekerjaan siswa, mendengarkan percakapan siswa yang sedang berdiskusi, meminta penjelasan salah seorang siswa tentang hasil yang diperolehnya, mengajukan pertanyaan lisan maupun tulisan, memeriksa pekerjaan siswa, mengamati kegiatan praktek siswa ,dan memberi tugas siswa membuat laporan, (2) penilain hasil belajar ini dilakukan melalui ulangan harian dan ulangan umum. Ulangan harian dilakukan setiap akhir satuan atau beberapa pokok bahasan yang telah diajarkan, sedangkan ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester. Kerangka berpikir Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan diatas, pada hakekatnya kegiatan pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Guru harus dapat menciptakan komunikasi yang memberikan kemudahan bagi siswa agar siswa dapat memahami tujuan pembelajaran yang diinginkan. Selanjutnya kerangka pemikiran pada tulisan ini dapat disajikan seperti gambar berikut ini. Hasil belajar siswa untuk materi Trigonometri masih rendah

Kondisi awal

Guru belum menggunakan model penemuan terbimbing Guru menggunakan model penemuan terbimbing

SIKLUS I
Dalam pembelajaran Trigonometri, penggunaan model penemuan terbimbing dalam kelompok besar

Tindakan

SIKLUS II
Dalam pembelajaran Trigonometri, penggunaan model penemuan terbimbing dalam kelompok kecil

Kondisi Akhir

Diduga melalui pembelajaran dengan menggunakan model


penemuan terbimbing

dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Hipotesis Tindakan Dari paparan permasalahan dan landasan teori diatas, maka penulis

mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: (1) dengan menggunakan model pembelajara penemuan terbimbing dapat meningkatkan motivasi belajar matematika, (2) dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi trigonometri bagi siswa kelas X TKJ semester 2 SMK Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2010/2011. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian adalah siswa dan guru mata pelajaran matematika SMK Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan Kelas X TKJ semester 2 tahun pelajaran 2010/2011. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Berikut adalah gambar skema prosedur penelitiannya: Perencanaan
S I K L U S I

Permasalahan
T E R S E L E S A I K A N

Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan) Analisis Data I

Pelaksanaan Tindakan I Observasi

Refleksi I

Belum Terselesaikan

Rencana Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II Observasi

Refleksi II

Analisis Data II

S I K L U S II

Belum Terselesaikan

Siklus Selanjutnya

Indikator Keberhasilan Setelah diadakan penelitian diharapkan akan terjadi: (1) peningkatan hasil belajar siswa dengan ditandai nilai rata-rata siswa kelas X TKJ untuk tes formatif trigonometri lebih dari 75, (2) siswa termotivasi belajar matematika pada materi trigonometri, (3) meningkatkan prosentase ketuntasan belajar siswa minimal 80%.

Teknik Analisis Data Teknik analisa data merupakan upaya untuk mengolah data yang telah diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi dan tes. Data-data penelitian yang telah terkumpul dianalisis secara diskriptif, direduksi, diklasifikasikan, diinterpretasikan dan didiskripsikan kedalam bahasa verbal untuk penarikan kesimpulan. Setelah data terkumpul, peneliti mengadakan proses reduksi dengan jalan membuat abstraksi, yaitu usaha membuat rangkuman inti, yang kemudian dipisah-pisahkan dan dikelompokkan sesuai dengan permasalahannya untuk kemudian dideskripsikan, diasumsi dan disajikan dalam bentuk sekumpulan informasi. Langkah selanjutnya, verifikasi, yaitu suatu tinjauan ulang terhadap catatan lapangan sebelum diadakan penarikan simpulan. Dan pada akhir siklus-siklus dilakukan pengambilan data mengenai pembelajaran yang telah dilakukan melalui angket refleksi pembelajaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Kondisi Awal Hasil belajar pratindakan pada kondisi awal sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing sebagai berikut: Tabel 1 Hasil belajar Siswa Sebelum Tindakan No 1 2 3 4 Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Jumlah Rentang Nilai 90 100 75 89 60 74 < 60 Frekuensi 0 5 18 17 40 Persen (%) 0% 12,5% 45% 42,5% 100%

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa sebelum mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing sebagian besar siswa hasil belajarnya kurang 42,5% dan cukup 45%, selebihnya yaitu 12,5% memiliki hasil belajar baik dan tidak ada satupun siswa yang memiliki hasil belajar sangat baik. Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum pembelajaran dengan menggunakan alat peraga mencapai 12,5% diatas KKM yang ditentukan.

Refleksi Pratindakan Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika pada pratindakan menunjukkan bahwa metode mengajar yang digunakan oleh guru tidak banyak disukai oleh siswa, sehingga hasil belajar yang dicapai siswa belum sesuai dengan harapan. Dengan berbekal koreksi itulah peneliti berencana membuat perubahan dalam sistem mengajar agar motivasi belajar siswa meningkat. Adapun desain pembelajaran tersebut adalah penggunaan model penemuan terbimbing dalam pembelajaran Matematika materi Trigonometri bagi siswa kelas X TKJ semester 2 SMK Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2010/2011. 2. Tindakan Kelas Siklus I a. Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan siklus I, peneliti telah menyusun instrument berupa RPP 1 tentang menerapkan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah seperti yang terlihat pada lampiran 2 yang merupakan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam kegiatan belajar mengajar, mempersiapkan Lembar Kerja Siswa dengan model pembelajaran penemuan terbimbing, membuat tugas diskusi kelompok, menyusun lembar pengamatan aktivitas siswa, maupun aktifitas peneliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pada siklus ini peneliti menjelaskan terlebih dulu pengertian model pembelajaran terbimbing kepada siswa, selanjutnya peneliti melakukan pembagian kelompok diskusi yang terdiri dari 8 siswa untuk setiap kelompoknya. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, peneliti mengadakan pengamatan jalannya diskusi kelompok, keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapatnya, dan presentasi hasil diskusi kelompok yang diwakili oleh salah seorang siswa dari kelompoknya. b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Mei 2011, pada jam pelajaran ke 1 sampai 3 di mulai pukul 07.00 dan berakhir pada pukul 09.15 di kelas X TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) yang jumlah siswanya sebanyak 40 orang. Peneliti dibantu oleh 1 orang kolaburator untuk melaksanakan pengamatan dan 1 orang kamerawan yang bertugas mendokumentasi kegiatan belajar dan mengajar. Materi yang diberikan pada tindakan siklus pertama ini adalah tentang menerapkan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah, dengan kompetensi dasar menerapkan aturan sinus dan cosinus. Langkah awal yang dilakukan peneliti pada tindakan siklus pertama ini adalah melakukan apersepsi dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang pengertian sinus dan cosinus, serta nilai-nilai sinus dan cosinus untuk sudut-sudut istimewa. Langkah selanjutnya

peneliti membagi kelompok diskusi, dan membagikan Lembar Kerja Siswa untuk didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing. Kelompok 1 dan 2 mengerjakan LKS 1, kelompok 3 mengerjakan LKS 2, sedang kelompok 4 mengerjakan LKS 3. Setelah waktu yang ditentukan untuk diskusi berakhir, peneliti memberikan beberapa latihan soal penerapan. Diakhir kegiatan belajar mengajar peneliti memberikan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa. c. Observasi Tindakan Setelah melakukan observasi pada siklus I diperoleh data bahwa pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran dengan penemuan terbimbing pada materi Trigonometri bagi siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2010/2011 belum menunjukkan hasil yang memuaskan baik dilihat dari nilai rata-rata kelas yang baru memperoleh 72, maupun ketuntasan kelas secara klasikal yang baru mencapai 73%, belum mencapai indikator yang diharapkan. Sedangkan aktivitas belajar siswa dalam pengamatan menunjukkan bahwa motivasi dan minat belajar siswa, keaktifan dan keberanian mengemukakan pendapat masih belum memuaskan. d. Refleksi Tindakan Berdasarkan hasil obervasi siklus I, ternyata proses dan hasil belajar belum mencapai indikator yang diharapkan. Tabel 2. Hasil Belajar siswa sesudah di lakukan tindakan pada siklus 1 No 1 2 3 4 Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Jumlah Rentang Nilai 90 100 75 89 60 74 < 60 Frekuensi 0 29 6 5 40 Persen (%) 0% 72,5% 15% 12,5% 100%

Berdasarkan pada hasil refleksi, untuk mencapai indikator yang diharapkan yaitu ketercapaian rata-rata nilai kelas memperoleh nilai 75 dan ketuntasan kelas mencapai 80%, maka dilakukan tindakan kelas siklus II dengan melakukan perbaikan-perbaikan strategi, teknik dan metode yang lebih efektif untuk mencapai standar tersebut. Dengan cara memperbaiki pembuatan Lembar Kerja Siswa dengan penemuan terbimbing pada materi Trigonometri tentang penerapan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah, dengan kompetensi dasar menentukan luas segitiga. Memberikan

motivasi yang tinggi kepada semua siswa, dan membagi penggunaan waktu yang tepat untuk setiap langkah kegiatan pembelajaran. 3. Tindakan Kelas Siklus II a. Perencanaan Tindakan Perencanaan pada siklus II, peneliti menyusun Rencana Pelaksnaan Pembelajaran 2 (RPP) untuk materi Trigonometri tentang penerapan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah, dengan kompetensi dasar menentukan luas segitiga, menyiapkan Lembar Kerja Siswa dan Tugas Diskusi kelompok yang berbeda dengan Lembar Kerja Siswa dan Tugas Diskusi kelompok pada siklus I, membagi kelompok diskusi yang dibedakan dari kelompok diskusi pada siklus I, setiap kelompok diskusi terdiri dari 4 orang, guru berkeliling sambil memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan, peneliti dibantu oleh seorang kolaborator mengamati aktivitas siswa dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas, dan diakhir pembelajaran diadakan evaluasi secara individu untuk mengetahui hasil belajar siswa. b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Mei 2011 pada jam pelajaran ke 4 sampai dengan 6, dari pukul 09.15 sampai dengan pukul 11.45 di kelas yang sama , dengan materi yang sama tetapi kompetensi dasarnya berbeda. Disini peneliti masih menggunakan kolaburator yang sama. Mengawali pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II, peneliti tetap memberikan apersepsi lagi karena materi yang disampaikan adalah sama seperti materi pada siklus I hanya kompetensi dasarnya yang berbeda. Peneliti melakukan inovasi dengan mengingatkan kembali kompetensi dasar pada siklus 1 dan membahas beberapa kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan siswa pada siklus I selama kurang lebih 10 menit. Kemudian mereview kembali dengan menjelaskan konsep model pembelajaran dengan penemuan terbimbing di depan kelas secara perlahan-lahan, sehingga memungkinkan semua siswa bisa memahaminya. Siswa di drill berulang-ulang aturan sinus dan aturan cosinus. Ini dilakukan 15 menit, sebelum ke kompetensi menentukan luas segitiga. Setelah waktu yang disediakan untuk diskusi berakhir, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Tanpa disuruh mereka langsung maju mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Sungguh diluar dugaan ternyata yang presentasi dapat menyampaikan dengan runtut langkah-langkah membuktikan rumus-rumus Trigonometri untuk menentukan luas segitiga. Kesalahan yang dijumpai tidak banyak, mereka semakin percaya diri dan mantap dalam menyampaikan. Bahkan pada saat menyelesaikan Tugas Diskusi mereka tidak menjumpai kesulitan yang berarti, semua diselesaikan dengan lancar.

c. Observasi Tindakan Setelah melakukan observasi pada siklus II diperoleh data bahwa pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran dengan penemuan terbimbing pada materi Trigonometri bagi siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran 2010/2011 sudah menunjukkan hasil yang memuaskan baik dilihat dari nilai rata-rata kelas 77, maupun ketuntasan kelas secara klasikal mencapai 87,5%, sudah mencapai indikator yang diharapkan. Sedangkan aktivitas belajar siswa dalam pengamatan menunjukkan bahwa motivasi dan minat belajar siswa, keaktifan dan keberanian mengemukakan pendapat sudah memuaskan. Hal ini diduga karena siswa sudah memahami konsep Trigonometri tentang penerapan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah, dengan kompetensi dasar menerapkan aturan sinus dan cosines dengan baik. Sehingga mereka tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal evaluasi. d. Refleksi Tindakan Setelah dilakukan tindakan pada siklus II dengan melalui beberapa perbaikan seperti: Lembar Kerja Siswa, Tugas Diskusi, dan waktu pelaksanaan diskusi, serta pengamatan terhadap proses pembelajaran, di peroleh data bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II rata-rata nilai kelas mencapai 77 dan ketuntasan kelas mencapai 86 %. Ini berarti tindakan kelas pada siklus 2 telah mencapai indikator yang diharapkan. Tabel 3. Hasil Belajar siswa sesudah di lakukan tindakan pada siklus 2 No 1 2 3 4 Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Jumlah Rentang Nilai 90 100 75 89 60 74 < 60 Frekuensi 1 34 5 0 40 Persen (%) 2,5% 85% 12,5% 0% 100%

Sehingga secara keseluruhan hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus II ini. Tampak tabel II untuk hasil belajar siswa setelah diadakan tindakan pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat baik. Terbukti pencapaian hasil belajar siswa yang sudah memenuhi harapan peneliti. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus ini telah

memenuhi indikator yang diinginkan oleh peneliti. Oleh karena itu pelaksanaan tindakan kelas sudah dirasa cukup, dan tidak akan dilakukan tindakan berikutnya.

B. PEMBAHASAN 1. Peningkatan Hasil Belajar Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan pada setiap siklus dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing, hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan evaluasi hasil belajar siswa, diperoleh hasil yang secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Ringkasan Hasil Belajar siswa sebelum dan sesudah di lakukan tindakan Hasil Belajar Aspek yang No diamati Sebelum tindakan Siklus I Siklus II 1 Nilai terendah 45 50 65 2 Nilai tertinggi 75 85 100 3 Nilai rata-rata kelas 66 72 77 4 Ketuntasan kelas 52,5 % 72,5 % 87,5 % Hasil tindakan pada siklus II mengalami peningkatan hasil belajar yang signifikan dan telah memenuhi indikator yang diinginkan oleh peneliti. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai siswa yaitu dengan nilai terendah siswa pada siklus ini menjadi 65 dan nilai tertinggi siswa menjadi 100, sedangkan nilai rata-rata kelas mencapai 77, dan ketuntasan kelas menjadi 87,5 % atau sebanyak 35 siswa. Tabel 5. Ringkasan Hasil Belajar siswa sebelum dan sesudah di lakukan tindakan Hasil Belajar Rentang No Katagori Nilai Sebelum tindakan Siklus I Siklus II 1 2 3 4 Sangat baik Baik Cukup 90 - 100 75 - 89 60 74 0 5 18 0 29 6 1 34 5

< 60 19 5 0 Kurang Dari bukti-bukti nilai yang diperoleh siswa tersebut menunjukkan bahwa denga model penemuan terbimbing hasil belajar siswa selalu mengalami peningkatan dari sebelum tindakan dan sesudah dilakukan tindakan, baik dilihat dari rata-rata kelas maupun hasil ketuntasan kelas secara klasikal. 2. Tanggapan terbimbing Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran Matematika pada materi Trigonometri dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing, pada setiap akhir siklus siswa diberikan angket untuk dijawab. Siswa hanya diminta untuk siswa terhadap pembelajaran Trigonometri dengan penemuan

menjawab ya atau tidak. Peneliti memiliki 5 pertanyaan yang mengambarkan pengaruh dan keefektifan model pembelajaran dengan penemuan terbimbing yang harus direspon oleh setiap siswa. Data-data yang diperoleh dari angket ini bisa membantu dan melengkapi datadata utama dalam penelitian. Tanggapan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran Matematika pada materi Trigonometri bisa dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Tanggapan siswa tentang pembelajaran Trigonometri dengan model penemuan terbimbing
Jawaban siswa (%) No 1 Pertanyaan Apakah anda merasa termotivasi belajar Matematika dengan menggunakan model penemuan terbimbing? Apakah anda merasa terbantu atau mendapat kemudahan belajar Matematika dengan menggunakan model penemuan terbimbing? Apakah dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa dengan model penemuan terbimbing dapat memberi kemudahan anda dalam memahami materi Trigonometri? Apakah dengan model penemuan terbimbing kemampuan anda meningkat dalam menyelesaikan soalsoal penerapan? Apakah anda masih menemukan kesulitan selama belajar Matematika pada materi Trigonometri? Ya 80 Siklus I Biasa 10 Tidak 10 Ya 90 SiklusII Biasa 2,5 Tidak 7,5

82,5

12,5

95

87,5

7,5

92,5

2,5

85

12,5

2,5

95

2,5

2,5

20

75

2,5

92,5

Berdasarkan tangapan-tanggapan siswa tersebut membuktikan bahwa pembelajaran Matematika pada materi Trigonometri dengan model penemuan terbimbing dapat membantu meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. 3. Permasalahan yang muncul dalam Pembelajaran Permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran dapat diidentifikasi, dievaluasi dan diperbaiki oleh peneliti. Setelah melakukan tahap-tahapan yang prosedural dari

pengamatan secara seksama, serta masukkan dari kolaborator, peneliti bisa membahas permasalahan yang ada. Permasalahan 1: Bagaimana tindakan mengajar yang dilakukan peneliti dalam

pembelajaran Matematika pada materi Trigonometri dengan model penemuan terbimbing?

Setelah melakukan diskusi dengan kolaburator, tindakan mengajar peneliti dalam pembelajaran Matematika pada materi Trigonometri dengan model penemuan terbimbing dapat dikatakan sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan dalam proses belajar mengajar di kelas. Berbagai inovasi, strategi, pendekatan, tehnik dan metode telah diterapkan peneliti secara kondisional dan telah mengenai tujuan yang diinginkan dalam penelitian tindakan kelas ini. Permasalahan 2: Apakah dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan motivasi Matematika? Berdasarkan perolehan hasil belajar siswa dan pengamatan peneliti serta masukan yang diberikan oleh kolaborator pada saat kegiatan belajar mengajar menunjukan bahwa siswa termotivasi untuk belajar Matematika materi Trigonometri dengan model penemuan terbimbing. Permasalahan 3: Apakah dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika? Dari data yang dikumpulkan oleh peneliti dan pengamatan dapat dikatakan bahwa dengan model penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa pada materi Trigonometri. Permasalahan 4: Bagaimana tanggapan peneliti setelah penelitian ini dilaksanakan? Hasil penelitian sangat memotivasi peneliti pada khususnya dan guru Matematika SMK Negeri 1 Purwodadi pada umumnya, bahwa penelitian tindakan kelas dengan penggunaan model pembelajaran dengan penemuan terbimbing sangat berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika pada materi Trigonometri. Para guru Matematika SMK Negeri 1 Purwodadi mendiskusikan hasil penelitian ini dan sepakat bahwa model pembelajaran dengan penemuan terbimbing dapat dipakai sebagai salah satu cara guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika. Dari jawaban permasalahan-permasalahan di atas dan berdasarkan pada data penelitian yang ada, didukung wawancara dengan siswa serta hasil diskusi dengan kolabolator dapat dikatakan bahwa: Model pembelajaran dengan penemuan terbimbing terbukti dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada materi Trigonometri bagi siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2010/2011. belajar siswa dalam pembelajaran

PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Dengan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan motivasi belajar Matematika. 2. Dengan menggunakan model pembelajaran dengan penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada materi Trigonometri bagi siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2010/2011. B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diharapkan bermanfaat bagi peneliti dan sebagai acuan bagi para pembaca. Penelitian ini berimplikasi pada ranah teoritis dan praktis. A. Implikasi teoritis a. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. b. Penggunaan model pembelajaran dengan penemuan terbimbing harus efektif dan tepat, karena tidak semua materi dapat menggunakan model tersebut dan waktu yang dibutuhkan cukup lama. B. Implikasi praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru-guru Matematika yang lain untuk menggunakan model pembelajaran dengan penemuan terbimbing secara tepat dalam pembelajaran Matematika di dalam kelas. Karena model pembelajaran dengan penemuan terbimbing terbukti bisa meningkatkan hasil belajar siswa. C. Saran Berdasarkan penelitian tindakan kelas ini, dapat dikemukakan beberapa saran untuk perbaikan hasil penelitian selanjutnya sebagai berikut: 1. Tidak semua materi dapat menggunakan model pembelajaran dengan penemuan terbimbing, sehingga guru harus selektif memilih materi. 2. Guru hendaknya memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa untuk berani membangun kebermaknaan arti yang dimiliki siswa dalam memahami materi pelajaran. 3. Pembagian waktu untuk setiap langkah pembelajaran harus tepat. 4. Siswa hendaknya lebih aktif dan kreatif dalam membuktikan rumus-rumus. 5. Siswa hendaknya berani mencoba untuk menyelesaikan soal-soal penerapan sesuai dengan kemampuannya, dan tidak bosan-bosannya untuk terus berlatih.

DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2004. Kurikulum SMK edisi 2004, Jakarta: Dikmenjur.Tim PPPG Matematika. 2006. Model-model Pembelajaran Matematika (Bahan Diklat Guru Pengembang SMP); Yogyakarta: PPPG Matematika. Dimyati,Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Markaban. 2006. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing, Yogyakarta: PPPG Matematika. Nana Sudjana. 2000. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Rachmadi Widdiharto. 2004. Model-model pembelajaran matematika SMP. Diklat instruktur/pengembang matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika. Sagala Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Вам также может понравиться