Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pemeriksaan Laboratorium
1. Bahan pemeriksaan. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan perlu diperhatikan waktu pengambilan, tempat penampungan, waktu penyimpanan dan cara pengiriman bahan pemeriksaan. Pada pemeriksaan laboratorium tuberkulosis ada beberapa macam bahan pemeriksaan yaitu: a. Sputum(dahak), harus benar-benar dahak, bukan ingus juga bukan ludah. Paling baik adalah sputum pagi hari pertama kali keluar. Kalau sukar dapat sputum yang dikumpulkan selama 24 jam (tidak lebih 10 ml). Tidak dianjurkan sputum yang dikeluarkan ditempat pemeriksaan.
1|Page
b. Air Kemih, Urin pagi hari, pertama kali keluar, merupakan urin pancaran tengah. Sebaiknya urin kateter. c. Air kuras lambung, Umumnya anak-anak atau penderita yang tidak dapat mengeluarkan dahak. Tujuan dari kuras lambung untuk mendapatkan dahak yang tertelan. Dilakukan pagi hari sebelum makan dan harus cepat dikerjakan. d. Bahan-bahan lain, misalnya nanah, cairan cerebrospinal, cairan pleura, dan usapan tenggorokan.
2. Cara Pemeriksaan Laboratorium a. Mikroskopik, dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen dapat dilakukan identifikasi bakteri tahan asam, dimana bakteri akan terbagi menjadi dua golongan: 1) Bakteri tahan asam, adalah bakteri yang pada pengecatan ZN tetap mengikat warna
pertama, tidak luntur oleh asam dan alkohol, sehingga tidak mampu mengikat warna kedua. Dibawah mikroskop tampak bakteri berwarna merah dengan warna dasar biru muda. 2) Bakteri tidak tahan asam, adalah bakteri yang pada pewarnaan ZN, warna pertama, yang
diberikan dilunturkan oleh asam dan alkohol, sehingga bakteri akan mengikat warna kedua. Dibawah miskroskop tampak bakteri berwarna biru tua dengan warna dasar biru yang lebih muda. b. Kultur (biakan), Media yang biasa dipakai adalah media padat Lowenstein Jesen. Dapat pula Middlebrook JH11, juga sutu media padat. Untuk perbenihan kaldu dapat dipakai Middlebrook JH9 dan JH 12. c. Uji kepekaan kuman terhadap obat-obatan anti tuberkulosis, tujuan dari pemeriksaan ini, mencari obat-obatan yang poten untuk terapi penyakit tuberkulosis.
Tabung reaksi B. Persiapan media mengandung obat Gelas ukur Inspisator Labu erlenmeyer Media Lowenstein-Jensen Tabung reaksi C. Persiapan suspensi kuman Aquades Es Gelas untuk mencampur Pipet tetes Sengkelit Tabung reaksi Wadah es D. Inokulasi Media Lowenstein-Jensen mengandung obat Media Lowenstein-Jensen tidak mengandung obat Pipet tetes Rak Miring
Obat yang digunakan harus berkadar murni, berbeda dengan obat yang digunakan di klinik yang berupa campuran. Jangan menggunakan tablet atau kapsul. Kebanyakan antibiotik tidak berkadar murni, sehingga konsentrasinya harus dibandingkan dengan potensi masing-masing obat, bukan berdasarkan berat obat dari pabrik. Cara pembuatan larutan isoniazid: Isoniazid (INH): 50 mg INH + 10 ml aquades = 5 mg/mL = 5.000 g/mL
3|Page
Larutan obat dan media harus disiapkan pada hari yang sama. Lebih baik menyiapkan media sesaat sebelum memulai pemeriksaan. Jika hal itu tidak memungkinkan, media tersebut harus disimpan di lemari es pada suhu 5C. Uji sensitivitas dapat dilakukan pada medium Lowenstein-Jensen.
Prosedur Pemeriksaan
1.
delapan kelompok, masing-masing 100 mL. Satu dari delapan media itu tetap dibiarkan bebas dari larutan obat. 2. Media Lowenstein-Jensen yang bebas larutan obat dibagi kedalam
tabung masing-masing 6 mL. 3. Larutan obat ditambahkan ke dalam 7 media lainnya dengan proporsi 1
mL berbanding 100 mL, dan diaduk perlahan-lahan. 4. 6 mL. 5. Diletakkan pada posisi miring, kemudian media dibuat menjadi padat Media yang mengandung obat dibagi ke dalam tabung masing-masing
dengan cara diinspirasi pada suhu 90C selama 1 jam. Tabung-tabung yang berisi media yang sudah jadi dalam kantong plastik diimpan dan diikat rapat-rapat, lalu disimpan di lemari es jika tidak digunakan pada hari yang sama.
Suspensi Kuman
Pastikan bahwa pertumbuhan itu tidak tercemar oleh bakteri lain. Biakan asli pada setiap kasus harus disimpan pada lemari es sampai hasil uji diperoleh. Penghancuran dan pencampuran kuman dilakukan dalam suasana dingin. Prosedur: 1. Pembuatan suspensi 1 mg/mL 1 - 2 tetes NaCl 0.85 % + 1 sengkelit koloni berdiameter 1 mm Dicampur sampai homogen dengan menggunakan vortex, rendam dalam air es
4|Page
Ditambahkan NaCl sampai kekeruhannya sama dengan Mc.Farland No.1 2. Dibuat pengenceran bakteri 10-3 dan 10-5
Pembacaan dan Interpretasi Hasil Pembacaan dilakukan setelah masa inkubasi 4 - 6 minggu. Dimana pada kontrol 10-3 lebih dari 500 koloni (separuh media tertutup oleh koloni yang terisolir, 200 - 500 koloni) Jika jumlah koloni pada media berisi obat sama atau lebih dibandingkan dengan jumlah koloni pada kontrol 10-5 maka dinyatakan resisten. Jika jumlah koloni pada media berisi obat tidak ada atau kurang dibandingkan dengan jumlah koloni pada kontrol 10-5 dinyatakan sensitif.
5|Page
Daftar Pustaka
6|Page