Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Set induction ialah upaya guru menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari. Dengan kalimat lain, kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan guru pada awal waktu pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama waktu pelajaran itu. Caranya: (i) mengemukakan tujuan yang akan dicapai, (ii) menarik perhatian siswa, (iii) memberi acuan, dan (iv) membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dan bahan yang akan dipelajari
Menyiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibicarakan. Menimbulkan minat serta pemusatan perhatian siswa terhadap apa yang akan dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran.
KOMPONEN Menarik perhatian siswa: (1) gaya mengajar guru, (2) penggunaan alat bantu pelajaran, dan (3) pola interaksi yang bervariasi.
Menimbulkan
motivasi:
(1)
kehangatan
dan
keantusiasan,
(2)
menimbulkan rasa ingin tahu, (3) mengemukakan ide yang bertentangan, dan (4) memperhatikan minat siswa.
Memberi acuan: (1) mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, (2) menyarankan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa, (3) mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, (4) mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Membuat kaitan atau hubungan antara materi yang akan dipelajari dan pengalaman serta pengetahuan yang telah dikuasai siswa.
KETERAMPILAN PELAJARAN
SIASAT MENUTUP PELAJARAN
MENUTUP
Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran. Menutup perlajaran tentang: dimaksudkan (1) apa yang untuk telah memberi dipelajari gambaran siswa, (2)
menyeluruh
mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan (3) tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
Bentuknya: (1) merangkum atau membuat garis besar persoalan, sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang makna serta esensi pelajaran pokok persoalan agar yang informasi dan baru yang saja telah dibicarakan; diterima (2) dapat mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam tersebut membangkitkan minat kemampuan terhadap pelajaran
selanjutnya; (3) mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari agar tercipta suatu kebulatan yang berarti dalam memahami materi yang baru dipelajari; (4) memberi tindak lanjut (follow up) berupa saran-saran serta ajakan agar materi yang baru dipelajari jangan dilupakan karena itu dipelajari kembali di rumah.
KOMPONEN
Cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran adalah: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan; mengevaluasi dengan cara antara lain (i) mendemonstrasikan keterampilan, (ii) mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, (iii) mengeksplorasi pendapat siswa sendiri, (iv) memberikan soal-soal tertulis.
Sajikan suatu pengajaran selama 1015 menit. Latilah semua komponen membuka dan menutup pelajaran, meliputi: (i) menarik perhatian siswa, (ii) menimbulkan motivasi, (iii) memberi acuan, (iv) meninjau kembali, (v) mengevaluasi, dengan cara: (a) demonstrasi keterampilan, (b) aplikasi ide baru, (c) eksplorasi pendapat siswa, dan (d) soal-soal tertulis. Sementara Anda berlatih, fasilitator mengamati dengan menggunakan lembar observasi, kemudian memberikan saran dan komentar (balikan) mengenai latihan Anda.
B. KETERAMPILAN MENJELASKAN
PENGERTIAN
Penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan, misalnya hubungan sebabakibat, definisi-contoh, atau sesuatu yang belum diketahui.
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri kegiatan menjelaskan. Pemberian informasi merupakan salah satu aspek penting dari kegiatan guru dalam proses interaksi pembelajaran.
TUJUAN
Membimbing siswa untuk dapat memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar. Melibatkan siswa dalam berpikir dengan memecahkan masalahmasalah atau pertanyaan. Mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka. Membimbing siswa untuk menghayati, mendapat proses penalaran, dan menggunakan bukti-bukti dalam memecahkan masalah.
Meningkatkan efektifitas pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa, karena pada pada umumnya pembicaraan lebih didominasi guru daripada siswa. Penjelasan yang diberikan guru seringkali tidak jelas bagi siswa, walaupun guru menganggap sudah jelas. Misalnya guru selalu mengatakan: Sudah jelas, bukan? atau Dapat dipahami, bukan? Oleh karena itu, kemampuan mengelola tingkat pemahaman siswa sangat penting dalam memberikan penjelasan. Tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya. Guru perlu membantu siswa menjelaskan hal-hal tertentu.
Kurangnya sumber belajar yang dapat dimanfaatkan siswa dalam belajar. Guru perlu membantu siswa dengan cara memberikan informasi berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diperlukan.
KOMPONEN Perencanaan
Penjelasan yang diberikan guru perlu direncanakan dengan baik terutama berkenaan dengan isi pesan dan penerima pesan. Isi pesan (materi) meliputi: (i) analisis masalah secara menyeluruh, (ii) penentuan jensi hubungan yang ada di antara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Penerima pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal atau
perbedaan-perbedaan pada setiap aspek siswa yang akan menerima pesan seperti usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, bakat-minat, serta lingkungan belajar siswa. PENYAJIAN
Kejelasan: Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa. Menghindari penggunaan ucapan seperti ee, aa, mm, kira-kira, umumnya, biasanya, seringkali, dan ucapan atau istilah yang tidak dapat dipahami siswa. Penggunaan contoh dan ilustrasi: Penjelasan sebaiknya mengguna-kan contoh dan ilustrasi yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pemberian tekanan: Penjelasan harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti:
Yang terpenting adalah, Perhatikan baik-baik konsep ini, atau Perhatikan, yang ini agak sukar, dan sebagainya.
Penggunaan kepada
balikan: untuk
Guru
hendaknya
memberikan
kesempatan atau
siswa
menunjukkan
pemahaman,
keraguan,
ketidak-mengertiannya, ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan guru dengan mengajukan pertanyaan seperti: Apakah kalian mengerti dengan penjelasan tadi? Apakah penjelasan tadi bermakna bagi kalian? dan sebagainya. PENERAPAN DALAM MICRO TEACHING
Sajikan penjelasan selama 10 menit. Selama Anda berlatih, fasilitator akan mengamati dan merekam semua aktifitas Anda dengan menggunakan lembar observasi sebagai pedoman. Nilailah penjelasan yang Anda berikan tersebut dengan bantuan fasilitator.
C.
KETERAMPILAN PENGUATAN
MEMBERIKAN
PENGERTIAN
Segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, bertujuan memberikan informasi atau umpan balik
(feedback) bagi penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu dorongan ataupun koreksi.
Atau, Respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi pembelajaran. Contoh: Guru Siswa Guru : Coba kalian sebutkan salah satu sifat udara! Ya, coba kamu, Dzulfikar! (sambil menunjuk) : Udara mempunyai bentuk seperti wadahnya, Bu! : Bagus, itu jawaban yang tepat. Bapak/Ibu senang mempunyai siswa yang dapat menjawab dengan baik seperti kamu.
TUJUAN
Penguatan mempunyai pengaruh berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk: (i) meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, (ii) merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa, dan (iii) meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
Biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya. Misalnya, bagus, bagus sekali, betul, pintar, ya, seratus buat kamu!
Penguatan Nonverbal
Penguatan dengan gerak isyarat. Misalnya: anggukan atau gelengan kepala, senyum, kerut kening, acungan jempol, wajah mendung, wajah ceria, sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam memandang. Penguatan dengan cara mendekati siswa. Misalnya: guru mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah laku, atau penampilan siswa. Misalnya: guru berdiri di samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat seorang atau sekelompok siswa, atau berjalan di sisi siswa. Penguatan ini berfungsi menambah penguatan verbal. Penguatan dengan sentuhan (contact). Misalnya, guru dapat menyatakan persetujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampil-an siswa dengan cara menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, berjabat tangan, mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan. Perlu diperhatikan bahwa penggunaan penguatan dengan cara ini harus mempertimbangkan faktor usia, jenis kelamin, dan latar belakang kebudayaan siswa setempat. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan. Guru dapat
menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi siswa sebagai penguatan. Misalnya, seorang siswa yang menunjuk-kan kemajuan dalam pelajaran musik ditunjuk sebagai pemimpin paduan suara di sekolah.
Penguatan berupa simbol atau benda. Penguatan jenis ini dilakukan dengan cara menggunakan berbagai simbol berupa benda seperti kartu bergambar, bintang plastik, lencana, ataupun komentar tertulis pada buku siswa. Tetapi perlu dicatat bahwa penguatan dengan cara seperti ini jangan terlalu sering digunakan agar tidak terjadi kebiasaan siswa mengharap sesuatu sebagai imbalan. Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja yang benar, guru hendaknya tidak langsung menyalahkan siswa. Dalam keadaan
seperti ini guru sebaiknya memberikan penguatan tak penuh (partial). Misalnya, bila seorang siswa hanya memberikan jawaban sebagian saja yang benar, sebaiknya guru menyatakan, Ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih perlu disempurnakan, sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah, dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya. PRINSIP PENGGUNAAN Kehangatan dan Keantusiasan
Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak badan, akan menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan. Dengan demikian, tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan penguatan karena tidak disertai kehangatan dan keantusiasan.
Kebermaknaan
Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan siswa, sehingga siswa mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan. Dengan demikian, penguatan itu bermakna baginya, jangan sampai terjadi sebaliknya.
Walaupun teguran dan hukuman masih bisa digunakan, respon negatif yang diberikan guru berupa komentar, bercanda dan nada menghina, ejekan yang kasar, perlu dihindari, karena akan mema-tahkan atau mengurangi semangat siswa untuk mengembangkan dirinya. Misalnya, jika seorang siswa tidak dapat memberikan jawaban yang diharapkan, guru jangan langsung menyalahkan siswa, jika jawaban siswa tidak benar, tetapi bisa melontarkan pertanyaan yang sama kepada siswa lain.
Penguatan harus jelas, kepada siapa ditujukan. Sebab bila tidak jelas akan kurang efektif. Oleh karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut nama siswa yang bersangkutan sambil menatap kepadanya.
Penguatan Kelompok
Penguatan dapat diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya, apabila satu tugas telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru membolehkan kelas itu untuk bermain bola voli yang menjadi kegemarannya.
Penguatan seharusnya diberikan segera setelah muncul tingkah laku atau respon siswa yang diharapkan. Penguatan yang ditunda pemberiannya cenderung kurang efektif.
Jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja, karena hal itu akan menimbulkan kebosanan dan cenderung kurang efektif.
Siapkan satu pelajaran singkat antara 1015 menit mengenai suatu pokok bahasan tertentu. Konsultasikan dengan fasilitator bila ada yang perlu diperbaiki.
Sajikanlah pada sekelompok mahasiswa teman Anda yang Anda perlakukan sebagai siswa. Berikanlah penguatan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan atau respon siswa tersebut dengan berbagai jenis penguatan. Perlu Anda ketahui bahwa pembelajaran yang Anda lakukan bukanlah simulasi, melainkan pembelajaran sebenarnya dalam bentuk kecil (micro).
D.
KETERAMPILAN VARIASI
MEMBERIKAN
PENGERTIAN
Variasi (stimulus) merupakan suatu aktivitas guru dalam proses interaksi pembelajaran, ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses interaksi pembelajaran, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta partisipasi secara penuh. Untuk itu, Anda sebagai calon guru dan atau guru perlu berlatih untuk menguasai keterampilan tersebut.
TUJUAN
Menimbulkan
dan
meningkatkan
perhatian
siswa
dalam
proses
interaksi pembelajaran
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat ingin tahu dan menyelidiki tentang hal-hal baru Memupuk tingkah laku positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya
PRINSIP PENGGUNAAN
Penggunaan variasi hendaknya sesuai atau relevan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai Variasi hendaknya digunakan secara lancar dan berkesinambungan agar tidak merusak perhatian dan mengganggu proses interaksi pembelajaran Penggunaan variasi hendaknya direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau program satuan pelajaran (PSP).
Teacher Voice. Variasi suara adalah perubahan suara: keras-lembut, tinggi-rendah, cepat-lambat, gembira-sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu. Focusing. Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dinggap penting. Misalnya, dengan perkataan: Perhatikan ini baik-baik, atau
Nah, ini penting sekali, atau Perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti, dan sebagainya.
Teacher Silence. Kesenyapan atau kebisuan atau selingan diam yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa. Eye Contact and Movement. Kontak pandang hendaknya dilakukan guru ketika berinterkasi dengan siswa. Pandangan guru menjela-jahi seluruh kelas dan melihat ke mata siswa untuk menunjukkan ada hubungan yang intim dengan siswa. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan mengetahui perhatian atau pemahaman siswa. Teacher Movement. Pergantian posisi guru dalam kelas digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama bagi calon guru, biasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif. Perhatikan beberapa saran berikut ini. Biasakan bergerak bebas dalam kelas untuk menanamkan Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis rasa dekat kepada siswa sambil mengontrol tingkah laku siswa. menghadap ke papan tulis. Jangan membiasakan menerangkan dengan arah pandangan ke langit-langit, ke arah lantai, atau ke luar, tetapi arahkan pandangan menjelajah seluruh kelas. Bila ingin mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahanlahan dari belakang ke arah depan untuk mengetahui tingkah laku siswa. Gerak Badan dan Mimik. Variasi dengan ekspresi wajah guru, gerakan kepala dan gerakan badan adalah aspek sangat penting dalam berkuminikasi, terutama menyampaikan arti dari pesan lisan yang
dimaksudkan. Ekspresi wajah misalnya, tersenyum, mengerut-kan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, dan sebagainya. Variasi Penggunaan Media dan Alat Bantu Mengajar
Visual aids. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat, misalnya: grafik, bagan, poster, gambar, film, slide, dan sebagainya. Audio (auditif) aids. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, misalnya: suara radio, rekaman suara, deklamasi puisi, sosiodrama, telepon, dan sebagainya. Motorik. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan, misalnya: topeng, dapat diperagakan atau dimanipulasikan. Audio-visual aids (AVA). Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat, didengar, dan diraba, misalnya: film, televisi, radio, slide projector yang diiringi penjelasan guru. patung, boneka, dan lain-lain yang
Pola guru-siswa: komunikasi sebagai aksi (satu arah). Pola guru-siswa-guru: Ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi). Pola guru-siswa-siswa: ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain Pola guru-siswa, siswa-guru, siswa-siswa: interaksi optimal antara guru dan siswa, multiarah). siswa dengan siswa (komunikasi sebagai transaksi,
Pola melingkar: setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali jika ada siswa yang belum mendapat giliran.
Rencanakan suatu pengajaran mikro (510 menit) untuk topik dan kelas tertentu. Gunakan komponen keterampilan mengadakan variasi yang sesuai dengan kemampuan Anda, tujuan, dan usia siswa. Latilah beberapa variasi yang menarik, baik variasi dalam gaya mengajar, variasi media, maupun variasi pola interaksi. Sementara Anda berlatih, fasilitator akan merekan dan mencatat kesalahan dan atau kekeliruan Anda dengan menggunakan lembar pengamatan untuk memperoleh balikan bagi Anda.
Bertanya dalam proses pembelajaran memainkan peranan penting, sebab pertanyaan yang tersusun secara baik dengan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif bagi siswa, yaitu: meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran; membangkitikan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap mengembangkan pola dan cara belajar aktif siswa, sebab
suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan; berpkir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya;
menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang
akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang benar; dibahas.
Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun guru perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya.
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
Pemberian Acuan
Sebelum
memberikan
pertanyaan,
kadang-kadang
guru
harus
memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa.
Contoh: Kita ketahui bahwa erosi tanah dapat disebabkan oleh air dan angin. Coba kamu sebutkan faktor penyebab yang lain yang mengakibatkan terjadinya erosi.
Pindah Gilir
Adakalanya suatu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa karena jawaban siswa belum tepat atau belum memadai.
Penyebaran Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya di dalam pembelajar-an, guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak.
Guru hendaknya berusaha agar semua siswa mendapatkan giliran secara sama dalam menjawab pertanyaan. Beda dengan pindah gilir: pada pindah gilir, beberapa siswa secara bergilir diminta menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan pada penyebaran, beberapa pertanyaan yang berbeda, disebarkan giliran menjawab kepada siswa yang berbeda pula.
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberikan waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya.
Pemberian Tuntunan
Bila
siswa
menjawab
salah
atau
tidak
dapat
menjawab,
guru
hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa agar dapat menemukan sendiri jawaban yang benar. Dasar Pertanyaan yang Baik
Jelas dan mudah dipahami siswa Berikan informasi yang cukup kepada siswa untuk menjawab pertanyaan
Difokuskan kepada satu masalah atau tugas tertentu Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata
Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga siswa berani menjawab pertanyaan Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar
Compliance question, pertanyaan permintaan, misalnya: Dapatkah kamu tenang agar suara Bapak/Ibu dapat kalian didengar semua? Rhetorical question, pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban siswa, tetapi dijawab sendiri oleh guru, misalnya: Mengapa setiap Muslim harus berwudlu sebelum melaksanakan salat? Sebab wudlu merupakan dan seterusnya. Prompting question, pertanyaan mengarahkan atau menuntun, yakni pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam proses berpikir. Apabila siswa tidak dapat menjawab atau salah dalam menjawab, guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan atau menuntun proses berpikir siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan jawaban bagi pertanyaan pertama tadi. Probing question, pertanyaan menggali, yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama. Dengan pertanyaan menggali ini siswa didorong untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan pada pertanyaan sebelumnya.
Pertanyaan pengetahuan (recoll question, knowledge question) atau ingatan dengan menggunakan kata-kata apa, di mana, kapan, siapa, dan sebutkan. Contoh: Sebutkan ciri-ciri micro-teaching! Pertanyaan pemahaman (comprehension question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan katakata sendiri. Biasanya menggunakan kata-kata jelaskan, uraikan, dan bandingkan. Contoh: Jelaskan manfaat micro teaching! Pertanyaan penerapan (aplication question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterima. Contoh: Berdasarkan proses tersebut, kesimpulan apa yang dapat Anda berikan? Pertanyaan sintesis (synthesis question), yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut siswa untuk membuat ramalan (prediksi), memecahkan masalah, mencari komunikasi. Contoh: Apa yang terjadi bila musim kemarau tiba? Apa yang Anda lakukan bila seorang siswa Anda tidak mau memperhatikan pelajaran? Pertanyaan evaluasi (evaluation question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isyu yang ditampilkan. Contoh: Bagaimana pendapat Anda tentang fatwa haram bagi presiden wanita? Apa komentar Anda tentang politik uang?
Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, guru perlu menunjukkan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Sikap dan cara guru
termasuk
suara,
ekspresi
wajah,
gerakan,
dan
posisi
badan
Jangan Jangan
mengulang-ulang mengulang
pertanyaan siswa
bila (buang
siswa
tidak
mampu tidak
jawaban
waktu,
siswa
Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa memperoleh kesempatan menjawabnya (siswa frustasi, dan mungkin tidak mengikuti pelajaran dengan baik) Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak (guru tidak mengetahui dengan pasti jawaban siswa mana yang benar dan salah) Jangan menentukan siapa siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan) pertanyaan (siswa lain tidak memikirkan jawaban
Pertanyaan ganda: Apa yang menyebabkan terjadinya hujan dan bagaimana akibatnya bila turun hujan?
Sajikan suatu kegiatan pembelajaran yang banyak menggunakan interaksi verbal antara Anda dan yang Anda anggar siswa. Buatlah beberapa pertanyaan yang akan Anda ajukan selama pembelajaran berlangsung. Gunakan komponen keterampilan bertanya dasar yang sesuai dengan pelajaran.