Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Sepsis merupakan respons sistemik terhadap infeksi dimana pathogen atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi aktivitas proses inflamasi. (infeksi dan inflamasi). Sepsis dibagi dalam derajat Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), sepsis, sepsis berat, sepsis dengan hipotensi, dan syok septik. Infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri, fungi atau riketsia. Respon sistemik dapat disebabkan oleh mikroorganisme penyebab yang beredar dalam darah atau hanya disebabkan produk toksik dari mikroorganisme atau produk reaksi radang yang berasal dari infeksi lokal. Sepsis, syok sepsis, dan kegagalan multipel organ (MOF) mengenai hampir 750. 0000 penduduk di Amerika Serikat dan menyebabkan kematian sebanyak 215.000 orang. Angka kematian oleh karena sepsis berkisar 9,3 % dari seluruh penyebab kematian di Amerika Serikat, setara dengan angka kematian yang disebabkab oleh infark miokardial dan jauh lebih tinggi dari kematian oleh karena AIDS dan kanker payudara. Sepsis merupakan proses infeksi dan inflamasi yang kompleks dimulai dengan rangsangan endo atau eksotoksin terhadap sistem imunologi, sehingga terjadi aktivasi makrofag, sekresi berbagai sitokin dan mediator, aktivasi komplemen dan netrofil, sehingga terjadi disfungsi dan kerusakan endotel, aktivasi sistem koagulasi dan trombosit yang menyebabkan gangguan perfusi ke berbagai jaringan dan disfungsi/kegagalan organ multipel. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk dapat memahami Sepsis dan Syok Sepsis mulai dari definisi, penyebab hingga penatalaksanaannya.

1.2. Batasan Masalah Dalam referat ini membahas tentang Sepsis dan Syok Sepsis mencakup definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan dan prognosis.

1.3. Tujuan Penulisan Penulisan referat ini bertujuan untuk lebih memahami tentang Sepsis dan Syok Sepsis sekaligus sebagai syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP DR M. DJAMIL Padang.

1.4. Metode Penulisan Penulisan referat ini disusun berdasarkan tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada beberapa literatur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Definisi Sepsis adalah suatu sindroma klinik yang terjadi oleh karena adanya respon tubuh yang berlebihan terhadap rangsangan produk mikroorganisme. Ditandai dengan panas, takikardia, takipnea, hipotensi dan disfungsi organ berhubungan dengan gangguan sirkulasi darah. Sepsis sindroma klinik yang ditandai dengan: Derajat Sepsis 1. Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), ditandai dengan .2 gejala sebagai berikut: a) Hyperthermia/hypothermia (>38,3C; <35,6C) b) Takipnea (resp >20/menit) c) Tachycardia (nadi >100/menit) d) Leukositosis >12.000/mm atau Leukopenia <4.000/mm e) >10% cell imature 2. Sepsis : Infeksi disertai SIRS 3. Sepsis Berat : Sepsis yang disertai MODS/MOF, hipotensi, oliguria bahkan anuria. 4. Sepsis dengan hipotensi : Sepsis dengan hipotensi (tekanan sistolik <90 mmHg atau penurunan tekanan sistolik >40 mmHg). 5. Syok septik Syok septik adalah subset dari sepsis berat, yang didefinisikan sebagai hipotensi yang diinduksi sepsis dan menetap kendati telah mendapat resusitasi cairan, dan disertai hipoperfusi jaringan (Guntur, 2008).
3

Hyperthermia/hypothermia (>38C; <35,6C) Tachypneu (respiratory rate >20/menit) Tachycardia (pulse >100/menit) >10% cell immature Suspected infection

Biomarker sepsis (CCM 2003) adalah prokalsitonin (PcT); Creactive Protein (CrP).

Perbedaan Sindroma Sepsis dan Syok Sepsis Sindroma sepsis Takipneu, respirasi 20x/m Takikardi 90x/m Hipertermi 38 C Hipotermi 35,6 C Hipoksemia Peningkatan laktat plasma Oliguria, Urine 0,5 cc/kgBB dalam 1 jam Syok Sepsis Sindroma sepsis ditambah dengan gejala: Hipotensi 90 mmHg Tensi menurun sampai 40 mmHg dari baseline dalam waktu 1 jam Membaik dengan pemberian cairan danpenyakit shock hipovolemik, infark miokard dan emboli pulmonal sudah disingkirkan (Dikutip dari Glauser, 1991)

2. 2 Epidemiologi Dalam kurun waktu 23 tahun yang lalu bakterimia karena infeksi bakteri gram negatif di AS yaitu antara 100.000-300.000 kasus pertahun, tetapi sekarang insiden ini meningkat antara 300.000-500.000 kasus pertahun (Bone 1987, Root 1991). Shock akibat sepsis terjadi karena adanya respon sistemik pada infeksi yang seirus. Walaupun insiden shock sepsis ini tak diketahui namun dalam beberapa tahun terakhir ini cukup tinggi Hal ini disebabkan cukup banyak faktor predisposisi untuk terjadinya sepsis antara lain diabetes melitus, sirhosis hati, alkoholisme, leukemia, limfoma, keganasan, obat sitotoksis dan imunosupresan, nutrisi parenteral dan sonde, infeksi traktus urinarius dan gastrointestinal. Di AS syok sepsis adalah penyebab kematian yang sering di ruang ICU.

2. 3 Etiologi Infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri, fungi atau riketsia. Respon sistemik dapat disebabkan oleh mikroorganisme penyebab yang beredar dalam darah atau hanya disebabkan

produk toksik dari mikroorganisme atau produk reaksi radang yang berasal dari infeksi lokal (anonim, 2008). Umumnya disebabkan kuman gram negatif. Insidensnya meningkat, antara lain karena pemberian antibiotik yang berlebihan, meningkatnya penggunaan obat sitotoksik dan imunosupresif, meningkatnya frekuensi penggunaan alat-alat invasive seperti kateter intravaskuler, meningkatnya jumlah penyakit rentan infeksi yang dapat hidup lama, serta meningkatnya infeksi yang disebabkan organisme yang resisten terhadap antibiotik (Anonim, 2001).

2. 4 Patofisologi Baik bakteri gram positif maupun gram negatif dapat menimbulkan sepsis. Pada bakteri gram negatif yang berperan adalah lipopolisakarida (LPS). Suatu protein di dalam plasma, dikenal dengan LBP (Lipopolysacharide binding protein) yang disintesis oleh hepatosit, diketahui berperan penting dalam metabolisme LPS. LPS masuk ke dalam sirkulasi, sebagian akan diikat oleh faktor inhibitor dalam serum seperti lipoprotein, kilomikron sehingga LPS akan dimetabolisme. Sebagian LPS akan berikatan dengan LBP sehingga mempercepat ikatan dengan CD14.1,2 Kompleks CD14-LPS menyebabkan transduksi sinyal intraseluler melalui nuklear factor kappaB (NFkB), tyrosin kinase(TK), protein kinase C (PKC), suatu faktor transkripsi yang menyebabkan diproduksinya RNA sitokin oleh sel. Kompleks LPS-CD14 terlarut juga akan menyebabkan aktivasi intrasel melalui toll like receptor-2 (TLR2) (Widodo, 2004). Pada bakteri gram positif, komponen dinding sel bakteri berupa Lipoteichoic acid (LTA) dan peptidoglikan (PG) merupakan induktor sitokin. Bakteri gram positif menyebabkan sepsis melalui 2 mekanisme: eksotoksin sebagai superantigen dan komponen dinding sel yang menstimulasi imun. Superantigen berikatan dengan molekul MHC kelas II dari antigen presenting cells dan V-chains dari reseptor sel T, kemudian akan mengaktivasi sel T dalam jumlah besar untuk memproduksi sitokin proinflamasi yang berlebih (Calandra, 2003).

Peran Sitokin pada Sepsis Mediator inflamasi merupakan mekanisme pertahanan pejamu terhadap infeksi dan invasi mikroorganisme. Pada sepsis terjadi pelepasan dan aktivasi mediator inflamasi yang berlebih, yang mencakup sitokin yang bekerja lokal maupun sistemik, aktivasi netrofil, monosit,
5

makrofag, sel endotel, trombosit dan sel lainnya, aktivasi kaskade protein plasma seperti komplemen, pelepasan proteinase dan mediator lipid, oksigen dan nitrogen radikal. Selain mediator proinflamasi, dilepaskan juga mediator antiinflamasi seperti sitokin antiinflamasi, reseptor sitokin terlarut, protein fase akut, inhibitor proteinase dan berbagai hormon (Widodo, 2004). Pada sepsis berbagai sitokin ikut berperan dalam proses inflamasi, yang terpenting adalah TNF-, IL-1, IL-6, IL-8, IL-12 sebagai sitokin proinflamasi dan IL-10 sebagai antiinflamasi. Pengaruh TNF- dan IL-1 pada endotel menyebabkan permeabilitas endotel meningkat, ekspresi TF, penurunan regulasi trombomodulin sehingga meningkatkan efek prokoagulan, ekspresi molekul adhesi (ICAM-1, ELAM, V-CAM1, PDGF, hematopoetic growth factor, uPA, PAI-1, PGE2 dan PGI2, pembentukan NO, endothelin-1.1 TNF-, IL-1, IL-6, IL-8 yang merupakan mediator primer akan merangsang pelepasan mediator sekunder seperti prostaglandin E2 (PGE2), tromboxan A2 (TXA2), Platelet Activating Factor (PAF), peptida vasoaktif seperti bradikinin dan angiotensin, intestinal vasoaktif peptida seperti histamin dan serotonin di samping zat-zat lain yang dilepaskan yang berasal dari sistem komplemen (Nelwan, 2004). Awal sepsis dikarakteristikkan dengan peningkatan mediator inflamasi, tetapi pada sepsis berat pergeseran ke keadaan immunosupresi antiinflamasi (Hotckin, 2003).

Peran Komplemen pada Sepsis Fungsi sistem komplemen: melisiskan sel, bakteri dan virus, opsonisasi, aktivasi respons imun dan inflamasi dan pembersihan kompleks imun dan produk inflamasi dari sirkulasi. Pada sepsis, aktivasi komplemen terjadi terutama melalui jalur alternatif, selain jalur klasik. Potongan fragmen pendek dari komplemen yaitu C3a, C4a dan C5a (anafilatoksin) akan berikatan pada reseptor di sel menimbulkan respons inflamasi berupa: kemotaksis dan adhesi netrofil, stimulasi pembentukan radikal oksigen, ekosanoid, PAF, sitokin, peningkatan permeabilitas kapiler dan ekspresi faktor jaringan (Widodo, 2004).

Peran NO pada Sepsis NO diproduksi terutama oleh sel endotel berperan dalam mengatur tonus vaskular. Pada sepsis, produksi NO oleh sel endotel meningkat, menyebabkan gangguan hemodinamik berupa hipotensi. NO diketahui juga berkaitan dengan reaksi inflamasi karena dapat meningkatkan
6

produksi sitokin proinflamasi, ekspresi molekul adhesi dan menghambat agregasi trombosit. Peningkatan sintesis NO pada sepsis berkaitan dengan renjatan septik yang tidak responsif dengan vasopresor (Widodo, 2004).

Peran Netrofil pada Sepsis Pada keadaan infeksi terjadi aktivasi, migrasi dan ekstravasasi netrofil dengan pengaruh mediator kemotaktik. Pada keadaan sepsis, jumlah netrofil dalam sirkulasi umumnya meningkat, walaupun pada sepsis berat jumlahnya dapat menurun. (Widodo, 2004). Netrofil seperti pedang bermata dua pada sepsis. Walaupun netrofil penting dalam mengeradikasi kuman, namun pelepasan berlebihan oksidan dan protease oleh netrofil dipercaya bertanggungjawab terhadap kerusakan organ. (Hotckin, 2003). Terdapat 2 studi klinis yang menyatakan bahwa menghambat fungsi netrofil untuk mencegah komplikasi sepsis tidak efektif, dan terapi untuk meningkatkan jumlah dan fungsi netrofil pada pasien dengan sepsis juga tidak efektif (Hotckin, 2003). Infeksi sistemik yang terjadi biasanya karena kuman Gram negatif yang menyebabkan kolaps kardiovaskuler. Endotoksin basil Gram negatif ini menyebabkan vasodilatasi kapiler dan terbukanya hubungan pintas arteriovena perifer. Selain itu, terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. Peningkatan kapasitas vaskuler karena vasodilatasi perifer meyebabkan terjadinya hipovolemia relatif, sedangkan peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan kehilangan cairan intravaskular ke interstisial yang terlihat sebagai edema. Pada syok sepsis hipoksia, sel yang terjadi tidak disebabkan oleh penurunan perfusi jaringan melainkan karena ketidakmampuan sel untuk menggunakan oksigen karena toksin kuman (anonim, 2008). Berlanjutnya proses inflamasi yang maladaptive akan menhyebabkan gangguan fungsi berbagai organ yang dikenal sebagai disfungsi/gagal organ multiple (MODS/MOF). Proses MOF merupakan kerusakan (injury) pada tingkat seluler (termasuk disfungsi endotel), gangguan perfusi ke organ/jaringan sebagai akibat hipoperfusi, iskemia reperfusi, dan mikrotrombus. Berbagai faktor lain yang ikut berperan adalah terdapatnya faktor humoral dalam sirkulasi (myocardial depressant substance), malnutrisi kalori-protein, translokasi toksin bakteri, gangguan pada eritrosit, dan efek samping dari terapi yang diberikan (Khei Chen, 2006).

2. 5 Gejala Klinik 1. Fase dini: terjadi deplesi volume, selaput lendir kering, kulit lembab dan kering. 2. Post resusitasi cairan: gambaran klinis syok hiperdinamik: takikardia, nadi keras dengan tekanan nadi melebar, precordium hiperdinamik pada palpasi, dan ekstremitas hangat. 3. Disertai tanda-tanda sepsis. 4. Tanda hipoperfusi: takipnea, oliguria, sianosis, mottling, iskemia jari, perubahan status mental.

Bila ada pasien dengan gejala klinis berupa panas tinggi, menggigil, tampak toksik, takikardia, takipneu, kesadaran menurun dan oliguria harus dicurigai terjadinya sepsis (tersangka sepsis). Pada keadaan sepsis gejala yang nampak adalah gambaran klinis keadaan tersangka sepsis disertai hasil pemeriksaan penunjang berupa lekositosis atau lekopenia,

trombositopenis, granulosit toksik, hitung jenis bergeser ke kiri, CRP (+), LED meningkat dan hasil biakan kuman penyebab dapat (+) atau (-). Keadaan syok sepsis ditandai dengan gambaran klinis sepsis disertai tanda-tanda syok (nadi cepat dan lemah, ekstremitas pucat dan dingin, penurunan produksi urin, dan penurunan tekanan darah). Gejala syok sepsis yang mengalami hipovolemia sukar dibedakan dengan syok hipovolemia (takikardia, vasokonstriksi perifer, produksi urin < 0,5 cc/kgBB/jam, tekanan darah sistolik turun dan menyempitnya tekanan nadi). Pasien-pasien sepsis dengan volume intravaskuler normal atau hampir normal, mempunyai gejala takikardia, kulit hangat, tekanan sistolik hampir normal, dan tekanan nadi yang melebar. (anonim, 2008)

Perubahan hemodinamik Tanda karakteristik sepsis berat dan syok-septik pada awal adalah hipovolemia, baik relatif (oleh karena venus pooling) maupun absolut (oleh karena transudasi cairan). Kejadian ini mengakibatkan status hipodinamik, yaitu curah jantung rendah, sehingga apabila volume intravaskule adekuat, curah jantung akan meningkat. Pada sepsis berat kemampuan kontraksi

otot jantung melemah, mengakibatkan fungsi jantung intrinsik (sistolik dan diastolik) terganggu. Meskipun curah jantung meningkat (terlebih karena takikardia daripada peningkatan volume sekuncup), tetapi aliran darah perifer tetap berkurang. Status hemodinamika pada sepsis berat dan syok septik yang dulu dikira hiperdinamik (vasodilatasi dan meningkatnya aliran darah), pada stadium lanjut kenyataannya lebih mirip status hipodinamik (vasokonstriksi dan aliran darah berkurang). Tanda karakterisik lain pada sepsis berat dan syok septik adalah gangguan ekstraksi oksigen perifer. Hal ini disebabkan karena menurunnya aliran darah perifer, sehingga kemampuan untuk meningkatkan ekstraksi oksigen perifer terganggu, akibatnya VO2 (pengambilan oksigen dari mikrosirkulasi) berkurang. Kerusakan ini pada syok septic dipercaya sebagai penyebab utama terjadinya gangguan oksigenasi jaringan. Karakteristik lain sepsis berat dan syok septik adalah terjadinya hiperlaktataemia, mungkin hal ini karena terganggunya metabolisme piruvat, bukan karena dys-oxia jaringan (produksi energi dalam keterbatasan oksigen) (Guntur, 2008).

2. 6 Diagnosis Diagnosis awal sepsis atau syok septik tergantung pada kepekaan dokter untuk menilai pasien dengan dan tanda awal yang tidak spesifik seperti takipnnea, dispnea, takikardia dengan keadaan hiperdinamik, vasodilatasi perifer, instabilitas tempratur, dan perubahan keadaan mental. Keadaan seperti ini penting di perhatikan pada seperti pada wanita wanita dengan resiko tinggi seperti pyelonefritis, korioamnionitis, endometritis, abortus septik, atau telah menjalani prosudur operasi emergensi. Diagnosa dan penanganan awal ini sangat menentukan keberhasilan hidup pasien. Tanda yang tampak tergantung dari fase syok septik dan tipe kerusakan organ yang terjadi, tetapi hipotensi selalu ditemukan. Kebanyakan pasien mengalami peningkatan temperatur dan lekosit dengan pergeseran ke kiri, tetapi pada beberapa pasien terjadi penurunan temperatur dan kadar leukosit dibawah normal. Sebagai akibat dari keadaan hiperdinamik jantung, terjadi gejala gejala pada jantung seperti iskemia, gagal jantung kiri, atau aritmia. Konsekuansi klinik dari DIC adalah perdarahan, trombosis dan hemolisis mikroangiopati. Karena pada syok sepsis potensi

terjadinya disfungsi ginjal dan hipovulemia, manifestasi klinik dapat berupa oligouria, hematuria dan proteinuria. Dalam hal membantu menegakkan diagnosa sepsis atau syok septik, selain melalui pemeriksaan fisik, juga diperlukan pemeriksaan rongen dan kultur. Dua kuman yang sangat virulen dengan angka mortalitas yang tinggi adalah Streptokokus pyogens ( group A streptokokus ) dan Clostridium Sordeli.

2. 7 Penatalaksanaan Dalam melakukan evaluasi pasien sepsis, diperlukan ketelitian dan pengalaman dalam mencari dan menentukan sumber infeksi, menduga patogen yang menjadi penyebab (berdasarkan pengalaman klinis dan pola kuman di RS setempat), sebagai panduan dalam memberikan terapi antimikroba empirik.1,5,6 Penatalaksanaan sepsis yang optimal mencakup eliminasi patogen penyebab infeksi, mengontrol sumber infeksi dengan tindakan drainase atau bedah bila diperlukan, terapi antimikroba yang sesuai, resusitasi bila terjadi kegagalan organ atau renjatan. Vasopresor dan inotropik, terapi suportif terhadap kegagalan organ, gangguan koagulasi dan terapi imunologi bila terjadi respons imun maladaptif host terhadap infeksi. 1. Resusitasi Mencakup tindakan airway (A), breathing (B), circulation (C) dengan oksigenasi, terapi cairan (kristaloid dan/atau koloid), vasopresor/inotropik, dan transfusi bila diperlukan. Tujuan resusitasi pasien dengan sepsis berat atau yang mengalami hipoperfusi dalam 6 jam pertama adalah CVP 8-12 mmHg, MAP >65 mmHg, urine >0.5 ml/kg/jam dan saturasi oksigen >70%. Bila dalam 6 jam resusitasi, saturasi oksigen tidak mencapai 70% dengan resusitasi cairan dengan CVP 8-12 mmHg, maka dilakukan transfusi PRC untuk mencapai hematokrit >30% dan/atau pemberian dobutamin (sampai maksimal 20 g/kg/menit).6 Banyak pasien syok sepsis terjadi penurunan volume intravaskuler, sebagai respon pertama harus diberikan cairan jika terjadi penurunan tekanan darah. Untuk mencapai cairan yang adekuat pemberian pertama 1 L-1,5 L dalam waktu 1-2 jam. Jika tekanan darah tidak membaik dengan pemberian cairan maka perlu dipertimbangkan pemberian
10

vasopressor seperti dopamin dengan dosis 5-10 ug/kgBB/menit. Dopamin diberikan bila sudah tercapai target terapi cairan, yaitu MAP 60mmHg atau tekanan sistolik 90-110 mmHg. Dosis awal adalah 2-5 mg/Kg BB/menit. Bila dosis ini gagal meningkatkan MAP sesuai target, maka dosis dapat di tingkatkan sampai 20 g/ KgBB/menit. Bila masih gagal, dosis dopamine dikembalikan pada 2-5 mg/Kg BB/menit, tetapi di kombinasi dengan levarterenol (noreepinefrin). Bila kombinasi kedua vasokonstriktor masih gagal, berarti prognosisnya buruk sekali. Dapat juga diganti dengan vasokonstriktor lain (fenilefrin atau epinefrin) 2. Eliminasi sumber infeksi Tujuan: menghilangkan patogen penyebab, oleh karena antibiotik pada umumnya tidak mencapai sumber infeksi seperti abses, viskus yang mengalami obstruksi dan implan prostesis yang terinfeksi.1 Tindakan ini dilakukan secepat mungkin mengikuti resusitasi yang adekuat.6 3. Terapi antimikroba Merupakan modalitas yang sangat penting dalam pengobatan sepsis. Terapi antibiotik intravena sebaiknya dimulai dalam jam pertama sejak diketahui sepsis berat, setelah kultur diambil. Terapi inisial berupa satu atau lebih obat yang memiliki aktivitas melawan patogen bakteri atau jamur dan dapat penetrasi ke tempat yang diduga sumber sepsis.6 Oleh karena pada sepsis umumnya disebabkan oleh gram negatif, penggunaan antibiotik yang dapat mencegah pelepasan endotoksin seperti karbapenem memiliki keuntungan, terutama pada keadaan dimana terjadi proses inflamasi yang hebat akibat pelepasan endotoksin, misalnya pada sepsis berat dan gagal multi organ.1 Pemberian antimikrobial dinilai kembali setelah 48-72 jam berdasarkan data mikrobiologi dan klinis. Sekali patogen penyebab teridentifikasi, tidak ada bukti bahwa terapi kombinasi lebih baik daripada monoterapi. Indikasi terapi kombinasi yaitu: Sebagai terapi pertama sebelum hasil kultur diketahui Pasien yang dapat imunosupresan, khususnya dengan netropeni Dibutuhkan efek sinergi obat untuk kuman yang sangat pathogen (pseudomonas aureginosa, enterokokus)
11

4. Terapi suportif a. Oksigenasi Pada keadaan hipoksemia berat dan gagal napas bila disertai dengan penurunan kesadaran atau kerja ventilasi yang berat, ventilasi mekanik segera dilakukan. b. Terapi cairan Hipovolemia harus segera diatasi dengan cairan kristaloid (NaCl 0.9% atau ringer laktat) maupun koloid.1,6 Pada keadaan albumin rendah (<2 g/dL) disertai tekanan hidrostatik melebihi tekanan onkotik plasma, koreksi albumin perlu diberikan. Transfusi PRC diperlukan pada keadaan perdarahan aktif atau bila kadar Hb rendah pada kondisi tertentu, seperti pada iskemia miokard dan renjatan septik. Kadar Hb yang akan dicapai pada sepsis masih kontroversi antara 8-10 g/dL. c. Vasopresor dan inotropic Sebaiknya diberikan setelah keadaan hipovolemik teratasi dengan pemberian cairan adekuat, akan tetapi pasien masih hipotensi. Vasopresor diberikan mulai dosis rendah dan dinaikkan (titrasi) untuk mencapai MAP 60 mmHg atau tekanan darah sistolik 90mmHg. Dapat dipakai dopamin >8g/kg.menit,norepinefrin 0.03-1.5g/kg.menit, phenylepherine 0.5-8g/kg/menit atau epinefrin 0.10.5g/kg/menit. Inotropik dapat digunakan: dobutamine 2-28 g/kg/menit, dopamine 3-8 g/kg/menit, epinefrin 0.1-0.5 g/kg/menit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinone dan milrinone).1 d. Bikarbonat Secara empirik bikarbonat diberikan bila pH <7.2 atau serum bikarbonat <9 mEq/L dengan disertai upaya untuk memperbaiki keadaan hemodinamik.1 e. Disfungsi renal Akibat gangguan perfusi organ. Bila pasien hipovolemik/hipotensi, segera diperbaiki dengan pemberian cairan adekuat, vasopresor dan inotropik bila diperlukan. Dopamin dosis renal (1-3 g/kg/menit) seringkali diberikan untuk mengatasi gangguan fungsi ginjal pada sepsis, namun secara evidence based belum terbukti. Sebagai terapi pengganti gagal ginjal akut dapat dilakukan hemodialisis maupun hemofiltrasi kontinu.1
12

f. Nutrisi Pada metabolisme glukosa terjadi peningkatan produksi (glikolisis, glukoneogenesis), ambilan dan oksidasinya pada sel, peningkatan produksi dan penumpukan laktat dan kecenderungan hiperglikemia akibat resistensi insulin. Selain itu terjadi lipolisis, hipertrigliseridemia dan proses katabolisme protein. Pada sepsis, kecukupan nutrisi: kalori (asam amino), asam lemak, vitamin dan mineral perlu diberikan sedini mungkin.1 g. Kontrol gula darah Terdapat penelitian pada pasien ICU, menunjukkan terdapat penurunan mortalitas sebesar 10.6-20.2% pada kelompok pasien yang diberikan insulin untuk mencapai kadar gula darah antara 80-110 mg/dL dibandingkan pada kelompok dimana insulin baru diberikan bila kadar gula darah >115 mg/dL. Namun apakah pengontrolan gula darah tersebut dapat diaplikasikan dalam praktek ICU, masih perlu dievaluasi, karena ada risiko hipoglikemia. h. Gangguan koagulasi Proses inflamasi pada sepsis menyebabkan terjadinya gangguan koagulasi dan DIC (konsumsi faktor pembekuan dan pembentukan mikrotrombus di sirkulasi). Pada sepsis berat dan renjatan, terjadi penurunan aktivitas antikoagulan dan supresi proses fibrinolisis sehingga mikrotrombus menumpuk di sirkulasi mengakibatkan kegagalan organ. Terapi antikoagulan, berupa heparin, antitrombin dan substitusi faktor pembekuan bila diperlukan dapat diberikan, tetapi tidak terbukti menurunkan mortalitas. Untuk masa mendatang pengobatan dengan antibodi monoklonal merupakan harapan dan diharapkan dapat menurunkan biaya pengobatan dan dapat meningkatkan efektifitas. Pada binatang percobaan pemberian TNF antibodi hanya efektif bila diberikan sebagai profilak. Suatu studi preklinik dengan antibodi CB0006 dan TNF antibodi lainnya dapat digunakan sebagai profilak dan mungkin juga dapat digunakan untuk pengobatan walaupun terapeutic windownya sempit. Pemberian HA-1A Human monoclonal antibody sebaiknya dipertimbangkan pada pasien sepsis yang penyebabnya dicurigai bakteri Gram negative, terutama pada sumber infeksi saluran cerna dan saluran kemih yang sering disebabkan kuman Gram negatif (Mansjoer, 2001).

13

i. Kortikosteroid Hanya diberikan dengan indikasi insufisiensi adrenal. Hidrokortison dengan dosis 50 mg bolus IV 4x/hari selama 7 hari pada pasien dengan renjatan septik menunjukkan penurunan mortalitas dibandingkan kontrol. Keadaan tanpa syok, kortikosteroid sebaiknya tidak diberikan dalam terapi sepsis.6 Pemberian kortikosteroid pada binatang percobaan yang dibuat sepsis dapat menurunkan angka mortalitas. Pada suatu studi prospektif pada manusia pemberian dosis tinggi 30 mg metil prednisolon/kgBB dan diikuti 5 mg/kgBB/jam sampai 9 jam pada ke dua studi ini tidak didapatkan peningkatan angka mortalitas (Root, 1991). Pada penelitian yang lain juga didapatkan hasil yang sama dan hanya dapat memperbaiki keadaan shock tetapi tidak memperbaiki angka mortalitas (Sprung,1984; Bone, 1987; Hinshaw 1987; Cohen, 1991). 5. Modifikasi respons inflamasi Anti endotoksin (imunoglobulin poliklonal dan monoklonal, analog lipopolisakarida); antimediator spesifik (anti-TNF, antikoagulan-antitrombin, APC, TFPI; antagonis PAF; metabolit asam arakidonat (PGE1), antagonis bradikinin, antioksidan (N-asetilsistein, selenium), inhibitor sintesis NO (L-NMMA); imunostimulator (imunoglobulin, IFN-, G-CSF, imunonutrisi); nonspesifik (kortikosteroid, pentoksifilin, dan hemofiltrasi). Endogenous activated protein C memainkan peranan penting dalam sepsis: inflamasi, koagulasi dan fibrinolisis. Drotrecogin alfa (activated) adalah nama generik dari bentuk rekombinan dari human activated protein C yang diindikasikan untuk menurunkan mortalitas pada pasien dengan sepsis berat dengan risiko kematian yang tinggi.

2. 8 Komplikasi

Multiple Organ Failure DIC FDP 1:40 atau D-dimers 2,0 dengan rendahnya platelet Memanjangnya waktu:
14

- protrombin - partial thromboplastin - Perdarahan

Respirotary Distr.Syndrome

Hipoksemia

Acute Renal Failure

Kreatinin > 2,0 ug/dl Na. Urin 40 mmol/L Kelainan prerenal sudah disingkirkan

Hepatobilier disfunction

Bil.>34 umol/L (2,0 mg/dL) Harga alk. Fosfatase, SGOT, SGPt dua kali harga normal

Central Nervous System Disf..

GCS < 15

2. 9 Prognosis Keseluruhan angka kematian pada pasien dengan syok septik menurun dan sekarang rata-rata 40% (kisaran 10 to 90%, tergantung pada karakteristik pasien). Hasil yang buruk sering mengikuti kegagalan dalam terapi agresif awal (misalnya, dalam waktu 6 jam dari diagnosa dicurigai). Setelah laktat asidosis berat dengan asidosis metabolik decompensated menjadi mapan, terutama dalam hubungannya dengan kegagalan multiorgan, syok septik cenderung ireversibel dan fatal.

15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Bila ada pasien dengan gejala klinis berupa panas tinggi, menggigil, tampak toksik, takikardia, takipneu, kesadaran menurun dan oliguria harus dicurigai terjadinya sepsis (tersangka sepsis). Pada keadaan sepsis gejala yang nampak adalah gambaran klinis keadaan tersangka sepsis disertai hasil pemeriksaan penunjang berupa lekositosis atau lekopenia,

trombositopenis, granulosit toksik, hitung jenis bergeser ke kiri, CRP (+), LED meningkat dan hasil biakan kuman penyebab dapat (+) atau (-). Keadaan syok sepsis ditandai dengan gambaran klinis sepsis disertai tanda-tanda syok (nadi cepat dan lemah, ekstremitas pucat dan dingin, penurunan produksi urin, dan penurunan tekanan darah). Keadaan syok sepsis merupakan kegawatdaruratan klinik yang membutuhkan reaksi cepat untuk menyelamatkan nyawa pasien. Terapi yang diberikan berupa resusitasi, eliminasi sumber infeksi, terapi antimikroba, dan terapi suportif. 3.2 Saran Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat dan baik sangat penting dilakukan untuk mencegah komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi sehingga dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian pada kasus sepsis dan syok sepsis ini.

16

Вам также может понравиться

  • Referat Syok Septik
    Referat Syok Septik
    Документ13 страниц
    Referat Syok Septik
    ranirahmani
    100% (1)
  • Referat Sepsis
    Referat Sepsis
    Документ26 страниц
    Referat Sepsis
    Kurnia Sapta
    Оценок пока нет
  • Referat Sepsis
    Referat Sepsis
    Документ33 страницы
    Referat Sepsis
    Mailan Mailan
    86% (7)
  • Referat Sepsis
    Referat Sepsis
    Документ36 страниц
    Referat Sepsis
    Achmad Deza Farista
    Оценок пока нет
  • Syok Sepsis
    Syok Sepsis
    Документ15 страниц
    Syok Sepsis
    reni
    Оценок пока нет
  • Penyakit Graves
    Penyakit Graves
    Документ3 страницы
    Penyakit Graves
    Fristce Happy Armadivine
    Оценок пока нет
  • Auskultasi Jantung
    Auskultasi Jantung
    Документ20 страниц
    Auskultasi Jantung
    No Namee
    Оценок пока нет
  • Ruptur Limpa
    Ruptur Limpa
    Документ40 страниц
    Ruptur Limpa
    hetriputri
    Оценок пока нет
  • Referat Sepsis
    Referat Sepsis
    Документ37 страниц
    Referat Sepsis
    Yoan Rahmah Aprilia
    100% (1)
  • Referat Demensia Vaskular
    Referat Demensia Vaskular
    Документ20 страниц
    Referat Demensia Vaskular
    Romi Andriyana
    Оценок пока нет
  • Pendekatan Diagnosis Meningitis Pada Anak
    Pendekatan Diagnosis Meningitis Pada Anak
    Документ40 страниц
    Pendekatan Diagnosis Meningitis Pada Anak
    Indra Lesmana
    Оценок пока нет
  • Referat Fraktur Terbuka
    Referat Fraktur Terbuka
    Документ42 страницы
    Referat Fraktur Terbuka
    hidrisdmnk_747467972
    Оценок пока нет
  • Periodik Paralisis Hipokalemia
    Periodik Paralisis Hipokalemia
    Документ28 страниц
    Periodik Paralisis Hipokalemia
    Ocisa Zakiah
    100% (2)
  • Referat Demam
    Referat Demam
    Документ24 страницы
    Referat Demam
    Nur Hanisah
    Оценок пока нет
  • Referat Sudden Cardiac Death
    Referat Sudden Cardiac Death
    Документ20 страниц
    Referat Sudden Cardiac Death
    Stella Putri Wanda
    Оценок пока нет
  • Referat DVT
    Referat DVT
    Документ19 страниц
    Referat DVT
    Ezra Ayrton
    Оценок пока нет
  • Referat Ards
    Referat Ards
    Документ21 страница
    Referat Ards
    Nicholas Petrovski
    100% (3)
  • Referat Syok
    Referat Syok
    Документ29 страниц
    Referat Syok
    M Fikri Fakhruddin
    Оценок пока нет
  • Referat Mati Batang Otak
    Referat Mati Batang Otak
    Документ26 страниц
    Referat Mati Batang Otak
    Oktaviana Halisanti
    Оценок пока нет
  • Referat (Perdarahan Antepartum)
    Referat (Perdarahan Antepartum)
    Документ50 страниц
    Referat (Perdarahan Antepartum)
    musculuss
    Оценок пока нет
  • Siraj Stroke Scale PDF
    Siraj Stroke Scale PDF
    Документ7 страниц
    Siraj Stroke Scale PDF
    Ihsan Nur Mahmudi
    Оценок пока нет
  • Referat Vertigo Sentral (Koreksi)
    Referat Vertigo Sentral (Koreksi)
    Документ28 страниц
    Referat Vertigo Sentral (Koreksi)
    Ashari Mohpul
    100% (1)
  • Purpura Henoch Schonlein
    Purpura Henoch Schonlein
    Документ3 страницы
    Purpura Henoch Schonlein
    Fernando Salim
    Оценок пока нет
  • DVT PDF
    DVT PDF
    Документ23 страницы
    DVT PDF
    Syarif Afif
    100% (1)
  • Referat Sepsis
    Referat Sepsis
    Документ20 страниц
    Referat Sepsis
    Rurin Ayurinika Putri Soewito
    100% (1)
  • Referat Urtikaria
    Referat Urtikaria
    Документ19 страниц
    Referat Urtikaria
    dhimzhere
    100% (1)
  • Laporan Tutorial Penurunan Kesadaran
    Laporan Tutorial Penurunan Kesadaran
    Документ28 страниц
    Laporan Tutorial Penurunan Kesadaran
    RiaMarselaSuki
    Оценок пока нет
  • Referat Skabies
    Referat Skabies
    Документ19 страниц
    Referat Skabies
    Sinta Dwi Maharani
    Оценок пока нет
  • Referat Perdarahan Subarachnoid
    Referat Perdarahan Subarachnoid
    Документ6 страниц
    Referat Perdarahan Subarachnoid
    Mundri Nur Afsari
    Оценок пока нет
  • Case Cluster Headache
    Case Cluster Headache
    Документ16 страниц
    Case Cluster Headache
    ds
    Оценок пока нет
  • Referat Pneumonia
    Referat Pneumonia
    Документ28 страниц
    Referat Pneumonia
    linda
    Оценок пока нет
  • Uro Sepsis
    Uro Sepsis
    Документ21 страница
    Uro Sepsis
    triana_niman
    Оценок пока нет
  • KARDIOTOKOGRAFI
    KARDIOTOKOGRAFI
    Документ24 страницы
    KARDIOTOKOGRAFI
    Sangaji Ramadhan
    Оценок пока нет
  • Referat KAD
    Referat KAD
    Документ21 страница
    Referat KAD
    gilberttapilatu
    Оценок пока нет
  • Klasifikasi Limfadenitis Punya Atu
    Klasifikasi Limfadenitis Punya Atu
    Документ3 страницы
    Klasifikasi Limfadenitis Punya Atu
    Melly Fitriany Syam
    0% (1)
  • CRS Hidrosefalus
    CRS Hidrosefalus
    Документ26 страниц
    CRS Hidrosefalus
    Oksa Sukma Perdana
    Оценок пока нет
  • Struma Nodular Toksik
    Struma Nodular Toksik
    Документ3 страницы
    Struma Nodular Toksik
    Angga Suryawinata
    Оценок пока нет
  • Referat Syok Kardiogenik
    Referat Syok Kardiogenik
    Документ28 страниц
    Referat Syok Kardiogenik
    Firman Amal
    Оценок пока нет
  • PAI
    PAI
    Документ27 страниц
    PAI
    Zeenap
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Hemiparesis Sinistra
    Laporan Kasus Hemiparesis Sinistra
    Документ21 страница
    Laporan Kasus Hemiparesis Sinistra
    sorafaii
    Оценок пока нет
  • Referat Pansinusitis
    Referat Pansinusitis
    Документ29 страниц
    Referat Pansinusitis
    Harits Hammam Adhadi
    Оценок пока нет
  • Terjemahan Jurnal Papilledema
    Terjemahan Jurnal Papilledema
    Документ14 страниц
    Terjemahan Jurnal Papilledema
    Yuni Purnama Sari
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Dermatitis Kontak Iritan 5
    Laporan Kasus Dermatitis Kontak Iritan 5
    Документ9 страниц
    Laporan Kasus Dermatitis Kontak Iritan 5
    Okto Sofyan Hasan
    Оценок пока нет
  • Trauma Limpa
    Trauma Limpa
    Документ35 страниц
    Trauma Limpa
    Indika Ajach
    Оценок пока нет
  • Fixed Drug Eruption
    Fixed Drug Eruption
    Документ22 страницы
    Fixed Drug Eruption
    geralders
    67% (3)
  • Laporan Kasus Forensik
    Laporan Kasus Forensik
    Документ33 страницы
    Laporan Kasus Forensik
    Syaidah Mafisyah
    Оценок пока нет
  • Ulkus Pada Tungkai Adam Fix Edit by Oj4n Fix 2
    Ulkus Pada Tungkai Adam Fix Edit by Oj4n Fix 2
    Документ34 страницы
    Ulkus Pada Tungkai Adam Fix Edit by Oj4n Fix 2
    Ojan Auzan Ridho
    Оценок пока нет
  • Neuritis Vestibularis
    Neuritis Vestibularis
    Документ14 страниц
    Neuritis Vestibularis
    lipraa
    Оценок пока нет
  • Porto Sepsis
    Porto Sepsis
    Документ17 страниц
    Porto Sepsis
    Kamila Furqani Djibran
    Оценок пока нет
  • Referat Sepsis
    Referat Sepsis
    Документ17 страниц
    Referat Sepsis
    Niddy Rohim Febriadi
    Оценок пока нет
  • Sepsis Dan Syok Sepsis
    Sepsis Dan Syok Sepsis
    Документ30 страниц
    Sepsis Dan Syok Sepsis
    Resty Evasari
    Оценок пока нет
  • Makalah - Septik
    Makalah - Septik
    Документ30 страниц
    Makalah - Septik
    Sri Yuliati
    0% (1)
  • Tinjauan Pustaka Sepsis
    Tinjauan Pustaka Sepsis
    Документ20 страниц
    Tinjauan Pustaka Sepsis
    AfrinaFrina
    Оценок пока нет
  • Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
    Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
    Документ26 страниц
    Penanganan Sepsis Dan Syok Sepsis
    Leonita Budi Utami
    Оценок пока нет
  • Lapkas Sepsis
    Lapkas Sepsis
    Документ12 страниц
    Lapkas Sepsis
    ikbal
    Оценок пока нет
  • Syok Sepsis
    Syok Sepsis
    Документ10 страниц
    Syok Sepsis
    Reisa Maulidya Tazami
    Оценок пока нет
  • Syok Sepsis
    Syok Sepsis
    Документ17 страниц
    Syok Sepsis
    AyuRizkyAndhiny
    Оценок пока нет
  • Pemilihan Antibiotik Pada Sepsis
    Pemilihan Antibiotik Pada Sepsis
    Документ25 страниц
    Pemilihan Antibiotik Pada Sepsis
    meliabudi
    Оценок пока нет
  • Jurnal Syok Septik DR - Taufik
    Jurnal Syok Septik DR - Taufik
    Документ15 страниц
    Jurnal Syok Septik DR - Taufik
    sa3opontjoe
    100% (1)
  • Sepsis Dan Syok Septik
    Sepsis Dan Syok Septik
    Документ9 страниц
    Sepsis Dan Syok Septik
    Nadia Ananda Puteri
    Оценок пока нет
  • Askeb Akseptor KB Suntik 1 BLN
    Askeb Akseptor KB Suntik 1 BLN
    Документ10 страниц
    Askeb Akseptor KB Suntik 1 BLN
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • Amelia Suryaningsih PDF
    Amelia Suryaningsih PDF
    Документ74 страницы
    Amelia Suryaningsih PDF
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • Tugas Mandiri
    Tugas Mandiri
    Документ6 страниц
    Tugas Mandiri
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • 28
    28
    Документ6 страниц
    28
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • 28
    28
    Документ6 страниц
    28
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • 28
    28
    Документ6 страниц
    28
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • Tatalaksana
    Tatalaksana
    Документ7 страниц
    Tatalaksana
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • Refarat Trauma Akibat Bahan Asam
    Refarat Trauma Akibat Bahan Asam
    Документ18 страниц
    Refarat Trauma Akibat Bahan Asam
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • POA
    POA
    Документ7 страниц
    POA
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • Jurnal Prof DA
    Jurnal Prof DA
    Документ1 страница
    Jurnal Prof DA
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • Case DHF CHE
    Case DHF CHE
    Документ8 страниц
    Case DHF CHE
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • Forex
    Forex
    Документ26 страниц
    Forex
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • Referat Tetanus
    Referat Tetanus
    Документ29 страниц
    Referat Tetanus
    Sisca Angela Hanses
    100% (2)
  • Data OOH September 2012 - Padang
    Data OOH September 2012 - Padang
    Документ6 страниц
    Data OOH September 2012 - Padang
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет
  • README
    README
    Документ1 страница
    README
    Fahmi Wahyu Trihasno
    Оценок пока нет
  • Ada Apa
    Ada Apa
    Документ1 страница
    Ada Apa
    Ibnuzaer Khalilullah
    Оценок пока нет