Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB 19 MESIR DIDUDUKI

Usaha Amr memasuki Mesir Kurir Umar kembali ke Madinah membawa kabar bahwa Amr bin As sudah memasuki Mesir dan sedang memerlukan bantuan. Dalam perjalanan ini, Amr menemukan rintangan di kota Farama (Pelusium), dimana ia dicegat oleh orang Romawi. Kota Farama terletak di sebuah dataran tinggi di dekat Laut Tengah dan tak jauh dari muara cabang Biluz, salah satu cabang Nil yang tujuh. Cabang Nil yang tersebar banyak ini menyebabkan tanah Nil subur dengan hasil anggurnya yang terkenal hingga Romawi, dimana sering diolah menjadi minuman keras. Muqaqis membiarkan Amr meneruskan perjalanan Muqaqis adalah gubernur kota Farama dimana ia secara langsung membiarkan Amr melewati Farama. Ia pun tidak ingin berselisih dengannya, karena mereka tahu bahwa orang Arab sangat menguasai perang Sahara dan bala bantuan pasti memihak ke Amr. Pasukan Muslimin menerobos Farama Pihak Romawi masih bertahan di Farama untuk menghadapi pasukan Arab. Mereka tahu bahwa pasukan yang dibawa Amr sedikit dan mereka tidak memiliki perlengkapan untuk melakukan pengepungan. Akan tetapi, Amr selangkah di depan pasukan Romawi. Ternyata ia telah mempersiapkan pasukan yang berlipat ganda. Akhirnya satu bulan kemudaian Amr dan pasukan berhasil menggempur dan mengalahkan pasukan Romawi. Al-Maqrizi dan Abu alMahasin berpendapat bahwa orang Kopti farama yang memberikan bantuan kepada Arab. Orang-Orang Kopti bersikap Netral Orang-orang Kopti tidak ingin membantu pasukan Romawi karena kekejaman dan penindasan yang mereka lakukan. Akan tetapi, mereka juga sudah kehilangan semangat untuk membantu Arab karena sudah mengetahui bagaimana sikap orang Romawi dalam berperang. Apabila mereka membantu Arab dan kalah, maka mereka akan berujung pada penindasan yang lebih

kejam lagi. Sehingga, karena baru mulai berperang, mereka lebih memilih untuk diam saja untuk menghindari segala bahaya dari kedua pihak. Kehancuran Atrabun dan pasukannya Saat diserang pasukan atrabun di Bilbis saat malam hari, Amr dan pasukannya telah waspada, sehinga konon tidak ada korban dari pihak Arab. Bahkan, Atrabun sendiri tewas terbunuh. Amr dan pasukannya terus maju dan berusaha untuk menguasai benteng Um Dunain dan benteng Babilon. Sebagian pasukan Romawi berhasil ditaklukan seraya kejatuhan Benteng Um Dunain. Pasukan di benteng Babilon sangat khawatir mengingat Amr dan pasukan telah menuju sungai Nil ke Sahara. Amr berniat ke Fayyum akan tetapi, diperbatasan sudah dihadang oleh pasukan Romawi.Setelah peperangan sengit. Pasukan Amr berhasil menerobos perbatasan tersebut. Benteng Babilon sudah dikepung oleh Amr. Akan tetapi, fisik dan moral mereka semakin melemah, mengingat bala bantuan yang tak kunjung dating dari Naqiyus. Pihak romawi dalam benteng itu menembaki orang Arab, yang dibalas dengan batu dan panah. Akhirnya, pasukan Amr pun berhasil menaklukan benteng tersebut. Setelah mengatasi Heraklius dalam perjanjian yang ia tolak, dank arena keberanian Zubair menerobos babilon, Mesir berhasil diduduki. Setelah menerima surat izin berangkat, pasukan Amr pun melanjutkan perjalanan ke Iskandariah, pusat segala keindahan, ilmu, dan seni seluruh dunia.

BAB 20 MENUJU ISKANDARIAH

Perjalanan menuju Kiryaun Pasukan Amr dan Romawi lagi-lagi harus berhadapan dan berperang. Pertempuran berlanjut dan tidak berhenti walaupun malam. Kedua pihak saling unggul, namun akhirnya kemenangan sekali lagi berpihak pada pasukan Amr. Perlu dicatat, bahwa pertempuran tersebut berlangsung sepuluh hari lamanya, dimana kekalahan yang dialami Romawi sangat telak. Tiba di Iskandariah yang memukau Pasukan Arab itu akhirnya sampai juga ke Iskandariah yang sangat megah. Di tempat itu, Amr berkemah dan mulai menyusun strategi penyerangan. Amr sangat berhati-hati dalam bertindak, mengingat kemarahan pihak romawi setelah dikalahkan di Kiryaun. Iskandariah dikepung Amr sadar bahwa untuk mengepung kota ini bkan hal yang mudah. Bagaimana tidak, setiap sisi kota Iskandariah telah dikuasai oleh Romawi yang lebih handal dalam menguasai laut. Apalagi jumlah penjaga kota tersebut saja sudah mencapai 50.000 orang dan ditambah katakata kaisar Romawi yang mengindikasikan bila Iskandariah tidak dapat dipertahankan, maka tamtlah sudah riwayat Romawi di Mesir. Ucapan tersebut member dorongan semangat bagi para pasukan Romawi, sehingga mereka akan mati-matian menjaga kota Iskandariah dari pihak Arab. Kota Iskandariah menyerah Kalangan sejarawan Muslimin sepakat bahwa Iskandariah ditaklukan secara paksa, dan bahwa dengan penaklukan itu pasukan Romawi lari menyelamatkan diri dari pedang penakluk dan berlindung dimana saja. Tetapi, penaklukan yang ditulis sejarawan, Butler, berbeda sekali. Penaklukan bukan dilakukan dengan perang, akan tetapi lewat perundingan damai.

Kebudayaaan Iskandariah dan arsitekturnya. Tak jauh dari selatan Iskandariah, berdiri sebuah pilar Diocletianus yang merupakan penggabungan seni Yunani dan Mesir. Terdapat pula Gedung Sarapeum yang berisi perpustakaan Iskandariah dan kuburan untuk dewa-dewa Mesir Kuno. Terdapat banyak sekali gedung filsafat atau sekolah aristoteles. Di Iskandariah banyak terdapat gedung-gedung yang berdekorasi dan memiliki ukiran yang detail dan kompleks. Selain, itu, Iskandariah merupakan tempat dagang yang sangat digemari dan memiliki banyak pemandian-pemandian dan tempat hiburan bagi para raja.

BAB 21 MESIR DI TANGAN MUSLIMIN


Muslimin tersebar di seluruh Mesir Jatuhnya Iskandariah menandakan Mesir berada di tangan Muslimin. Ditambah lagi bahwa fakta rakyat Mesir yang menganut Kristiani tak lain karena terpaksa dan takut akan penindasan dari pasukan Romawi. Masuknya Islam menjadi angin segar bagi mereka dan berbondon-bondong kaum Mesir pindah keyakinan menjadi Muslim. Setelah berhasil menaklukan beberapa kawasan yang mengadakan perlawanan, seperti Ikhna di Iskandariah, Balhib di Rasyid selatan, Barallus, Dimyat, dan lainnya, Amr bin As mengadakan perjalanan ke Barqah dan Tripoli. Akan tetapi, Amr dan pasukan harus tetap berhati-hati agar tetap berada di kawasan Mesir, mengingat pasukan romawi masih berada di perbatasan luar Mesir. Amr pun melakukan ekspedisi ke Nubia dan berhasil menaklukannya. Mencari ibukota baru Untuk menjalankan kegiatan pemerintahnnya, Amr tentu saja harus mencari ibukota baru bagi Mesir. Amr pun mengusulkan pada Umar bahwa Iskandariah sangat cocok dijadikan ibukota. Selain tempatnya yang indah, Iskandariah memiliki berbagai fasilitas yang mendukung jalannya pemerintahan. Akan tetapi, Umar menanyakan kepada Amr mengenai rintangan air (sungai Nil) yang akan menghambat dirinya berhubungan dengan kaum Muslimin disana. Amr pun menjawab bahwa memang sungai Nil beresiko meluap. Umar pun kemudian menjawab kembali bahwa dirinya tidak akan menempatkan kaum Muslim di tempat perairan yang dapat menghalangi dirinya untuk berhubungan dengan mereka, baik di musim panas maupun dingin. Mendengar hal tersebut, urung niat Amr menjadikan Iskandariah ibukota Mesir. Akhirnya pilihan dijatuhkan pada kota Fustat. Bagaimana Amr menyusun pemerintahan di Fustat Amr tidak mengusir orang-orang Romawi yang dengan senang hati masuk Islam, bahkan mereka dipercaya untuk menangani kependudukan sipil. Ia pun member kebijakan bahwa pemungutan pajak dilakukan setelah orang selesai bertanam dan memeras anggur. Di

masanya, ia melakukan perbaikan jembatan dan jalan, pemberian gaji tidak terputus untuk menghindari suap, dan lain-lain. Kebijakan-kebijakan tersebut ia jalani berdasarkan balasanbalasan surat yang ia dapatkan dari para Khalifah. Rencana-rencana tersebut memberikan pengaruh yang baik bagi Negara, rakyat sangat puas dan pemasukan pajak pun bertambah.

BAB 22 PEMERINTAHAN UMAR


Sistem pemerintahan dan perkembangannya di negeri Arab Masa pemerintahan Umar adalah masa perang dan penaklukan, dengan kemenangan selalu berada di pihak Muslimin. Kedaulatan mereka meluas sampai mendekati Afganistan dan Cina di sebelah Timur, Anatolia dan laut Kaspia di Utara, Tunis dan sekitarnya di Afrika Utara di bagian barat dan kawasa Nubia di selatan. Di samping itu, mengadakan perluasan sampai daerah-daerah itu di luar keinginan Umar dan Abu Bakar. Politik Umar adalah hendak menggabungkan semua ras Arab ke dalam satu kesatuan yang membentang dari Teluk Aden di selatan sampai ke ujung utara di pedalaman Samawah. Tetapi sesudah semua itu selesai, ia ingin hanya sampai di perbatasan itu, jangan melampaui. Meskipun begitu, nyatanya pasukan Muslim dapat menaklukan lebih dari yang dia angan-angankan. Sistem pemerintahan seperti ini bukan merupakan hasil pemikiran rasional, akan tetapi apa yang sudah tertanam sejak lahir. Orang-orang Arab akan mencurahkan perhatiannya pertama-tama akan diarahkan pada segalanya untuk mengatur pusat kekuatan yang mendorong lahirnya kondisi dan pertumbuhan di daerah pusat, untuk kemudian akan bekerja sama mendorong seluruh komponen pendukungnya. Perbedaan kebijakan Abu Bakar dengan Umar Pemerintahan Abu Bakr tidak sedikit sama dengan pemerintahan Rasulullah, akan tetapi kebijakannya untuk memungut zakat seperti pada zaman Rasulullah tidak begitu diterima baik oleh warga Arab, sehingga timbul perang Riddah yang akhirnya dimenangkan Abu Bakar. Setelah berganti kepemimpinan, Umar memfokuskan pada persatuan, sehingga banyak yang menyebutkan bahwa dalam revolusi rohani yang agung itu dialah mahkotanya, dan dalam sendi-sendi pemerintahan yang kuat di dunia adalah penegaknya. Pada masa itulah, Islam tersebar dan stabil. Dimulainya tahun Hijriah oleh Umar

Pada saat itu, bangsa Arab menggunakan system kalender peninggalan zaman Jahiliyah yang menandakan setiap tahun dengan mengkaitkannya dengan peristiwa-peristiwa besar. Melihat bahwa hal tersebut mengacu pada tahun Jahiliyah, maka Umar berpendapat Islam harus menghapusnya. Maka, peristiwa hijrah Nabi ke Yastrib dijadikan acuan dalam menentukan tanggal awal kalender Arab. Umar pun menjadikan Madinah sebagai ibukota. Kepribadian Umar Umar dikenal sebagai sosok yang ahli strategi, dimana hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana pesatnya Islam berkembang pada masa itu. Umar dikenal sebagai pemimpin yang berbakti pada rakyatnya, terlihat dari sosoknya yang tetap sederhana. Dia tidak melihat bahwa seorang Khalifah memiliki hak yang lebih banyak dari rakyatnya. Umar juga keras dan disiplin terhadap keluarganya. Hal-hal inilah yang menyebabkan Umar sebagai pemimpin yang dihormati rakyatnya. Dalam masa pemerintahannyaa, Umar juga membentuk administrasi Negara dan pendistribusian serta pengangkatan hakim. Beliau juga membentuk lembaga keuangan dan pemberian tunjangan. Umar sangat menghormati prinsip-prinsip Islam dan mengangkat martabat kaum Muslimin, Kedua kecendrungannya inilah yang menjadi cirri keagungan dan kebanggaannya. Dan apabila dalam berhubungan dengan manusia atas dasar prinsip-prinsip itu, dan menjalankan system pemerintahan dengan jujur dan adil, maka hal tersebut akan menjadi pondasi yang kuat bagi pemerintahan selanjutnya. Hal itulah yang terjadi di masa pemerintahan Umar bin Khattab,

Вам также может понравиться