Вы находитесь на странице: 1из 2

Bergesernya Makna dan Munculnya Kata-kata Baru dalam Bahasa Indonesia di Masa Kini Bahasa Indonesia merupakan bahasa

yang dipakai oleh negara kita yaitu Indonesia. Bahasa Indonesia termasuk bahasa yang mudah dipelajari. Dibandingkan dengan bahasa yang lain bahasa Indonesia merupakan bahasa yang paling konsisten. Ia konsisten dalam hal penguacapan dan penulisannya, tidak mengenal maskulinitas dan feminitas dalam penyebutan benda. Selain itu, tidak perlu adanya perubahan kata kerja karena perbedaan waktu. Seiring dengan perkembangannya bahasa kerap kali terjadi perubahan atau pergeseran makna di setiap kata yang dipilih. Terdapat kaidah yang sesuai dengan pembentukan kalimat bahasa Indonesia di dalam pemakaian kata, yaitu dalam kepatan dan kesesuaian dalam menggunakan kata-kata (Sabarti Akhadiyah, 1988:82).

Sebagai contoh, kata ibu dulu hanya mengandung arti wanita yang melahirkan, sekarang menjadi kata umum untuk wanita yang sudah dewasa. Sebaliknya terdapat penyempitan arti kata, sebagai contoh kata pala (dari bahasa Sansekerta phala) dahulu berarti buah dalam arti umum atau hasil. Namun sekarang kata tersebut hanya berarti semacam (satu macam) buah saja. (Sabarti Akhadiyah, 1988:89-90). Hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa mengalami perubahan di tiap waktunya. Tak hanya dalam pergeseran makna, bahasa yang saat ini sering digunakan sehari-hari banyak sekali yang menyimpang dari kaidah. Penyimpangan tersebut terjadi pada pemakaian Imbuhan, kata ganti persona, dan kata tugas. Munculnya kata-kata baru dan bergesernya makna dalam kata terjadi karena pemakaian kata yang di ambil dari bahasa daerah. Dialek juga mempengaruhi terjadinya istilah atau kata-kata baru dalam penggunaan bahasa Indonesia. Dialek yang berpengaruh besar pada perkembangan bahasa Indonesia yaitu dialek Jakarta, yang berupa (1) frasa (2) klausa dan (3) kata tugas. Frasa dialek Jakarta yang sering digunakan yaitu Enggak, pada ngapain, Gini dan pengen tahu. Padanan kata dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dari kata-kata tersebut adalah tidak, sedang apa, begini, dan ingin tahu. Pemakaian kata tugas pada dalam kata tersebut tidak memiliki makna dan funsi yang sama seperti kata pada dalam bahasa Indonesia. Pemakaian dialek Jakarta yang berupa klausa, seperti berikut: Jadi, dilaksanakannya sore hari: waktu eee dua jam; tapi kalu kita masih seneng, bisa lebih lama gitu karena kan eee paginya udah belajar. (Titik Indiyastini:1998, 58)

Dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, tuturan tersebut berpadanan dengan senang karena bisa lebih lama begitu karena pada pagi harinya (saya) sudah belajar, yang sesuai dalam konteksnya (Titik Indiyastini:1998, 59). Kata tugas dilaek Jakarta yang sering berpengaruh yaitu tuh, nah, sih, kok, dan nih, yang dalam bahasa Indonesia tidak sepenuhnya dapat diwakilkan karena bentuk-bentuk kata tugas seperti ini hanya dimaksudkan untuk memperkuat pernyataan atau makna kalimat.

Selain dari faktor dialek Jakarta, faktor lain yang juga mempengaruhi pembentukan kata baru dan bergesernya makna kata adalah unsur bahasa asing. Pengaruh bahasa asing itu sering terjadi pada tataran leksikal. Sebenarnya, perubahan yang terjadi tersebut tidak menjadi masalah jika pemakaian bahasa yang demikian hanya dipakai di kehidupan sehar-hari. Di luar negeri pun terdapat bahasa percakapan sehari-hari yang berbeda jauh dari tatanan bahasa aslinya. Hal tersebut dapat memberikan efek positif, yaitu meluasnya bahasa dan muncul kosa kata baru. Namun, hal tersebut akan berakibat buruk pada tatanan bahasa Indonesia yang sebenarnya, karena mereka akan merasa kesulitan atau mungkin masih salah pada pemakaian kosa kata yang sejatinya mereka mengetahui bagaimana seharusnya memakai kata tersebut di dalam forum resmi. Hal tersebut terjadi, karena mereka terbiasa memakai tuturan kata yang dipakai dalam interaksi kehidupan sehari-hari. Perkembangan bahasa yang terjadi ini dikarenakan adanya perkembangan IPTEK dan persepsi masyarakat tentang terdapatnya bahasa yang lebih baik dari bahasa lain, atau anggapan penggunaan kata yang dianggap lebih modern yang sebenarnya tidak benar adanya.

Titik Indiyastini, Yayah B. Lumintaintang , Wati kurniawati- 1998BAHASA INDONESIA : Ragam Lisan Fungsional Bentuk dan Pilihan Kata,. Jakarta: Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa. Sabarti Akhadiah, Maidar g. Arsjad , Sakura H. Ridwan, Pembinaan Kemampuan menulis Bahasa Indonesia, 1989. Jakarta: Erlangga
http://laila.masiqbal.com/blog/2009/12/29/perkembangan-bahasa-indonesia/

Вам также может понравиться