Вы находитесь на странице: 1из 14

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT ( THE NATURAL HISTORY OF DISEASE) Oleh : drh. Hiswani, M.

Kes Untuk membuat diagnosis, salah satu hal yang perlu diketahui adalah riwayat alamiah penyakit. Riwayat alamiah penyakit adalah perkembangan penyakit itu tampa campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlansung secara natural. Seorang yang sehat kemudian menjadi sakit akan mengalami perubahan-perubahan patologik didalam tubuhnya. Lama perubahan patologik hingga orang tersebut kelihatan sakit bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit lainnya. Demikian pula akibat yang dialami seseorang setelah sakit bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit lainnya. Ada yang sembuh dengan sendirinya, ada yang cacat, meninggal perjalanan penyakit yang alami artinya, [tanpa pengobatan apapun] sejak dari keadaan sehat hingga timbulnya akibat penyakit, dinamakan riwayat alamiah penyakit A.Manfaat Mengetahui Riwayat Alamiah Penyakit 1. Untuk diagnostic : masa inkubasi dapat dipakai pedoman penentuan jenis penyakit, Dalam KLB (Kejadian Luar Biasa) 2. Untuk Pencegahan: dengan penyakit. 3. Untuk terapi : Terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada tahap perjalanan awal penyakit, terapi yang tepat sudah diberikan. Lebih awal terapi akan lebih baik hasil yang diharapkan B. Tahap-Tahap Riwayat Alamiah Riwayat berikut: 1. Tahap Prepatogenesis 2. Tahap Patogenesis Alamiah penyakit pada umumnya melalui tahap-tahap sebagai mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan

3. Tahap pasca patogenesis, yang dapat berlanjut menjadi a. Sembuh b. Berkelangsungan kronik c. Cacat d. Mati

AD. 1. Tahap Prepatogenesis Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/sehat walaupun demikian sebernarnya telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetepi interaksi ini masih terjadi diluar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada diluat tubuh Pejamu . Belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh pejamu masih kuat. Namun apabila daya tahan tubuh pejamu lemah atau bibit penyakit menjadi ganas, atau lingkungan memberi kondisi yang kurang menguntungkan pejamu, maka keadaan dapat segera berubah ke tahap Patogenesis. AD. 2. Tahap Patogenesis Tahap ini meliputi 4 sub tahap yaitu; a. Tahap Inkubasi Merupakan waktu antara masuknya bibit penyakit kedalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbul gejala lainnya. Masa inkubasi ini bervariasai antara satu penyakit dengan penyakit lainnya. Pengetahuan mengenai lamanya masa inkubasi ini sangat penting, berguna untuk informasi diagnosis. Setiap penyakit mempunyai masa inkubasi tersendiri, dan pengetahuan masa inkubasi dapat dipakai untuk identifikasi jenis penyakitnya. b. Tahap Penyakit Dini Tahap ini melalui dengan munculnya gejala penyakit yang kelihatannya ringan. Tahap ini telah menjadi masalah kesehatan.

c. Tahap Penyakit Lanjut Merupakan tahap dimana penyakit bertambah hebat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya. Pada tahap ini penyakit memerlukan pengobatan yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik. d. Tahap Penyakit Akhir Berakhirnya perjalanan penyakit dapat sembuh sempurna, sembuh cacat, Karier. AD.3 Tahap Pasca Patogenesis kembali seperti sebelum sakit. b. Berkelansungan Kronik : seolah-olah kelihatan sembuh tetapi bibit penyakit masih ditemukan dalam tubuh pasien, dan pasien masih dalam keadaan sakit. c. Cacat : bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, karena meninggalkan bekas gangguan yang permanent berupa cacat. d. Meninggal : pejamu tidak mampu bertahan dengan penyakit yang dialaminya sehingga diakhiri dengan kematian. Berdasarkan kerangka umum riwayat alamiah penyakit dapat membagi riset epidemiologi dalam tiga katagori: a. Riset Etiologi bertujuan menemukan factor-faktor penyebab penyakit b. Riset Prognosis bertujuan mempelajari factor-faktor yang berperan dalam mengubah penyakit menjadi terminal penyakit. c. Riset intervensi bertujuan mengevaluasi efikasi atau efektivitas intervensi, baik yang sifatnya pencegahan Primer, Pencegahan sekunder dan Pencegahan Tersier. Menurut Rothmant(1981); Mausner dan Kramer (1985) Riwayat Alamiah Penyakit Terdiri 4 Fase:

a. Sembuh : bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih sehat

1. Fase Rentan 2. Fase Presimtomatik 3. Fase Klinik 4. Fase Terminal AD.1 Fase Rentan Adalah tahap berlansungnya proses etiologic, dimana factor penyebab pertama kontak dengan pejamu. Disini factor penyebab belum menimbulkan penyakit, tetapi merupakan factor resiko menyebabkan penyakit nantinya. Contoh: kolesterol LDL (Low density Lipoprotein) yang tinggi meningkatkan kemungkinan kejadian penyakit jantung koroner. Kebiasaan merokok meningkatkan probabilitas kejadian Ca paru dll. Faktor penyebab diatas termasuk factor resiko yang kehadirannya meningkatkan probabilitas kejadian penyakit, sebelum penyakit tersebut mencapai fase ireversibilitas. Faktor resiko dapat berubah atau tetap. Jenis pekerjaan, kebiasaan makan, kebiasaan merokok dan perilaku seksual merupakan factor resiko yang dapat berubah. Sehingga seorang perokok dapat berhenti merokok, agar terhindar dari Ca Paru dll. Faktor umur, gender, ras dan riwayat keluarga adalah faktor-faktor resiko yang penting tetapi tidak dapat berubah. Identifikasi faktor-faktor resiko yang tidak dapat dirubah tetap diperlukan, agar dapat dilakukan tindakan-tindakan pengawasan medik secara lebih ketat dan pembuatan kebijakan yang dibutuhkan untuk melindungi orang-orang yang memiliki faktor-faktor resiko tersebut.. AD 2. Fase Presimtomatik Adalah tahap berlansungnya proses perubahan patologik yang diakhiri dengan keadaan ireversibel ( yaitu, manifestasi penyakit tidak dapat dihindari lagi). Disini belum terjadi manifestasi penyakit, tetapi telah terjadi tingkat perubahan patologik yang siap untuk dideteksi tanda dan

gejalanya pada tahap berikutnya contoh: perubahan aterosklerosis arteria koronaria sebelum seorang memperlihatkan tanda dan gejala PJK, dsb. AD 3. Fase klinik Adalah tahap dimana perubahan patologik pada organ telah cukup banyak,sehingga Tanda dan gejala penyakit mulai dapat dideteksi. Disini telah terjadi manifestasi klinik penyakit. Menurut Mausner dan Kramer (1985) menganjurkan pembagian yang lebih rinci lagi tahap ini, agar manajemen dan riset epidemiologi dapat dilakukan dengan lebih akurat. Tergantung pada jenis penyakitnya. Dewasa ini masih banyak penyakit yang belum diketahui dengan jelas riwayat alamiah penyakit terutama pada tahap klinik. Agar dapat memahami sebabnya dengan lebih jelas, banyak epidemiolog melakukan riset tindak lanjut (follow up) pada kelompok besar subyek penelitian selama beberapa waktu. Dengan rancangan riset Longitudinal dan Prospektif. AD 4. Fase Terminal Adalah tahap dimana mulai terlihat akibat dari penyakit. Akibat penyakit mungkin sembuh spontan, sembuh dengan terapi, kecacatan atau meninggal. Contoh : poliomyelitis tipe para litik membawa akibat paralysis. Beberapa konsep dan parameter yang perlu dikenal dalam riwayat alamiah penyakit adalah: a. Masa inkubasi b. Fase induksi c. Fase Promosi d. Promotor e. Faktor deteksi f. Durasi Penyakit g. Faktor Prognosis h. Kronisitas

i. Pencegahan Masa inkubasi (masa laten) adalah priode waktu sejak masuknya penyebab awal pada pejamu hingga timbulnya manifestasi klinik. Masa inkubasi terdiri dua fase: 1. fase induksi dan 2. fase promosi. Fase induksi berlansung sejak bertemunya factor penyebab awal dengan pejamu, hingga proses patologik yang ireversibel. Fase promosi berlansung sejak proses patologik yang ireversibel hingga timbulnya tanda dan gejala klinik. Untuk penyakit menahun masa inkubasi biasanya disebut masa laten (Kelsey et.al., 1986) Faktor-faktor yang sejak awal proses patologik yang ireversibel secara etiologik berperan penting untuk menimbulkan tanda dan gejala klinik disebut Promotor. Faktor-faktor yang dikenal sejak proses patologik yang ireversibel hingga terdeteksi penyakit secara klinik, tetapi tidak berperan penting untuk menimbulkan penyakit disebut faktor deteksi (Kleinbaun et al., 1982). Durasi penyakit adalah periode waktu sejak penyakit terdeteksi secara klinik hingga timbul akibat penyakit (Mac mahon dan Pugh, 1970). Faktor Prognosik adalah factor-faktor yang diyakini mempunyai hubungan dengan probabilitas kasus untuk berkembang menjadi bentuk terminal penyakit, baik sembuh, cacat atau meninggal. Tujuan riset intervensi adalah mengevaluasi efikasi atau efektivitas intervensi, yang dapat berupa pencegahan primer, Pencegahan sekunder dan pencegahan tersier (Caplan sit. Murti, 1997). Contoh-contoh Upaya Pencegahan: 1. Pencegahan dilakukan; a. Pendidikan Kesehatan b. Imunisasi c. Kontrol Lingkungan/ Sanitasi d. Konsul Genetika Primer Pencegahan Tingkat Pertama) dapat

2. Pencegahan Sekunder (Pencegahan Tingkat Kedua) Diusahakan dilakukan pada awal masa sakit berupa: a. Screning (Penyaringan) b. Pemberian Pengobatan sejak dini 3. Pencegahan Tersier ( Pencegahan Tingkat Ketiga) Upaya dilakukan pasca sakit seperti a. Rehabilitasi b. Perawatan Lansia dll Besarnya kemungkinan kerbehasilan upaya pencegahan sangatlah terbatas, antara lain tergantung pada natural dari penyakit yang dicegah. Tak dapat disangkal ada penyakit atau masalah kesehatan yang relative dapat dan mudah dicegah dan ada yang sulit bahkan tidak dapat dicegah.

A.Manfaat Mengetahui Riwayat Alamiah Penyakit 1. Untuk diagnostic : masa inkubasi dapat dipakai pedoman penentuan jenis penyakit, Dalam KLB (Kejadian Luar Biasa) mengetahui rantai perjalanan 2. Untuk Pencegahan: dengan

penyakit dapat dengan mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit. 3. Untuk terapi : Terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada tahap perjalanan awal penyakit, terapi yang tepat sudah diberikan. Lebih awal terapi akan lebih baik hasil yang diharapkan Tahap-Tahap Riwayat Alamiah Riwayat Alamiah penyakit pada umumnya melalui tahap-tahap sebagai berikut: a. Tahap Prepatogenesis b. Tahap Patogenesis
c.

Tahap pasca patogenesis, yang dapat berlanjut menjadi :

Sembuh Berkelangsungan kronik Cacat Mati Contoh-contoh Upaya Pencegahan:

Pencegahan Primer Pencegahan Tingkat Pertama) dapat dilakukan; Pendidikan Kesehatan Imunisasi Kontrol Lingkungan/ Sanitasi Konsul Genetika Pencegahan Sekunder (Pencegahan Tingkat Kedua) Diusahakan dilakukan pada awal masa sakit berupa: Screning (Penyaringan) Pemberian Pengobatan sejak dini Pencegahan Tersier ( Pencegahan Tingkat Ketiga) Upaya dilakukan pasca sakit seperti Rehabilitasi Perawatan Lansia dll

Riwayat tampa

alamiah Penyakit:

adalah perkembangan penyakit

campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya

sehingga suatu penyakit berlansung secara natural.

Berdasarkan kerangka umum riwayat alamiah penyakit dapat membagi riset epidemiologi dalam tiga katagori: Riset Etiologi bertujuan menemukan factor-faktor penyebab penyakit Riset Prognosis bertujuan mempelajari factor-faktor yang berperan dalam mengubah penyakit menjadi terminal penyakit. Riset intervensi bertujuan mengevaluasi efikasi atau efektivitas intervensi, baik yang sifatnya pencegahan Primer, Pencegahan sekunder dan Pencegahan Tersier.

Menurut Rothmant(1981); Mausner dan Kramer (1985) Riwayat Alamiah Penyakit Terdiri 4 Fase: Fase Rentan Fase Presimtomatik Fase Klinik Fase Terminal

AD. 1. Tahap Prepatogenesis

10

Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/sehat walaupun demikian sebernarnya telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi diluar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh Pejamu . Belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh pejamu masih kuat. AD. 2. Tahap Patogenesis Tahap ini meliputi 4 sub tahap yaitu; Tahap Inkubasi Merupakan waktu antara masuknya bibit penyakit kedalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbul gejala lainnya. Masa inkubasi ini bervariasai antara satu penyakit dengan penyakit lainnya. Tahap Penyakit Dini Tahap ini melalui dengan munculnya gejala penyakit yang kelihatannya ringan. Tahap ini telah menjadi masalah kesehatan. Tahap Penyakit Lanjut Merupakan tahap dimana penyakit bertambah hebat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya. Pada tahap ini penyakit memerlukan pengobatan yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik. Tahap Penyakit Akhir Berakhirnya perjalanan penyakit dapat sembuh sempurna, sembuh cacat, Karier.

11

Tahap Pasca Patogenesis Sembuh : bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih sehat kembali seperti sebelum sakit. Berkelansungan Kronik : seolah-olah kelihatan

sembuh tetapi bibit penyakit masih ditemukan dalam tubuh pasien, dan pasien masih dalam keadaan sakit. Cacat : bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, karena meninggalkan bekas gangguan yang permanent berupa cacat. Meninggal : pejamu tidak mampu bertahan dengan penyakit yang dialaminya sehingga diakhiri dengan kematian.

12

Fase Rentan Adalah tahap berlansungnya proses etiologic, dimana factor penyebab pertama kontak dengan pejamu. Disini factor penyebab belum menimbulkan penyakit, tetapi merupakan factor resiko menyebabkan penyakit nantinya. Contoh: kolesterol LDL (Low density Lipoprotein) yang tinggi meningkatkan dll. kemungkinan kejadian penyakit jantung koroner. Kebiasaan merokokmeningkatkan kejadian Ca paru

Fase Presimtomatik Adalah tahap berlansungnya proses perubahan patologik yang diakhiri dengan keadaan ireversibel ( yaitu, manifestasi penyakit tidak dapat dihindari lagi). Disini belum terjadi manifestasi penyakit, tetapi telah terjadi tingkat perubahan patologik yang siap untuk dideteksi tanda dan gejalanya pada tahap berikutnya contoh: perubahan aterosklerosis arteria koronaria sebelum seorang memperlihatkan tanda dan gejala PJK, dsb.

13

Fase klinik Adalah tahap dimana perubahan patologik pada organ telah cukup banyak,sehingga Tanda dan gejala penyakit mulai dapat dideteksi. Disini telah terjadi manifestasi klinik penyakit. Menurut Mausner dan Kramer (1985) menganjurkan pembagian yang lebih rinci lagi tahap ini, agar manajemen dan riset epidemiologi dapat dilakukan dengan lebih akurat. Tergantung pada jenis penyakitnya.

Fase Terminal Adalah tahap dimana mulai terlihat akibat dari penyakit. Akibat penyakit mungkin sembuh spontan, sembuh dengan terapi, kecacatan atau meninggal. Contoh : poliomyelitis tipe para litik membawa akibat paralysis.

14

Вам также может понравиться