Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Air tubuh total (total body water) bergantung pada usia, berat badan, jenis kelamin, dan derajat obesitas. Kansungan ini secara perlahan berkurang seiring pertambahan usia. a. Pada bayi. Sekitar 80% berat badannya adalah air. Karena bayimemeiliki area permukaan kulit yang besar dibandingkan berat badannya, bayi mengalami kehilangan air tak kasat mata (difusi molekul air melaui sel-sel kulit). Kebutuhan cairannya juga lebih tinggi karena pertumbuhannya yang cepat dan peningkatan metabolism yang meningkatkan produksi urin. b. Pada orang dewasa, total body water, mencapai 60% berat tubuh (sekitar 40 L) laki-laki muda dan 50% berat badan (sekitar 30 L) perempuan muda. Total body water perempuan muda lebih sedikit karena lemak subkutannya lebih banyak. Jaringan adipose mengandung air selular yang sangat sedikit (hanya sekita 10%). Obesitas dapat terjadi pada kandungan total body water yang hanya berkisar 25% sampai 30% berat tubuh. c. pada orang berusai diatas 65 tahun, total body water mungkin hanya mencapai 40% sampai 50% berat badan. d. bayi, lansia, dan orang yang obesitas sangat rentan terhadap kehilangan air. Kekurangan air (dehidrasi) dapat terjadi dengan cepat selama belangsungnya mekanisme kehilangan iar seperti berkeringat demam, diare, dan muntah. Ethel Sloane, anatomi dan fisiologi untuk pemula Asupan dan kehilangan cairan dan elektrolit pada keadaan normal Homeostasis cairan tubuh yang normalnya diatur oleh ginjal dapat berubah oleh stres akibat operasi, kontrol hormon yang abnormal, atau pun oleh adanya cedera pada paru-paru, kulit atau traktus gastrointestinal.9 Pada keadaan normal, seseorang mengkonsumsi air rata-rata sebanyak 2000-2500 ml per hari, dalam bentuk cairan maupun makanan padat dengan kehilangan cairan ratarata 250 ml dari feses, 800-1500 ml dari urin, dan hampir 600 ml kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss) dari kulit dan paru-paru.9 Kepustakaan lain menyebutkan asupan cairan didapat dari metabolisme oksidatif dari karbohidrat, protein dan lemak yaitu sekitar 250-300 ml per hari, cairan yang diminum setiap hari sekitar 1100-1400 ml tiap hari, cairan dari makanan padat sekitar
800-100 ml tiap hari, sedangkan kehilangan cairan terjadi dari ekskresi urin (rata-rata 1500 ml tiap hari, 40-80 ml per jam untuk orang dewasa dan 0,5 ml/kg untuk pediatrik), kulit (insensible loss sebanyak rata-rata 6 ml/kg/24 jam pada rata-rata orang dewasa yang mana volume kehilangan bertambah pada keadaan demam yaitu 100-150 ml tiap kenaikan suhu tubuh 1 derajat celcius pada suhu tubuh di atas 37 derajat celcius dan sensible loss yang banyaknya tergantung dari tingkatan dan jenis aktivitas yang dilakukan), paru-paru (sekitar 400 ml tiap hari dari insensible loss), traktus gastointestinal (100-200 ml tiap hari yang dapat meningkat sampai 3-6 L tiap hari jika terdapat penyakit di traktus gastrointestinal), third-space loses.5 Tabel.2 Rata-rata harian asupan dan kehilangan cairan pada orang dewasa5 FLUID GAINS FLUID LOSES Oxidative 300 ml Kidneys 1200-1500 ml metabolism Skin 500-600 ml Oral fluids 1100-1400 ml Lungs 400 ml Solid foods 800-1000 ml GI tract 100-200 ml TOTAL 2200-2700 ml TOTAL 2200-2700 ml Perubahan cairan tubuh Perubahan cairan tubuh dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu : 1. Perubahan volume a. Defisit volume Defisit volume cairan ekstraselular merupakan perubahan cairan tubuh yang paling umum terjadi pada pasien bedah. Penyebab paling umum adalah kehilangan cairan di gastrointestinal akibat muntah, penyedot nasogastrik, diare dan drainase fistula. Penyebab
lainnya dapat berupa kehilangan cairan pada cedera jaringan lunak, infeksi, inflamasi jaringan, peritonitis, obstruksi usus, dan luka bakar. Keadaan akut, kehilangan cairan yang cepat akan menimbulkan tanda gangguan pada susunan saraf pusat dan jantung. Pada kehilangan cairan yang lambat lebih dapat ditoleransi sampai defisi volume cairan ekstraselular yang berat terjadi.9 * Dehidrasi Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar konsentrasi serum dari natrium menjadi isonatremik (130-150 mEq/L), hiponatremik (<139 mEq/L) atau hipernatremik (>150 mEq/L). Dehidrasi isonatremik merupakan yang paling sering terjadi (80%), sedangkan dehidrasi hipernatremik atau hiponatremik sekitar 5-10% dari kasus.15 Dehidrasi Isotonis (isonatremik) terjadi ketika kehilangan cairan hampir sama dengan konsentrasi natrium terhadap darah. Kehilangan cairan dan natrium besarnya relatif sama dalam kompartemen intravaskular maupun kompartemen ekstravaskular.15 Dehidrasi hipotonis (hiponatremik) terjadi ketika kehilangan cairan dengan kandungan natrium lebih banyak dari darah (kehilangan cairan hipertonis). Secara garis besar terjadi kehilangan natrium yang lebih banyak dibandingkan air yang hilang. Karena kadar natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular berpindah ke kompartemen ekstravaskular, sehingga menyebabkan penurunan volume intravaskular.15 Dehidrasi hipertonis (hipernatremik) terjadi ketika kehilangan cairan dengan kandungan natrium lebih sedikit dari darah (kehilangan cairan hipotonis). Secara garis besar terjadi kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan natrium yang hilang. Karena kadar natrium tinggi, air di kompartemen ekstraskular berpindah ke kompartemen intravaskular, sehingga meminimalkan penurunan volume intravaskular.15 Tabel.3 Tanda-tanda klinis dehidrasi15 Symptom/Sign
Mild Dehydration Moderate Dehydration Severe Dehydration Level of consciousness* Alert Lethargic Obtunded Capillary refill* 2 Seconds 2-4 Seconds Greater than 4 seconds, cool limbs Mucous membranes* Normal Dry Parched, cracked Tears* Normal Decreased Absent Heart rate Slight increase Increased Very increased Respiratory rate Normal Increased Increased and hyperpnea Blood pressure Normal Normal, but orthostasis Decreased Pulse Normal Thready Faint or impalpable Skin turgor Normal Slow Tenting Fontanel Normal Depressed Sunken Eyes Normal Sunken Very sunken Urine output Decreased Oliguria Oliguria/anuria * Best indicators of hydration status Tabel. 4 Derajat dehidrasi16 Dehidrasi Dewasa Anak Ringan 4 % 4 % - 5 % Sedang 6 % 5 % - 10 % Berat 8% 10 % - 15 % Shock 15-20% 15-20% Terapi untuk dehidrasi (rehidrasi) dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan cairan untuk rumatan, defisit cairan dan kehilangan cairan yang sedang berlangsung. Beberapa
pendekatan terangkum dalam tabel 5.17 Strategi untuk rehidrasi adalah dengan memperhitungkan defisit cairan, cairan rumatan yang diperlukan dan kehilangan cairan yang sedang berlangsung disesuaikan . Cara rehidrasi16 : 1. Nilai status rehidrasi (sesuai tabel 4 di atas), banyak cairan yang diberikan (D) = derajat dehidrasi (%) x BB x 1000 cc 2. Hitung cairan rumatan (M) yang diperlukan (untuk dewasa 40 cc/kgBB/24 jam atau rumus holliday-segar seperti untuk anak-anak) 3. Pemberian cairan : o6 jam I = D + M atau 8 jam I = D + M (menurut Guillot 17) o 18 jam II = D + M atau 16 jam II = D+ M (menurut Guillot 17) dapus 9. Schwartz SI, ed. Principles of surgery companion handbook. 7th ed. New york: McGraw-Hill; 1999:53-70. 5. Heitz U, Horne MM. Fluid, electrolyte and acid base balance. 5th ed. Missouri: Elsevier-mosby; 2005.p3-227 15. Ellsbury DL, George CS. Dehydration. eMed J [serial online] 2006 Mar [dikutip 6 Okt 2007]. Tersedia dari: URL: http://www.emedicine.com/CHILD/topic925.htm. 16. Fakultas Kedokteran Unpad. Protokol Tindakan Bedah. Bandung. 2003 A. DEFINISI DEHIDRASI Dehidrasi, yang berarti kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak daripada jumlah cairan yang masuk. .Namun saat dehidrasi,yang terjadi tidak hanya kehilangan cairan tubuh,melainkan juga elektrolit yang terkandung dalam cairan tersebut. Padahal elektrolit berperan untuk menjaga keseimbangan cairan di luar sel dan berperan dalam aktivitas sel. 1.Dehidrasi berdasarkan zat yang dikeluarkan: Dehidrasi hipertonik: berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium.ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter). Dehidrasi isotonik: hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama ditandai dengan
normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter). Dehidrasi hipotonik: hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air. ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter. 2.Dehidrasi berdasarkan jumlah cairan yang dikeluarkan: Dehidrasi ringan: jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan. Dehidrasi sedang: jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan. Dehidrasi berat: jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan. B. GEJALA DEHIDRASI Karena dianggap sepele, tanda-tanda kemunculan dehidrasi kerap kali tak disadari. Namun harus kita sadari gejala-gejala tersebut. 1) Dehidrasi ringan seperti haus, mulut kering, dan bibir kering,nyeri kepala,pusing, mudah mengantuk, 2) Dehidrasi sedang sepertimudah lelah dan pegal-pegal,tonus kulit jadi menurun (kalau kulit dicubit, kulit akan lama kembali ke bentuk semula alias tidak kenyal), dan berat badan menurun, detak jantung meningkat,mual,nafsu makan berkurang,mudah emosi. 3) Dehidrasi berat seperti mata menjadi cekung, kulit menjadi pucat, ujung-ujung jari menjadi dingin karena aliran darah ke kapiler-kapiler ini menjadi berkurang, warna kulit di ujung-ujung jari juga kadang jadi kebiru-biruan karena oksigen yang dibawa oleh aliran darah berkurang, Lapisan lendir yang sangat kering pada mulut,mata kering,suhu badan tinggi, dan denyut nadi melonjak dari cepat sekali menjadi super lambat. Sedangkan secara psikologis penderita juga jadi apatis dan kesadarannya perlahan-lahan menurun,koma dan meninggal dunia. C. PENYEBAB Beberapa kondisi yang seringa menyebabkan dehidrasi antara lain : 1. Kurang minum 2. Keringat berlebihan 3. Suhu atau iklim 4. Perdarahan 5.Diare. 6.Muntah 7.Berkeringat. 8.Diabetes. 9. Lingkungan pun berpengaruh cukup besar terhadap kondisi cairan tubuh. Di
tempat bersuhu dingin, tubuh harus berupaya memproduksi energi panas.. D. Yang berpotensi Dehidrasi 1. ANAK-ANAK. Mereka giat beraktivitas,sehingga banyak mengeluarkan energi dan keringat. Masa remaja yang sedang dalam masa pertumbuhanpun tak luput dari resiko ini. 2. LANSIA. Kemampuan tubuh merekaa untuk menahan air sudah berkurang,kepekaan terhadap sinyal haus berkurangdan kemampuan beradaptasi dengan suhu lingkungan menurun. Ditambah lagi mereka mudah lupa(termasuk lupa makan dan minum), mungkin karena tidak ada yang melayani. 3. ATLET. Makin lama waktu berolah raga,(apalagi ditempat panas dan lembab)resiko terjadinya dehidrasi akan makin besar. Bahkan dehidrasi yang dialami dapat berlangsung hingga berhari-hari.
4. PENDERITA PENYAKIT KRONIS. Mereka yang memiliki penyakit diabetes amt rentan mengalami dehidrasi. Sedangkan bagi penderita hipertensi yang umumnya mengkonsumsi obat-obat yang berefek diuretik, harus lebih tanggap terhadap kondisi kekurangan cairan. Bahkan kondisi flu atau nyeri tenggorokan juga bisa memicu seorang untuk malas minum. 5. PENDAKI GUNUNG. Ketika kita hendak mencapai ketinggian tertentu, tubuh memberi isyarat berupa sering buang air kecil dan nafas terengah-engah. Makin cepat frekuensi pernafasan , makin cepat pula cairan tubuh yang hilang. Kalo yang ini ga ada dapusnya