Вы находитесь на странице: 1из 4

DUNIA MAHASISWA : MINIATUR DINAMIKA MASYARAKAT (Sebuah tinjauan tentang perkuliahan dan organisasi)

Oleh Indra Fajar Nurdin Pendahuluan Seorang teman menuturkan pengalamannya sebagai berikut : Saya mempunyai pengalaman menarik ketika pertama kali menginjakan kaki di kampus baru saya di daerah Ledeng Bandung. Begitu melewati gerbang kampus, yang pertama kali saya lihat adalah sebuah tenda yang didirikan di pinggir jalan, di dalam tenda tersebut saya lihat ada mahasiswa yang sedang terbaring. Saya tidak mengerti apa yang sedang dilakukan mahasiswa tersebut. Akhirnya saya baru tahu mengenai apa yang sedang dilakukannya setelah saya membaca spanduk diatas tenda tersebut yang bertuliskan : AKSI MOGOK MAKAN MENENTANG KENAIKAN SPP MAHASISWA BARU. BERIKANLAH PENDIDIKAN YANG MURAH DENGAN KUALITAS YANG TIDAK MURAHAN. Hal ini menggugah pikiran saya sebab belum pernah saya melihat hal tersebut di sekolah-sekolah saya sebelumnya. Akhirnya saya sadar bahwa saat ini saya sudah memasuki dunia kampus. Saya baru saja melewati sebuah gerbang yang mencopot predikat siswa yang telah melekat dalam diri saya selama 12 tahun dan menggantikannya dengan predikat Mahasiswa . Dari penuturan pengalaman seorang sahabat tersebut diatas, setidaknya kita bisa memahami kondisi objektif dari dunia mahasiswa. Mahasiswa dituntut untuk selalu kritis, inovatif, dan reformis terhadap segala gejala yang berkembang di kampus ataupun di masyarakat. Sikap seperti itu akan didapatkan mahasiswa bukan hanya dari bangku kuliah saja, melainkan dari suatu pembinaan yang terarah dan terpadu dalam sebuah organisasi. Mengapa organisasi begitu penting dalam membina mental mahasiswa? Seberapa jauh peranan organisasi dalam mendukung pergerakan mahasiswa? Dan bagaimana organisasi mahasiswa bisa menjadi tulang punggung masyarakat dalam suatu perubahan? Insya Allah, dalam makalah sederhana ini, penulis mencoba untuk mengungkapkannya. Memahami Sosok Mahasiswa Semua psikolog setuju bahwa masa keemasan dalam kehidupan manusia adalah ketika masa mudanya. Masa muda identik dengan pencarian identitas diri. Kalaulah masa muda itu digunakan dengan baik dan penuh manfaat, niscaya masa muda tersebut akan menjadi kenangan manis di masa tua. Begitu pula sebaliknya bila masa muda seseorang itu kacau, maka hal itu akan menjadi kenangan pahit dan mimpi buruk di masa tua.

Mahasiswa sebagai suatu sosok generasi muda 1 adalah suatu masa untuk mempersiapkan bentuk masyarakat di masa yang akan datang. Hal ini dilatarbelakangi oleh arus pemikiran mahasiswa yang hampir selalu sejalan dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, bahkan seringkali pemikiran-pemikiran mahasiswa itu adalah perwujudan dari pemikiran dan keinginankeinginan yang sedang berkembang di masyarakat. Bahkan seringkali mahasiswa menjadi ujung tombak untuk menembus kokohnya birokrasi yang menghimpit rakyat. Begitu banyak aksi-aksi yang dijalankan mahasiswa karena kondisi rakyat yang semakin terdesak. Masih segar dalam ingatan kita bagaimana rezim orde baru ditumbangkan mahasiswa, hal itu sebagai perwujudan dari kekuatan mahasiswa -dengan dukungan penuh rakyat- yang akan selalu menjadi penyambung hati nurani rakyat. Hal ini pula yang menjadikan mahasiswa sebagai agent of change. Ia akan selalu dituntut untuk berifikir kritis dalam mencermati segala gejala yang ada di masyarakat, dan sudah menjadi tanggung jawabnya untuk bergerak dan merubah (move and change) apabila merasakan suatu gejala yang dapat menyengsarakan rakyat. Peranan mahasiswa tersebut setidaknya didukung oleh beberapa faktor antara lain : - Usia dan kondisi fisik yang sedang dalam keadaan puncak. Hal ini akan memudahkan mahasiswa dalam bergerak. - Idealisme. Idealisme yang dimiliki mahasiswa sangat tinggi. Sebab dalam proses peremajaan pikiran, mahasiswa akan selalu berhubungan langsung dengan kehidupan masyarakat. Ia akan menjadi bagian integral dari masyarakat, sehingga apa yang dirasakan masyarakat akan dapat langsung dirasakannya juga. Hal ini ditambah dengan semangat yang besar sehingga membuat ciri khas mahasiswa yaitu idealisme yang tinggi. - Pemikiran yang Kritis. Karena selalu berada dalam lingkungan edukasi dan lingkungan masyarakat, pemikiran mahasiswa akan semakin terasah dan kritis. Sehingga sewaktu-waktu dapat membuat gerakan cukup radikal apabila merasa kehidupannya terdesak. Mahasiswa diatas Dua Rel : Kuliah dan Organisasi Salah satu tujuan dari sistem pendidikan nasional negara kita adalah untuk menciptakan manusia yang mempunyai kemampuan menguasai ilmu pengetahuan, memiliki keahlian, dan memiliki keseimbangan antara jasmani dan rohani. Bangku perkuliahan adalah salah satu jenjang untuk mewujudkan tujuan tersebut. Sebagaimana jenjang-jenjang lainnya, dunia kampus pun berperan sebagai lembaga untuk mencetak manusia yang mempunyai keahlian dalam bidang ilmu pengetahuan dan juga untuk mencetak manusia dewasa. Proses pendewasaan sebenarnya merupakan inti dari pendidikan, sebab diyakini apabila seseorang hanya memiliki keahlian saja, maka terbuka kemungkinan adanya penyalahgunaan keahliannya tersebut. Akan tetapi apabila
dalam makalah ini, penulis mengindentikan mahasiswa sebagai generasi muda, dengan tidak mengesampingkan orangtua yang berstatus mahasiswa.
1

keahlian itu disertai dengan kedewasaan, maka keahliannya itu akan semakin berkembang karena dengan pendewasaan sikap maka akan tercapai pula kematangan berfikir. Proses pendewasaan manusia tampaknya merupakan salah satu yang ditekankan di dunia kampus. Mahasiswa mulai meninggalkan cara-cara spoon feed learning (segala sesuatu disuapi guru) dan menggantikannya dengan sistem autonomous learning (belajar mandiri) dengan tujuan agar mahasiswa mulai mengerti kebutuhannya sendiri dan mencoba untuk berfikir keras dalam memecahkan suatu masalah tanpa ketergantungan terhadap orang lain (baca : guru). Hal ini sangat diperlukan mengingat mahasiswa adalah jenjang pendidikan terakhir sebelum seseorang terjun langsung di masyarakat. Seperti telah diutarakan diatas, bahwa mahasiswa diharuskan menggunakan sistem autonomous learning dalam proses kuliah mereka, sehingga cara berfikir mereka akan semakin kritis. Dari sinilah (fikiran kritis, pen.) sebenarnya dimulai kepekaan mahasiswa terhadap situasi yang berkembang di masyarakat. Pada akhirnya dunia kampus (kuliah) lah yang akan mencetak generasi kritisi, dan generasi yang akan selalu mendahulukan kepentingan rakyat. Akan tetapi ternyata ada satu sisi lagi -selain kuliah- yang sangat mempengaruhi pola pikir dan arah pendewasaan sikap para mahasiswa, yaitu organisasi. Lewat organisasi, mahasiswa lebih bebas dalam mengekspresikan kehendaknya, mengeluarkan fikirannya, dan juga untuk memperhatikan situasi dan kondisi rakyat. Organisasi biasaya dianggap lebih memberikan kebebasan bagi mahasiswa daripada bangku kuliah karena organisasi biasanya terlepas dari birokrasi akademik yang ditentukan oleh dosen. Secara umum organisasi berarti susunan dan aturan dari berbagai macam bagian atau orang sehingga merupakan suatu kesatuan utuh yang teratur. Apapun bentuk organisasi (termasuk organisasi mahasiswa) pasti mempunyai tujuan yang sama walaupun terdiri dari bermacam-macam orang atau aturan. Inti dari organisasi adalah Siap memimpin dan ikhlas dipimpin. Dengan ikut bergabung dalam sebuah organisasi, mahasiswa dilatih untuk memiliki sifat tersebut. Hal ini tidak mudah, dibutuhkan kepatuhan dari semua unsur organisasi, kesabaran, keikhlasan, dan pengertian dari mahasiswa itu sendiri. Disinilah peranan organisasi dalam melahirkan mental-mental mahasiswa yang kokoh, mantap, kritis, dan juga ikhlas -lewat berbagai aturan dan programnyayang akan sangat terasa bila mahasiswa terjun langsung di masyarakat. Organisasi mahasiswa memang bermacam-macam, akan tetapi setidaknya hal itu menandakan bahwa betapa penting organisasi dalam mendukung pergerakan mahasiswa. Dan yang paling penting adalah dengan adanya organisasi mahasiswa berarti mahasiswa akan semakin terlatih dalam menangani persoalan-persoalan hidup yang sebenarnya. Mahasiswa : Miniatur Dinamika Masyarakat
3

Sejarah mencatat bahwa runtuhnya benteng Orde Lama sekitar tahun 1966-an dipelopori oleh para mahasiswa yang tergabung dalam kesatuan-kesatuan aksi seperti KAMI, KAMMI, KAPI, dll. Rezim Orde Baru pun runtuh pada tahun 1998 melalui para mahasiswa dengan gerakan reformasinya. Ada kondisi yang sama yang terjadi dalam rakyat Indonesia menjelang runtuhnya dua orde tersebut, yakni rakyat berada dalam keterpurukan dan penderitaan. Kondisi rakyat inilah yang memicu terjadinya berbagai aksi mahasiswa yang diakomodasikan dalam berbagai macam bentuk organisasi mahasiswa dalam menentang otoritarianisme para penguasa. Walhasil, gerakan-gerakan mahasiswa tersebut didukung sepenuhnya oleh seluruh rakyat. Mahasiswa disebut sebagai miniatur dari dinamika masyarakat dikarenakan mereka merupakan gambaran dari kehidupan masyarakat secara umum. Ketika mereka kuliah, identik dengan perjalanan rakyat dalam mencari pengetahuan. Ketika mereka bergerak menentang penguasa diktator, hal itu merupakan gambaran dari pergerakan rakyat yang ingin bebas dari diktatorisme. Saat ini, ketika permasalahan-permalahan hidup yang dihadapi rakyat semakin kompleks, Mahasiswa pun dituntut untuk bisa tanggap dan responsif. Karena pada hakekatnya sebagai sebuah miniatur, perjuangan mahasiswa merupakan perjuangan seluruh rakyat, pengorbanan mahasiswa adalah pengorbanan untuk seluruh rakyat, dan kemenangan yang diraih mahasiswa adalah kemenangan yang didedikasikan untuk seluruh rakyat. Kesimpulan Ada dua dunia yang dimasuki mahasiswa yaitu kuliah dan organisasi. Keduanya memiliki arti yang sangat penting bagi setiap mahasiswa. Di satu sisi, mahasiswa diharuskan menjadi kaum intelektual dengan profesionalisme tinggi, hal ini diwujudkan dengan memasuki bangku perkuliahan. Di sisi lain mahasiswa diharuskan menjadi tulang punggung rakyat dalam memperjuangkan kehidupan yang lebih baik, untuk itu diperlukan mahasiswa yang berfikiran dinamis, kritis, bermental kokoh, dan ikhlas. Hal ini dapat diwujudkan apabila mahasiswa ditempa dan digembleng dalam organisasi. Terlepas dari hal itu semua, sebagai miniatur masyarakat, sosok mahasiswa adalah sosok yang dinamis dan akan senantiasa merapatkan barisan untuk memperjuangkan kepentingankepentingan masyarakat secara bersatu dengan meyakini bahwa : Kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir Wallahu alam bishshawab.

Вам также может понравиться