Вы находитесь на странице: 1из 17

PENDAHULUAN A.

Latar belakang Aids pertama kali di diagnosa di Negara AS pada tahun 1981 dan sampai saat ini sudah menyerang sebagian besar negara didunia (pandemi) sehingga telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu relatif singkat atau cepat terjadi peningkatan jumlah penderita dan melanda semakin banyak negara di dunia baik negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit HIV / AIDS merupakan penyakit menular dengan melalui kontak langsung. Pada bulan September 2000 dilaporkan Departemen Kesehatan RI, bahwa ditemukan adanya kasus AIDS sebanyak 4 orang, sedangkan yang terinfeksi HIV sebanyak 3 orang (sumber laporan dari rumah sakit), didaerah Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara di temukan juga kasus AIDS sebanyak 1 orang di Puskesmas Batu (sumber laporan dari Puskesmas). Berdasarkan data resmi Kementerian Kesehatan, sekitar 26. 400 pengidap AIDS dan 66. 600 pengidap HIV positif di Indonesia pada tahun 2011 lebih dari 70 persen di antaranya adalah generasi muda usia produktif yang berumur di antara 20-39 tahun. Angka tersebut belum mencerminkan data yang sesungguhnya, karena AIDS merupakan fenomena gunung es, di mana yang terlihat hanya sekitar 20 persen saja, sedangkan yang tidak diketahui jumlahnya akan lebih banyak. Saat ini Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mengetahui diri mereka terinfeksi HIV hanya sekitar 20 persen. Dengan kata lain, 8 dari 10 ODHA tidak mengetahui bahwa diri mereka sudah terinveksi HIV, dan bisa menularkan virus tersebut kepada orang lain. Hal ini turut andil meningkatkan kasus HIV di Indonesia. Pengidap HIV bukan hanya kelompok resiko tinggi saja, tetapi juga dari keluarga dan masyarakat biasa, termasuk ibu-ibu rumah tangga. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi masalah HIV dan AIDS. Tetapi epidemi HIV dan AIDS terus saja berlanjut seiring dengan maraknya pemakaian narkoba di Indonesia. Di beberapa provinsi di Indonesia sudah terjadi epidemi yang terkonsentrasi, di mana kelompok populasi yang beresiko terkena HIV mencapai lebih dari 5 persen. Bahkan di

Universitas Indonesia

Provinsi Papua, ada kecenderungan generalized epidemic, di mana masyarakat umum sudah terinfeksi lebih dari 2 persen, dengan rata-rata kasus 180,69. Dengan angka-angka ini, Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan AIDS tercepat di ASEAN. Berdasarkan alasan tersebut, kelompok II mata kuliah Epidemiologi Dalam Keperawatan komunitas angkatan 2012, FIK UI bermaksud menyelesaikan tugas dengan materi HIV/AIDS guna memenuhi tugas yang diberikan pada kelompok II dan menambah wawasan tentang HIV/AIDS.
B.

Rumusan Masalah Sehubungan dengan adanya latar belakang tersebut di atas maka rumusan masalah yang akan di bahas sebagai berikut :
1. Bagaimana perjalanan alamiah penyakit menular HIV/AIDS ? 2. Bagaimana distribusi epidemiologi penyakit menular HIV/AIDS

berdasarkan waktu, tempat dan orang ?


3. .Bagaimana

program

Departemen

Kesehatan

dalam

penanggulangan penyakit menular HIV/AIDS.


4. Bagaimana

issue

mutakhir

mengenai

penyakit

menular

HIV/AIDS ?
C.

Tujuan Pengamatan Untuk menjawab rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pengamatan ini adalah : 1. Tujuan umum Untuk memperoleh informasi mengenai penyakit menular HIV/AIDS. 2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui perjalanan alamiah penyakit menular HIV/AIDS. b. Untuk

mengetahui

distibusi

epidemilologi

penyakit

menular

HIV/AIDS berdasarkan waktu, tempat dan orang

Universitas Indonesia

c. Untuk mengetahui Program dari Departemen Kesehatan dalam

penaggulangan dan pemberantasan penyakit menular HIV/AIDS.


d. Untuk mengetahui issue mutakhir mengenai penyakit menular

HIV/AIDS.

Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian HIV/AIDS. HIV merupakan singkatan dari Human Imunodeficiency Virus. Human mempunyai arti manusia, Imuno merupakan system imun atau kekebalan, Deficiency berarti kekurangan/kerusakan, dan Virus adalah mokroba yang amat kecil yang dapat menyebabkan penyakit. Sehingga HIV adalah virus yang menyebar dari satu orang ke orang lainnya dengan merusak system imun sampai tidak berfungsi. AIDS, merupakan singkatan dari Acquired Imunodeficiency Syndrome. Acquired memiliki arti di dapat atau di peroleh, Imunodeficiency merupakan system imun mengalami kerusakan dan tidak dapat berfungsi untuk melawan infeksi atau penyakit, dan Syndrome mempunyai arti gabungan dari tandatanda atau gejala fisik. Sehingga AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat seseorang atau individu mengalami kekurangan system kekebalan di tubuhnya akibat kerusakan yang di timbulkan oleh virus HIV. Menurut Syaefulloh (1998) AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) didefinisikan sebagai suatu syndrome/kumpulan gejala penyakit dengan karakterisrik defisiensi imun yang berat dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Menurut Long (1996) AIDS merupakan gangguan immunodeficiency yang sekunder. AIDS adalah gejala dari penyakit yang mungkin terjadi saat sistem imun dilemahkan oleh virus HIV (Smeltzer, 2001). B. Etiologi Menurut Hudak & Gallo (1996) penyebab dari AIDS adalah suatu agen viral (HIV) dari kelompok virus yang dikenal dengan retrovirus dan ditularkan oleh darah melalui hubungan seksual dan mempunyai aktivitas yang kuat terhadap limfosit T yang berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh

Universitas Indonesia

manusia. HIV merupakan retrovirus yang menggunakan RNA sebagai genom. HIV mempunyai kemampuan untuk mengkopi-cetakan materi genetik dirinya ke dalam materi genetik sel-sel yang ditumpanginya. Sedangkan menurut Long , (1996) penyebab AIDS adalah retrovirus yang telah terisolasi dalam cairan tubuh orang yang sudah terinfeksi yaitu darah, semen, sekresi vagina, ludah, air mata, air susu ibu (ASI), cairan otak (cerebrospinal fluid), cairan amnion dan urin. Darah, semen, sekresi vagina, dan ASI merupakan sarana transmisi HIV yang menimbulkan AIDS. Cara transmisi HIV yaitu melalui hubungan darah (transfusi

darah/komponen darah, jarum suntik yang dipakai bersama-sama, tusuk jarum), seksual (homo, bisek/heteroseksual), perinatal (intra plasenta dan dari ASI). C. Gejala Klinis Seseorang yang terinfeksi virus HIV pada awal permulaa pada umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang spesifik dan khas, penderita hanya mengalami demam biasa selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat terinfeksi virus HIV tersebut. Setelah kondisi mulai membaik, orang yang terinfeksi virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan kemudian perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah sampai dengan jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutama jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV. Dibawah ini ada juga tanda dan gejala yang tampak pada penderita yang terkena penyakit AIDS diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1. Pada saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti

nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.

Universitas Indonesia

2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik. 3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga. 4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan Pada kurang ingatan, sakit kepala, susah akan berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. system persyarafan ujung (Peripheral) menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten. 5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retakretak) serta Eczema atau psoriasis. 6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal

Universitas Indonesia

sebagai istilah pelvic inflammatory disease (PID) dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal). D. Pathofisiologi HIV merupakan retrovirus yang membawa informasi genetic RNA. Pada saat virus HIV masuk dalam tubuh, virus akan menginfeksi sel yang mempunyai antigen CD4 + (sel T pembantu, helper T). Sekali virus masuk ke dalam sel, virus akan membuka lapisan protein sel dan menggunakan enzim reverse transcriptase untuk merubah RNA. DNA virus akan terintegrasi dalam sel DNA host dan akan mengadakan duplikasi selama proses normal pembelahan. Sel CD4 + (sel T pembantu/helper T cell) sangat berperan penting dalam fungsi sistem immune normal, mengenai antigen dan sel yang keilin terinfeksi, dan mengaktifkan sel B untuk memproduksi antibody. Juga dalam aktivitas langsung pada cell-mediated cell immune (immune sel bermedia) dan mempengaruhi aktivitas langsung pada cell congetitis duplikasi. Menurut Long (1996) retrovirus/HIV dibawa oleh hubungan seksual, transfusi darah dan oleh ibu yang terkena infeksi ke fetus. Pada saat virus HIV masuk ke aliran darah maka HIV mencari sel T4 dan pembantu sel virus melekat pada isyarat dari T4 dan masuk kedalam sel dan mengarahkan metabolisme agar mengabaikan fungsi normal (kematian sel T4) dan memperbanyak dari HIV. HIV baru menempel kepada sel T4 dan menghancurkannya. Hal ini terjadi berulang-ulang kemudian terjadi sebagai berikut : 1. Infeksi akut Terjadi infeksi imun yang aktif terhadap masuknya HIV ke dalam darah. HIV masih negatif. Gejala lainnya seperti demam, mual, muntah, berkeringat malam,batuk, nyeri saat menelan dan faringitis.

Universitas Indonesia

2.

Infeksi kronik Terjadi bertahun-tahun dan tidak ada gejala (asimptomatik). Terjadi refleksi lambat pada sel-sel tertentu dan laten pada sel-sel lainnya.

3.

PGL (Pembengkakan kelenjar Limfe) Gejala menunjukkan hiperaktivitas sel limfosit B dalam kelenjar limfe, dapat persisten selama bertahun-tahun dan pasien tetap merasa sehat. Pada masa ini terjadi progresi bertahap dari adanya hiperplasia folikel dalam kelenjar limfe sampai dengan timbulnya infolusi dengan tubuh untuk menghancurkan sel dendritik pada otak juga sering terjadi, pembesaran kelenjar limfa sampai dua tahun atau lebih dari nodus limpha pada daerah inguinal selama 3 bulan atau lebih. HIV banyak berkonsentrasi pada likour seresbrospinal namun lama kelamaan psikoneuropologi pada fase ini sulit terdeteksi.

4. a.

Penyakit lain akan timbul antara lain Penyakit konstitusional Gejala dengan keluhan yang disebabkan oleh hal-hal yang tidak langsung berhubungan dengan HIV seperti diare, demam lebih dari 1 bulan, berkeringat malam, terasa lelah yang berlebih, berat badan menurun sampai dengan 10 % yang mengindikasikan AIDS (slim disease). a. Gejala langsung akibat HIV/Kompleks

Demensia AIDS (AIDS Demensia Complex) Muncul penyakit-penyakit yang menyerang sistem saraf antara lain mielopati, neuropati perifer, penyakit susunan saraf otak, kehilangan memori secara fluktoatik, bingung, kesulitan konsentrasi, apatis dan terbatasnya kecepatan motorik. Demensia penuh dengan adanya gangguan kognitif, vervalisasi, kemampuan motorik, kepala pusing, gangguan status mental dan defisit neurologic. b. Infeksi akibat penyakit yang disebabkan oleh parasit: pneumonia carinii protozoa (PCP), cryptosporidictis (entero colitis),

Universitas Indonesia

toxoplasmosis

(CNS

dissemminated

disease),

dan

isoporiasis

(coccodiosis); bakteri (infeksi mikrobakteri, bakteriemi, salmonella tubercullosis), virus (sitomegalovirus: hati, retina, paru-paru, kolon; herpes simplek) dan fungus (candidiasis pada oral, esofagus, intestinum). c. Kanker sekunder Muncul penyakit seperti sarcoma kaposi. d. Penyakit lain Infeksi sekunder atau neoplasma lain yang berakibat pada kematian dimana sistem imunitas tubuh sudah pada batas minimal atau mungkin habis sehingga HIV menguasai tubuh.
HIV

Plasenta ASI

Transfusi darah Jarum suntik

Hubungan seksual

Transmisi dari ibu ke anak


HIV masuk ke dalam tubuh

Semen

Sekret vagina

Menuju kelenjar limfe

Menginfeksi limfosit

DNA virus terintegrasi dalam sel DNA host

Gangguan fungsi limfosit

Universitas Indonesia

Kekebalan tubuh menurun

E. Pemeriksaan Diagnostik 1. 2. Tes untuk diagnosa infeksi HIV : ELISA Western blot P24 antigen test Kultur HIV Tes untuk deteksi gangguan system imun. Hematokrit. LED CD4 limfosit Rasio CD4/CD limfosit Serum mikroglobulin B2 Hemoglobulin

F. Karakteristik A-H-E (Agen, Host, dan Environment) 1. Agent Susah sekali menemukan obat yang dapat di gunakan untuk memutus rantai pertumbuhan virus HIV atau membunuh virus tersebut, di karenakan virus tersebut termasuk Netrovirus yang mudah untuk mutasi. Sejumlah virus yang terdapat di dalam darah penderita berpengaruh sangat besar, sehingga semakin banyak jumlah virus di dalam darah penderita maka semakin besar atau tinggi tingkat penularannya, oleh karena itu penyakitnya akan semakin parah. virus HIV/AIDS sangat mudah mati apabila di luar tubuh. Dengan di panaskan pada temperatur 6 derajat Celsius dengan waktu 30 menit juga dapat mati. Ada cara untuk menghancurkan virus AIDS yaitu dengan detergen ataupun dengan radiasi virus tersebut dapat mati.

Universitas Indonesia

2. Host Penularan penyakit HIV/AIDS di Indonesia sudah cukup besar. Berdasarkan data resmi Kementerian Kesehatan, sekitar 26. 400 pengidap AIDS dan 66. 600 pengidap HIV positif di Indonesia pada tahun 2011 lebih dari 70 persen di antaranya adalah generasi muda usia produktif yang berumur di antara 20-39 tahun. Hal tersebut menunjukan bahwa dengan transmisi seksual baik homoseksual, heteroseksual sangat besar terhadap proses transmisi virus HIV. dengan hal tersebut kemungkinan untuk Tahun-tahun berikutnya akan semakin bertambah besar jumlah penderita HIV/AIDS 3. Environment Lingkungan biologis sosial, ekonomi, budaya dan agama sangat berpengaruh terhadap tingkat penyebaran penyakit HIV/AIDS. Pada lingkungan biologis dikarenakan adanya riwayat ulkus genitalis, Herpes Simpleks dan STS (Serum Test for Sypphilis) yang positip hal tersebut akan meningkatkan prevalensi HIV karena di daerah luka-luka tersebut akan menjadi tempat masuknya virus HIV. Faktor biologis lainnya misalkan penggunaan obat KB pada para WTS di Nairobi terbukti bahwa kelompok yang menggunakan obat KB mempunyai prevalensi HIV lebih tinggi. Faktor sosial, ekonomi, budaya dan agama secara bersama atau sendiri sangat berpengaruh besar terhadap perilaku seksual masyarakat. Bila semua faktor tersebut sudah promiskuitas. G. Riwayat Alamiah Penyakit Menular HIV/AIDS. 1. Tahap Prepatogenesis Jarak waktu pada saat terinfeksi virus sampai dengan terdeteksi pada saat pemeriksaan tes darah melalui laboratorium atau skrining biasa yang disebut dengan istilah window period. pada waktu tersebut individu telah terinfeksi, sehingga sudah dapat menularkan penyakit yang telah di derita, walaupun pada saat tes laboratorium belum terdeteksi. Baiknya tes menimbulkan permissiveness di kalangan kelompok seksual aktif, maka mereka sudah ke dalam keadaan apabila kesadaran masyarakat belum terwujud akan pencegahan penyakit tersebut.

Universitas Indonesia

laboratorium tidak dilakukan pada saat window periode, karena infeksi tidak akan terdeteksi. Misalkan antibodi HIV akan muncul 3 minggu samapai dengan 6 bulan setelah terinfeksi. Apabila tes tetap dilakukan pada saat window period, maka sebagian besar individu yang melakukan tes tidak akan menunjukan hasil positif, karena dalam tubuh penderita belum di produksi antibodi. Sehingga, tes HIV di lakukan paling sedikit 12 minggu atau 3 bulan sejak waktu terpapar. Apabila hasil negative maka dapat melakukan tes kembali 6 bulan kemudian.

Berdasarkan cara penularan yang dapat dilihat pada table diatas persentase kasus kumulatif tertinggi adalah dengan melalui hubungan heteroseksual, yaitu sebesar 50,3%. Sedangkan persentase paling rendah adalah melalui transfusi darah sebesar 0,1%.

Universitas Indonesia

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi kasus kumulatif AIDS laki-laki lebih besar terhadap perempuan yaitu 73,7% berbanding 25,8%. H. Distribusi Epidemiologi Penyakit HIV/AIDS Distribusi epidemiologi penyakit HIV/AIDS terdiri dari : 1. Person (orang) Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit HIV/AIDS dilihat dari segi orang : a. b. c. d. Pekerjaan Gaya Hidup Jenis kelamin Status gizi

Keadaan Zat gizi seperti karbohidrat, protein dan lemak Kekurangan atau kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan

Universitas Indonesia

atau penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan yang seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu agar tercapai kondisi kesehatan yang prima.Dimana ini merupakan faktor penting sebagai zat pembangun atau protein ini penting untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel rusak yang didapatkan dari bahan makanan hewani atau tumbuh-tumbuhan (nabati).Sehingga ini sebagai penunjang untuk membantu menyiapkan makanan khusus serta mengingatkan kepada penderita, makanan yang harus dihindari/dibatasi. 2. Place (tempat) Tempat yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kasus HIV/AIDS adalah merupakan wilayah lokalisasi atau tempat-tempat hiburan malam, tempat-tempat prostitusi. Yang mana pelakunya tidak memperhatikan konsep seks sehat. 3. Waktu (Time) Tidak ada waktu yang khusus yang dapat mempengaruhi peningkatan kasus HIV/AIDS. I. Issue Mutakhir Issue mutakhir tentang penyakit HIV/AIDS AIDS sebagai perang biologis, beberapa orang mempercayai bahwa AIDS itu adalah hasil dari kecelakaan di sebuah laboratorium. Kata mereka HIV itu dibuat untuk beperang di masa perang dan hasilnya berhasil. dan pernah di cobakan dengan menggunakan kelinci percobaan manusia dan menjadi menyebar luas di dunia (Dixon, 1994). Dalam upaya mengurangi penyebaran atau perluasan dari virus HIV dan penyakit AIDS menurut Dixon (1994), pemerintah haruslah mempunyai rencana yang sungguh-sungguh dan matang, menurut dixon ada 10 rencana yang dapat di lakukan oleh pemerintah yaitu :

Universitas Indonesia

1. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Menentukan sejauh mana masalah Target orang terutama beresiko dengan kampanye baru lebih lanjut Dapatkan tentara pendidik kesehatan di jalan pelatihan nasional program untuk semua petugas kesehatan menyediakan jaringan tim spesialis penasehat Membentuk jaringan hotel merekrut masyarakat ekstra tenaga keperawatan bekerja dalam kemitraan dengan gereja Meningkatkan pengeluaran pada pencegahan di negara

berkembang Penelitian dalam hubungan jangka panjang serta vaksin / obat

Universitas Indonesia

BAB IV PENUTUP

AIDS adalah sebuah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, penyakit ini adalah dampak dari perkembangbiakan dari virus HIV dalam tubuh makhluk hidup khususnya dicairan tubuh manusia seperti darah, cairan sperma, cairan vagina. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sampai terjadiny AIDS yang sangat mematikan dan berbahaya. Penyakit ini disebabkan karena melemahnya sampai dengan menghilangnya sistem kekebalan tubuh, yang sebelumnya dimiliki oleh sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV. Ketika seseorang terkena Virus HIV maka tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu dalam beberapa tahun untuk dapat menjadi penyakit AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif, pada saat ini belum ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. Berdasarkan cara penularan, persentase kasus kumulatif tertinggi adalah melalui hubungan heteroseksual sebesar 50,3%. Sedangkan persentase terendah adalah melalui transfusi darah sebesar 0,1%. Upaya jangka panjang yang harus kita lakukan untuk mencegah terjadinya perluasan AIDS yaitu dengan merubah sikap dan perilaku masyarakat dengan kegiatan yang meningkatkan norma-norma agama maupun sosial sehingga masyarakat dapat berperilaku seksual yang bertanggung jawab.

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan RI Petunjuk Pengembangan Program Nasional Pemberantasan dan Pencegahan AIDS, Jakarta 1992. 2. Dixon, P.,Dr, 1994, The Truth About AIDS, Kingsway Publication LTD, Finland 3. Huddak, & Gallo, 1996, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta 4. Long, B.C., 1996, Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, IAPK, Bandung 5. Ratnasari, E., Ihram., Filacano., & Faridawati,Y.,(2011). Menganalisis Penyakit Hiv Aids Dalam Tinjauan Epidemiologi Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta, DC : Author. 6. Smeltzer, S.C., & Bare, B.G., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart, EGC, Jakarta 7. Syaefulloh, N., 1998, Ilmu Ajar Penyakit Dalam, EGC, Jakarta

Universitas Indonesia

Вам также может понравиться