Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB III STUDI KASUS

Optimasi Proses Produksi Minyak Kelapa Melalui Konsep Produksi Bersih (Cleaner Production) A. Proses Produksi Pengolahan Minyak Kelapa Industri ini merupakan industri yang mengolah kopra menjadi minyak kelapa kasar. Minyak kelapa yang dihasilkan masih merupakan bahan setengah jadi yang akan dijual sebagai bahan baku untuk pabrik minyak goreng kelapa. Bahan baku minyak kelapa yang diproduksi adalah kopra. Secara garis besar, tahap pengolahan kopra menjadi minyak kelapa yang dilakukan adalah sebagai berikut: pencacahan, pengepresan, dan penyaringan. Prosesnya ditunjukkan pada diagram alir berikut:

kopra

Pengeringan air Kopra kering

Pengecilan ukuran

Pengepresan I

Bungkil

Pengepresan

Bungkil

Minyak Kelapa Kasar Minyak Kelapa Kasar

Penyaringan

Resid u

Minyak Kelapa Kasar

B. Identifikasi Munculnya Limbah Limbah yang paling sering muncul adalah debu berupa jamur yang tumbuh pada kopra, karena umunya kadar air kopra dari petani masih cukup tinggi, sehingga menjadi tempat hidup yang baik bagi jamur, bakteri dan hama. Karena apabila debu yang mengandung jamur terhirup oleh karyawan, akan membahayakan kesehatan. Limbah yang dihasilkan dari proses pengepresan I berupa bungkil kopra sebesar 30%. Sisanya yaitu sebesar 15 % merupakan bahan yang tercecer selama proses penghancuran sampai dengan pengepresan I. Limbah yang dihasilkan dari proses pengepresan II berupa bungkil kopra sebesar 90%. Bungkil ini tidak akan diproses ulang sehingga merupakan limbah yang akan dijual perusahaan ke peternakan. Limbah yang dihasilkan dari proses penyaringan berupa residu minyak (ampas halus) sebesar 0,02% atau. karena jumlahnya sangat kecil, maka limbah ini dapat diabaikan. C. Peluang Penerapan Produksi Bersih Dalam proses produksinya, industri minyak kelapa tidak menggunakan air sama sekali. Limbah yang dihasilkan terutama adalah limbah padat, kalaupun ada limbah cair hanya berupa minyak yang tercecer atau tumpah di lantai dan jumlahnya sangat kecil, karena ini antar prosesnya kontinyu. Limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi adalah bungkil kopra dan residu. Apabila tidak dilakukan penanganan, maka limbah ini akan menimbulkan permasalahan lingkungan. Keberhasilan penerapan produksi bersih yang paling penting adalah mengurangi penyebab timbulnya limbah. Cara-cara untuk mengurangi penyebab timbulnya limbah yang tidak diinginkan oleh lingkungan antara lain dengan recovery hasil samping limbah, recycle dan reuse dari limbah. Sebenarnya konsep produksi bersih sudah diterapkan pada industri minyak kelapa ini, yaitu recovery hasil samping dengan melakukan pengepresan ulang dan pemanfaatan limbah untuk pakan ternak.

Peluang penerapan produksi bersih lainnya yang dapat diterapkan pada industri ini adalah good housekeeping. Hal ini memang belum dilaksanakan sama sekali. Pihak perusahaan tidak terlalu peduli dengan hal tersebut, karena skala industrinya tergolong kecil. Jika dilihat potensi limbah dari ceceran kopra dan bungkil cukup besar, yaitu 15%, maka good housekeeping sangat disarankan untuk dilakukan. Pengeringan dengan menggunakan oven dapat lebih efisien karena air yang diuapkan dapat lebih banyak dibandingkan dengan penjemuran. Kalau dengan penjemuran hanya mampu menurunkan kadar air dari 15% menjadi 10%, tetapi dengan oven kadar air kopra dapat diturunkan sampai dengan 6%. Dengan demikian minyak yang diperoleh bisa lebih banyak.

TUGAS SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN


PENERAPAN PRODUKSI BERSIH MINYAK KELAPA DAN GAS AMMONIA (STUDI KASUS PT.KALIMANTAN TIMUR.TBK)

KELOMPOK 1: NURUL FERISTA NANCY YOLANDA INDRIYANI ZULFA NADYA HERMANTIKA SARI JUWITA ZURIENRA YOSE ANDRIANI RATIH AULIA TIARA RIMA GEOVANI DILLA GINOFIA UTAMI (07 174 008) (07 174 009) (0810942016) (0810942017) (0810942020) (0810942025) (0810942026) (0810942033) (0810942036)

DOSEN: HAFIZHUL KHAIR, ST

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2010

Вам также может понравиться