Вы находитесь на странице: 1из 35

AD ART PEMUDA PUI

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERSATUAN UMMAT ISLAM
1

ANGGARAN DASAR PEMUDA PERSATUAN UMAT ISLAM (PEMUDA PUI) MUKADDIMAH


Bismillahirrahmanirrahim Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk (Q.S. Al Kahfi (18) : 13). Bahwa sesungguhnya hakikat penciptaan manusia adalah menjadi khalifah Allah di muka bumi dan melaksanakan pengabdian hanya kepada Allah semata. Kaum muslimin adalah pemegang hak atas peradaban dunia yang dibangun atas nilai-nilai tauhid. Oleh karena itu, seorang muslim memiliki kewajiban asasi untuk berdawah amar maruf nahi munkar dalam menegakan kalimat tauhid. Pemuda adalah entitas intelektual dan generasi enerjik yang menempati posisi strategis sebagai komponen alih generasi kepemimpinan bangsa dalam perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pemuda adalah pelopor perubahan, teladan perjuangan, dan asset masa depan bangsa Indonesia. Kaum muslimin adalah bagian terbesar bangsa Indonesia, sehingga masa depan bangsa Indonesia akan banyak ditentukan oleh peran kaum muslimin. Sementara itu, Pemuda Islam adalah aset terbesar dari kaum muslimin,
3

sehingga akan menentukan masa depan perjalanan bangsa. Pemuda PUI pada awalnya merupakan majelis pemuda di Ormas Persatuan Ummat Islam (PUI) kemudian berdasarkan hasil keputusan Muktamar IX PUI di Islamic Center Bekasi berubah statusnya menjadi semi otonom, dan pada Muktamar X di Sukabumi tahun 1998 diputuskan menjadi Pemuda Persatuan Ummat Islam disingkat Pemuda PUI yang bersifat otonom. Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, Pemuda PUI berpijak pada landasan idiil sebagaimana tertuang dalam kalimat Intisab dibawah ini :


S aya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan saya bersaksi bahwasan-Nya Muhammad adalah utusan Allah.


Allah Tujuan Pengabdian Kami


Ikhlas Dasar Pengabdian Kami


Ishlah Jalan Pengabdian Kami
4


Cinta Lambang Pengabdian Kami


Kami berjanji pada-Mu ya Allah untuk berlaku benar, ikhlas, dan tegas dan mencari ridho-Mu dalam beramal terhadap hamba-hamba-Nya dengan bertawakkal kepada-Nya


Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang


Dengan menyebut nama-Mu Allah tiada daya dan tiada kekuatan melainkan atas anugerah Allah yang Maha Tinggi dan yang Maha Agung


Allah maha besar

BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN


Pasal 1 Nama Organisasi kemasyarakatan pemuda ini bernama PEMUDA PERSATUAN UMMAT ISLAM yang disingkat dan selanjutnya disebut Pemuda PUI.
5

Pasal 2 Waktu

Pemuda PUI dinyatakan kembali menjadi otonom pada Muktamar X PUI 1999 di Sukabumi tanggal 11 Rabiul akhir 1420 H., bertepatan dengan tanggal 25 juli 1999 M., sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Pasal 3 Kedudukan Pengurus Pusat Pemuda PUI berkedudukan di Ibukota Republik Indonesia.

BAB II ASAS, SIFAT, DAN TUJUAN


Pasal 4 Asas Pemuda PUI berasaskan Islam, yang dalam amaliahnya berpedoman kepada Al-Quran dan As-Sunnah menurut pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Pasal 5 Sifat Pemuda PUI merupakan badan otonom dari organisasi induknya, yang bersifat terbuka profesional dan mandiri.

Pasal 6
6

Tujuan Terwujudnya kader Pemuda PUI yang memiliki tsaqofah keislaman komprehensif, pelopor perbaikan bagi ummat, bangsa dan Negara.

BAB III AMALIAH


Pasal 7 AMALIAH
(1) Membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan

pemuda muslim;
(2) Menggalang persatuan

dan kerjasama diantara generasi muda PUI, atas dasar semangat Ukhuwah Islamiyah dan kebangsaan;
(3) Meningkatkan kompetensi ilmu pengetahuan dan

teknologi bagi generasi muda agar memiliki integritas yang tinggi;


(4) Menyelenggarakan

bertahap baik kepemimpinan;

dalam

kegiatan kaderisasi secara dakwah, pendidikan dan

(5) Menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial dan

pemberdayaan ekonomi pemuda;


(6) Menyelenggarakan

atau mengkoordinasikan berbagai kegiatan di bidang olahraga, kebudayaan, dan kesenian yang Islami; dan
7

(7)Menjalin kerjasama dengan kemasyarakatan pemuda yang lain.

organisasi

BAB IV KEORGANISASIAN
Pasal 8 Susunan Pengurus Struktur organisasi Pemuda PUI, terdiri atas: 1. Pengurus Pusat Pemuda PUI, disingkat PP Pemuda PUI 2. Pengurus Wilayah Pemuda PUI, disingkat PW Pemuda PUI 3. Pengurus Daerah Pemuda PUI, disingkat PD Pemuda PUI 4. Pengurus Cabang Pemuda PUI, disingkat PC Pemuda PUI 5. Pengurus Ranting Pemuda PUI, disingkat PR Pemuda PUI Pasal 9 Susunan Dewan Pembina Dewan Pembina terdiri dari : 1. Dewan Pembina Pusat 2. Dewan Pembina Wilayah 3. Dewan Pembina Daerah

BAB V KEANGGOTAAN
8

Pasal 10 Setiap warga Negara Indonesia, beragama islam, dan berusia antara 18 s.d. 30 tahun berhak menjadi Anggota pemuda PUI sesuai dengan peraturan dan persyaratan yang telah ditetapkan.

Pasal 11 Pengurus pusat Pemuda PUI berhak mengangkat dan memberhentikan keanggotaan berdasarkan rekomendasi dari level Pengurus dibawahnya. Pasal 12 Jenjang Anggota Anggota Pemuda PUI terdiri atas : a. Anggota Pemula b. Anggota Muda c. Anggota Muntasib d. Anggota kehormatan

BAB VI LEMBAGA DAN BADAN SEMI-OTONOM


Pasal 12 Lembaga dan Badan Semi Otonom
(1) Pemuda PUI dapat membentuk Lembaga dan atau

Badan Otonom untuk mendukung tujuan dan usaha Organisasi;


9

(2) Lembaga dan atau Badan Otonom tersebut pada

ayat 1 (satu) berada dalam koordinasi Organisasi; dan


(3) Pembentukan dan pembubaran Lembaga dan atau

Badan Otonom ditetapkan oleh Pusat Pemuda PUI.

Muktamar Pengurus

BAB VII PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT-RAPAT


Pasal 13 Muktamar Muktamar terdiri dari: 1. Muktamar 2. Muktamar luar biasa Pasal 14 Permusyawaratan Permusyawaratan terdiri dari: 1. Musyawarah Wilayah, 2. Musyawarah Daerah 3. Musyawarah Cabang 4. Musyawarah Ranting 5. Musyawarah Kerja Pasal 15 Rapat-Rapat 1. Rapat pengurus harian 2. Rapat Pengurus 3. Rapat bidang
10

4. Rapat pleno 5. Rapat departemen

BAB VIII KEUANGAN DAN KEKAYAAN


Pasal 14 Keuangan
(1) Keuangan dan kekayaan Organisasi diperoleh dari: a. Iuran anggota dan sumbangan. b. Zakat, Infaq, dan Shodaqoh. c. Waqaf, Hibah, dan Wasiat. d. Usaha-usaha yang halal dan tidak mengikat. (2) Pengurus

keuangan Pengurus Pengurus Pengurus dan

Pusat mempertanggungjawabkan dan kekayaan Organisasi kepada Muktamar, Wilayah kepada Musyawarah Wilayah, Cabang kepada musyawarah Cabang, Ranting dan kepada Musyawarah Ranting;

(3) Hal-hal yang berhubungan dengan badan hukum

dan atau pihak lain yang ada hubungan dengan aset Organisasi diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat. Pasal 15 Kekayaan
11

Organisasi menguasai seluruh kekayaan yang diperoleh dari waqaf, hibah, wasiat dan usaha-usaha lainnya.

BAB IX PEMBUBARAN ORGANISASI


Pasal 16 Pembubaran Organisasi
(1) Organisasi

hanya dapat dibubarkan dengan keputusan Muktamar, dan keputusannya diambil oleh sedikitnya 2/3 ( dua pertiga ) dari jumlah peserta yang hadir.
(2) Kekayan Organisasi setelah pembubaran, diberikan

kepada Induk organisasi.

BAB X PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PENETAPAN


Pasal 17 Perubahan Anggaran Dasar dan Penetapan
(1) Perubahan Anggaran Dasar Pemuda PUI hanya

dapat dilakukuan berdasarkan keputusan Muktamar.


12

(2) Penetapan Anggaran Dasar Pemuda PUI dilakukan

berdasarkan keputusan Muktamar.

BAB XI ATURAN TAMBAHAN


Pasal 18 Anggaran Rumah Tangga
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar

ini, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.


(2) Anggaran Rumah Tangga disahkan oleh Muktamar

dan tidak menyalahi Anggaran Dasar. Pasal 19 Aturan Peralihan Periode Pengurus Wilayah, Pengurus Daerah, Pengurus Cabang, Pengurus Ranting yang sedang berjalan, berlangsung sampai akhir masa jabatannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga sebelumnya (yang lama) dan kemudian diselenggarakan Musyawarah untuk menyusun Pengurus yang baru berdasarkan Anggaran Dasar ini.

BAB XI PENUTUP
Pasal 20 Penutup

13

(1) Anggaran Dasar ini menjadi pengganti Anggaran

Dasar sebelumnya, dan disahkan dan ditetapkan dalam Muktamar II Pemuda PUI di Jatinangor Sumedang, pada tanggal 25-27 Desember 2009
(2) Anggaran

Dasar

ini

berlaku

sejak

tanggal

ditetapkan.

14

ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERSATUAN UMAT ISLAM (PEMUDA PUI) BAB I KEORGANISASIAN
Pasal 1 Pengurus Pusat Pemuda PUI (1)Pengurus Pusat Pemuda PUI, disingkat PP Pemuda PUI Berkedudukan di Ibukota Negara; (2)Pengurus Pusat Pemuda PUI mengkoordinasikan Pemuda PUI Wilayah baik di dalam maupun perwakilan Pemuda PUI di Luar Negeri; (3)Struktur formasi kepengurusan Pengurus Pusat Pemuda PUI terdiri dari: Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris Umum, Wakil sekertaris, Bendahara, Wakil Bendahara, dan Departemen yang disesuaikan dengan kebutuhan; dan
(4) Pengurus

Pusat Pemuda PUI disahkan dan ditetapkan oleh Majelis Syura PUI, dan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda PUI ex-officio sebagai anggota Badan Pekerja Majelis Syura. Pasal 2 Pengurus Wilayah Pemuda PUI

15

(1)Pengurus Wilayah Pemuda PUI, disingkat Pemuda PUI berkedudukan di Ibukota Provinsi;

PW

(2)Pengurus Wilayah Pemuda PUI mengkoordinasikan Pemuda PUI Daerah dalam Wilayah Propinsi; (3)Syarat Pemuda PUI Wilayah adalah: a. Minimal memiliki 2 (dua) Daerah Pemuda PUI; b. Memiliki minimal 80 (delapan puluh) orang anggota; c. Memiliki Struktur formasi kepengurusan Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris, Wakil Sekertaris, Bendahara, Wakil Bendahara, dan Departemen yang disesuaikan dengan kebutuhan. (4)Pengurus Wilayah Pemuda PUI disahkan ditetapkan oleh Pengurus Pusat Pemuda PUI. Pasal 3 Pengurus Daerah Pemuda PUI (1)Pengurus Daerah Pemuda PUI, disingkat PD Pemuda PUI berkedudukan di Kota atau kabupaten; (2)Pemuda PUI Daerah mengkoordinasikan Pemuda Wilayah Kota atau Kabupaten; menghimpun dan PUI Cabang Dalam dan

(3)Syarat Pemuda PUI Daerah: a. Minimal memiliki 2 (dua) Cabang Pemuda PUI; b. Memiliki minimal 40 (empat puluh) orang anggota; c. Memiliki Struktur formasi kepengurusan Ketua Umum, Ketua Bidang, Sekretaris, Wakil sekertaris, Bendahara, Wakil bendahara, dan Departemen yang disesuaikan dengan kebutuhan.
16

(4)Pemuda PUI Daerah disahkan dan ditetapkan oleh Pemuda PUI Wilayah Pasal 4 Pengurus Cabang Pemuda PUI (1)Pengurus Cabang Pemuda PUI, disingkat Pemuda PUI berkedudukan di Kecamatan; (2)Pemuda PUI mengkoordinasikan wilayah Kecamatan PC

Cabang menghimpun dan Pemuda PUI Ranting dalam

(3)Syarat Pemuda PUI Cabang sekurang-kurangnya : a. Minimal memiliki 2 (dua) Ranting Pemuda PUI; b. Minimal memiliki 20 (dua puluh)orang anggota; c. Memiliki formasi kepengurusan Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Departemen yang diperlukan; (4)Pemuda PUI Cabang disahkan dan ditetapkan oleh Pemuda PUI Daerah. Pasal 5 Pengurus Ranting Pemuda PUI (1)Pengurus Ranting Pemuda PUI, disingkat PR Pemuda PUI berkedudukan di Kelurahan atau Desa; (2)Pemuda PUI Ranting menghimpun anggota dalam Wilayah Kelurahan; (3)Syarat Pemuda PUI Tingkat Ranting :
17

a. Minimal memiliki 10 (sepuluh) orang anggota. b. Memiliki fomasi kepengurusan ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Departemen yang diperlukan. (4)Pemuda PUI Ranting disahkan dan ditetapkan oleh Pemuda PUI Cabang. Pasal 6 Susunan Dewan Pembina (1)Dewan Pembina a. Dewan Pembina b. Dewan Pembina c. Dewan Pembina (2)Dewan Pembina a. Ketua; b. Sekertaris; dan c. Anggota. terdiri dari : Pusat ; Wilayah; dan Daerah. terdiri dari :

Pasal 7 Hak dan Kewajiban Pengurus (1)Pengurus Ranting : a. Memimpin dan mewakili Organisasi keluar maupun kedalam; b. Melakukan instruksi-instruksi dan ketetapanketetapan Pengurus Organisasi diatasnya, melaksanakan keputusan-keputusan Musyawarah Anggota serta bertanggungjawab kepada Musyawarah Anggota dan Pengurus Cabang; c. Membimbing para anggota dalam beramal ibadah kepada Allah SWT. meningkatkan kesadaran berorganisasi dan menyalurkan kegiatan dalam
18

amal usaha Organisasi sesuai dengan bakat dan kemampuan para anggota; dan d. Membina, membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan. (2)Pengurus Cabang : a. Memimpin dan mewakili Organisasi keluar maupun kedalam; b. Melaksanakan instruksi-instruksi dan ketetapanketetapan Pengurus Organisasi diatasnya serta meneruskan kepada Pengurus Organisasi dibawahnya untuk melaksanakan keputusankeputusan Musyawarah Cabang, serta bertanggung-jawab kepada Musyawarah Cabang dan Pengurus Daerah; dan c. Membina, membimbing dan mengkoordinasikan amal usaha serta kegiatan-kegiatan Pengurus Ranting. (3)Pengurus Daerah : a. Menghimpun dan mewakili Organisasi keluar maupun kedalam.Menentukan kebijakan organisasi dalam daerahnya berdasarkan kebijaksanaan Pengurus organisasi diatasnya, hasil Musyawarah Daerahnya serta melaksanakan instruksi-instruksi, ketetapan-ketetapan Pengurus Organisasi diatasnya, keputusan-keputusan Musyawarah Daerah, dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Daerah, Pengurus Wilayah dan Pengurus Pusat; b. Meneruskan instruksi-instruksi dan keputusan-keputusan Pengurus Organisasi diatasnya kepada Pengurus Organisasi dibawahnya, dan mengkoordinir serta mengawasi pelaksanaanya; dan
19

c. Membina, membimbing, dan mengkoordinasikan kegiatan dan amal usaha Pengurus Cabang dibawahnya, serta badan otonom dan lembaga tingkat daerah. (4)Pengurus Wilayah : a. Memimpin dan mewakili Perhimpunan keluar maupun kedalam, dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Wilayah dan Pengurus Pusat; b. Menentukan kebijaksanaan Organisasi dalam wilayah berdasarkan kebijaksanaan Pengurus Pusat dan keputusan-keputusan Musyawarah Wilayah; c. Meneruskan instruksi-instruksi, keputusankeputusan Pengurus Pusat, keputusan-keputusan hasil Musyawarah Wilayah, keputusan-keputusan Pengurus Wilayah, dan meneruskan kepada Pengurus Organisasi dibawahnya, serta mengkoordinir dalam pelaksanaannya; dan d. Membina, membimbing, dan mengkoordinasikan kegiatan dan amal usaha Pengurus Daerah dibawahnya, serta badan otonom dan lembaga tingkat wilayah. (5)Pengurus Pusat : a. Pengurus Pusat memimpin serta mewakili Organisasi kedalam dan ke luar, serta bertanggung jawab kepada Muktamar; b. Pengurus Pusat harian memimpin Organisasi sehari-hari dan bertanggungjawab kepada Pengurus Pusat Pleno; dan c. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibanya, Pengurus Pusat menyusun pedoman, pembagian tugas, serta wewenang para Pengurus. (6)Dewan Pembina Pusat :
20

a. Memberikan saran-saran dan masukan khususnya tentang masalah-masalah eksternal Organisasi; b. Dewan Pembina Pusat menyusun dan menetapkan Tata tertib Dewan Pembina sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan Organisasi. Pasal 8 Pemilihan dan Pengangkatan Pengurus (1)Ketua Umum Pengurus Pusat dipilih oleh Muktamar. (2)Struktur dan Personalia Pengurus Pusat ditetapkan oleh Formatur yang diketuai oleh Ketua Umum terpilih. (3)Ketua Umum Wilayah, Ketua Daerah, Ketua Cabang, dan Ketua Ranting dipilih oleh Musyawarah ditingkat struktur masing-masing. (4)Struktur dan Personalian Pengurus Wilayah, Daerah, Cabang, dan Ranting dibentuk oleh Formatur yang diketuai oleh Ketua Umum / Ketua terpilih dan ditetapkan oleh struktur diatasnya. (5)Dalam masa perintisan atau keadaan tertentu, Pengurus Wilayah dapat ditetapkan dan disahkan secara langsung oleh Pengurus Pusat tanpa Musyawarah Wilayah. Begitu juga Pengurus Daerah, Cabang, dan Ranting dapat ditetapkan dan disah-kan secara langsung tanpa Musyawarah ditingkat Daerah, Cabang, dan Ranting oleh Pengurus Pusat atau Pengurus Wilayah.
21

BAB II KEANGGOTAAN
Pasal 9 Status Keanggotaan (1)Pemuda muslim yang berusia sekurang-kurangnya 18 tahun dan setinggi-tingginya 30 tahun; (2)Lulus Training Intisab; (3)Menyatakan secara lisan dan tulisan kesediaannya menjadi anggota kepada struktur Pengurus pada tingkat pusat/wilayah; dan (4)Setuju dan mentaati AD/ART, keputusan musyawarah dan peraturan organisasi lainnya.

Pasal 10 Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota (1)Pengangkatan anggota sesuai dengan Pasal 10 AD harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Sudah Lulus training Intisab I; b. Memahami Intisab dan islahus tsamaniyah. (2)Pemberhentian anggota sesuai berdasarkan pasal 11 AD harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Mengundurkan Diri; b. Meninggal dunia; c. Mencemarkan nama baik Organisasi; dan
22

d. Melakukan perbuatan melawan hukum yang telah berkekuatan hukum tetap; e. Melanggar AD/ART. Pasal 11 Jenjang Anggota Jenjang Anggota Pemuda PUI adalah: 1. Anggota Pemula adalah: a. Kader Pemuda PUI yang telah mengikuti Training Intisab I; b. Aktif mengikuti Halaqoh Ishlah sesuai dengan ketentuan. 2. Anggota Muda adalah: a. Kader Pemuda PUI yang telah mengikuti Taining Intisab II; b. Minimal telah mengikuti Halaqoh Ishlah selama 1,5 tahun. 3. Anggota Muntasib adalah : a. Kader Pemuda PUI yang telah mengikuti taining intisab III; b. Minimal telah mengikuti Halaqoh Ishlah selama 1,5 tahun. 4. Anggota Kehormatan adalah: Orang yang telah ditetapkan menjadi anggota oleh Pengurus Pusat Pemuda PUI, karena jasa dan sumbangannya dalam pengembangan dan perjuangan Pemuda PUI. Pasal 12 Masa Keanggotaan Keanggotaan Pemuda PUI berakhir karena :
23

a. b. c. d.

Telah habis masa keanggotaannya; Mengundurkan diri; Meninggal dunia; dan Diberhentikan. Pasal 13 Hak Anggota

(1)Hak anggota Pemula, Muda, dan Muntasib : a. Mempunyai hak suara, hak memilih dan dipilih dalam semua jabatan Organisasi serta mengajukan pendapat; b. Setiap anggota berhak hadir dan bicara pada rapat-rapat Organisasi atas seizin Pengurus Organisasi setempat; c. Setiap anggota berhak memperoleh penjelasan dan memberikan pendapat tentang kegiatan Pengurus Organisasi; d. Setiap anggota berhak mengikuti proses pengkaderan yang diselenggarakan Organisasi sesuai dengan jenjang keanggotaannya; dan e. Setiap anggota berhak mendapatkan kartu anggota. (2)Anggota kehormatan mengeluarkan pendapat pertimbangan-pertimbangan pertanyaan. mempunyai hak dan mengajukan dan saran atau

Pasal 14 Kewajiban Anggota (1)Anggota Pemula, Muda, dan Muntasib mempunyai kewajiban :
24

a. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggara Rumah Tangga dan ketetapan organisasi; b. Berpartisipasi dalam kegiatan organisasi; c. Menjaga dan menjunjung nama baik organisasi; d. Membayar iuran anggota; e. Mengikuti kegiatan dan pengkaderan sesuai jenjang keanggotaannya; dan f. Mengikuti Halaqoh Ishlah sesuai dengan jenjang keanggotaannya. (2)Anggota kehormatan mempunyai kewajiban : a. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketetapan organisasi; b. Berpartisipasi dalam kegiatanorganisasi; dan c. Menjaga dan menjunjung nama baik organisasi. Pasal 15 Mutasi Anggota Apabila berpindah domisili, anggota Pemuda PUI dapat melakukan mutasi keanggota-annya dengan meminta rekomendasi dari Pengurus Pemuda PUI Daerah asalnya. Pasal 16 Sangsi (1)Anggota mendapat sanksi karena: a. Apabila bersikap dan Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemuda PUI; dan b. Bersikap dan bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik Pemuda PUI. (2)Jenis-jenis sanksi : a. Peringatan lisan dan tertulis; b. Skorsing;
25

c. Pemberhentian; dan d. Sanksi diberikan melalui forum yang diselenggarakan oleh Musyawarah Pengurus Pusat. (3)Tata cara pemberian sanksi diatur dalam ketentuan tersendiri.

BAB III LEMBAGA DAN BADAN SEMI-OTONOM


Pasal 17 Pelajar dan Mahasiswa (1)Pelajar dan Mahasiswa PUI : a. Berhak untuk turut serta dalam seluruh kegiatan dan kepemimpinan organisasi sesuai dengan ketentuan organisasi; dan b. Kegiatan pelajar dan mahasiswa di dalam organisasi, secara khusus diselenggara-kan di bawah koordinasi Pemuda PUI yang diatur dalam Peraturan Khusus Pengurus Pusat.

BAB IV PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT


Pasal 18 Muktamar
26

(1)Muktamar a. Muktamar Organisasi diselenggarakan setiap lima tahun sekali; b. Muktamar merupakan keputusan tertinggi dalam Organisasi; c. Muktamar dihadiri oleh para Pengurus Pusat, Dewan Pembina Pusat, utusan Pengurus Wilayah, dan utusan Pengurus Daerah; d. Muktamar dapat dilangsungkan dan dinyatakan sah, apabila dihadiri oleh sedikitnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta yang berhak hadir; dan e. Muktamar membahas dan mengesahkan laporan pertanggung-jawaban Pengurus Pusat, menyusun program amal, menetapkan Anggaran Pen-dapatan dan Belanja, menyelenggarakan Pemilihan Ketua Umum Pusat dan hal-hal lain yang dipandang perlu. (2)Muktamar luar biasa a. Muktamar Luar Biasa dapat dilaksanakan apabila dipandang sangat perlu oleh Pengurus Pusat atau atas permintaan sedikitnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Pengurus daerah; b. Muktamar Luar Biasa diselenggarakan berdasarkan kondisi dan perihal lain yang dipandang perlu; dan c. Muktamarluar biasa membahas dan mengesahkan laporan pertanggung-jawaban Pengurus Pusat, menyusun program amal, menetapkan Anggaran Pen-dapatan dan Belanja, menyelenggarakan Pemilihan Ketua Umum Pusat dan hal-hal lain yang dipandang perlu.
27

Pasal 19 Musyawarah Kerja


(1) Musyawarah Kerja dihadiri oleh Pengurus Pengurus

berdasarkan tingkatnya dan Dewan Pembina di tingkatnya. (2) Musyawarah Kerja Pengurus Pemuda PUI di tingkat bawah mengacu pada program kerja pengurus tingkat atasnya. Pasal 20 Permusyawaratan (1)Musyawarah Wilayah, a. Musyawarah Wilayah diselenggarakan setiap empat tahun sekali; b. Musyawarah Wilayah merupakan keputusan tertinggi di Tingkat Wilayah; c. Musyawarah Wilayah dihadiri oleh Pengurus Pusat, Dewan Pembina Wilayah, dan utusan Pengurus Daerah, dan utusan Pengurus cabang; d. Musyawarah Wilayah dapat dilangsungkan dan dinyatakan sah, apabila dihadiri oleh sedikitnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta yang berhak hadir; dan e. Musyawarah Wilayah membahas dan mengesahkan laporan pertanggung-jawaban Pengurus Wilayah, menyusun program amal, menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja, menyelenggarakan Pemilihan Ketua Umum wilayah dan hal-hal lain yang dipandang perlu. (2) Musyawarah Wilayah Luar Biasa a. Musyawarah Wilayah Luar Biasa dapat dilaksanakan apabila dipandang sangat perlu oleh
28

Pengurus Wilayah atau atas permintaan sedikitnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Pengurus Wilayah; b. Musyawarah Wilayah Luar Biasa diselenggarakan berdasarkan kondisi dan perihal lain yang dipandang perlu; dan c. Musyawarah Wilayah luar biasa membahas dan mengesahkan laporan pertanggung-jawaban Pengurus Wilayah, menyusun program amal, menetapkan Anggaran Pen-dapatan dan Belanja, menyelenggarakan Pemilihan Ketua Umum Wilayah dan hal-hal lain yang dipandang perlu. (3)Musyawarah Daerah a. Musyawarah Daerah diselenggarakan setiap tiga tahun sekali; b. Musyawarah Daerah merupakan keputusan tertinggi di Tingkat Daerah; c. Musyawarah Daerah dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah dan utusan Pengurus Daerah, utusan Pengurus cabang dan utusan Pengurus Ranting; d. Musyawarah Daerah dapat dilangsungkan dan dinyatakan sah, apabila dihadiri oleh sedikitnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta yang berhak hadir; dan e. Musyawarah Daerah membahas dan mengesahkan laporan pertanggung-jawaban Pengurus Daerah, menyusun program amal, menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja, menyelenggarakan Pemilihan Ketua Umum Daerah dan hal-hal lain yang dipandang perlu. (4) Musyawarah Daerah Luar Biasa a. Musyawarah Daerah Luar Biasa dapat dilaksanakan apabila dipandang sangat perlu oleh
29

Pengurus Daerah atau atas permintaan sedikitnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Pengurus daerah; b. Musyawarah Daerah Luar Biasa diselenggarakan berdasarkan kondisi dan perihal lain yang dipandang perlu; dan c. Musyawarah Daerah luar biasa membahas dan mengesahkan laporan pertanggung-jawaban Pengurus Daerah, menyusun program amal, menetapkan Anggaran Pen-dapatan dan Belanja, menyelenggarakan Pemilihan Ketua Umum Daerah dan hal-hal lain yang dipandang perlu. (5)Musyawarah Cabang a. Musyawarah Cabang diselenggarakan setiap dua tahun sekali; b. Musyawarah Cabang merupakan keputusan tertinggi di Tingkat Cabang; c. Musyawarah Cabang dihadiri oleh Pengurus Wilayah, Pengurus Daerah, dan utusan Pengurus Ranting; d. Musyawarah Cabang dapat dilangsungkan dan dinyatakan sah, apabila dihadiri oleh sedikitnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta yang berhak hadir; dan e. Musyawarah Cabang membahas dan mengesahkan laporan pertanggung-jawaban Pengurus cabang, menyusun program amal, menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja, menyelenggarakan Pemilihan Ketua Umum Cabang dan hal-hal lain yang dipandang perlu. (6) Musyawarah Cabang Luar biasa a. Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat dilaksanakan apabila dipandang sangat perlu oleh Pengurus Cabang atau atas permintaan sedikitnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Pengurus Cabang;
30

a. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan berdasarkan kondisi dan perihal lain yang dipandang perlu; dan b. Musyawarah Cabang luar biasa membahas dan mengesahkan laporan pertanggung-jawaban Pengurus Cabang, menyusun program amal, menetapkan Anggaran Pen-dapatan dan Belanja, menyelenggarakan Pemilihan Ketua Umum Cabang dan hal-hal lain yang dipandang perlu. (7) Musyawarah Ranting a. Musyawarah Ranting diselenggarakan setiap dua tahun sekali; b. Musyawarah Ranting merupakan keputusan tertinggi di Tingkat ranting; c. Musyawarah Ranting dihadiri oleh Pengurus Daerah, seluruh Anggota Pemula Ranting; d. Musyawarah Ranting dapat dilangsungkan dan dinyatakan sah, apabila dihadiri oleh sedikitnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta yang berhak hadir; dan e. Musyawarah Ranting membahas dan mengesahkan laporan pertanggung-jawaban Pengurus Ranting, menyusun program amal, menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja, menyelenggarakan Pemilihan Ketua Umum Ranting dan hal-hal lain yang dipandang perlu. (8) Musyawarah Ranting Luar Biasa a. Musyawarah Ranting Luar Biasa dapat dilaksanakan apabila dipandang sangat perlu oleh Pengurus Ranting atau atas permintaan sedikitnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Pengurus Ranting; b. Musyawarah Ranting Luar Biasa diselenggarakan berdasarkan kondisi dan perihal lain yang dipandang perlu; dan
31

c. Musyawarah Ranting luar biasa membahas dan

mengesahkan laporan pertanggung-jawaban Pengurus Ranting, menyusun program amal, menetapkan Anggaran Pen-dapatan dan Belanja, menyelenggarakan Pemilihan Ketua Umum Ranting dan hal-hal lain yang dipandang perlu.

PASAL 21 Rapat-Rapat 1. Rapat pengurus harian dihadiri oleh Ketua Umum, ketua Bidang, sekertaris umum beserta wakilnya dan bendahara beserta wakilnya; 2. Rapat Pengurus dihadiri oleh RPH dan ketua-ketua departemen; 3. Rapat bidang dihadiri oleh ketua departemen di bidang tersebut; 4. Rapat pleno dihadiri oleh seluruh pengurus pusat; dan 5. Rapat departemen dihadiri oleh staf departemen tersebut. Pasal 22 Hak Suara (1)Muktamar a. Seluruh Pengurus Pusat mempunyai satu hak suara; b. Dewan Pembina mempunyai 1(satu) hak suara; dan
32

c. Setiap peserta penuh memiliki 1 (satu) hak suara

dan tidak bias diwakilkan, setiap keputusan dianggap sah apabila dihadiri 50% peseta. (2)Musyawarah Wilayah a. Pengurus Pusat, Seluruh Pengurus Wilayah mempunyai hak satu suara; b. Tiap Daerah dan Cabang yang telah disahkan dan hadir, masing-masing mempunyai hak satu suara; dan c. Untuk tiap sedikitnya tiga Cabang yang hadir, Daerah yang bersangkutan berhak atas tambahan satu suara. (3)Musyawarah Daerah a. Pengurus Pusat, Pengurus wilayah, seluruh pengurus Daerah mempunyai hak satu suara; b. Tiap cabang yang telah disahkan dan hadir, mempunyai hak satu suara; dan c. Untuk tiap sedikitnya tiga Ranting yang telah disahkan. Cabang yang bersangkutan berhak atas tambahan satu suara. (4)Musyawarah cabang a. Pengurus Daerah, seluruh pengurus Cabang mempunyai hak satu suara; dan b. Tiap-tiap Ranting yang telah disahkan dan hadir, mempunyai hak satu suara. (5)Musyawarah Ranting a. Pengurus Cabang, seluruh pengurus Ranting mempunyai hak satu suara; dan b. Tiap-Tiap Anggota yang berhak hadir mempunyai hak satu suara.
33

BAB V KEUANGAN DAN KEKAYAAN


Pasal 23 Keuangan dan Kekayaan (1)Iuran Anggota, besarnya ditetapkan oleh Muktamar atau oleh Pengurus Pusat berdasarkan Anggaran dan Belanja Organisasi; (2)Pengurus Pusat dapat membentuk badan-badan wakaf, hibah, dan wasiat yang bertugas sebagai Nadir dan Pengelolanya; (3)Muktamar berhak membentuk Badan pemeriksa keuangan dan kekayaan Organisasi, terdiri atas sedikitnya tiga orang, dan bertanggungjawab kepada Muktamar; dan (4)Badan Pemeriksa Keuangan dan Kekayaan dapat dibentuk disetiap tingkat organi-sasi, terdiri atas sedikitnya tiga orang, badan tersebut bertanggungjawab kepada permusyawaratan Organisasi.

BAB VI PENUTUP
Pasal 24 Penutup

34

(1)Hal-hal lain yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan diatur lebih lanjut oleh Keputusan Pengurus Pusat Pemuda PUI.
(2) Anggaran Rumah Tangga ini menjadi pengganti

Anggaran Rumah Tangga sebelumnya (yang lama), dibuat dan ditetapkan dalam Muktamar II Pemuda PUI di Jatinangor Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada tanggal 7-9 Muharram 1431 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 25-27 Desember 2010 Masehi, dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya.

35

Вам также может понравиться