Вы находитесь на странице: 1из 6

OBSERVASI MACAN TUTUL (Panthera pardus) DAN SATWA NOKTURNAL LAINNYA MELALUI CAMERA TRAPPING DI RESORT TANJUNGPASIR TAMAN

N NASIONAL ALAS PURWO

Oleh: Wahyu Murdyatmaka

BANYUWANGI 2012
1

Ditulis dan diperuntukkan kepada: Tuhan YME; atas segalanya Alas Purwo; my inspirations, passion and unspoken teacher Ismal Yana & Akira; my beloved family Resort Tanjungpasirs undebatable hardworkers; Ansori, Yuliantono, Joko Santoso, Jamil, Tekun, Mashudi dan Sugik Dr. Jim Sanderson, Dr. Carl Traeholt dan Mr. Indra Arinal; for a big support and knowledge Bobbys Camp Crew; for the warm cooperation Mr. Moh. Hanief, Michael Narchi, David Lincoln Thomas; amazing guys with a high concern of conservation Mr. Wiratno; guru, sahabat dan inspirasi Nurman Hakim; youre the man!!! dan semua kawan yang telah berkenan berbagi, direpoti dan kadangkala dipisuhi, thanks for our good friendship

I.

LATAR BELAKANG
Resort Tanjungpasir merupakan satu dari enam resort di Taman Nasional Alas Purwo

(TNAP) dengan wilayah pangkuan seluas 13.638,6 ha. Seluruh kawasannya berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia dan Selat Bali dan terbagi kedalam zona inti, rimba dan pemanfaatan. Kawasan Tanjungpasir terlingkupi tipe ekosistem mangrove, pantai, hutan hujan dataran rendah dan estuaria. Diversitas flora dan faunanya cukup tinggi, sekaligus menunjukkan pencirian utama perbedaan tipe ekosistem yang ada. Dari hasil perekaman data sejak 2008, diketahui bahwa sepanjang garis pantai merupakan daerah jelajah Macan Tutul (Panthera pardus) dan satwa nokturnal lainnya. Tingkat kehadiran yang cukup tinggi ditemui pada beberapa lokasi seperti; Tanjungpasir, Sumurupas, Rem-rem, Kapalpecah dan Sumurtong melalui indikasi jejak, feses dan bekasbekas pemangsaan.

Gambar 1. Daerah distribusi Macan Tutul berdasarkan data SILOKA dan hasil pengamatan Resort Tanjungpasir

Meskipun indikasi keberadaannya cenderung absolut, akan tetapi cukup sulit diamati secara langsung. Dengan demikian observasi melalui camera trapping sangat dibutuhkan untuk membuktikan keberadaan satwa-satwa tersebut.

II.

TUJUAN
Tujuan pelaksanaan camera trapping adalah: 1. Mengidentifikasi jenis-jenis satwa nokturnal dan kemungkinan keberadaan Macan Tutul 2. Mengetahui waktu aktif satwa berdasarkan record data kamera

III. PENDEKATAN
3.1. Metode 1. Camera trap: ScoutGuard (2) dan Covert (1); pinjaman dari Copenhagen Zoo Denmark. 2. Prosedur: kegiatan berupa pemasangan camera trap pada lokasi prioritas dengan jarak antar kamera 1,5 km. Kamera diatur dengan modus gambar dan video, diaktifkan pukul 17:00 -05:00. 3. Analisis data: memanfaatkan software All Camera Trap Data (Dr. Jim Sanderson Small Wild Cat Conservation Foundation)

Gambar 2. Contoh pemasangan camera trap

3.2.

Lokasi dan Waktu Pengamatan 1. Lokasi: Kapalpecah dan Penceng (ekosistem estuaria) 2. Waktu pelaksanaan: 23 Oktober 1 Nopember 2012

IV. HASIL PELAKSANAAN


4.1. Jenis Satwa Teridentifikasi Berikut adalah data satwa yang teridentifikasi:
No. 1 2 3 Vernacular Berang Berang Musang (Garangan) Macan Tutul Nama Ilmiah Lutra lutra Vivvericula indica Panthera pardus Trapped Time 24/10/2012-03:23:07 24/10/2012-03:31:03 23/10/2012-21:18:12 25/10/2012-03:17:11 01/11/2012-18:33:06 Lokasi Kapalpecah Kapalpecah Kapalpecah

Berang Berang dan Musang tertangkap dalam mode gambar, sedangkan Macan Tutul dalam video (*.AVI). Kesemuanya ter-record di Kapalpecah.

Gambar 2. Berang Berang

Gambar 3. Musang (Garangan)

Gambar 4. Macan Tutul; kiri video mode dan kanan hasil printscreen

4.2. Analisis Data 1. Ranking dan prosentase total


Species Viverricula indica Panthera pardus Lutra Lutra Total Total 2 1 1 4 Percent 50.0 25.0 25.0 100.0

2. Aktivitas lunar: 5 hari 3. Similaritas pemanfaatan waktu antar spesies


Lutra Lutra Panthera pardus Lutr Pant Vive 0.000 2.000 0.500 0.000 0.000 1.500

4.3. Kecenderungan 1. Macan Tutul ter-record saat bulan purnama penuh, dan mulai aktif pada senja hari. Satwa lainnya tidak dijumpai pada rentang waktu pengamatan yang sama. 2. Berang Berang dan Musang cenderung lebih aktif pada dini hari.

V.

KESIMPULAN
1. Camera trapping sangat mudah dijalankan dan mampu menunjukkan keberadaan Macan Tutul secara signifikan di Resort Tanjungpasir (TNAP) 2. Diperlukan lebih banyak lagi camera trap untuk dapat dimanfaatkan dalam skala yang lebih luas dan representatif secara ilmiah.

Вам также может понравиться