Вы находитесь на странице: 1из 1

Kriteria Klinik Brain Death

1. Unresponsive koma

Pasien benar benar tidak ada pergerakan, tanpa adanya penarikan(penolakan terhadap rangsangan), kejang, atau sikap ( decerebrate atau decorticate) secara spontan atau untuk stimulasi. Hal ini akan berbahaya apabila ada refleks pada sumsum tulang belakang. 2. Apnea Apnea dapat ditunjukan oleh tidak adanya respirasi spontan yang adekuat dari karbon dioksida ( co2). Tes apnea adalah sebuah uji klinis untuk menentukan respon dari otak medular pusat pernapasan untuk stimulus co2. Tidak adanya penyakit neuromuskuler signifikan, kelumpuhan pulmonalis, kurangnya usaha pernapasan untuk hipercarbia hal tersebut dapat membuktikan adanya gangguan dari batang otak yang paling caudal. Tes ini dimulai oleh preoksigenasi dengan 100% oksigen menggunakan via ventilator selama sekitar 5 menit.
3. Refleks batang otak

Pupil : posisi pupil harus berada ditengah-tengah ukuran 4 mm atau melebar saat tidak ada mydriatics dan tidak reaktif untuk cerahnya rangsangan cahaya atau stimulasi berbahaya Pergerakan mata : tidak ada pergerakan mata yang spontan. Mata tetap berada dalam posisi normal saat dilakukan uji refleks occulocephalic dan occulovestibular. Occulocephalic respon diuji oleh pergerakan rotasi kepala yang cepat untuk kedua sisi.

Refleks kornea : kornea mata tidak berkedip atau bergerak ketika disentuh oleh kapas. Refleks gag : tidak batuk ketika faring atau trakea dirangsang.

4. Durasi observasi Pemeriksaan klinis dapat diulang setelah 12-24 jam. Ketika ada kerusakan otak structural dan diagnosis diketahui pasti , observasi dapat dilakukan lebih cepat apabila SSP dari pasien tidak terpengaruhi oleh obat-obatan, dll.

Вам также может понравиться