Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
(ANE-336)
H. DJASURO SURYA
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA STIA MAULANA YUSUF BANTEN
WIRASWASTA/WIRAUSAHA ADALAH ORANG-ORANG YANG MEMILIKI SIFAT KEWIRASWASTAAN/ KEWIRAUSAHAAN YAITU : KEBERANIAN MENGAMBIL RESIKO, KREATIF DAN INOVATIF, KETAULADANAN DALAM MENANGANI USAHA ATAU PERUSAHAAN DENGAN BERPIJAK PADA KEMAUAN DAN KEMAMPUAN SENDIRI
JADI INTI KEWIRAUSAHAAN ADALAH : KEBERANIAN MENGAMBIL RESIKO KREATIF DAN INOVATIF BERWAWASAN LUAS JAUH KEDEPAN CEPAT DAN TEPAT MENGMABIL KEPUTUSAN MEMPERHATIKAN NORMA LINGKUNGAN
Richard Cantilon ; Entrepreneur adalah membeli barang untuk fijual dengan menangung resiko J.B Say ; Entrepreneur adalah pengambungan daripada faktorfaktor produksi dengan perlengkapan manajemen dan adanya menanggung resiko Weber and Pearson; Entrepreneur adalah tidaklah sebagai individu yang menyimpang atau supernormal tapi merupakan modal personality Sri Edi Swasono; Wiraswasta adalah pionir dalam bisnis, inovator, penanggung resiko, mempunyai penglihatan (visi) ke depan, bertenaga dalam, dan memiliki ciri-ciri keungulan dalam berprestasi dibidang usaha
Suparman Sumahamidjaja; Entrepreneur adalah seorang pengusaha yang dengan kemampuannya untuk memikul resiko dan meningkatkan efisiensi serta keahlian mengurus, dapat menerobos berbagai persaingan dan merebut kesempatan baru, proses produksi baru dan rumus baru sesuai dengan tertib hukum serta norma-norma masyarakat lingkungannya untuk memberikan darma baktinya berupa pengadaan, penyediaan dan penjualan barang-barang dan jasa, demi semakin meningkatnya kemajuan masyarakat. Pembinanan kewiraswastaan dititik beratkan pada faktor -faktor pada diri seseorang yang disebut tenaga dalam seperti : keuletan, ketekunan, tanggung jawab, kemauan keras, percaya pada diri sendiri, lebih banyak membuat gagasan, kretif, tidak mengharap belas kasihan, dan sebagainya yang pada dasarnya berkisar pada masalah kepribadian (watak dan mental) yang unggul.
Obyek studi kewiraswastaan adalah nilai-nilai dan kemampuan (ability) seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku Kemampuan seseorang menjadi obyek kewirausahaan meliputi : 1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha; 2. Kemampuan memotivasi diri untuk melahirkan sesuatu tekad kemauan yang menyala-nyala; 3. Kemampuan untuk berinisiatif; 4. Kebiasaan berinisiatif yang melahirkan kreativitas; 5. Kemapuan untuk membentuk modal uang atau barang modal; 6. Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri untuk selalu tepat waktu; 7. Kemampauan mental yang dilandasi oleh agama; 8. Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil keputusan hikmah dari pengalaman yang baik maupun yang menyakitkan
Karakteristik Kewirausahaan
Salah satu karakteristik penting seorang wirausaha selain mandiri (tidak tergantung pada orang lain) adalah seorang wirausaha harus memiliki sifat kreatif dan inovatif : Zimmerer (1996:51), memberikan pengertian :
KREATIVITAS ADALAH KEMAMPUAN UNTUK MENGEMBANGAN IDE-IDE BARU DAN UNTUK MENEMUKAN CARA-CARA BARU DALAM MEMECAHKAN PERSOALAN DAN DALAM MENGHADAPI PELUANG INOVASI SEBAGAI KEMAMPUAN UNTUK MENERAPKAN KREATIVITAS DALAM RANGKA MEMECAHKAN MASALAH DAN PELUANG UNTUK MEMPERTINGGI DAN MENINGKATKAN TARAF HIDUP
3.
Pengambilan keputusan;
3.
4.
Kepemimpinan;
4.
5. 6.
5. 6.
Enam ciri perilaku kewiraswastaan ( David Mc. Cleland) 1. 2. 3. 4. 5. Keterampilan mengambil keputusan dan mengambil resiko yang moderat, dan bukan atas dasar kebetulan belaka; Bersifat energik, khususnya dalam bentuk berbagai kegiatan; Tanggungjawab individual; Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya dengan tolok ukur satuan uang sebagai indikator keberhasilan; Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan dimasa datang; Memiliki kemampuan berorganisasi, yaitu bahwa seseorang wirausaha memiliki kemampuan keterampilan, kepemimpinan dan manajerial
6.
Syarat-syarat Utama Kewiraswastaan (Suparman Sumahamidjaja) 1. 2. 3. 4. 5. Rasa tanggung jawab yang tebal; Rasa keadilan yang seimbang; Keberanian; Kemampuan; Kebiasaan bekerja lebih banyak dibanding dengan imbalannya; 6. Kepribadian yang menyenangkan; 7. Kesediaan untuk bekerjasama.
Kewirausahaan (Zimmerer)
1. Memperoleh kontrol atas kemapuan diri; 2. Memanfaatkan potensi yang dimiliki secara penuh; 3. Memperoleh manfaat secara finansial; 4. Berkontribusi kepada masyarakat dan menghargai usaha-usaha seseorang.
-Pengambil resiko
-Nilai-nilai Pribadi -Pendidikan -Pengalaman
INOVASI
KEJADIAN PEMICU
IMPLEMENTASI
PERTUMBUHAN
1. 2. 3. 4.
Ide atau visi bisnis yang jelas Kemauan dan kemampuan menghadapi resiko Semangat dan kerja kersa Loyalitas dan Tanggung Jawab.
WIRA USAHA
IDE
KEMAUAN KEMAMPUAN
Hakikat Kewiraswastaan/Kewirausahaan
HAKIKAT KEWIRASWASTAAN ADALAH SIFAT, CIRI DAN WATAK SESEORANG YANG MEMILIKI KEMAUAN DALAM MEWUJUDKAN GAGASAN INOVATIF KEDALAM DUNIA NYATA SECARA KREATIF KEWIRASWASTAAN HAKIKATNYA ADALAH SUATU KEMAMPUAN DALAM BERFIKIR KREATIF DAN BERPRILAKU INOVATIF YANG DIJADIKAN DASAR, SUMBER DAYA, TENAGA PENGGERAK TUJUAN SIASAT, KIAT DALAM MENGHADAPI TANTANGAN HIDUP.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tidak kompeten dalam manajerial; Kurang berpengalaman; Kurang dapat mengendalikan keuangan; Gagal dalam perencanaan; Lokasi yang kurang memadai; Kurangnya pengawasan perawatan; Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha; Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/perubahan
2.
3.
4.
2. Tantangan awal dan perasaan motif persuasi, peluang untuk mengembangkan konsep usaha
3. Kontrol finansial, bebas dalam mengelola keuangan, dan sebagai kekayaan milik sendiri Kerugian : 1. Pengorbanan personal, sedikit sekali untuk kepentingan keluarga, rekreasi 2. Beban tanggung jawab, mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan pelatihan 3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal.
Dalam persaingan global, semua sumber daya antar negara akan bergerak bebas tanpa batas. Hanya sumber daya yang memiliki keunggulan (kompetitif maupun komparatif) yang akan dapat eksis dalam persaingan. Keunggulan kompetitif => keunggulan sumber daya alam yang telah direkayasa. Keunggulan komparatif => keunggulan sumber daya yang belum direkayasa. Contoh : Singapura memiliki keunggulan kompetitif terhadap Indonesia.
TANTANGAN PENGANGGURAN
TANTANGAN ETIKA
BARANG DAN JASA BARU DAN BERBEDA YANG MEMILIKI NILAI TAMBAH DAN BERDAYA SAING
Sumber-sumber Potensial Peluang 1. Menciptakan produk baru yang berbeda 2. Mengamati pintu peluang 3. Menganalisis produk dan proses secara mendalam 4. Memperhitungkan resiko
2.
3.
4.
Kompetensi yang harus dimiliki : 1. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko 2. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah 3. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola 4. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi 5. Keterampilan teknik dalam bidang usaha yang dilakukan
1. Proaktif, yaitu selalu ada inisiatif dan tegas dalam melaksanakan tugas; 2. Berorientasi pada prestasi/kemajuan, cirinya : selalu mencari peluang; berorinetasi pada efisiensi; konsern untuk bekerja keras; perencanaan yang sistematis; selalu memonitor. 3. Komitmen terhadap perusahaan atau orang lain, cirinya : selalu penuh komitmen dalam mengadakan kontrak kerja; mengenal tentang betapa penting hubungan bisnis.
Beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam merintis usaha baru : 1. Bidang jenis usaha 2. Bentuk usaha dan kepemilikannya 3. Tempat usaha 4. Organisasi usaha 5. Jaminan usaha yang akan diperoleh 6. Lingkungan usaha yang berpengaruh
Pengelolaan Usaha
Perencanaan perusahaan adalah suatu cetak biru tertulis (blue print) yang berisikan tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian finansial, strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh dan kemampuan serta ketrampilan pengelolanya. Perencanaan bisnis memuat sejumlah topik (Peggy Lambing): 1. Rangkuman pelaksanaan (Executive Summary) 2. Pernyataan Misi (Mission Statement) 3. Lingkungan Usaha (Business Environment) 4. Perencanaan Pemasaran (Marketing Plan) 5. Team Manajemen ( Management Team) 6. Data Finansial (Financial Data) 7. Pertimbangan Legal (Legal Consideration) 8. Jaminan Asuransi (Insurance requerment) 9. Orang-orang penting ( Key Person) 10. Pemasok (Supliers) 11. Risiko (Risk)
Pengelolaan Keuangan adalah bagaimana mengusahakan sumber dana, menggunakan dan mengendalikan dana-dana perusahaan Ada tiga aspek dalam pengelolaan keuangan : 1. Aspek sumber dana 2. Aspek rencana dan penggunaan dana 3. Aspek pengawasan atau pengendalian keuangan
SUMBER DANA Equity Capital (modal sendiri yang di investasi Debt Capital (Pinjaman)
RENCANA DANA
PENGGUNAAN DANA
Aktiva Lancar: -Kas bank -Surat berharga -Piutang -Persediaan Aktiva Tetap: -Tanah -Gedung -Pabrik -Peralatan
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Perencanaan Pemasaran
Pemasaran adalah bagaimana agar barang dan jasa yang dihasilkan disukai, dibutuhkan dan dibeli oleh konsumen Beberapa langkah dalam merencanakan pemasaran : 1. Penentuan kebutuhan dan keinginan pelanggan 2. Memilih pasar sasaran khusus 3. Menetapkan strategi pemasaran dalam persaingan 4. Pemilihan strategi pemasaran Yang perlu diperhatikan dalam startegi pemasaran : 1. Penelitian dan Pengembagan Pasar 2. Bauran pemasaran (4 P): - Produk (Product) - Harga (Price) - Tempat (Place) - Promosi (Promotion)
Penelitian dan Pengembangan Pasar Strategi market driven dibangun atas enam pondasi :
Customer Orientation Service and Customer
Speed
Convinience
Inovation
2. Harga (Price) Faktor-faktor yang dipertimbangkan : - Biaya barang dan jasa - Permintaan dan penawaran pasar - Antisipasi volume penjualan produk dan jasa - Harga pesaing - Kondisi ekonomi - Lokasi usaha - Fluktuasi musiman - Faktor psikologis pelanggan - Bunga kredit dan bentuk kredit - Sensitivitas harga pelanggan (elastisitas permintaan) Ada empat strategi dalam penetapan harga: - Price Penetration di bawah harga normal - Skimming Pricedi atas harga normal - Sliding Down the Demand Curvevariasi harga dari tinggi akhirnya rendah - Follow the Leader Pricingmengamati/mengikuti harga pesaing
Bauran Pemasaran
1. Produk (Product) Produk adalah setiap barang yang dapat disajikan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki atau dikonsumsi meliputi obyek secara fisik, jasa, tempat, organisasi dan ide. Produk memiliki siklus kehidupan, yang kita kenal dengan PLC
Rp.
Sales
Profit
0
Time
IS GS MS DS
Teknik Penentuan Harga (barang konsumsi): 1. Harga di atas harga pasar untuk produk yang sama 2. Harga di bawah harga pasar 3. Harga sama dengan harga pasar Teknik Penentuan Harga (barang industri): 1. Strategi Cost-Plus PricingHarga = Biaya Total + Profit 2. Pembiayaan Langsung dan Formulasi Harga berhubungan dengan volume produksi seperti biaya untuk bahan baku, ongkos tenaga kerja, dan overhead pabrik 3. Penentuan Harga Jual Model Pulang Pokok : Harga ditetapkan setelah mengetahui harga saat tidak mendapat keuntungan dan juga tidak rugi, lalu ditetapkan harga dengan keuntungan yang dikehendaki. Teknik Penentuan Harga (Untuk Jasa) Harga ditetapkan berdasarkan material yang dibutuhkan untuk penyediaan jasa, tenaga kerja dan memperoleh laba Alat-alat Penentuan Harga 1. Mark up Metode penentuan harga dengan cara menambahkan sejumlah biaya tertentu pada penjualan dengan menambah laba 2. Analisis Pulang Pokok BEP = B.Tetap : (Harga/unit B.Variabel/Unit)
3. Tempat (Place) Untuk mencapai sasaran tempat yang baik dapat dilakukan dengan jalan : - Perbanyak saluran distribusi, seperti langsung ke konsumen atau tidak langsung (via agen) - Perluas segmentasi atau cakupannya, misal dengan segmen lokal, regiona, nasional dan internasional - Tata outlay usahanya, misal tata etalase dan posisinya - Gunakan cara penyampaian barang seefisien mungkin - Merubah-rubah persediaan dari gudang yang satu ke gudang/tempat yang lain.
Ada dua saluran distribusi yang sangat berbeda : 1. Untuk barang konsumen : Pabrik Pabrik Retailer Pabrik Whoseler Retailer Pabrik Whoseler Whoseler Retailer 2. Untuk barang industri; Pabrik Pabrik Whoseler
4. Promosi (Promotion) Promosi adalah cara mengkomunikasikan barang dan jasa yang ditawarkan supaya konsumen mengenal dan membeli Ada beberapa jenis komunikasi : 1. Periklanan, misalnya melalui media cetak dan elektronika 2. Promosi Penjualan, misalnya melalui pameran/eksibisi 3. Wiraniaga, langsung ke konsumen sasaran dengan contoh 4. Pemasaran langsung, langsung menghubungi konsumen 5. Humas, mempublikasikan barang melalui bilboard, pamflet dan sebagainya
3.2 Profil Usaha Kecil dan Masalah Pengembangannya Profil Usaha Kecil ;
USAHA KECIL ADALAH USAHA YANG MEMENUHI KRITERIA SEBAGAI BERIKUT : 1). USAHA PRODUKTIF MILIK WARGA NEGARA INDONESIA YANG BERBENTUK BADAN USAHA ORANG PERORANGAN, BADAN USAHA YANG TIDAK BERBENTUK BADAN HUKUM, ATAU BADAN USAHA BERBADAN HUKUM TERMASUK KOPERASI 2). BUKAN MERUPAKAN ANAK ATAU CABANG YANG DIMILIKI , DIKUASAI ATAU BERAFILIASI, BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG DENGAN USAHA MENENGAH ATAU USAHA BESAR 3). MEMILIKI KEKAYAAN BERSIH PALING BANYAK RP.200.000.000,00 (DUA RATUS JUTA RUPIAH) TIDAK TERMASUK TANAH DAN BANGUNAN TEMPAT USAHA ATAU MEMILIKI HASIL PENJUALAN MAKSIMUM RP. 1.000.000.000,00 (SATU MILYAR RUPIAH) PER TAHUN (UU NO.9 TAHUN 1995)
Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut (UU No.20 Tahun 2008 Pasal 6) : a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyarlima ratus juta rupiah).
(1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). (2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyarlima ratus juta rupiah). (3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). (4) Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan ayat (2) huruf a, huruf b, serta ayat (3) huruf a, huruf b nilai nominalnya dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang diatur dengan Peraturan Presiden.
Perluasan Skala Usaha (Econmic of scale) Menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha. Ini dilakukan bila perluasan usaha atau peningkatan output akan menurunkan biaya jangka panjang, yang berarti skala usaha yang ada ekonomis
Biaya
100 75 50 25 0
Output 5 10 100
Perluasan Cakupan Usaha (Economic of scope) Dilakukan dengan cara menambah jenis usaha baru , produk dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi (diversifikasi), serta dengan teknologi berbeda. Ditandai oleh biaya produksi bersama (joint total production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih kecil dari pada penjumlahan biaya produksi dari masing-masing produk apabila diproduksi secara terpisah.
DE = Derajat Ekonomis C(X) = Cost untuk produk X C(Y) = Cost untuk produk Y C(X,Y) = Cost bersama X dan Y
C(X)+C(Y)-C(X,Y) DE = C(X,Y)
DE = Derajat Ekonomis C(X) = Cost untuk produk X C(Y) = Cost untuk produk Y C(X,Y) = Cost bersama X dan Y
Dengan asumsi output produksi sama untuk X maupun Y, maka dengan kondisi biaya bersama tersebut, untuk mengetahui DE nya dapat dihitung dengan rumus di bawah ini :
C(X)+C(Y)-C(X,Y) DE = C(X,Y) (575+800) - 1250 DE = 1250 = 0,1
Artinya Economic of scope (perluasan cakupan usaha ) yang terjadi dapat dikatakan layak (ekonomis) karena DE>0
3.
Perusahaan yang berhasil maraih keuntungan dikarenakan menggunakan sumber daya yang lebih baik, yaitu dengan : 1. Pola organisasi dan administrasi yang baik 2. Perpaduan antara aset fisik yang tangible (seperti SDM dan SDA) dengan aset intangible (kebiasaan kreatif dan kemahiran manajerial) 3. Budaya perusahaan (corporate culture) yang baik 4. Proses Kerja dan penyesuaian yang segera atas tuntutan baru (time response compression)
1. 2. 3. 4.
5.
6.
7.
Teknolgi berubah
4.2 Tujuan Studi Kelayakan Usaha Kegunaan/Tujuan Studi Kelayakan : 1. Untuk merintis usaha baru 2. Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada 3. Untuk memilih usaha atau investasi proyek yang paling menguntungkan.
Fihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan : 1. Pemilik perusahaan, untuk menentukan sikap/pilihan yang tepat dari usaha yang menguntungkan sepanjang waktu 2. Pihak Investor, berfungsi sebagai laporan yang akan dijadikan bahan pertimbangan untuk merintis usaha/melakukan investasi baru. 3. Pihak Masyarakat dan Pemerintah, sebagai bahan kajian apakah perusahaan tersebut bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya atau sebaliknya merugikan masyarakat, dan bagaimana dampak lingkungannya serta bahan pertimbangan perizinan bagi pemerintah
4.3 Proses dan Tahapan Studi Kelayakan : 1. Tahap penemuan ide atau perumusan gagasan, yaitu wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya. 2. Tahap menformulasikan tujuan, yaitu merumuskan visi dan misi bisnis 3. Tahapan analisis, yaitu untuk membuat suatu keputusan layak atau tidaknya bisnis melalui penelitian ilmiah aspek yang diperhatikan : pasar, teknik produksi/operasi, manajemen dan finasial 4. Tahap keputusan, yaitu pengambilan sikap dan kebijakan bisnis yang menyangkut resiko investasi, maka dilakukan Analisis Pay Back Period (PBP), Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR)
Keputusan
Dilaksanakan (Go)
1. Analisis Aspek Pasar, meliputi : -Kebutuhan dan keinginan konsumen -Segmentasi pasar -Target pasar -Nilai tambah -Masa hidup produk -Struktur pasar -Persaingan dan strategi pesaing -Ukuran pasar -Pertumbuhan pasar -Laba kotor -Pangsa pasar
2. Analisis Aspek Produksi/Operasi, meliputi : ` - Lokasi operasi - Voleme operasi - Mesin dan peralatan - Bahan baku dan bahan penolong - Tenaga kerja - Lay out 3. Analisis Aspek Manajemen, meliputi : - Kepemilikan - Organisasi - Tim manajemen - Karyawan
4. Analisis aspek Keuangan, meliputi : - Kebutuhan dana - Sumber dana - Proyeksi neraca - Proyeksi rugi laba - Proyeksi aliran kas
Investasi Untuk mengukur layak atau tidaknya suatu investasi, dipergunakan empat kriteria pengukuran : 1. Payback Period (PP) 2. Net Present Value (NPV) 3. Profitability Index (PI) 4. Internal Rate of Return (IRR)
Payback Perioduntuk menghitung jangka waktu pengembalian modal, semakin cepat maka semakin baik bisnis tersebut Rumus :
Nilai Investasi Payback Period = Kas masuk bersih x 1 th.
Contoh : Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi sebesar Rp. 24.000.000,00. Dari investasi tersebut memperoleh keuntungan Rp.5.000.000,00 Depresiasi sebesar Rp.3.000.000,00 Maka Payback periodnya adalah : Investasi .......................................... Rp.24.000.000,00 Keuntungan Rp.5.000.000,00 Depresiasi Rp.3.000.000,00 Aliran kas masuk Rp.8.000.000,00
Rp.24.000.000,00 Payback period = Rp. 8.000.000,00 x 1 th = 3 tahun
Net Present Value kriteria pengukuran investasi yang memperhitungkan unsur waktu dan interest rate. Rumus :
Bt Ct
NPV (i) = (
(1+i) t
) - {Co + (
(1+i) t
)}
Atau
NPV = Nilaia sekarang Bt = Benefit (aliran masuk pada periode t) I = interest (tingkat bunga bank yang berlaku) t = Periode waktu (1+i) -t = Discount factor atau faktor nilai sekarang atau (PFt) PFt dapat dihitung sebagai berikut PF1 = (1+i) -1 PF2 = (1+i) -2 PF3 = (1+i) -3 Misal bunga bank 24%, maka PF2 = (1+0,24) -2 = 0,65504
Contoh : Perusahaan konveksi di Soreang Bandung ingin menambah mesin baru dengan biaya investasi awal sebesar Rp 40 Jt. Umur ekonomis mesin ditaksir 5 tahun. Dari hasil survei diperoleh perkiraan cash flow (penerimaan dan biaya) adalah sebagai berikut :
Tahun 0 1 2 3 4
40
Bila uang diinvestasikan tersebut dapat pinjam dari bank dengan bunga 18% per tahun, apakah keputusan pembelian mesin baru itu layak secara ekonomis ?
Jawab :
Berdasarkan rumus di atas, maka tabel perhitungannya akan nampak sebagai berikut :
Tahun (1) 0 1 2 3 4 5 PF (2) 1 0,8475 0,7182 0,6086 0,5158 0,4371 Ct (3) 40 10 15 40 20 5 Bt (4) 0 20 25 80 60 40 PF(Ct) (5)=(2)(3) 40,00 8,47 10,77 24,34 10,32 2,19 PF(Bt) (6)=(2)(4) 0 16,95 17,95 22,35 20,63 15,29 NPV (7)=(6)-(3) -40,00 8,48 7,18 22,35 20,63 15,29
Berdasrkan perhitungan di atas, maka keuntungan ekonomis pembelian mesin sebesar Rp 33,93 juta lebih besarra dari nol, berarti ekonomis atau layak.
Manfaat ekonomi diperoleh apbila BCR>1 Dari kasus atau contoh di atas dapat dihitung sebagai berikut : PFt (Bt) = 16,95+17,95+16,96+30,95+17,48 = 130,02 PFt (Ct) = 40+8,47+10,77+24,34+10,32+2,19 = 96,09 130,02 BCR(i) = = 1,35 96,09 Artinya, karena nilai BCR>1 maka investasi layak secara ekonomis.
Intarnal Rate of Return (IRR), adalah interest rate (i) yang membuat nilai Net Present Value (NPV) adalah Nol Kriteria IRR adalah : Bila IRR > MARR, maka bisnis laya k secara ekonomis dimana : MARR = Minimum Actractive Rate of Return IRR dapat dihitung dengan cara coba-coba memasukkan interest rate untuk mengetahui secara pasti berapa nilai interest rate yang membuat NPV=0. Seperti kasus dalam contoh di atas interest rate 18% maka nilai NPV = Rp. 33,93 juta yang berarti NPV > 0, maka kita coba lagi dengan menggunakan bunga di atas 18 %, seperti terlihat pada perhitungan di bawah ini :
Tahun
(1) Bunga 24% 0 1 2 3 4 5
PF
(2) 1 0,7353 0,5407 0,3975 0,2923 0,2149
Ct
(3) 40 10 15 40 20 5
Bt
(4) 0 20 25 80 60 40
PF(Ct)
(5)=(2)(3) 40,00 7,35 8,11 15,59 5,85 1,01
PF(Bt)
(6)=(2)(4) 0 14,71 13,51 31,80 17,54 8,59
NPV
(7)=(6)-(5) -40 7,36 5,40 15,90 11,69 7,58
Tahun (1)
0 1 2 3 4 5
PF (2)
1 0,7143 0,5102 0,3644 0,2603 0,1859
Ct (3)
40 10 15 40 20 5
Bt (4)
0 20 25 80 60 40
PF(Ct) (5)=(2)(4)
40,00 7,14 7,65 14,58 5,20 0,93
PF(Bt) (6)=(2)(4)
0 14,28 12,76 29,15 15,62 7,43
NPV (7)=(6)-(5)
-40 7,14 5,11 14,57 10,42 6,50
Bunga 40%
Tahun
(1) Bunga 48% 0 1 2 3 4 5
PF
(2) 1 0,6757 0,4565 0,3085 0,2084 0,1408
Ct
(3) 40 10 15 40 20 5
Bt
(4) 0 20 25 80 60 40
PF(Ct)
(5)=(2)(3) 40,00 6,76 6,85 12,34 4,17 0,70
PF(Bt)
(6)=(2)(4) 0 13,51 11,41 24,68 12,50 5,63
NPV
(7)=(6)-(5) -40 6,75 4,56 12,34 8,33 4,93
NPV(i=0,48) = NPVt = -3,09 Dari perhitungan di atas diperoleh NPV (i=0,18)=33,93 > 0; NPV(i=0,40)=3,74 > 0 dan NPV(i=0,48)=-3,09 < 0, maka NPV = 0 terletak antara interest 40 dan 48 Dengan menggunakan interpolasi perhitungannya sebagai berikut : i = 0,40 NPV = 3,74 i = 0,48 NPV = -3,09 Maka IRR = 0,40 -3,74 (0,48-0,40)/(-3,09-3,74) = 0,4438 44,38% Karena proyek tersebut pada tingkat interest rate 44,38% pada NPV=0, maka proyek tersebut layak secara ekonomis.
Bab II Profil Perusahaan Dewasa ini (Untuk perusahaan yang sudah ada) 2.1 Gambaran Umum Perusahaan 2.2 Perizinan 2.3 Aspek teknis produksi/operasi 2.4 Aspek Pemasaran 2.5 Aspek Manajemen 2.6 Aspek Keuangan Bab III Proyek Yang Diusulkan (Untuk proyek bisnis baru) 2.1 Proyek yang diusulkan a. Sifat Investasi (baru/perluasan) b. Jenis Produk (produk utama atau sampingan)
2.2 Aspek Teknis a. Sifat Proyek b. Jenis dan jumlah produksi c. Lokasi d. Bangunan e. Mesin dan Peralatan f. Lay out Proses g. Proses Produksi h. Kapasitas Produksi i. Bahan Baku dan Bahan Penolong j. Tenaga Kerja 2.3 Apek Pemasaran 2.4 Aspek Manajemen 2.5 Aspek Keuangan
2.4 Aspek Manajemen a. Kepemilikan b. Struktur Organisasi c. Tim Manajemen d. Tenaga Kerja/Karyawan 2.5 Aspek Keuangan a. Kebutuhan dana b. Sumber dana c. Prediksi Pendapatan d. Prediksi Biaya e. Prediksi Rugi/Laba f. Kriteria Investasi Bab. IV Kesimpulan Lampiran
Biaya Kebutuhan Usaha Jenis-jenis /komponen kebutuhan/biya usaha : - Biaya prainvestasi, biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dalam rangka memulai suatu usaha, misalnya survey lapangan, biaya pembuatan studi kelayakan, pengurusan izin-izin, dll. - Biaya pembelian aktiva tetap,terdiri dari aktiva tetap berwujud ( tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan, kendaraan, inventaris kantor) dan aktiva tetap tidak berwujud (pembelian lisensi, hak paten, atau sistem franchising) - Biaya operasional, adalah sejumlah dana yang digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha yang sedang berjalan.
Contoh kebutuhan usaha Pendirian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU): 1. Biaya Prainvestasi a. Biaya Pembelian tanah untuk lokasi b. Biaya bangunan dan prasarananya c. Biaya pembelian peralatan d. Inventaris kantor 2. Pembelian Aktiva Tetap 3. Modal Kerja
1.
Pelanggan
Serikat Pekerja
Karyawan Perusa haan Investor
Kelompok Khusus
Dewan Direktur
Manajemen
Kreditor
Pemasok
Pemerintah
Masyarakat