Вы находитесь на странице: 1из 94

KEWIRAUSAHAAN

(ANE-336)

H. DJASURO SURYA
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA STIA MAULANA YUSUF BANTEN

Bag. 1. Konsep Dasar Kewirausahaan


PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
WIRAUSAHA WIRSWASTA ENTREPRENEUR WIRSWASTA WIRA = PEJUANG, PAHLAWAN, UTAMA, GAGAH BERANI, TELADAN, TAHAN UJI, ULET. SWA = SENDIRI STA = BERDIRI

WIRASWASTA/WIRAUSAHA ADALAH ORANG-ORANG YANG MEMILIKI SIFAT KEWIRASWASTAAN/ KEWIRAUSAHAAN YAITU : KEBERANIAN MENGAMBIL RESIKO, KREATIF DAN INOVATIF, KETAULADANAN DALAM MENANGANI USAHA ATAU PERUSAHAAN DENGAN BERPIJAK PADA KEMAUAN DAN KEMAMPUAN SENDIRI
JADI INTI KEWIRAUSAHAAN ADALAH : KEBERANIAN MENGAMBIL RESIKO KREATIF DAN INOVATIF BERWAWASAN LUAS JAUH KEDEPAN CEPAT DAN TEPAT MENGMABIL KEPUTUSAN MEMPERHATIKAN NORMA LINGKUNGAN

Richard Cantilon ; Entrepreneur adalah membeli barang untuk fijual dengan menangung resiko J.B Say ; Entrepreneur adalah pengambungan daripada faktorfaktor produksi dengan perlengkapan manajemen dan adanya menanggung resiko Weber and Pearson; Entrepreneur adalah tidaklah sebagai individu yang menyimpang atau supernormal tapi merupakan modal personality Sri Edi Swasono; Wiraswasta adalah pionir dalam bisnis, inovator, penanggung resiko, mempunyai penglihatan (visi) ke depan, bertenaga dalam, dan memiliki ciri-ciri keungulan dalam berprestasi dibidang usaha

Suparman Sumahamidjaja; Entrepreneur adalah seorang pengusaha yang dengan kemampuannya untuk memikul resiko dan meningkatkan efisiensi serta keahlian mengurus, dapat menerobos berbagai persaingan dan merebut kesempatan baru, proses produksi baru dan rumus baru sesuai dengan tertib hukum serta norma-norma masyarakat lingkungannya untuk memberikan darma baktinya berupa pengadaan, penyediaan dan penjualan barang-barang dan jasa, demi semakin meningkatnya kemajuan masyarakat. Pembinanan kewiraswastaan dititik beratkan pada faktor -faktor pada diri seseorang yang disebut tenaga dalam seperti : keuletan, ketekunan, tanggung jawab, kemauan keras, percaya pada diri sendiri, lebih banyak membuat gagasan, kretif, tidak mengharap belas kasihan, dan sebagainya yang pada dasarnya berkisar pada masalah kepribadian (watak dan mental) yang unggul.

Obyek studi kewiraswastaan adalah nilai-nilai dan kemampuan (ability) seseorang yang diwujudkan dalam bentuk perilaku Kemampuan seseorang menjadi obyek kewirausahaan meliputi : 1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha; 2. Kemampuan memotivasi diri untuk melahirkan sesuatu tekad kemauan yang menyala-nyala; 3. Kemampuan untuk berinisiatif; 4. Kebiasaan berinisiatif yang melahirkan kreativitas; 5. Kemapuan untuk membentuk modal uang atau barang modal; 6. Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri untuk selalu tepat waktu; 7. Kemampauan mental yang dilandasi oleh agama; 8. Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil keputusan hikmah dari pengalaman yang baik maupun yang menyakitkan

Karakteristik Kewirausahaan
Salah satu karakteristik penting seorang wirausaha selain mandiri (tidak tergantung pada orang lain) adalah seorang wirausaha harus memiliki sifat kreatif dan inovatif : Zimmerer (1996:51), memberikan pengertian :
KREATIVITAS ADALAH KEMAMPUAN UNTUK MENGEMBANGAN IDE-IDE BARU DAN UNTUK MENEMUKAN CARA-CARA BARU DALAM MEMECAHKAN PERSOALAN DAN DALAM MENGHADAPI PELUANG INOVASI SEBAGAI KEMAMPUAN UNTUK MENERAPKAN KREATIVITAS DALAM RANGKA MEMECAHKAN MASALAH DAN PELUANG UNTUK MEMPERTINGGI DAN MENINGKATKAN TARAF HIDUP

Ciri-ciri dan Watak Kewiraswastaan (Geoffrey G. Meredith)


Ciri-ciri 1. 2. Percaya diri; Berorientasi pada tugas dan hasil; 1. 2. Watak Keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, dan optimisme; Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif; Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan ; Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik Inovatif dan kreatif serta fleksibel; Pandangan kedepan dan Perspektif

3.

Pengambilan keputusan;

3.

4.

Kepemimpinan;

4.

5. 6.

Keorsinilan; Berorientasi kemasa depan

5. 6.

Enam ciri perilaku kewiraswastaan ( David Mc. Cleland) 1. 2. 3. 4. 5. Keterampilan mengambil keputusan dan mengambil resiko yang moderat, dan bukan atas dasar kebetulan belaka; Bersifat energik, khususnya dalam bentuk berbagai kegiatan; Tanggungjawab individual; Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya dengan tolok ukur satuan uang sebagai indikator keberhasilan; Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan dimasa datang; Memiliki kemampuan berorganisasi, yaitu bahwa seseorang wirausaha memiliki kemampuan keterampilan, kepemimpinan dan manajerial

6.

Syarat-syarat Utama Kewiraswastaan (Suparman Sumahamidjaja) 1. 2. 3. 4. 5. Rasa tanggung jawab yang tebal; Rasa keadilan yang seimbang; Keberanian; Kemampuan; Kebiasaan bekerja lebih banyak dibanding dengan imbalannya; 6. Kepribadian yang menyenangkan; 7. Kesediaan untuk bekerjasama.

Motif Berprestasi dalam Kewiraswastaan


1. Mau mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya; 2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan; 3. Memiliki tanggungjawab personal yang tinggi; 4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan; 5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.

Beberapa peluang yang diambil dari

Kewirausahaan (Zimmerer)
1. Memperoleh kontrol atas kemapuan diri; 2. Memanfaatkan potensi yang dimiliki secara penuh; 3. Memperoleh manfaat secara finansial; 4. Berkontribusi kepada masyarakat dan menghargai usaha-usaha seseorang.

Model Proses Kewirausahaan


Pribadi : .Pencapaian locus of control -Toleransi Pribadi : -Pengambil resiko -Ketidakpuasan -Pendidikan -Usia Sosiologi: -Jaringan Kelompok -Orang tua - Keluarga - Model peranan Pribadi : -Wirausahawan - Pemimpin - Manajer - Komitmen - Visi Organisasi : - Kelompok - Strategi - Struktur - Budaya -- Produk

-Pengambil resiko
-Nilai-nilai Pribadi -Pendidikan -Pengalaman

INOVASI

KEJADIAN PEMICU

IMPLEMENTASI

PERTUMBUHAN

Lingkungan : -Peluang -Model Peranan -Aktivitas

Lingkungan: -Kompetisi -Sumber daya -Inkubator -Kebijakan Pemerintah

Lingkungan : -Pesaing - Pelanggan - Pemasok - Investor, Bankir

Sumber : Dr. Suryana, Kewirausahaaan (2001)

Langkah menuju Kewirausahaan yang berhasil

1. 2. 3. 4.

Ide atau visi bisnis yang jelas Kemauan dan kemampuan menghadapi resiko Semangat dan kerja kersa Loyalitas dan Tanggung Jawab.

WIRA USAHA

USAHA LOYALITAS DAN TANGGUNG JAWAB

IDE

KEMAUAN KEMAMPUAN

SEMANGAT DAN KERJA KERAS

Sumber: Dr. Suryana , Kewirausahaan (2001)

Hakikat Kewiraswastaan/Kewirausahaan
HAKIKAT KEWIRASWASTAAN ADALAH SIFAT, CIRI DAN WATAK SESEORANG YANG MEMILIKI KEMAUAN DALAM MEWUJUDKAN GAGASAN INOVATIF KEDALAM DUNIA NYATA SECARA KREATIF KEWIRASWASTAAN HAKIKATNYA ADALAH SUATU KEMAMPUAN DALAM BERFIKIR KREATIF DAN BERPRILAKU INOVATIF YANG DIJADIKAN DASAR, SUMBER DAYA, TENAGA PENGGERAK TUJUAN SIASAT, KIAT DALAM MENGHADAPI TANTANGAN HIDUP.

Sumber-sumber kegagalan dalam Kepemimpinan swasta (menurut Suparman Sumahamidjaja):


1. 2. Takut akan saingan dari pengikut-pengikutnya; Harapan akan dibayar untuk apa mereka tahu dan tidak untuk apa yang mereka perbuat dengan pengetahuan itu; 3. Ketidaksediaan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tingkat rendahan; 4. Ketidak mampuan untuk mengorganisasikan sesuatu yang kecil dan terperinci, ketidak sediaan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sederhana; 5. Selalu mementingkan diri sendiri; 6. Ketidak setiaan; 7. Kekurangan daya khayal; 8. Melebihi ukuran-ukuran biasa; 9. Menitik beratkan gelar; 10. Menitik beratkan kekuasaan kepemimpinan

Faktor-faktor kegagalan Wirausaha (menurut Zimmerer, 1996):

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Tidak kompeten dalam manajerial; Kurang berpengalaman; Kurang dapat mengendalikan keuangan; Gagal dalam perencanaan; Lokasi yang kurang memadai; Kurangnya pengawasan perawatan; Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha; Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/perubahan

Beberapa alasan seseorang berwirausaha


1. Alasan keuangan, adalah untuk mencari nafkah, mencari tambahan pendapatan, sebagai jaminan stabilitas keuangan; Alasan sosial, adalah memperoleh gengsi/status, dapat dikenal dan dihormati, menjadi contoh, dapat bertemu dengan orang banyak; Alasan pelayanan, adalah memberikan pekerjaan pada masyarakat, membantu ekonomi masyarakat, masa depan anak-anak dan keluarga, membahagiakan ayah dan ibu; Alasan memenuhi diri, adalah menjadi atasan/mandiri, mencapai sesuatu yang diinginkan, menghindari ketergantungan, agar lebih produktif, menggunakan kemampuan pribadi.

2.

3.

4.

Keuntungan dan kerugian Kewirausahaan :


Keuntungan : 1. Otonomi, pengelolaan yang bebas dan tidak terikat

2. Tantangan awal dan perasaan motif persuasi, peluang untuk mengembangkan konsep usaha
3. Kontrol finansial, bebas dalam mengelola keuangan, dan sebagai kekayaan milik sendiri Kerugian : 1. Pengorbanan personal, sedikit sekali untuk kepentingan keluarga, rekreasi 2. Beban tanggung jawab, mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan pelatihan 3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal.

TIGA JENIS KEWIRAUSAHAAN (menurut Jochen Ropke)


1. Kewiraushaan Rutin, yaitu wirausaha yang biasanya dilakukan oleh seorag manajer yang bekerja secara efisien 2. Kewirausahaan Arbitrase, yaitu wirausaha yang dilakukan oleh Perantara yang sifatnya memanfaatkan peluang-peluang. 3. Kewirausahaan Inovatif, yaitu kelompok penemu yang selalu mencari dan memperoleh gagasan baru.

Kewirausahaan Dalam Konteks Global

Dalam persaingan global, semua sumber daya antar negara akan bergerak bebas tanpa batas. Hanya sumber daya yang memiliki keunggulan (kompetitif maupun komparatif) yang akan dapat eksis dalam persaingan. Keunggulan kompetitif => keunggulan sumber daya alam yang telah direkayasa. Keunggulan komparatif => keunggulan sumber daya yang belum direkayasa. Contoh : Singapura memiliki keunggulan kompetitif terhadap Indonesia.

Tantangan Utama Pengembangan SDM


TANTANGAN PERSAINGAN GLOBAL

TANTANGAN PERTUMBUHAN PENDUDUK

TANTANGAN PENGANGGURAN

TANTANGAN KEANEKARAGAMAN TENAGA KERJA

TANTANGAN SUMBERDAYA KEWIRAUSAHAAN

TANTANGAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

TANTANGAN ETIKA

TANTANGAN KEMAJUAN TEKNOLOGI

TANTANGAN GAYA HIDUP DAN KECENDRUNGANNYA

PERSYARATAN PENTING DALAM PERSAINGAN BEBAS

PASAR BEBAS DAN PERSAINGAN GLOBAL


Diperlukan

BARANG DAN JASA UNGGUL SERTA BERDAYA SAING TINGGI


Ditentukan oleh

TINGKAT EFISIENSI YANG TINGGI


Ditentukan oleh

KUALITAS SDM PROFESIONAL DAN TERAMPIL


Ditentukan oleh

SISTEM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAN


Untuk membentuk

KEPRIBADIAN YANG KREATIF DAN INOVATIF


Untuk menghasilkan

BARANG DAN JASA BARU DAN BERBEDA YANG MEMILIKI NILAI TAMBAH DAN BERDAYA SAING

Bag. 2. Ide dan Peluang Kewirausahaan


Unsur penting dalam kewirausahaan adalah ide dan peluang Agar ide menjadi peluang harus dievaluasi dengan cara skrining (penyaringan): 1. Ide harus bentuk yang riil 2. Mengamati asal usul peluang 3. Menjamin jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan 4. Menaksir biaya awal 5. Memperhitungkan resiko yang akan terjadi Keadaan yang menciptakan peluang : 1. Produk harus segera dipasarkan 2. Kerugian teknis harus rendah 3. Mengembangkan strategi produk 4. Pesaing tidak memiliki teknologi cangih 5. Pesaing tidak memiliki strategi 6. Perusahaan memiliki sumber-sumber dan kemampuan

Sumber-sumber Potensial Peluang 1. Menciptakan produk baru yang berbeda 2. Mengamati pintu peluang 3. Menganalisis produk dan proses secara mendalam 4. Memperhitungkan resiko

Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan


Bekal pengetahuan yang harus dimiliki : 1. Bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan lingkungan usaha yang adadisekitarnya 2. Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab 3. Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri 4. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis

Perlunya pengalaman yang seimbang untuk wirausaha (A. Kurilof, dkk)


1. Technical competence, yaitu memiliki komptensi dalam bidang rancang bangun sesuai dengan bentuk usaha yang akan dipilih. Misalnya kemampuan dalam bidang teknik produksi dan desain produk. Marketing competence, yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar yang cocok, mengidentifikasi pelanggan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Financial competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang keuangan, mengatur pembelian, penjualan, pembukuan dan perhitungan laba/rugi. Human relation competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan personal, seperti kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan antar perusahaan

2.

3.

4.

Kompetensi yang harus dimiliki : 1. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko 2. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah 3. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola 4. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi 5. Keterampilan teknik dalam bidang usaha yang dilakukan

Kompetensi kewirausahaan yang diperlukan sebagai syarat bisnis (Norman M.Scarborough)

1. Proaktif, yaitu selalu ada inisiatif dan tegas dalam melaksanakan tugas; 2. Berorientasi pada prestasi/kemajuan, cirinya : selalu mencari peluang; berorinetasi pada efisiensi; konsern untuk bekerja keras; perencanaan yang sistematis; selalu memonitor. 3. Komitmen terhadap perusahaan atau orang lain, cirinya : selalu penuh komitmen dalam mengadakan kontrak kerja; mengenal tentang betapa penting hubungan bisnis.

Untuk mencapai keberhasilan usaha yang dimiliki sendiri, tergantung pada :


Individual skills and attitude, yaitu keterampilan dan sikap individual Knowledge of business, yaitu pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan Establishment of goals, yaitu kemantapan dalam menentukan tujuan perusahaan Take advantages of the apportunities, yaitu keunggulan dalam mencari peluang Adapt to the change, yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan Minimize the threats to business, yaitu kemampuan untuk meminimalkan ancaman terhadap perusahaan.

Bag. 3. Merintis Usaha dan Pengembangannya


3.1. Cara Memasuki Dunia Usha Baru ; Ada tiga cara yang dapat dilakukan : 1. Merintis usaha baru, yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Sole propiertorship (perusahaan perorangan) Partnership (perusahaan persekutuan) Corporation (perusahaan terbatas saham) 2. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan oleh orang lain dengan nama dan organisasi yang sudah ada 3. Kerjasama manajemen (franchising-Lisensi), yaitu kerjasama antara enterpreneur (franchise) dengan perusahaan besar (franchisor/parent company) dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha.

Beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam merintis usaha baru : 1. Bidang jenis usaha 2. Bentuk usaha dan kepemilikannya 3. Tempat usaha 4. Organisasi usaha 5. Jaminan usaha yang akan diperoleh 6. Lingkungan usaha yang berpengaruh

Bidang dan Jenis Usaha


Usaha Pertanian (Agriculture); pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan Usaha Pertambangan (Mining); galian pasir, tnah, batu dan bata Usaha Pabrikasi (Manufacturing); industri, assemblasi, dan sintetis Usaha Konstruksi (Construction); bangunan, jembatan, pengairan, dan jalan raya Usaha Perdagangan (Trade); perdagangan kecil, grosir, agen dan ekspor impor Usaha Jasa Keuangan (Financial Service); perbankan, asuransi, dan koperasi Usaha Jasa Perorangan (Personal Service); potong rambut, salon, loundry, catering Usaha Jasa Umum (Public Service); angkutan, pergudangan, wartel dan distribusi Usaha Jasa Wisata (Tourism); biro perjalanan wisata, pramuwisata, konsultan pariwisata, dsb.

Pengelolaan Usaha
Perencanaan perusahaan adalah suatu cetak biru tertulis (blue print) yang berisikan tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian finansial, strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh dan kemampuan serta ketrampilan pengelolanya. Perencanaan bisnis memuat sejumlah topik (Peggy Lambing): 1. Rangkuman pelaksanaan (Executive Summary) 2. Pernyataan Misi (Mission Statement) 3. Lingkungan Usaha (Business Environment) 4. Perencanaan Pemasaran (Marketing Plan) 5. Team Manajemen ( Management Team) 6. Data Finansial (Financial Data) 7. Pertimbangan Legal (Legal Consideration) 8. Jaminan Asuransi (Insurance requerment) 9. Orang-orang penting ( Key Person) 10. Pemasok (Supliers) 11. Risiko (Risk)

Pengelolaan Keuangan adalah bagaimana mengusahakan sumber dana, menggunakan dan mengendalikan dana-dana perusahaan Ada tiga aspek dalam pengelolaan keuangan : 1. Aspek sumber dana 2. Aspek rencana dan penggunaan dana 3. Aspek pengawasan atau pengendalian keuangan

SUMBER DANA Equity Capital (modal sendiri yang di investasi Debt Capital (Pinjaman)

RENCANA DANA

PENGGUNAAN DANA
Aktiva Lancar: -Kas bank -Surat berharga -Piutang -Persediaan Aktiva Tetap: -Tanah -Gedung -Pabrik -Peralatan

Jangka Pendek

Venture Capital (Perusahaan lain yang ingin investasi)

Jangka Panjang

Gbr. : ALUR SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

Perencanaan Keuangan dan Penggunaan Dana


1. Biaya Awal, perusahaan baru umumnya: - Biaya awal yang tidak terduga - Biaya administrasi (gaji karyawan dan peralatan kantor) - Biaya sewa bangunan - Biaya asuransi - Biaya tambahan atau biaya umum 2. Proyeksi Keuangan yang mencakup - Pembukuan Neraca Harian - Proyeksi Neraca Pendapatan - Proyeksi Neraca Aliran Kas 3. Analisa Pulang Pokok:
F BEP Q = --------PV total FC BEP (Sales) = --------------------------total VC 1 - -------------total Sales

Perencanaan Pemasaran
Pemasaran adalah bagaimana agar barang dan jasa yang dihasilkan disukai, dibutuhkan dan dibeli oleh konsumen Beberapa langkah dalam merencanakan pemasaran : 1. Penentuan kebutuhan dan keinginan pelanggan 2. Memilih pasar sasaran khusus 3. Menetapkan strategi pemasaran dalam persaingan 4. Pemilihan strategi pemasaran Yang perlu diperhatikan dalam startegi pemasaran : 1. Penelitian dan Pengembagan Pasar 2. Bauran pemasaran (4 P): - Produk (Product) - Harga (Price) - Tempat (Place) - Promosi (Promotion)

Penelitian dan Pengembangan Pasar Strategi market driven dibangun atas enam pondasi :
Customer Orientation Service and Customer

PRODUCT AND SERVICE


Quality
TARGETED MARKET SEGMENT

Speed

Convinience

Inovation

2. Harga (Price) Faktor-faktor yang dipertimbangkan : - Biaya barang dan jasa - Permintaan dan penawaran pasar - Antisipasi volume penjualan produk dan jasa - Harga pesaing - Kondisi ekonomi - Lokasi usaha - Fluktuasi musiman - Faktor psikologis pelanggan - Bunga kredit dan bentuk kredit - Sensitivitas harga pelanggan (elastisitas permintaan) Ada empat strategi dalam penetapan harga: - Price Penetration di bawah harga normal - Skimming Pricedi atas harga normal - Sliding Down the Demand Curvevariasi harga dari tinggi akhirnya rendah - Follow the Leader Pricingmengamati/mengikuti harga pesaing

Bauran Pemasaran
1. Produk (Product) Produk adalah setiap barang yang dapat disajikan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki atau dikonsumsi meliputi obyek secara fisik, jasa, tempat, organisasi dan ide. Produk memiliki siklus kehidupan, yang kita kenal dengan PLC
Rp.

Sales
Profit
0

Time
IS GS MS DS

Teknik Penentuan Harga (barang konsumsi): 1. Harga di atas harga pasar untuk produk yang sama 2. Harga di bawah harga pasar 3. Harga sama dengan harga pasar Teknik Penentuan Harga (barang industri): 1. Strategi Cost-Plus PricingHarga = Biaya Total + Profit 2. Pembiayaan Langsung dan Formulasi Harga berhubungan dengan volume produksi seperti biaya untuk bahan baku, ongkos tenaga kerja, dan overhead pabrik 3. Penentuan Harga Jual Model Pulang Pokok : Harga ditetapkan setelah mengetahui harga saat tidak mendapat keuntungan dan juga tidak rugi, lalu ditetapkan harga dengan keuntungan yang dikehendaki. Teknik Penentuan Harga (Untuk Jasa) Harga ditetapkan berdasarkan material yang dibutuhkan untuk penyediaan jasa, tenaga kerja dan memperoleh laba Alat-alat Penentuan Harga 1. Mark up Metode penentuan harga dengan cara menambahkan sejumlah biaya tertentu pada penjualan dengan menambah laba 2. Analisis Pulang Pokok BEP = B.Tetap : (Harga/unit B.Variabel/Unit)

3. Tempat (Place) Untuk mencapai sasaran tempat yang baik dapat dilakukan dengan jalan : - Perbanyak saluran distribusi, seperti langsung ke konsumen atau tidak langsung (via agen) - Perluas segmentasi atau cakupannya, misal dengan segmen lokal, regiona, nasional dan internasional - Tata outlay usahanya, misal tata etalase dan posisinya - Gunakan cara penyampaian barang seefisien mungkin - Merubah-rubah persediaan dari gudang yang satu ke gudang/tempat yang lain.
Ada dua saluran distribusi yang sangat berbeda : 1. Untuk barang konsumen : Pabrik Pabrik Retailer Pabrik Whoseler Retailer Pabrik Whoseler Whoseler Retailer 2. Untuk barang industri; Pabrik Pabrik Whoseler

Konsumen Konsumen Konsumen Konsumen Industri Industri

4. Promosi (Promotion) Promosi adalah cara mengkomunikasikan barang dan jasa yang ditawarkan supaya konsumen mengenal dan membeli Ada beberapa jenis komunikasi : 1. Periklanan, misalnya melalui media cetak dan elektronika 2. Promosi Penjualan, misalnya melalui pameran/eksibisi 3. Wiraniaga, langsung ke konsumen sasaran dengan contoh 4. Pemasaran langsung, langsung menghubungi konsumen 5. Humas, mempublikasikan barang melalui bilboard, pamflet dan sebagainya

Pemasaran Bagi Usaha Baru, dengan via survei


1. Cari peluang pasar, mengamati konsumen, barang apa yang paling dibutuhkan konsumen, berapa banyak yang mereka butuhkan, kualitas mana yang paling tepat dan berapa banyaknya 2. Tempat yang tepat, cari tempat yang cocok untuk memasarkan barang, seperti tempat yang ramai dan bayak dikunjungi orang 3. Banyaknya barang yang dibutuhkan, berapa banyak barang yang dibutuhkan konsumen rata-rata perharinya 4. Tentukan target apa yang hendak dicapai, misalnya untuk mengejar keuntungan, meraih pelanggan rutin, untuk meraih pelanggan temporer atau hanya sekedar laku terjual dalam rangka meraih konsumen

3.2 Profil Usaha Kecil dan Masalah Pengembangannya Profil Usaha Kecil ;
USAHA KECIL ADALAH USAHA YANG MEMENUHI KRITERIA SEBAGAI BERIKUT : 1). USAHA PRODUKTIF MILIK WARGA NEGARA INDONESIA YANG BERBENTUK BADAN USAHA ORANG PERORANGAN, BADAN USAHA YANG TIDAK BERBENTUK BADAN HUKUM, ATAU BADAN USAHA BERBADAN HUKUM TERMASUK KOPERASI 2). BUKAN MERUPAKAN ANAK ATAU CABANG YANG DIMILIKI , DIKUASAI ATAU BERAFILIASI, BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG DENGAN USAHA MENENGAH ATAU USAHA BESAR 3). MEMILIKI KEKAYAAN BERSIH PALING BANYAK RP.200.000.000,00 (DUA RATUS JUTA RUPIAH) TIDAK TERMASUK TANAH DAN BANGUNAN TEMPAT USAHA ATAU MEMILIKI HASIL PENJUALAN MAKSIMUM RP. 1.000.000.000,00 (SATU MILYAR RUPIAH) PER TAHUN (UU NO.9 TAHUN 1995)

Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut (UU No.20 Tahun 2008 Pasal 6) : a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyarlima ratus juta rupiah).

BAB IV KRITERIA Pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM

(1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). (2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyarlima ratus juta rupiah). (3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). (4) Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan ayat (2) huruf a, huruf b, serta ayat (3) huruf a, huruf b nilai nominalnya dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang diatur dengan Peraturan Presiden.

Kelemahan Kultural yang mengakibatkan kelemahan struktural Usaha Kecil :


1. Kurangnya informasi peluang dan cara memasarkan produk 2. Kurangnya informasi untuk mendapatkan bahan baku yang baik, murah dan mudah didapat 3. Kurangnya informasi memperoleh fasilitas dan bantuan pengusaha besar dalam menjalin hubungan kemitraan untuk memperoleh bantuan permodalan dan pemasaran 4. Kurangnya informasi tentang tata cara pengembangan produk, baik desain, kualitas maupun kemasannya 5. Kurangnya informasi untuk menambah sumber permodalan dengan persyaratan yang terjangkau.

3.3 Kerangka Hipotesis Pengembangan Usaha Kecil


Untuk pengembangan perusahaan diperlukan dua keterampilan yaitu keterampilan manajemen keuangan dan manajemen personal Kemampuan internal perusahaan, yaitu kemampuan khusus (core competence) berupa kreativitas dan keinovasian Resouces-base strategy, yaitu strategi perusahaan yang menekankan pada penghubungan sumber daya internal secara superior untuk menciptakan kompetensi inti dalam rangka menciptakan nilai tambah untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif. Strategi pengembangan kompetensi inti yaitu strategi perusahaan yang menekankan pada pengembangan pengetahuan dan keunikan untuk menciptakan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.

Perluasan Skala Usaha (Econmic of scale) Menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha. Ini dilakukan bila perluasan usaha atau peningkatan output akan menurunkan biaya jangka panjang, yang berarti skala usaha yang ada ekonomis
Biaya

100 75 50 25 0

1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982

Output 5 10 100

Perluasan Cakupan Usaha (Economic of scope) Dilakukan dengan cara menambah jenis usaha baru , produk dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi (diversifikasi), serta dengan teknologi berbeda. Ditandai oleh biaya produksi bersama (joint total production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih kecil dari pada penjumlahan biaya produksi dari masing-masing produk apabila diproduksi secara terpisah.
DE = Derajat Ekonomis C(X) = Cost untuk produk X C(Y) = Cost untuk produk Y C(X,Y) = Cost bersama X dan Y

C(X)+C(Y)-C(X,Y) DE = C(X,Y)

Economic of scope terjadi manakala C(X,Y) < C(X) + C(Y)


Semakin kecil/rendah biaya produksi bersama C(X,Y) maka semakin tinggi derajat ekonomisnya (DE) sehingga lingkup usaha dikatakan ekonomis DE > 0

DE = Derajat Ekonomis C(X) = Cost untuk produk X C(Y) = Cost untuk produk Y C(X,Y) = Cost bersama X dan Y

C(X)=Rp 575,00 C(Y)=Rp 800,00 C(X,Y) =Rp 1250,00

Dengan asumsi output produksi sama untuk X maupun Y, maka dengan kondisi biaya bersama tersebut, untuk mengetahui DE nya dapat dihitung dengan rumus di bawah ini :
C(X)+C(Y)-C(X,Y) DE = C(X,Y) (575+800) - 1250 DE = 1250 = 0,1

Artinya Economic of scope (perluasan cakupan usaha ) yang terjadi dapat dikatakan layak (ekonomis) karena DE>0

Beberapa keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan :


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Perubahan produk barang dan jasa, menyangkut pertanyaan produk dan jasa baru apa yang diinginkan pelanggan Strategi yang menyangkut penetrasi pasar, ekspansi pasar, diversifikasi produk dan jasa, integrasproses I regional atau eksapansi usaha Kemampuan untuk memperoleh modal investasi dalam rangka penelitian dan pengembangan, proses produksi dan penggantian peralatan, dan dalam rangka penambahan SDM Analisis SDM, sehingga memiliki keterampilan yang unik untuk mengimplementasikan strategi Analisis pesaing yang ada maupun yang potensial untuk menetapkan strategi bersaing Meningkatkan kemampuan untuk menopang strategi perusahaan dalam menghadapi perubahan permintaan pelanggan dan perilaku strategi persaingan baru Penentuan harga barang atau jasa jangka pendek dan jangka panjang Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas. Apakah ada aksi strategis untuk merespon kebutuhan masyarakat Memperhatikan pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat terhadap aliran kas, tentang likuiditasnya

Memelihara Spirit Kewirausahaan


Untuk mendorong perilaku kreatif agar wirausaha memperoleh keuntungan di pasar dapat dilakukan dengan cara : 1. Mendidik wirausaha tentang pelayanan perusahaan, khususnya tentang mereka membeli produk dan jasa, tentang masalah yang dihadapi pelanggan dan tentang apa kebutuhan/keinginan spesifik pelanggan 2. Mendidik wirausaha tentang nilai-nilai perbaikan produk dan pemasarannya, tentang proses distribusi dan perbaikan teknik produksinya untuk dapat bersaing 3. Menciptakan iklim kinerja yang positif untuk mendorong terciptanya ide-ide baru

Manajemen dan Strategi Kewirausahaan


Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa usahanya betul-betul eksis. Bila usaha ingin berhasil, maka wirausaha harus memiliki empat kompetensi: 1. Fokus terhadap pasar, bukan pada teknologi 2. Buat ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiayainya perusahaan 3. Bangun team manajemen, bukan menonjolkan perorangan 4. Beri peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu

Kompetensi Inti Kewirausahan


Keberlangsungan perusahaan sangat tergantung pada ketahanan para wirausaha dalam meraih keunggulan bersaing melalui startegi yang dimilikinya Strategi perusahaan adalah cara-cara perusahaan menciptakan nilai melalui konfigurasi (multi scope corporation) dan koordinasi aktivitas multi marketing Profit perusahaan merupakan pencerminan dari suatu kinerja manajemen strategik yang berhasil memuaskan stakeholder

Perusahaan akan berhasil mendapat profit apabila tiga kondisi terpenuhi :


1. 2. Tujuan perusahaan dan kebijaksanaan fungsi-fungsi manajemen (seperti produksi dan pemasaran) harus secara kolektif memperlihatkan posisi yang terkuat di pasar Tujuan dan kebijaksanaan tersebut ditumbuhkan berdasarkan kekuatan perusahaan, serta diperbaharui terus (dinamis) sesuai dengan perubahan peluang dan ancaman lingkungan Perusahaan harus memiliki dan menggali kompetensi khusus (distintive competency) sebagai pendorong untuk menjalankan perusahaan, misalnya dengan reputasi merk dan biaya produksi yang rendah. Jadi intinya adalah perusahaan harus menciptakan daya saing khusus untuk memperkuat posisi tawar-menawar dalam persaingan

3.

Perusahaan yang berhasil maraih keuntungan dikarenakan menggunakan sumber daya yang lebih baik, yaitu dengan : 1. Pola organisasi dan administrasi yang baik 2. Perpaduan antara aset fisik yang tangible (seperti SDM dan SDA) dengan aset intangible (kebiasaan kreatif dan kemahiran manajerial) 3. Budaya perusahaan (corporate culture) yang baik 4. Proses Kerja dan penyesuaian yang segera atas tuntutan baru (time response compression)

Strategi Bersaing Dalam Kewirausahaan


Dalam konsep strategi pemasaran pada umumnya kita mengenal 4 P, yaitu : Product; Price; Place dan Promotion Menurut Mintzberg, ada 5 pengertian strategi : 1. Strategi adalah Perencanaan (Plan) 2. Strategi adalah Pola (Patron) 3. Srtategi adalah Posisi (Position) 4. Strategi adalah Perspektif (Perspective) 5. Strategi adalah Permainan (Play)


1. 2. 3. 4.

Teori Generic Strategy (menurut Porter)


Persaingan merupakan inti keberhasilan dan kegagalan Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan bagi pelanggan/pembeli Ada dua jenis keunggulan bersaing: Biaya rendah (low cost) dan difensiasi (differensiation) Kedua jenis dasar keunggulan bersaing, menghasilkan tiga strategi generik: Biaya rendah, Diferensiasi dan Fokus Low cost strategy, mengandalkan keunggulan biaya yang relatif rendah Diffrenesiation, keunggulan fokus diferensiasi berasal dari kemampuan perusahaan untuk berusaha menjadi unik dalam industrinya Focus strategy, berusaha mencari keunggulan dalam segmen sasaran pasar tertentu.

5.
6.

7.

Gambar : Strategi Generik :


Keunggulan Bersaing Biaya rendah Target Luas Skup Bersaing Target Sempit Diferensiasi

1. Kemampuan 2. Diferensiasi dalam biaya 3. Fokus Biaya 3. Fokus Diferensiasi

Gambar Resiko Strategi Generik


Biaya Rendah Pesaing meniru Diferensiasi Pesaing meniru Fokus Strategi fokus ditiru Segmen sasaran menjadi tidak menarik

Teknolgi berubah

Basis Diferensiasi kuang penting

Keunggulan biaya Diferensiasi tidak tidak bertahan berlaku lama lama

Struktur rusak Permintaan tidak muncul

Konsep Strategi The New 7s S (Richard A D Aveni)


1. Memberikan kepuasan istimewa kepada semua stakeholder 2. Memfokuskan pada sasaran 3. Memposisikan perusahaan secara cepat di pasar 4. Membuat posisi yang mencengangkan 5. Merubah pola-pola persaingan 6. Mengutamakan pada sasaran 7. Mengembangkan kepercayaan secara terus menerus

Bag. 4. Penilaian Kelayakan Usaha


4.1 Pengertian studi Kelayakan Usaha
Studi Kelayakan Usaha adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu usaha dilakukan dengan menguntungkan secara kontinyu. Studi kelayakan membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu Pertimbangan-pertimbangan secara ekonomis dan teknis dalam studi kelayakan menjadi penting, karena akan dijadikan dasar implemetasi kegiatan usaha

4.2 Tujuan Studi Kelayakan Usaha Kegunaan/Tujuan Studi Kelayakan : 1. Untuk merintis usaha baru 2. Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada 3. Untuk memilih usaha atau investasi proyek yang paling menguntungkan.

Fihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan : 1. Pemilik perusahaan, untuk menentukan sikap/pilihan yang tepat dari usaha yang menguntungkan sepanjang waktu 2. Pihak Investor, berfungsi sebagai laporan yang akan dijadikan bahan pertimbangan untuk merintis usaha/melakukan investasi baru. 3. Pihak Masyarakat dan Pemerintah, sebagai bahan kajian apakah perusahaan tersebut bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya atau sebaliknya merugikan masyarakat, dan bagaimana dampak lingkungannya serta bahan pertimbangan perizinan bagi pemerintah

4.3 Proses dan Tahapan Studi Kelayakan : 1. Tahap penemuan ide atau perumusan gagasan, yaitu wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha barunya. 2. Tahap menformulasikan tujuan, yaitu merumuskan visi dan misi bisnis 3. Tahapan analisis, yaitu untuk membuat suatu keputusan layak atau tidaknya bisnis melalui penelitian ilmiah aspek yang diperhatikan : pasar, teknik produksi/operasi, manajemen dan finasial 4. Tahap keputusan, yaitu pengambilan sikap dan kebijakan bisnis yang menyangkut resiko investasi, maka dilakukan Analisis Pay Back Period (PBP), Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR)

Skema Proses Studi Kelayakan


Gagasan Usaha (Business Idea) Tujuan (Visi & Misi) Analisis Evaluasi :
1. Pasar 2. Produksi/Operasi 3. Manajemen 4. Keuangan 5. ekonomi

Keputusan

Dilaksanakan (Go)

Tidak Dilaksanakan (No Go)

1. Analisis Aspek Pasar, meliputi : -Kebutuhan dan keinginan konsumen -Segmentasi pasar -Target pasar -Nilai tambah -Masa hidup produk -Struktur pasar -Persaingan dan strategi pesaing -Ukuran pasar -Pertumbuhan pasar -Laba kotor -Pangsa pasar

2. Analisis Aspek Produksi/Operasi, meliputi : ` - Lokasi operasi - Voleme operasi - Mesin dan peralatan - Bahan baku dan bahan penolong - Tenaga kerja - Lay out 3. Analisis Aspek Manajemen, meliputi : - Kepemilikan - Organisasi - Tim manajemen - Karyawan

4. Analisis aspek Keuangan, meliputi : - Kebutuhan dana - Sumber dana - Proyeksi neraca - Proyeksi rugi laba - Proyeksi aliran kas

Investasi Untuk mengukur layak atau tidaknya suatu investasi, dipergunakan empat kriteria pengukuran : 1. Payback Period (PP) 2. Net Present Value (NPV) 3. Profitability Index (PI) 4. Internal Rate of Return (IRR)

Payback Perioduntuk menghitung jangka waktu pengembalian modal, semakin cepat maka semakin baik bisnis tersebut Rumus :
Nilai Investasi Payback Period = Kas masuk bersih x 1 th.

Contoh : Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi sebesar Rp. 24.000.000,00. Dari investasi tersebut memperoleh keuntungan Rp.5.000.000,00 Depresiasi sebesar Rp.3.000.000,00 Maka Payback periodnya adalah : Investasi .......................................... Rp.24.000.000,00 Keuntungan Rp.5.000.000,00 Depresiasi Rp.3.000.000,00 Aliran kas masuk Rp.8.000.000,00
Rp.24.000.000,00 Payback period = Rp. 8.000.000,00 x 1 th = 3 tahun

Net Present Value kriteria pengukuran investasi yang memperhitungkan unsur waktu dan interest rate. Rumus :
Bt Ct

NPV (i) = (
(1+i) t

) - {Co + (
(1+i) t

)}

Atau

NPV(i) = PFt (Bt) - PFt (Ct)

dimana t=1,2,3,......n PFt = (1+i)-t

NPV = Nilaia sekarang Bt = Benefit (aliran masuk pada periode t) I = interest (tingkat bunga bank yang berlaku) t = Periode waktu (1+i) -t = Discount factor atau faktor nilai sekarang atau (PFt) PFt dapat dihitung sebagai berikut PF1 = (1+i) -1 PF2 = (1+i) -2 PF3 = (1+i) -3 Misal bunga bank 24%, maka PF2 = (1+0,24) -2 = 0,65504

Contoh : Perusahaan konveksi di Soreang Bandung ingin menambah mesin baru dengan biaya investasi awal sebesar Rp 40 Jt. Umur ekonomis mesin ditaksir 5 tahun. Dari hasil survei diperoleh perkiraan cash flow (penerimaan dan biaya) adalah sebagai berikut :

Tahun 0 1 2 3 4

Biaya Total (Ct) (juataan rupiah) 40 10 15 40 20

Penerimaan Total (Bt) (juataan rupiah) 0 20 25 80 60

40

Bila uang diinvestasikan tersebut dapat pinjam dari bank dengan bunga 18% per tahun, apakah keputusan pembelian mesin baru itu layak secara ekonomis ?

Jawab :

Berdasarkan rumus di atas, maka tabel perhitungannya akan nampak sebagai berikut :
Tahun (1) 0 1 2 3 4 5 PF (2) 1 0,8475 0,7182 0,6086 0,5158 0,4371 Ct (3) 40 10 15 40 20 5 Bt (4) 0 20 25 80 60 40 PF(Ct) (5)=(2)(3) 40,00 8,47 10,77 24,34 10,32 2,19 PF(Bt) (6)=(2)(4) 0 16,95 17,95 22,35 20,63 15,29 NPV (7)=(6)-(3) -40,00 8,48 7,18 22,35 20,63 15,29

NPV(i=0,18) = NPVt =33,93

Berdasrkan perhitungan di atas, maka keuntungan ekonomis pembelian mesin sebesar Rp 33,93 juta lebih besarra dari nol, berarti ekonomis atau layak.

Benefit Cost Ratio (BCR)Profitability Indeks


Rumus yang digunakan adalah :

Bt/(1+i) t BCR (i) = (Co + Ct/(1+i) t )

Manfaat ekonomi diperoleh apbila BCR>1 Dari kasus atau contoh di atas dapat dihitung sebagai berikut : PFt (Bt) = 16,95+17,95+16,96+30,95+17,48 = 130,02 PFt (Ct) = 40+8,47+10,77+24,34+10,32+2,19 = 96,09 130,02 BCR(i) = = 1,35 96,09 Artinya, karena nilai BCR>1 maka investasi layak secara ekonomis.

Intarnal Rate of Return (IRR), adalah interest rate (i) yang membuat nilai Net Present Value (NPV) adalah Nol Kriteria IRR adalah : Bila IRR > MARR, maka bisnis laya k secara ekonomis dimana : MARR = Minimum Actractive Rate of Return IRR dapat dihitung dengan cara coba-coba memasukkan interest rate untuk mengetahui secara pasti berapa nilai interest rate yang membuat NPV=0. Seperti kasus dalam contoh di atas interest rate 18% maka nilai NPV = Rp. 33,93 juta yang berarti NPV > 0, maka kita coba lagi dengan menggunakan bunga di atas 18 %, seperti terlihat pada perhitungan di bawah ini :

Tahun
(1) Bunga 24% 0 1 2 3 4 5

PF
(2) 1 0,7353 0,5407 0,3975 0,2923 0,2149

Ct
(3) 40 10 15 40 20 5

Bt
(4) 0 20 25 80 60 40

PF(Ct)
(5)=(2)(3) 40,00 7,35 8,11 15,59 5,85 1,01

PF(Bt)
(6)=(2)(4) 0 14,71 13,51 31,80 17,54 8,59

NPV
(7)=(6)-(5) -40 7,36 5,40 15,90 11,69 7,58

NPV(i=0,24) = NPVt = 7,94

Tahun (1)
0 1 2 3 4 5

PF (2)
1 0,7143 0,5102 0,3644 0,2603 0,1859

Ct (3)
40 10 15 40 20 5

Bt (4)
0 20 25 80 60 40

PF(Ct) (5)=(2)(4)
40,00 7,14 7,65 14,58 5,20 0,93

PF(Bt) (6)=(2)(4)
0 14,28 12,76 29,15 15,62 7,43

NPV (7)=(6)-(5)
-40 7,14 5,11 14,57 10,42 6,50

Bunga 40%

NPV(i=0,40) = NPVt = 3,74

Tahun
(1) Bunga 48% 0 1 2 3 4 5

PF
(2) 1 0,6757 0,4565 0,3085 0,2084 0,1408

Ct
(3) 40 10 15 40 20 5

Bt
(4) 0 20 25 80 60 40

PF(Ct)
(5)=(2)(3) 40,00 6,76 6,85 12,34 4,17 0,70

PF(Bt)
(6)=(2)(4) 0 13,51 11,41 24,68 12,50 5,63

NPV
(7)=(6)-(5) -40 6,75 4,56 12,34 8,33 4,93

NPV(i=0,48) = NPVt = -3,09 Dari perhitungan di atas diperoleh NPV (i=0,18)=33,93 > 0; NPV(i=0,40)=3,74 > 0 dan NPV(i=0,48)=-3,09 < 0, maka NPV = 0 terletak antara interest 40 dan 48 Dengan menggunakan interpolasi perhitungannya sebagai berikut : i = 0,40 NPV = 3,74 i = 0,48 NPV = -3,09 Maka IRR = 0,40 -3,74 (0,48-0,40)/(-3,09-3,74) = 0,4438 44,38% Karena proyek tersebut pada tingkat interest rate 44,38% pada NPV=0, maka proyek tersebut layak secara ekonomis.

4.4 Penyusunan Studi Kelayakan Usaha


Bentuk /sistematika laporan studi kelayakan usaha, umumnya sebagai berikut : Ringkasan Proyek Bab I Pendahuluan 1.1 Dasar Gagasan Membuka Bisnis baru/Pengembangan usaha 1.2 Nama dan Alamat Perusahaan 1.3 Bidang Usaha 1.4 Bentuk Perusahaan 1.5 Gambaran Perkembangan Perusahaan (untuk yang sdh ada)

Bab II Profil Perusahaan Dewasa ini (Untuk perusahaan yang sudah ada) 2.1 Gambaran Umum Perusahaan 2.2 Perizinan 2.3 Aspek teknis produksi/operasi 2.4 Aspek Pemasaran 2.5 Aspek Manajemen 2.6 Aspek Keuangan Bab III Proyek Yang Diusulkan (Untuk proyek bisnis baru) 2.1 Proyek yang diusulkan a. Sifat Investasi (baru/perluasan) b. Jenis Produk (produk utama atau sampingan)

2.2 Aspek Teknis a. Sifat Proyek b. Jenis dan jumlah produksi c. Lokasi d. Bangunan e. Mesin dan Peralatan f. Lay out Proses g. Proses Produksi h. Kapasitas Produksi i. Bahan Baku dan Bahan Penolong j. Tenaga Kerja 2.3 Apek Pemasaran 2.4 Aspek Manajemen 2.5 Aspek Keuangan

2.3 Apek Pemasaran


a. Peluang Pasar b. Daerah Pemasaran (Market Segmenting) c. Pasar Sasaran (Market targeting) d. Volume dan Harga Penjualan e. Masa Hidup Produk f. Struktur Pasar g. Persaingan dan Strategi Bersaing h. Ukuran Pasar dan Pertumbuhannya i. Pangsa Pasar j. Gross Profit Margin 2.4 Aspek Manajemen 2.5 Aspek Keuangan

2.4 Aspek Manajemen a. Kepemilikan b. Struktur Organisasi c. Tim Manajemen d. Tenaga Kerja/Karyawan 2.5 Aspek Keuangan a. Kebutuhan dana b. Sumber dana c. Prediksi Pendapatan d. Prediksi Biaya e. Prediksi Rugi/Laba f. Kriteria Investasi Bab. IV Kesimpulan Lampiran

4.5 Menilai Kebutuhan Usaha


Penegrtian Kebutuhan Usaha Pendirian suatu usaha berhubungan dengan kebutuhan usaha Kebutuhan uasaha yang diperlukan mulai dari persiapan sampai perusahaan beroperasi Jadi kebutuhan uasaha adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi perusahaan untuk mendirikan dan menjalankan usaha dari awal hingga perusahaan beroperasi.

Biaya Kebutuhan Usaha Jenis-jenis /komponen kebutuhan/biya usaha : - Biaya prainvestasi, biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dalam rangka memulai suatu usaha, misalnya survey lapangan, biaya pembuatan studi kelayakan, pengurusan izin-izin, dll. - Biaya pembelian aktiva tetap,terdiri dari aktiva tetap berwujud ( tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan, kendaraan, inventaris kantor) dan aktiva tetap tidak berwujud (pembelian lisensi, hak paten, atau sistem franchising) - Biaya operasional, adalah sejumlah dana yang digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha yang sedang berjalan.

Contoh kebutuhan usaha Pendirian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU): 1. Biaya Prainvestasi a. Biaya Pembelian tanah untuk lokasi b. Biaya bangunan dan prasarananya c. Biaya pembelian peralatan d. Inventaris kantor 2. Pembelian Aktiva Tetap 3. Modal Kerja

Bag. 5 Etika Bisnis


Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntutan dalam berusaha Etika merupakan komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak benar, oleh karena itu perilaku etika berperan melakukan apa yang benar dan baik untuk menentang apa yang salah dan apa yang buruk Etika bisnisa penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan

Jenis stakeholder yang berpengaruh terhadap perusahaan


1. Eksternal Stakeholder: a. Para pengusaha/mitra usaha b. Petani dan pemasok bahan baku c. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja d. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha e. Bank penyandang dana perusahaa f. Investor penanam modal g. Masyarakat umum yang dilayani h. Pelanggan yang membeli produk Intarnal Stakeholder : Kelompok yang berperan dalam perusahaan : seperti manajer, direktur, karyawan dan investor

1.

Gambar : Stakeholder Perusahaan

Pelanggan

Serikat Pekerja
Karyawan Perusa haan Investor

Kelompok Khusus

Dewan Direktur

Manajemen

Kreditor

Pemasok

Pemerintah

Masyarakat

10 Prinsip Etika dan Perilaku Bisnis


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kejujuran (honesty) Integritas (integrity) Memelihara janji (promis keeping) Kesetiaan (fidelity) Kewajaran/keadilan (fairness) Suka membantu orang lain (caring for other) Hormat pada orang lain (respect for other) Kewarganegaraan yang bertanggungjawab (responsibility citizenship) 9. Mengejar keunggulan (pusuit of excellent) 10. Dapat dipertanggung jawabkan (accountability)

Cara mempertahankan standar etika


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Ciptakan keperyaan perusahaan Kembangkan kode etik Jalankan kode etik secara adil Lindungi hak perorangan Adakan pelatihan etika Lakukan audit etika secara periodik Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku Hindari contoh yang tercela setiap saat Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah Libatkan karyawan dalam mempertahankan etika

Tanggung jawab perusahaan:


1. Tanggung jawab terhadap lingkungan 2. Tanggung jawab terhadap perusahaan 3. Tanggung jawab terhadap pelanggan

BUKU PEGANGAN (REFERENSI)


1. 2. 3. 4. 5. 6. KEPRIBADIAN UNGGUL KEWIRASWASTAAN, DR.H.Suparman Sumahamidjaja, Penerbit Lembaga Bina Wiraswasta Bandung; KEWIRAUSAHAAN, DR. Suryana, M.Si., Penerbit Salemba Empat Jakarta; WIRASWASTA, Orientasi, Konsepsi dan Ikrar, Penerbit Tugas Wiraswasta, Bandung MEMBINA KEPRIBADIAN WIRASWASTA, Grenville Kleiser, Penerbit Pionir Jaya, Bandung. KEWIRASWASTAAN TEORI DAN PRAKTEK, Geoffery G. Meredith, Penerbit Pustaka Binaman Presindo Jakarta; BUKU SERI PERUSAHAAN PRAKTIS, Drs.Ec.Alex S. Nitisemito, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta : -CARA MEMASARKAN PRODUKSI BARU -PEDOMAN MEPERKECIL RESIKO PIUTANG PERUSAHAAN -MENGATASI TURUNNYA OMZET PENJUALAN -CARA MENINGKATKAN PRODUKSI TANPA MENAMBAH PINJAMAN -BAGAIMANA MENEKAN HARGA POKOK

Вам также может понравиться