Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
AN.FADLY 21100112130065 Email : an.fadly@yahoo.co.id JURUSAN TEKNIK GEOLOGI UNIVERSTIAS DIPONEGORO, SEMARANG
ABSTRACT Structural landscape in Banyumeneng landscape formation is controlled by the geological structure of the area. Geological structures in Banyumeneng a secondary structure because the geological structure occurs after the rock was formed. And strktural landscape formed by endogenous processes that work tectonics. This process results in the section on STA 2 is located on the cliffs. While the fluvial landscape in Kaligarang include stadia towards adults because it has the characteristics of cross section U-shaped river, erosion is relatively small, emerging branches of the river, effective lateral erosion Keyword : Banyumeneng, Kaligarang, Structural landscape and fluvial landscape.
PENDAHULUAN Pengikisan Bentang merupakan alam alam fluvial yang dapat berupa
abrasi, skouring, pendokelan, dan korosi. 2. Proses Transportasi, proses terangkutnya material-
bentang
proses kimia
maupun fisika yang menyebabkan perubahan bentuk muka bumi karena pengaruh permukaan air. Proses fluvial itu sendiri terdiri dari proses : 1. Proses Erosi, proses
material hasil erosi. Proses dapat berupa menggelinding, meloncat, mengambang. traksi dan
3. Proses Pengendapan, proses yang terjadi apabila tenaga angkut dari sungai berkurang beban tidak dapat diangkut lagi.
paling
berpengaruh morfologi
geologi yang
sekunder, terbentuk
Sungai yang mengalir termasuk air permukaan. Berdasdarkan stadia erosinya, dibedakan menjadi : a. Sungai Muda Penampang berbentuk V Banyak air terjun Tidak terjadi pengendapan Erosi vertikal efektif b. Sungai Dewasa Penampang berbentuk U Erosi relatif kecil Bermunculan cabang Erosi lateral kecil c. Sungai Tua Penampang berbentuk cawan Erosi lateral sangat efektif Anak sungai lebih banyak Bermenader Kemiringan datar
proses endogen yang bekerja adalah proses tektonik. Proses ini mengakibatkan
adanya pengangkatan, pengkekaran, patahan dan lipatan yang tercermin dalam bentuk topografi dan relief yang khas. Bentuk relief ini akan berubah akibat proses eksternal yang berlangsung kemudian. Macam-
macam proses eksternal yang terjadi adalah pelapukan (dekomposisi dan disintergrasi), erosi (air, angin atau glasial) serta gerakan massa
(longsoran, rayapan, aliran, rebahan atau jatuhan). Beberapa kenampakan pada peta topografi yang dapat digunakan dalam penafsiran bentang alam struktural adalah: a. Pola pengaliran. Variasi pola pengaliran biasanya dipengaruhi oleh
alam
variasi struktur geologi dan litologi pada daerah tersebut. b. Kelurusan-kelurusan (lineament) dari punggungan (ridge), puncak bukit, lembah, lereng dan lain-lain.
c. Bentuk-bentuk bukit, lembah dll. d. Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan
plain ), adalah dataran yang menempati elevasi lebih dari 500 kaki diatas muka air laut.
dikontrol oleh struktur kekar, sesar atau lipatan. Macam-macam Alam Struktural dapat Bentang alam
dataran tersebut hampir sama, hanya dibedakan pada reliefnya saja. Pada daerah berstadia muda terlihat datar dan dalam peta tampak pola kontur yang sangat jarang. Pada daerah yang
Bentang
struktural berdasarkan
mengontrolnya. dikutip
Widagdo,
menggambarkan klasifikasi bentang alam struktural berdasarkan struktur geologi pengontrolnya menjadi 3 kelompok utama, yaitu dataran,
berstadia tua, sering dijumpai dataran yang luas dan bukitbukit sisa(monadnock), yang
sering dijumpai mesa dan butte. Perbedaan mesa dengan butte adalah diameter dibandingkan mesa lebih mempunyai besar dengan
geologi yang ada tersebut dapat ditafsirkan keberadaannya melalui pola ataupun sifat dari garis kontur pada peta topografi. 1. Bentang alam dengan struktur mendatar (Lapisan Horisontal). Menurut letaknya(elevasinya)dataran dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Dataran rendah, adalah
yang berkembang pada daerah yang adalah dikontrol berstruktur dendritik. oleh mendatar Hal ini
adanya
keseragaman resistensi batuan yang ada di permukaan. 2. Bentang Alam dengan Struktur Miring Hampir semua lapisan
dataran yang memiliki elevasi antara 0-500 kaki dari muka air laut. 2. Dataran tinggi(plateau/high
(Thornbury,
1969,
p.133),
sedangkan Stokes & Varnes, 1955 : p.71 sudut kelerengannya kurang dari 200. Cuesta
pengendapan yang sudah miring, seperti pada lereng gunung api dan disekitar terumbu karang. Kemiringan yang lapisan sedimen disebut
memiliki kelerengan fore slope yang lebih curam sedangkan back slopenya relatif landai pada arah sebaliknya sehingga terlihat tidak simetri. Hogback. Pada hogback, sudut antara kedua sisinya relatif
demikian
kemiringan asal dengan sudut maksimum Kebanyakan 350(Tjia, sedimen 1987). yang
memperlihatkan disebabkan
kemiringan, adanya
sama, dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan sekitar 450(Thornbury, 1969, p.133). sedangkan Stokes & Varnes, 1955 : p.71 sudut kelerengannya lebih dari 200. Hogback
karena
memperlihatkan
memiliki kelerengan fore slope dan back slope yang hampir sama sehingga terlihat simetri (lihat gambar IV.2). 3. Bentang alam dengan Stuktur Lipatan Lipatan terjadi karena adanya lapisan kulit bumi yang
memanjang searah dengan jurus perlapisan batuan. Berdasarkan besarnya sudut kemiringan dari kedua lerengnya, terutama yang searah dengan kemiringan
lapisan batuannya, bentang alam ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu: Cuesta. Pada cuesta sudut
mengalami gaya kompresi (gaya tekan). Pada suatu lipatan yang sederhana, bagian punggungan disebut sedangkan dengan bagian antiklin, lembah
kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri dengan sudut lereng yang batuan. kurang dari searah Sudut 450
perlapisan kelerengan
disebut sinklin.
dengan menafsirkan kedudukan lapisan batuannya. Kedudukan lapisan batuan(dalam hal ini arah kemiringan lapisan batuan) pada peta topografi, akan berlawanan arah dengan bagian garis kontur. Kenampakan beberapa bentang alam struktural yang rapat (fore slope/antidip slope), dimana
disebut lembah sinklin. Pola pengaliran yang dijumpai pada lembah antiklin biasanya adalah pola trellis. Sketsa dan contoh pola garis kontur pada
pegunungan lipatan (a) lembah antiklin, b).lembah sinklin. 5. Struktur antiklin dan sinklin menunjam Struktur ini merupakan
kelanjutan atau perkembangan dari pegunungan lipatan satu arah (cuesta dan hogback) dan dua arah (sinklin dan antiklin). Bila tiga fore slope berhadapan sebagai maka lembah saling disebut antiklin
gawir yang terjal dan memotong lapisan batuan. Arah kemiringan lapisan batuannya searah dengan kemiringan topografinya diperlihatkan landai dari (biasanya dengan
punggungan yang landai/back slope/dipslope). 4. Struktur antiklin dan sinklin. Pada prinsipnya penafsiran pada kedua struktur ini berdasarkan atas kenampakan fore
menunjam. Sedangkan bila tiga back slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah sinklin menunjam. 6. Struktur Kubah. lipatan Bentang tertutup alam ini
1. Kedudukan lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah dalam). 2. Mempunyai pola kontur
tertutup 3. Pola penyaluran radier dan berupa bukit cembung pada stadia muda
-Sesar
naik(reverse
fault)
-Sesar geser mendatar (strikeslip fault) - Sesar diagonal (diagonal fault/ oblique-slip -Sesar rotasi fault) (splintery
penyaluran Cekungan
annular.
fault/hinge fault) Secara umum bentang alam yang dikontrol oleh struktur patahan sulit untuk menentukan jenis patahannya secara langsung.
Bentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut : 1. Kedudukan lapisan miring ke dalam (back slope ke arah dalam) 2. Mempunyai pola kontur
Untuk itu, dalam hal ini hanya akan diberikan ciri umum dari kenampakan morfologi bentang alam struktural patahan, yaitu :
a. Beda tinggi yang menyolok pada b. daerah yang sempit. resistensi yang sangat
penyalurannya annular. 7. Bentang Alam dengan Struktur Patahan Patahan (sesar) terjadi akibat adanya gaya yang bekerja pada kulit bumi, sehingga adanya kedudukan Berdasarakan sesar yaitu: turun
Mempunyai erosi
terhadap
berbeda pada posisi/elevasi yang hampir c. Adanya sama. kenampakan yang sempit
dataran/depresi memanjang.
batuan.
d. Dijumpai sistem gawir yang lurus(pola kontur yang lurus dan rapat). e. Adanya batas yang curam antara perbukitan/ pegunungan dengan dataran yang rendah. f. Adanya kelurusan sungai
gerak
relatifnya, 5, sesar
menjadi normal/
(normal fault)
melalui
zona
patahan, tiba-tiba
dan dan
mm/tahun. Sedangkan curah hujan rata-rata per bulan berdasarkan data dari tahun 1994 - 1998 berkisar antara 58 - 338 mm/bulan, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Oktober sampai bulan April dengan curah hujan antara 176-338
membelok
menyimpang dari arah umum. g. Sering dijumpai(kelurusan) mata air pada bagian yang naik/terangkat h. Pola penyaluran yang umum dijumpai trellis, modifikasi berupa rectangular, serta ketiganya.
mm/bulan, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Mei sampai bulan September dengan curah hujan antara
0
concorted
58
131 udara
mm/bulan. Temperatur
berkisar antara 24 C sampai dengan GEOLOGI REGIONAL SEMARANG Secara geografis, wilayah 330 C dengan kelembaban udara rata rata bervariasi antara 62% sampai dengan 84%. Sedangkan kecepatan angin rata rata adalah 5,9 Km/jam. Batas batas Kota Semarang meliputi: Sebelah Utara berbatasan Laut Jawa, dengan panjang garis pantai 13,6 km Sebelah Selatan berbatasan
Kotamadya Semarang, Propinsi Jawa Tengah terletak pada koordinat 1101620 - 110 3029 Bujur Timur dan 6 5534 - 7 0704 Lintang Selatan dengan luas daerah sekitar 391,2 Km2. Wilayah
Kotamadya Semarang sebagaimana daerah lainnya di Indonesia beriklim tropis, terdiri dari musim kemarau dan musim hujan yang silih berganti sepanjang tahun. Besar rata-rata
dengan Kabupaten Kendal Secara administrasi, Kota Semarang terdiri dari 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Letak kota Semarang hampir berada di tengah tengah
jumlah curah hujan tahunan wilayah Semarang utara adalah 2000 - 2500 mm/tahun dan Semarang bagian selatan antara 2500 3000
bentangan
panjang
kepulauan
164,9 km2 (42,36%) dari seluruh daerah Semarang. Dataran rendah membentang sejajar garis pantai Laut Jawa, dengan lebar 2,5 km
10 km, dengan 10 m di atas permukaan air laut. Daerah ini ketinggian tempat membentuk
ketinggian beragam, yaitu antara 0,75 348 m di atas permukaan laut, dengan topografi terdiri atas daerah pantai/pesisir, dataran dan perbukitan dengan kemiringan lahan berkisar antara 0% 45%.
kawasan luapan banjir pada sisi sungai dengan aluvial hidromorf yang berupa kerikil, pasir, lanau dan lempung. Pertemuan dengan garis pantai, endapan aluvial
Morfologi Daerah Semarang Morfologi daerah Semarang berdasarkan pada bentuk topografi dan kemiringan lerengnya dapat dibagi menjadi satuan morfologi yaitu: a. Dataran rendah Merupakan daerah dataran aluvial pantai dan sungai. daerah bagian barat daya merupakan punggungan lereng perbukitan, bentuk lereng umumnya datar hingga sangat landai dengan
menyebar ke arah Timur Laut dan Barat Daya, dan membuat garis pantai semakin maju.
sungai,
mempunyai
kemiringan lereng medan antara 0 - 5% (0-3%), ketinggian tempat di bagian utara antara 0 - 25 m dpl dan di bagian barat daya
bentuk permukaan bergelombang halus dengan kemiringan lereng medan 5 10% (3-9%),
sekitar 68,09 km2. (17,36%) dari seluruh daerah Semarang. c. Daerah Dataran Tinggi Merupakan bagian Satuan Wilayah Sungai Kali Garang yang berhulu di Kaki Gunung Ungaran. Anak sungai berpola meranting, dan masih terus mengikis tegak lurus kebawah kearah hulu
dari
seluruh
daerah
ini merupakan lereng dan puncak perbukitan dengan lereng yang agak terjal, mempunyai kemiringan
dengan kuat, membentuk daerah yang mempunyai derajat erosi yang tinggi dan luas. d. Daerah antara, Terletak diantara Daerah rendah dan Daerah Tinggi. ini,
dpl.
antara
daerah kelerengan
ini merupakan lereng dan puncak perbukitan dengan lereng mempunyai yang terjal, kemiringan
ini merupakan kaki dan punggungan mempunyai permukaan perbukitan, bentuk bergelombang
penyebarannya sekitar 17,47 Km2 (4,47%) dari seluruh daerah Semarang. Perbukitan Berlereng Sangat Terjal Satuan morfologi
landai dengan kemiringan lereng 10 - 15 % dengan ketinggian wilayah 25 - 435 m dpl. Luas penyebaran sekitar 73,31 km (18,84%)
2
dan tebing sungai dengan lereng yang sangat terjal, mempunyai kemiringan
kawasan konservasi.
perkebunan
serta
dpl.
Luas
penyebarannya sekitar 2,26 Km (0,58%) dari seluruh daerah Semarang. Perbukitan Berlereng Curam Satuan morfologi ini umumnya merupakan
Geologi Dasar acara geologi struktur dan geomorfologi. Pada praktikum Geologi Dasar acara geologi struktur di Banyumeneng m sebagai bentang alam struktural dan di Kaligarang sebagai bentang alam struktural. Alat yang dibutuhkan untuk kegiatan ini berupa hvs dan alat tulis, jadi jika ada kenampakan-kenampakan yang perlu dicatat maka kita menggunakan alat tulis tersebut. Cara kerja dari kegiatan dimulai dengan deskripsi tempat tersebut dengan mengamati morfologi, bentuk lahan, tingkat pelapukan, vegetasi, tataguna lahan,
tebing sungai dengan lereng yang curam, mempunyai >70%, tempat antara
kemiringan ketinggian
100 - 300 m dpl. Luas penyebarannya sekitar 6,45 Km (1,65%) dari seluruh daerah Semarang.
2
Tata Guna Lahan Penggunaan lahan di wilayah Kotamadya Semarang terdiri dari wilayah terbangun (Build Up Area) yang terdiri dari pemukiman,
potensi positif dan potensi negatif. Dan hal tersebut dicatat dengan alat tulis yang telah kita bawa. Kemudian setelah itu alangkah baiknya untuk mengambil foto dari tempat yang telah diambil datanya, sebagai bukti bahwa kita bener-bener kelapangan.
DATA LAPANGAN Data lapangan yang diperoleh di Banyumeneng. Morfologi Bentuk lahan Litologi gamping Tingkat pelapukan Vegetasi :sedang :semak-semak, : tebing : perbukitan : batuan
Data lapangan yang diperoleh di Kaligarang. Morfologi point bar, channel bar Bentuk lahan Tingkat pelapukan Vegetasi :sungai :sedang :semak-semak, : meander,
paku-pakuan, dan rumput Potensi positif penelitian Potensi negatif banjir : longsor dan :tempat
paku-pakuan, dan rumput Potensi positif penelitian Potensi negatif banjir Morfogenesa :bentang :longsor dan :tempat
terdapat pada daerah sungai. Bentuk lahan pada tempat ini adalah sungai, dan morfologinya meander, point bar, channel bar. Di sana terdapat point bar yaitu adanya tumpukantumpukan material sedimentasi yang terdapat pada tepi sungai, sedangkan channel bar yaitu adanya tumpukantumpukan cenderung material pada sedimen
alamnya adalah struktural karena terbentuknya di kontrol oleh struktur geologi. Bentuk lahan pada tempat ini adalah perbukitan yang dapat disebabkan oleh hujan, lereng yang terjal ataupun tanah yang kurang padat. Di sana banyak batuan
gamping karena mungkin jaman dahulu daerah ini berupa lautan. Hal ini dibuktikan adanya kandungan kalsit dalam batuan tersebut dan secara kasap mata jika dilihat lebih teliti lagi, pada batuan ini terdapat sedimentasi karang-karang.
tengah-tengah
PEMBAHASAN PERBANDINGAN BENTANG ALAM FLUVIAL DI KALIGARANG DAN BENTANG ALAM STRUKTURAL DI BANYUMENENG
Lebih banyak sedimentasi daripada erosi berkembang di daerah hilir Banyak terbentuk sungai meander, danau tapal kuda dan tanggul alam Terjadi pelebaran lembah walaupun sangat lembat Terdapat point bar dan channel bar. Meander adalah kelokan yang
terdapat pada sungai yang terbentuk oleh endapan material lepas sedimen akibat proses transportasi yang di alaminyayang dapat di lihat dipeta Pada bentang alam fluvial yang berada dikaligarang berdasarkan secara jelas, juga terdapat danau tapal kuda atau oxbow lake yang di sebabkan oleh memotong air sungai dan yang
pengamatan yang di dapat bahwa terdapat sebuah bentuk lahan yang berupa bentang alam fluvial yang merupakan yang proses erat satuan geomorfologi dengan fluviatil
kemudian
meninggalkan jejak air atau tubuh air yang berbentuk seperti tapal
hubungannya Proses
kuda,tetapi di sini tidak terdapat penampakan dari danau tapal kuda tersebut,begitu juga tanggul alam yaitu adalah tanggul yang terbentuk secara alamiah, hasil pengendapan luapan banjir dan terdapat pada tepi sungai sebelah menyebelah. Material pembentuk tenggul alam berasal dari material hasil transportasi sungai saat banjir dan diendapkan di luar saluran sehingga membentuk tanggul-
fluviatil.
adalah semua proses yang terjadi di alam, baik fisika maupun kimia yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang
merupakan sungai utama. Sungai tersebut di lihat dari peta tersebut kali serang tersebut berstadia tua dengan berikut: di ciri-cirikan sebagai
atas dapat kita simpulkan sungai ini letak nya lebih ke arah hilir dari pada hulu di karenakan oleh adanya ciriciri di atas,lalu dapat di lihat dari morfometri satuan kontur rapat,di sini setelah melihat Channel Bar adalah endapan sungai yang terdapat pada tengah alur sungai. Sedangkan point
Bentang alam struktural yang ada di Banyumeneng mempunyai morfologi Sedangkan berupa bentuk perbukitan. lahannya
sedang. Litologi pada tempat ini adalah batuan sedimen yang berupa batu gamping. Batu gamping itu sendiri mengandung kalsit karena kemungkinan besar pada saat dilaut tersebut
bar merupakan proses sedimentasi yang dominan di dalam alur sungai. Pada bentang fluvial ini terdapat morfologi berupa perbukitan dan sungai dengan aliran yang cukup deras, dengan bentuk lahan point bar dan chanel bar, dan mempunyai tingkat pelapukan sedang. Ditempat ini mempunyai vegetasi pohon
terdapat batuan
dibuktikan masih
adanya
karang-karang Sedangkan
terlihat
jelas.
vegetasinya adalah tumbuhan pakupakuan, rerumputan dan semaksemak. Tataguna lahannya adalah sebagai perbukitan. Potensi
bambu, pohon jati, rumput, semaksemak, putri mau dan pohon ketela. Tatguna lahannya sebagai MCK, persawahan dan perairan. Potensi positif dari tempat ini adalah perairan dan persawahan. Sedangkan potensi negatifnya adalah banjir dan erosi. Fakta singkapan yang ada adalah adanya point bar sekitar 20m dan channel bar sekitar 10m. Dan stadia dari sungai ini adalah menuju dewasa karena sudah ada anakan sungai.
positifnya sebagai tempat penelitian, sedangkan potensi negatifnya dalah banjir dan erosi karena bentang alam ini berdekatan dengan aliran sungai. Dan stuktur grologi berupa sesar turun karena pada sesar ini hanging wallnya yang turun. Jika kita bandingkan bentang alam fluvial di Kaligarang dengan bentang alam struktural yang di Banyumeneng sangatlah berbeda
kedua tempat ini mempunyai bentang alam sendiri-sendiri. Jika bentang alam fluvial ini merupakan bentang alam yang berasal dari hasil proses kimia maupun fisika yang bentuk pengaruh REFERENSI http://aryadhani.blogspot.com/2009/0 5/bentang-alamdenudasional.html (diakses pada tanggal 18 November 2012
perubahan karena
permukaan air, sedangkan bentang alam strktural ini terjadi karena adanya dikontrol oleh struktur http://alfaruka.wordpress.com/ (diakses pada tanggal 19
merupakan
bentang
alam fluvial karena bentang alam yang berasal dari hasil proses kimia maupun fisika yang menyebabkan perubahan bentuk muka bumi karena pengaruh permukaan air. Dan stadia sungai ini adalah menuju sedang dengan dibuktikan adanya anakan sungai. Dan pada bentang alam fluvial yang ada di Kaligarang ini terdapat point bar, channel bar dan meander. Bentang alam struktural yang ada di Banyumeneng adalah berupa struktur geologi sesar turun, karena hangingwallnya yang turun. Dan hal ini dipengaruhi oleh gaya tektonik