Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Rock Forming Minerals, secara bahasa dapat diartikan sebagai mineral mineral yang menyusun
batuan yang ada di bumi. Seperti yang telah kita ketahui bahwa batuan merupakan agregat dari satu atau lebih mineral. Pengertian ini mengindikasikan bahwa setiap batuan memiliki komponen utama berupa mineral. Batuan di bumi dapat dibedakan menjadi 3 jenis utama, berdasarkan proses yang mengakibatkan batuan tersebut terbentuk. Tiga jenis batuan tersebut yaitu: batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Setiap macam batuan tersebut memiliki mineral penyusun yang khas. Artinya suatu mineral dapat ditemukan pada satu jenis batuan saja. Namun, ada juga mineral yang dapat ditemukan di setiap jenis batuan. Batuan Beku (Igneous rocks) Mineral mineral penyusun batuan beku dapat dilihat melalui suatu bagan pembentukan mineral hasil kristalisasi magma yang disebut Bowens Reaction Series. Bagan ini menunjukkan urutan pembentukan kristal (mineral) pada batuan beku berdasarkan suhu pembentukannya. Bagan ini sangat membantu para geolog dalam menentukan sifat suatu batuan, karena bagan ini menunjukkan tingkat keasaman suatu mineral, makin ke bawah tingkat keasaman mineral makin tinggi. Mineral yang berada di bagian atas bersifat basa (mafic), di bagian tengah bersifat intermediet, dan di bagian bawah bersifat asam (felsic). Itu artinya, jika suatu batuan berkomposisikan mineral mineral yang terdapat di bagian bawah bagan ini, maka kita dapat menyimpulkan bahwa sifat batuan tersebut asam, dan kita dapat menggolongkan batuan tersebut ke dalam golongan batuan asam. Tidak hanya itu, melalui bagan ini, kita juga dapat menentukan tingkat ketahanan (resistency) mineral terhadap erosi. Makin ke bawah, tingkat ketahan mineral makin tinggi. Ini disebabkan mineral yang terbentuk terakhir (paling bawah atau mineral yang terbentuk pada suhu paling rendah) akan memiliki tingkat adaptasi paling tinggi terhadap lingkungan (suhu) permukaan bumi.
Sumber: http://jersey.uoregon.edu/~mstrick/AskGeoMan/geoQuerry32.html
Batuan Sedimen (Sedimentary Rocks) Seperti halnya pada batuan beku, batuan sedimen pun memiliki mineral mineral khas, yang pada umumnya sering dijumpai pada batuan sedimen. Mineral mineral tersebut pada umumnya merupakan mineral sekunder yang terbentuk setelah mineral primer, seperti mineral mineral lempung yang merupakan hasil pelapukan atau alterasi dari mineral primer. Namun tak jarang juga mineral primer seperti kuarsa masih terdapat dalam batuan sedimen, karena sifat kuarsa yang tahan terhadap erosi. Adapun mineral mineral yang umum dijumpai pada batuan sedimen seperti: Kuarsa Mineral-mineral lempung, seperti: montmorilonite, kaolinite, hematite, limonite,
bentonite, dll.
Kalsedon Mineral-mineral hasil evaporasi seperti: halit dan gipsum Halit dan Kalsit
Batuan Metamorf (Metamorphic rocks) Mineral-mineral pada batuan metamorf umumnya merupakan mineral-mineral baru, artinya mineral tersebut merupakan mineral yang terbentuk bersamaan dengan batuan terbentuk, yaitu melalui proses metamorfisme. Namun ada juga mineral bawaan yang terbentuk sebelum proses metamorfisme, hanya saja strukturnya sedikit berubah karena adanya pertambahan tekanan dan suhu yang cukup tinggi. Mineral mineral yang ditemukan pada batuan metamorf ada yang merupakan mineral khas penciri khusus batuan metamorf berdasarkan fasenya. Mineral tersebut biasanya terbentuk pada tekanan dan suhu tertentu sehingga menjadi penciri khusus suatu batuan metamorf. Mineral yang menjadi penciri khas batuan metamorf disebut mineral indeks, seperti: Klorit, kianit, silimaint, staurolit, garnet, dan sebagainya. Selain mineral mineral indeks, mineral mineral yang sudah ada (pada batuan sedimen atau batuan beku) juga masih dapat ditemukan seperti: kalsit, kuarsa, feldspar (ortoklas), kordierite, epidot, plagioklas, hornblende, piroksen, dll. Adapun mineral mineral yang cukup sering dijumpai pada batuan metamorf adalah: Zeolit Klorit Staurolit Garnet Silimanit Andalusit Kianit Kalsit Kuarsa Hornblende Mika (muskovit, biotit, dll.) Piroksen Serpentin Feldspar (ortoklas, plagoklas)
DAFTAR PUSTAKA http://jersey.uoregon.edu/~mstrick/AskGeoMan/geoQuerry30.html http://jersey.uoregon.edu/~mstrick/AskGeoMan/geoQuerry32.html http://flexiblelearning.auckland.ac.nz/rocks_minerals/minerals/index.html Dosen dan Staff Asisten. 2007. Panduan Praktikum Kristalografi dan Mineralogi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Dyar, M.D. Gunter, M.E. 2008. Mineralogy Database. New Mexico: Tasa Graphic Arts, Inc. Kraus, E.H. 1951. Mineralogy: An Introduction to the Study of Minerals and Crystals. New York: McGraw Hill Book Pellant, Chris. 1996. Guides to Rocks and Minerals. London: Dorling Kindersly