Вы находитесь на странице: 1из 17

DISLIPIDEMIA

oleh:

Venessa 0708015005 Nurhasanah 0708015023 Dewi Ayu Puspitasari 0808015014

Pembimbing:

dr. Lukas Daniel Leatemia, M.Kes, M.Pd.Ked.

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Prakoass Bagian Farmasi & Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman 2012

BAB I PENDAHULUAN
Semua lipid plasma manusia diangkut sebagai kompleks dengan protein dalam kompleks makromolekular lipoprotein. Sejumlah kelainan metabolik yang mempengaruhi peningkatan konsentrasi plasma protein dinamakan hiperlipoproteinemia, sedangkan hiperlipemia melibatkan peningkatan kadar trigliserida dalam plasma dimana kedua grup tersebut termasuk dalam hiperlipidemia. a. Lipid plasma Lipid plasma yang utama yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas tidak larut dalam cairan plasma. Karena sifat lipid yang susah larut dalam lemak, maka susunan lipid tersebut perlu dimodifikasi, yaitu dalam bentuk Lipoprotein yang terlarut. Sehingga, dibutuhkan suatu zat pelarut yaitu suatu protein yang dikenal dengan Apolipoprotein atau Apoprotein. Metabolisme Lipoprotein dapat dibagi dalam tiga jalur yaitu : Jalur Eksogen.

Hepar VLDL
Kolester ol

Remnants

kilomikro n
Makana n Kolester ol

Usus halus

Tinja

Keterangan: Makanan yang didalamnya mengandung trigliserida dan kolesterol di dalam usus dibentuk sebagai kilomikron yang akan diangkut dalam saluran limfe lalu ke dalam darah melalui duktus torasikus. Di dalam jaringan lemak, trigliserida dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan sel endotel sehingga terbentuk asam lemak dan kilomikron remnan (kilomikron yang telah dihilangkan sebagian besar trigliseridanya sehingga ukurannya mengecil tetapi jumlah ester kolesterol tetap). Asam lemak bebas akan menembus endotel dan masuk ke dalam jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali atau dioksidasi sedangkan kilomikron remnan akan dibersihkan oleh hati dari sirkulasi dengan mekanisme endositosis oleh lisosom. Hasil metabolismenya berupa kolesterol bebas yang akan digunakan intuk sintesis berbagai struktur (membran plasma, mielin, hormon steroid dll) disimpan dalam hati sebagai kolesterol ester lagi atau diekskresi kedalam empedu (sebagai koleaterol atau asam empedu) atau diubah jadi lipoprotein endogen yang dikeluarkan ke dalam plasma. Kolesterol juga dapat disintesis dari asetat dibawah pengaruh enzim HMG-CoA reduktase yang menjadi aktif jika terdapat kekurangan kolesterol endogen. Asupan kolesterol dari darah juga diatur oleh jumlah reseptor LDL yang terdapat pada permukaan sel hati. Jalur Endogen.

Hati VL
DL VL DL IDL LDL Timbuna n kolester ol Makrof ag

Keterangan : Trigliserida dan koleterol yang disintesis oleh hati diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL kaya trigliserida. Trigliserida didalam VLDL mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL. LDL merupakan lipoprotein yang mengandung kolesterol paling banyak (6070%). Makin banyak LDL dalam plasma makin banyak yang akan megalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag. LIPOPROTEIN Dengan elektroforesis lipoprotein dibedakan menjadi 5 golongan: 1. Kilomikron 2. Very Low Density Lipoprotein (VLDL) 3. Intermediate Density Lipoprotein (IDL) 4. Low Density Lipoprotein (LDL) 5. High Density Lipoprotein (HDL) b. Klasifikasi Hiperlipidemia i. Hiperlipoproteinemia Dibedakan atas lima macam berdasarkan jenis lipoprotein yang meningkat. Hiperlipidemia ini mungkin primer atau sekunder akibat diet, penyakit atau pemberian obat. Hiperlipidemia primer berasal dari kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih sering disebabkan kombinasi faktor genetik dan faktor lingkungan. Hiperlipidemia primer dibagi dalam 2 kelompok besar: (a) Hiperlipoproteinemia monogenik (b) Hiperliporoteinemia poligenik / multifaktorial Hiperlipidemia sekunder merupakan penyakit metabolik yang lebih umum seperti diabetes melitus yang tidak terkontrol, asupan alkohol yang berlebihan, hipotiroidisme, sirosis biliar primer, sindrom nefrotik, uremia, penyakit penimbunan glikogen atau disproteinemia, juga dapat

disebabkan oleh pemberian kortikosteroid, estrogen, androgen, diuretik atau penghambat adrenoseptor beta. Pengetahuan mengenai kadar kolesterol dan trigliserida dapat digunakan untuk menduga jenis lipoprotein mana yang meningkat yaitu: 1. kadar kolesterol meningkat sedangkan kadar trigliserida normal, maka hal ini hampir selalu disebabkan oleh kenaikan kadar LDL dan merupakan hiperkolesterolemia poligenik. 2. peningkatan kadar trigliserida (200-800mg/dl) dengan kadar kolesterol normal, maka hal ini hampir selalu menunjukkan adanya kenaikan VLDL. 3. Peningkatan trigliserida diatas 1000mg/dl biasanya menunjukkan adanya kilomikron dengan atau tanpa kenaikan VLDL. Kenaikan moderat kolesterol dan trigliserida menunjukkan adanya kenaikan LDL dan VLDL; hal ini biasanya ditemukan pada hiperlipoproteinemia familial jenis multipel, hiperkolesterolemia familial atau adanya disbetalipoproteinemia familial. Klasifikasi hiperlipoproteinemia Frederickson atau NHLBI: Pola LIpoprotein Tipe I Tipe IIa Tipe IIb Tipe III Tipe IV Tipe V Peningkatan Utama dalam Plasma Lipoprotein Lipid Kilomikron Trigliserida LDL Kolesterol LDL dan VLDL Kolesterol dan Trigliserida IDL Trigliserida dan Kolesterol VLDL Trigliserida VLDL dan kilomikron Trigliserida dan kolesterol

BAB II PEMBAHASAN KASUS


Kasus
Seorang bapak berumur 45 tahun datang ke praktek dokter umum dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan hasil kadar kolesterol total 189 mg/dl, HDL 30 mg/dl, LDL 168 mg/dl dan trigliserida 380 mg/dl. Selama ini OS sering merasakan adanya sakit kepala terutama kalau dalam keadaan banyak pekerjaan. TD dan pemeriksaan lainnya dalam batas normal.

Analisa Kasus
Pasien datang ke praktek dokter umum dengan membawa hasil laboratorium. Dari hasil laboratorium, kadar kolesterol total 189 mg/dL, HDL 30 mg/dL. LDL 168 mg/dL, dan TG 380 mg/dL. Menurut kriteria National Cholesterol Education Program Adult Panel III (NCEP-ATP III), hasil laboratorium tersebut telah menunjukkan adanya keadaan dislipidemia, ditandai dengan kadar LDL tinggi (> 160-189 mg/dL), kadar HDL yang rendah (< 40 mg/dL) dan kadar TG yang tinggi (200-499 mg/dL). Keadaan dislipidemia ini dapat terjadi primer maupun sekunder karena penyakit lain seperti diabetes melitus, sindroma nefrotik, akromegali, hipopituitarisme, kolestasis, dan sebagainya. Namun pada pasien ini, tidak ditemukan kelainan dalam nilai metabolik yang lain dari hasil pemeriksaan laboratorium, begitu pula tekanan darah pasien yang masih normal. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa dislipidemia pada pasien ini bersifat idiopatik atau primer. Keluhan sakit kepala pada pasien ini, mengarah kepada kurangnya perfusi darah ke jaringan otak, karena viskositas darah yang terlalu tinggi, sebagai akibat dislipidemia yang dialami pasien. Bisa juga karena faktor sudah mulai terbentuknya proses aterosklerosis di daerah pembuluh darah vertebrobasiler maupun di daerah intraserebral. Hal ini ditandai dengan nyeri kepala pada saat pekerjaan banyak, dimana otak membutuhkan suplai darah yang memadai.

Apabila suplai darah tersebut tidak terpenuhi, bisa muncul gejala seperti nyeri kepala. Apabila keadaan dislipidemia pasien teratasi, keluhan ini akan mereda.

P-Treatment
Tahapan penentuan P-treatment: 1) problem pasien, 2) tujuan terapi, 3) pemilihan terapi, 4) pemberian terapi (resep jika ada), 5) komunikasi terapi, 6) monitoring dan evaluasi.

2.1. Problem Pasien


Problem Utama : dislipidemia Problem Tambahan : sakit kepala

2.2. Tujuan Terapi


Menormalkan kadar lipid dalam darah.

2.3. Pemilihan Terapi


Advice Pada pasien-pasien dengan dislipidemia perlu diperhitungkan skor kategori risko koroner. NCEP ATP III sudah membuat suatu kategori risiko seseorang dengan dislipidemia, dan bagaimana penatalaksanaannya menurut kategori risikonya dan kadar LDL serumnya. Pada pasien ini belum diketahui berapa skor kategorinya, namun ditekankan untuk pertama kalinya, intervensi non farmakologis kurang lebih selama 3 bulan sebelum memulai terapi farmakologis dengan obat penurun lipid. Terapi Non Farmakologis Terapi nutrisi medik Selalu merupakan tahap awal penatalaksanaan pasien dengan dislipidemia, disarankan pasien berkonsultasi dengan ahli gizi. Pada dasarnya pembatasan jumlah kalori dan jumlah lemak. Pasien dengan kadar LDL tinggi dianjurkan mengurangi asupan lemak jenuh, dan meningkatkan asupan asam lemak tak jenuh rantai tunggal dan ganda. Pada pasien dengan kadar TG yang tinggi perlu dikurangi asupan karbohidrat, alkohol, dan lemak. Aktivitas fisik

Pada prinsipnya pasien dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Semua jenis aktivitas fisik bermanfaat, seperti berenang, jalan kaki, bersepeda, dll. Penting sekali agar jenis olah raga disesuaikan dengan kemampuan dan hobi pasien, selain itu agar berlangsung terus menerus secara rutin, minimal tiga kali dalam seminggu Terapi Farmakologis Apabila pasien gagal diturunkan kadar dislipidemianya dengan intervensi non farmakologis, maka sudah seharusnya dimulai terapi farmakologis dengan menggunakan obat-obatan penurun lipid. NCEP-ATP III menganjurkan obat first line adalah golongan HMG-CoA reductase inhibitor, oleh karena sesuai dengan kesepakatan, kadar LDL merupakan sasaran utama pencegahan aterosklerosis. Pada keadaan kadar TG yang tinggi, bisa dikombinasikan dengan golongan derivat asam fibrat. Namun menurut guideline yang diterbitkan oleh NCEP-ATP III, perlu diketahui kategori risiko individual pada pasien-pasien dengan dislipidemia.

Gol.Obat
Asam Fibrat

Efficacy
+++ Penurunan triasilgliserol plasma dengan memacu aktifitas lipoprotein lipase. FD : peningkatan oksidasi asam lemak, sintesis LPL ( meningkatkan klirens lipoprotein yang kaya trigliserida) dan penurunan ekspresi Apo C-III ( menurunkan VLDL), dan HDL sedikit meningkat karena peningkatan ekspresi Apo-AI dan Apo-II. LDL sedikit menurun FK : diabsorbsi (>90%) lewat usus, (>95%) obat terikat pada protein (albumin), hasil metabolisme diekskresi dalam urin dan tinja +++ Penurunan total konsentrasi kolesterol plasma FD : Penurunan kolesterol

Safety
++ ES : gangguan saluran cerna (mual, mencret, perut kembung), litiasis, ruam kulit, alopesia, impotensi, leukopenia, anemia, berat badan bertambah, gangguan irama jantung

Suitability
++ KI : pada pasien gagal ginjal, kelainan fungsi hati, penyakit kandung empedu, ibu hamil dan ibu menyusui

Cost
++ Lopid
(gemfibrozil)

Kaps 300 mg x 10 x 10 (Rp 551795) Tab salut selaput 900 mg (Rp 391060)

Resin

++ Paling aman (tidak diabsorbsi di saluran cerna). ES : gangguan pencernaan

++ Tidak efektif untuk pasien dengan hiperkolesterole-mia

++ Questran
(kolestiramin)

bubuk 4 gr x 30 sacchet

dalam hati menyebabkan meningkatnya jumlah reseptor LDL sehingga katabolisme LDL meningkat dan meningkatnya aktivitas HMG CoA reduktase FK : diminum per oral, tidak diabsorbsi atau dimetabolisme dalam usus, diekskresi melalui feses. Inhibitor HMG-CoA reduktase (statin) ++++ FD: menghambat sintesis kolesterol dalam hati; LDL, VLDL, dan IDL menurun sedangkan HDL meningkat. Menurunkan kejadian penyakit jantung koroner fatal dan nonfatal, serta stroke. FK : diabsorbsi sekitar 4075%, sebagian besar terikat protein plasma, mengalami metabolisme lintas pertama di hati, diekskresi oleh hati ke dalam cairan empedu dan sebagian kecil lewat ginjal. T1/2 1-3 jam ++ Merendahkan kadar plasma kolesterol dan triasilgliserol. FD : mengurangi transport asam lemak bebas ke hati, mengurangi sintesis trigliserida hati ( berkurangnya produksi VLDL sehingga kadar LDL menurun), meningkatkan aktifitas LPL yang akan menurunkan kadar kilomikron dan trigliserida VLDL, kadar HDL meningkat sedikit sampai sedang. FK : diberikan per oral, diekskresikan dalam urin.

(mual, muntah, konstipasi); meningkatkan trigliserida plasma, meningkatkan aktifitas alkali fosfatase dan transaminase sementara.

familial homozigot. Tidak bermanfaat pada keadaan hiperkilomikronemia, peninggian VLDL atau IDL.

(Rp 160.000)

+++ Paling aman dan efektif dalam menurunkan kolesterol Pada kira-kira 1-2% pasien terjadi peningkatan kadar transaminase. ES : rabdomiolisis dan miopati(<1%) gangguan saluran cerna, sakit kepala, rash, neuropati perifer dan sindrome lupus

++ KI: pada ibu hamil dan ibu menyusui

++ Zocor
(simvastatin)

Tab 10 mg x 30 (Rp 277000); 20mg x 30 (Rp 315000)

Asam nikotinat (niasin)

++ Penggunaan dalam klinik terbatas karena efek samping yang tidak menyenangkan. Paling efektif dalam meningkatkan HDL (3040%), menurunkan trigliserida sebaik fibrat (35-45%), menurunkan LDL (20-30%), kadar Lp(a) menurun hingga 40% Tidak mempengaruhi katabolisme VLDL, sintesis kolesterol total atau ekskresi asam empedu. ES: gatal, dan kemerahan kulit, gangguan fungsi hati, gangguan saluran cerna dll ++ Menimbulkan rasio LDL:HDL yang kurang menguntungkan. Obat ini kurang kuat dibanding resin.

++ KI: pada ibu hamil

+++ Niaspan (nicotinic acid) tab 375mg x 2 x 14 (Rp 92400); 500mg x 2 x 14 (Rp 118000); 750mg x 2 x 10 (Rp 146608)

Probukol

++ FD : Menurunkan kadar kolesterol serum dengan menurunkan kadar LDL (menurunkan kadar LDL dan HDL tanpa perubahan

++ KI : pasien dengan kelainan interval QT yang panjang

kadar trigliserida) FK : diabsorbsi terbatas lewat saluran cerna (<10%), metabolismenya tidak diketahui, diekskresi melalui empedu ke feses. T1/2 23 hari

ES : gangguan gastrointestinal ringan (diare, flatus, nyeri perut dan mual), memperpanjang interval QT

Golongan HMG-CoA reductase inhibitor

Obat
Simvastatin

Efficacy
+++ FD: menghambat sintesis kolesterol dalam hati; LDL, VLDL, dan IDL menurun sedangkan HDL meningkat. Menurunkan kejadian penyakit jantung koroner fatal dan nonfatal, serta stroke. FK : bioavailabilitas 5%, ikatan protein 95%, metabolisme di hepar, T 3 jam, ekskresi via renal 13% dan feses 60% ++ FD: menghambat sintesis kolesterol dalam hati; LDL, VLDL, dan IDL menurun sedangkan HDL meningkat. Menurunkan kejadian penyakit jantung koroner fatal dan nonfatal, serta stroke. FK : ikatan protein 50%, T 77 jam

Safety
++ ES : nyeri abdomen, diare, indigesti, kelemahan, nyeri sendi, memory loss, kram otot, kolestasis, sirosis, rhabdomyolisis

Suitability
+++ KI: pada ibu hamil dan ibu menyusui

Cost
+++ Simvastatin generik 10mg x 3 x 10 (Rp. 24000)

Pravastatin ++ ES : nyeri kepala, nausea, vomitus, diare, nyeri otot, gangguav fungsi hati ++ KI : pada ibu hamil dan mnyusui, gangguan fx. hati Interaksi dengan gemfibrozil dapat menyebabkan gangguan fungsi hepar dan otot + Pravachol Tab 10 mg x 60 (Rp 832700); 20mg x 60 (Rp 1126620); 40mg x 30 (Rp 675000) ++ Lescol Kaps 40mg x 4 x 7 (Rp 309515); tab XL 80mg x 4 x 7 (Rp 387980)

Fluvastatin ++ FD: menghambat sintesis kolesterol dalam hati; LDL, VLDL, dan IDL menurun sedangkan HDL meningkat. Menurunkan kejadian penyakit jantung koroner fatal dan nonfatal, serta stroke. FK : ikatan protein 98%, T 2,5 jam +++ ES : jarang, Konstipasi, diare, kelelahan, gas, heartburn, sakit kepala, insomnia, , nyeri abdomen/kram, pandangan kabur, pening, mudah berdarah, gatal, ruam ruam + KI : pada ibu hamil, menyusui, pada masa subur, peningkatan enzim transaminase hati Tidak dianjurkan pada penggunaan bersama imunosupresan gemfibrozil, asam nikotinat, atau eitromisin

dipilih obat simvastatin.

Golongan Derviat Asam Fibrat

Obat
Gemfibrozil

Efficacy
+++ Penurunan triasilgliserol plasma dengan memacu aktifitas lipoprotein lipase. FD : peningkatan oksidasi asam lemak, sintesis LPL ( meningkatkan klirens lipoprotein yang kaya trigliserida) dan penurunan ekspresi Apo C-III ( menurunkan VLDL), dan HDL sedikit meningkat karena peningkatan ekspresi Apo-AI dan Apo-II. LDL sedikit menurun FK : bioavailabilitas hampir 100%, ikatan protein 95%. Metabolisme hepar, T 1,5 jam, ekskresi renal 95%, fekal 5% ++ FD : Klofibrat mereduksi peningkatan konsentrasi VLDL dan LDL kolesterol, serta meningkatkan konsentrasi HDL FK : abs oral baik, 95% terikat protein, dimetab dg hidrolisis menjadi bentuk aktif (asam klofibrat), ekskresi ginjal terkonjugasi, T 18 22 jam +++ FD : meningkatkan lipolisis dan menurunkan kadar TG plasma melalui aktivasi lipoprotein lipase, dan penurunan sintesis apoprotein CIII, menurunkan kadar VLDL dan LDL, serta meningkatkan HDL FK : diabsorbsi baik via GIT, meningkat bila diberikan bersama makanan, terikat protein 99%, metabolisme di hepar, ekskresi urine, T 20 jam

Safety
+++ ES : gangguan GI, pandangan kabur, ruam kulit, pruritus, urtika, impotensi, pusing, sakit kepala, nyeri dan myalgia, hipokalemia

Suitability
++ KI : penyakit liver, kandung empedu, dan gangguan ginjal berat, Pemberian bersama dengan gol statin dapat menyebabkan kram otot, myopati, bahkan rhabdomyolisis

Cost
++ Lopid Kaps 300mg x 10 x 10 (Rp 551795), tab salut selaput 900 mg 3 x 10 (Rp 391060)

Klofibrat

+++ ES : anoreksia, tidak nyaman di perut, stomatitis, nyeri kepala, pening, vertigo, kelelahan, lekopenia, myotoksik, trombositopeni, vomitus, diare, dispepsi, flatulensi, kolesisititis, hepatomegali, enzim hepar >> +++ ES : nyeri abdomen, nausea, vomitus, diare, flatulensi, ruam kulit, pruritus, urtikaria, atau reaksi fotosensitif

++ KI : gangguan fungsi hati dan ginjal berat, hipoalbumin, sirosis bilier, penyakit kandung empedu, sindroma nefrotik, kehamilan, laktasi

+ Atromid-S

??

Fenofibrat

++ KI : pada anak, selama masa hamil dan laktasi, pasien dengan insufisiensi hepar dan ginjal, hipersensitif terhadap fibrat

+++ Hyperchol

Kaps 100mg x 4 x 12 (Rp 148500); 200mg x 3 x 10 (Rp 231000); kaps 200M 200mg x 5 x 6 (Rp 275000)

Dipilih obat fenofibrate

2.4. Pemberian Terapi


Terapi non Farmakologis
Terapi nutrisi medik Selalu merupakan tahap awal penatalaksanaan pasien dengan dislipidemia, disarankan pasien berkonsultasi dengan ahli gizi. Pada dasarnya pembatasan jumlah kalori dan jumlah lemak. Pasien dengan kadar LDL tinggi dianjurkan mengurangi asupan lemak jenuh, dan meningkatkan asupan asam lemak tak jenuh rantai tunggal dan ganda. Pada pasien dengan kadar TG yang tinggi perlu dikurangi asupan karbohidrat, alkohol, dan lemak. Aktivitas fisik Pada prinsipnya pasien dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Semua jenis aktivitas fisik bermanfaat, seperti berenang, jalan kaki, bersepeda, dll. Penting sekali agar jenis olah raga disesuaikan dengan kemampuan dan hobby pasien, selain itu agar berlangsung terus menerus secara rutin, minimal tiga kali dalam seminggu

Terapi Farmakologis
Simvastatin tab 1 x 10 mg / hari (malam) Fenofibrate kaps 1 x 200 mg / hari

Penulisan Resep
dr. Venessa Jl. M. Yamin No. 1 Samarinda No. SIP : DU/Kodya/VIII/2012 Samarinda, 6 Juli 2012

R/ Simvastatin tab 10 mg no. VII 1 dd 1 pc ------------------------------------R/ Fenofibrate tab 200 mg no. VII 1 dd 1 pc

--------------------------------------

Pro : Tn. X Umur : 45 tahun

2.5. Komunikasi Terapi


Informasi Penyakit
Perlu dijelaskan kepada pasien bahwa pasien memiliki kadar lemak dalam darah yang tinggi, bisa dilihat dari hasil pemeriksaan profil lipid darah. Pada pasien ini tidak diketahui secara pasti apakah terdapat penyebab atau penyakit yang mendasari terjadinya dislipidemia tersebut, sehingga dislipidemia pada pasien ini bersifat primer atau idiopatik. Perlu dijelaskan pula bahwa, dislipidemia yang dialami oleh pasien ini merupakan faktor risiko insiden penyakit jantung dan penyakit vaskuler lainnya seperti aterosklerosis dan stroke. Sehingga apabila tidak diturunkan kadar lemak dalam darahnya, dapat berkomplikasi ke pembuluh darah. Dibutuhkan modifikasi lifestyle serta intervensi dengan pengobatan farmakologis untuk menurunkan kadar lemak dalam darah.

Informasi Terapi
Memberi penjelasan kepada pasien, bahwasannya dislipidemia yang dialaminya harus segera diatasi untuk mencegah angka kejadian penyakit jantung koroner, aterosklerosis, maupun stroke di masa mendatang. Untuk maksud tersebut, pasien diminta untuk merubah pola hidupnya, dimana terutama di fokuskan pada hal nutrisi medik, serta peningkatan aktivitas fisik. Disarankan pada pasien untuk berkonsultasi pada ahli gizi mengenai diet yang dikonsumsinya, dimana disarankan untuk mengurangi asupan karbohidrat (mencegah peningkatan TG), mengurangi asupan makanan dengan lemak jenuh dan menggantinya dengan lemak tak jenuh. Dengan melakukan konsultasi tersebut pasien akan mengetahui bahan makanan apa saja yang dianjurkan dan bahan makanan apa saja yang harus dihindari pada kasus-kasus seperti ini. Sedangkan dalam hal aktivitas fisik, cukup dilakukan secara rutin minimal 3 kali dalam seminggu, semua jenis aktivitas fisik dapat dilakukan, yang penting disini adalah rutinitas yang dijaga, serta kesenangan pasien dalam melakukannya. Berhenti merokok sangat dianjurkan pada pasien-pasien dengan dislipidemia

Informasi Obat dan Penggunaan


Perlu dijelaskan pada pasien, yang bersangkutan akan mengkonsumsi dua jenis obat untuk menurunkan kadar lemak dalam darahnya. Obat yang pertama adalah simvastatin, dan yang kedua adalah fenofibrate. Simvastatin disini berfungsi dalam menurunkan kadar LDL-kolesterol, VLDL, dan meningkatkan kadar HDL darah, serta menghambat sintesis lipid di dalam hati. Sedangkan fenofibrate disini berfungsi sebagai penurun kadar TG dan meningkatkan kadar HDL dalam darah. Simvastatin diminum 1 tablet yang mengandung 10 mg simvastatin, satu hari satu tablet, diminum pada malam hari bisa setelah atau sebelum makan. Fenofibrate diminum 1 tablet yang mengandung 200 mg fenofibrate, satu kali minum satu tablet, sehari sekali, setelah makan, dengan selang waktu pemberian 24 jam.

2.6. Monitoring dan Evaluasi


Pasien diminta untuk kontrol kembali setelah 1 minggu, serta memeriksakan ulang profil lipid darahnya, serta kimia darah lengkap. Hal ini diperlukan untuk evaluasi keberhasilan terapi. Perlu ditentukan kategori risiko koroner (dari NCEP-ATP III) untuk pasien pasien dengan dislipidemia, agar kita dapat men-target-kan kadar LDLkolesterol untuk pasien yang bersangkutan setelah terapi. Terapi dijalankan selama 3 bulan, bersamaan dengan terapi non farmakologis. Pasien diminta untuk check up apabila terdapat efek samping dan interaksi obat yang terjadi, misalnya adanya kram-kram atau nyeri hebat pada otot-otot alat gerak pasien, nyeri abdomen yang hebat, atau gangguan visus.

BAB III PENUTUP


Pasien laki-laki 45 tahun dengan hasil laboratorium menunjukkan

hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia, dan defisiensi HDL. Keadaan dislipidemia mengarah kepada dislipidemia primer, bukan karena penyakit tertentu (sekunder). Intervensi yang dilakukan mencakup intervensi non farmakologis antara lain pengaturan diet dan aktivitas fisik. serta intervensi farmakologis dengan pemberian simvastatin dan fenofibrate. Terapi dilaksanakan dalam 3 bulan dan dimonitoring kadar lipid dalam darahnya.

DAFTAR PUSTAKA
PAPDI. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (Vol. III). Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1926-1932. Harrison, Tinsley R. (2005). Harrisons Principles of Internal Medicine (16th ed.). New York: McGraw-Hill; 2286-2296. MIMS Indonesia. www.MIMS.com/Indonesia.

Вам также может понравиться