Вы находитесь на странице: 1из 5

ZAKAT PROFESI Ketika mendengar kata zakat apa yang ada di pikiran anda ?

Zakat adalah salah satu rukun Islam, sebagaimana syahadatain, shalat, puasa, dan haji. Di lihat dari dimensinya, ibadah zakat merupakan ibadah yang sangat unik. Selain berdimensi vertical, yakni bentuk pengabdian kepada Allah. zakat juga memiliki dimensi horizontal. Untuk meringankan beban kaum dhuafa. Pada masa keemasannya, zakat pernah mengangkat kemuliaan kaum muslimin dengan mengentaskan kemiskinan seperti pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Zakat adalah kesalehan diri melalui ikhtiar sosial. Disamping ada zakat fitrah dan zakat maal, saat ini dikenal pula adanya zakat profesi. Akan tetapi sebagian kecil masyarakat masih mempertanyakan legalitas zakat profesi tersebut. Mereka yang menentang penerapan syariat zakat profesi ini beranggapan bahwa zakat profesi tidak pernah dikenal sebelumnya di dalam syariat Islam dan merupakan hal baru yang diada-adakan. Sedangkan mayoritas ulama kontemporer telah sepakat akan legalitas zakat profesi tersebut. Bahkan, zakat profesi telah ditetapkan berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia dengan Keputusan Nomor 3 tahun 2003. Adanya zakat profesi juga dipertegas oleh konsensus yang dihasilkan dalam Muktamar Internasional tentang zakat di Kuwait pada tanggal 29 Rajab 1404 atau 30 April 1984. Para peserta muktamar tersebut telah bersepakat tentang wajibnya zakat profesi apabila telah mencapai nishab. Zakat profesi didefinisikan sebagai zakat yang dikenakan pada tiap pekerjaan atau keahlian profesional tertentu, baik yang dilakukan sendiri maupun bersama orang atau lembaga lain, yang mendatangkan penghasilan (uang) yang memenuhi nishab. Zakat profesi dapat dikatakan sebagai bentuk peribadatan baru sebab zakat ini tidak pernah dikenal baik di zaman Rasulullah, shahabat, maupun ulama-ulama terkenal. Bahkan, mereka tidak pernah menyinggung masalah ini dalam kitab-kitab fiqh mereka. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman yang kian kompleks maka muncul latar belakang adanya perintah mengeluarkan zakat profesi bila

Zakat Profesi

telah mencapai nisab ini adalah karena adanya profesi-profesi modern yang sangat mudah menghasilkan uang. Profesi tersebut diantaranya:
1.

Profesi yang dihasilkan sendiri seperti dokter, insinyur, akuntan, konsultan, pengusaha, advokat, dosen, artis, arsitek, penjahit dan lain sebagainya.

2. Profesi yang dihasilkan dengan berkaitan pada orang lain dengan memperoleh gaji seperti pegawai negeri atau swasta, pekerja perusahaan dan sejenisnya. Hal tersebut tentu tidak bertentangan dengan firman Allah swt: Hai orangorang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS Al Baqarah:267) Dari aspek sosial, zakat profesi sejatinya sangat berperan bagi perwujudan keadilan sosial. Selain pahalanya disebutkan secara tegas di dalam Al Qur'an bahwa setiap harta yang kita keluarkan akan mendapat balasan sebesar 700 kali lipat, entah dengan harta yang sama maupun dalam bentuk yang berbeda yang tidak kita sadari, dengan berzakat kita telah berperan secara aktif dalam memerangi kemiskinan. Keuntungan lain bagi orang yang berzakat, sejalan dengan menurunnya tingkat kemiskinan tingkat kriminalitas juga semakin menurun sehingga lingkungan kerja dan usaha semakin kondusif. Bahkan telah disebutkan dalam Q.S. Al-Taubah (9):103 yang artinya Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

Zakat Profesi

Pandangan Ulama Mengenai Syarat Berlakunya Zakat Profesi Menurut Ulama Asy Syaikh Abu Usamah Abdullah bin Abdurrahim al Bukhari suatu profesi wajib dizakati jika :
a)

Telah menjalani haul

Bila tidak mencapai putaran satu tahun, maka tidak wajib zakat. Hal ini berdasarkan hadits : Tidak ada kewajiban zakat di dalam harta sehingga mengalami putaran haul. Kecuali beberapa hal yang tidak disyaratkan haul, seperti zakat pertanian, rikaz, keuntungan berdagang, anak binatang ternak. b) Telah menjalani Nishab Bila tidak mencapai batas minimal nishab maka tidak wajib zakat. Hal ini berdasarkan dalil berikut: : . , , , , , Dari Ali berkata: Rasululullah bersabda: Apabila kamu memiliki 200 dirham dan berlalu satu tahun maka wajib dizakati 5 dirham (perak), dan kamu tidak mempunyai kewajiban zakat sehingga kamu memiliki 20 dinar (emas) dan telah berlalu satu tahun maka wajib dizakati setengah dinar, dan setiap kelebihan dari (nishob) tersebut maka zakatnya disesuaikan dengan hitungannya. *Nishab zakat emas adalah 20 Dinar = 85 gram emas. Dan nishob zakat perak adalah 200 Dirham = 595 gram perak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penetapan zakat profesi tanpa memenuhi dua persyaratan di atas merupakan tindakan yang tidak berlandaskan dalil dan bertentangan dengan tujuan-tujuan syariat. Jika kedua syarat tersebut telah

Zakat Profesi

terpenuhi maka diwajibkan padanya Zakat baik itu gaji bulanan, atau harta yang dia simpan selain dari gaji bulanannya, atau selainnya. Ketentuannya adalah wajib zakat senilai 2,5 % pada harta yang ada. Beberapa Perbedaan Ketentuan Zakat Profesi Setiap jenis zakat mempunyai nishab yang menjadi batas minimal timbulnya kewajiban mengeluarkan zakat. Adapun mengenai nishab zakat profesi terdapat tiga pendapat terhadapnya :
1.

Menganalogikan zakat profesi kepada zakat perdagangan, sehingga nishabnya adalah 85 gram emas, kadar zakatnya 2,5 persen dan dikeluarkan setahun sekali setelah dikurangi kebutuhan pokok.

2.

Menganalogikan kepada zakat pertanian dengan nishab senilai 653 kilogram padi atau gandum dengan kadar zakat 5 persen dan dikeluarkan setiap kali mendapatkan penghasilan atau gaji.

3.

Menyandarkan analogi zakat profesi kepada zakat rikaz, sehingga tidak ada nishab pada zakat profesi dan dikeluarkan dengan kadar 20 persen setiap kali menerima penghasilan atau gaji.

Waktu Pengeluaran Zakat 1. Zakat penghasilan dapat dikeluarkan pada saat menerima jika sudah cukup nishab. 2. Jika tidak mencapai nishab, maka semua penghasilan dikumpulkan selama satu tahun; kemudian zakat dikeluarkan jika penghasilan bersihnya sudah cukup nishab.

Zakat Profesi

Sumber :

Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 3 tahun 2003 tentang zakat penghasilan. http://www.abdulhelim.com/2012/06/zakat-profesi-dalam-perspektifhukum.html#ixzz2EvsI8u5W. Diakses taggal 13 Desember 2012. http://abiubaidah.com/kontemporer-zakat-profes.html/. Desember 2012. http://www.pengusahamuslim.com/fatwaperdagangan/tanyajawab/650-tanya-jawab-adakah-zakat-profesidalam-islam.html. Diakses 14 Desember 2012. Diakses 14

Zakat Profesi

Вам также может понравиться