Вы находитесь на странице: 1из 25

TUBERKULOSIS PRIMER

Luthfi M Ramdhani 12100112027

TUBERKULOSIS
Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa. Indonesia merupakan daerah endemik 550.000 kasus/tahun di Indonesia.

KLASIFIKASI

Klasifikasi berdasarkan organ


TB paru TB ekstra paru

Berdasarkan Usia
TB ANAK ( TB Primer TB Dewasa ( TB re-infeksi, post Primer)

Gambaran Klinis
Lemah Penurunan berat badan Anoreksia (penurunan nafsu makan) Demam (subfebris) Batuk produktif dengan sputum purulen, yang makin lama makin berat dalam beberapa minggu atau bulan Keringat malam Dispneu, nyeri dada, dan hemoptisis dapat timbul pada keadaan yang makin progresif

Sumber penularan Sumber penularan penyakit TB paru ialah pasien TB paru yang BTA positif. Cara penularan Cara penularan TB paru melalui udara pernapasan (aerogen) dengan menghirup partikel kecil yang mengandung bakteri TB. Masa inkubasi Masa inkubasi penyakit TB paru berkisar antara 4-12 minggu.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Cek Laboratorium Cek Radiologi (sekurang-kurangnya 10 minggu setelah infeksi oleh basil tuberkel) Cek Pemeriksaan CT-Scan

Pendekatan Radiologi

Tuberkulosis primer : berlokasi di mana saja di parenkim paru, disertai pembesaran kelenjar limfe regional Tuberkulosis post primer : sarang berkedudukan di lapangan atas segmen apikal lobi bawah, lapangan bawah disertai pleuritis, pembesaran limfonodi jarang. Proses aktif ditandai dengan : sarang sarang berbentuk awan / bercak bercak dengan densitas rendah/sedang dengan batas tidak tegas, adanya kavitasi. Apabila lubangnya sangat kecil biasanya merupakan residual cavity yang menunjukan proses non aktif. Proses tenang ditandai dengan : sarang sarang seperti garis fibrotic atau bintik - bintik kapur.

Extensive cavitating tuberculosis

kavitas terlihat translucent dalam area konsolidasi. Batas cavitas dalam kasar, irregular kadang menunjukan projeksi kedalam lumen dari dindingnya. kadang terdapat air fluid level.

Ciri khas TB Primer


Infiltrat Penebalan limfe Efusi Pleura (stad Lanjut) Limfadenopati Hilus

Calcified peripheral nodular opacity (large arrow) consistent with a Ghon lesion. There is also a calcified right hilar node (small arrow). Together, these lesions are referred to as a Ranke complex.

Infiltrat dan adenopathy

Right hilar adenopathy Right midlung airspace opacity Small pleural effusion

TUBERKULOSIS SEKUNDER
Klasifikasi tuberculosis sekunder menurut American Tuberculosis Association: Tuberkulosis minimal : luas sarang-sarang yang kelihatan tidak melebihi daerah yang dibatasi oleh garis median, apeks, dan iga 2 depan; sarangsarang soliter dapat berada dimana saja, tidak harus berada dalam daerah tersebut di atas. Tidak ditemukan adanya kavitas. Tuberkulosis lanjut sedang : luas sarang-sarang yang bersifat bercak-bercak tidak melebihi luas satu paru, sedangkan bila ada kavitas, diameternya tidak melebihi 4 cm. Kalau sifat bayangan sarang-sarang tersebut berupa awanawan yang menjelma menjadi daerah konsolidasi yang homogen, luasnya tidak boleh melebihi luas satu lobus. Tuberkulosis sangat lanjut : luas daerah yang dihinggapi oleh sarang-sarang lebih daripada klasifikasi kedua di atas, atau bila ada kavitas, maka diameter keseluruhan semua lubang melebihi 4 cm.

Komplikasi TB
1. Efusi Pleura 2. Penyebaran Milier 3. Atelektasis Bronkus 4. Kavitasi (Lubang)

-Left lower lobe airspace opacity and a homogeneous opacity extending up the left lateral chest wall (arrows)
-Pleural effusion -Silhouette sign

BARAKALLAH

Вам также может понравиться