Вы находитесь на странице: 1из 55

KOMPETENSI DASAR 1 : PENGUKURAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DAN SUMBERSUMBER KETIDAKPASTIAN JENIS-JENIS KESALAHAN ISTILAH-ISTILAH UMUM DALAM PENGUKURAN TEKNIK-TEKNIK PELAPORAN HASIL PENGUKURAN PERAMBATAN RALAT DAN ANGKA PENTING MACAM-MACAM ALAT UKUR

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 1

1. KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DAN SUMBER- SUMBER KETIDAKPASTIAN Dalam kehidupan ini, manusia tidak bisa lepas dari kegiatan 'mengukur'. Pengembangan Ilmu fisika tidak lepas juga dengan beragam pengukuran. Alam yang merupakan objek pengukuran fisika dari tingkat molekul hingga planet secara fisis diukur. Maka untuk molekul, dikenal satuan panjang hingga 10 pangkat -12 meter atau lebih kecil lagi. Sedangkan untuk ukuran jagad raya dikenal jarak dalam satuan tahun cahaya. Ilmu Fisika bertujuan untuk memberi pemahaman terhadap kejadian alam dengan mengembangkan teori yang didasarkan pada eksperimen. Teori umumnya dinyatakan dalam bahasa matematika. Ternyata berbagai gejala alam yang teramati dapat dijelaskan dengan beberapa hukum dasar fisika. Dalam fisika dan teknik, pengukuran adalah aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunianyata. Alat pengukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur terkena error peralatan yang bervariasi. Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran. Ini dimulai dari alat yang sederhana seperti penggaris dan stopwatch sampai ke mikroskop elektron dan pemercepat partikel. Instrumen virtual digunakan luas dalam pengembangan alat pengukur modern. Pengukuran dan ketidakpastian Pengukuran dalam fisika merupakan aspek penting mengingat sesuatu baru dapat diberlakukan jika telah terbukti secara eksperimental, dan eksperimental tidak dapat terlepas dari pengukuran. Ketepatan pengukuran merupakan juga bagian penting, karena tidak ada pengukuran yang berpresisi secara mutlak, terdapat ketidakpastian pada setiap pengukuran. Setiap mencatat hasil pengukuran yang dilakukan, kemungkinannya akan lebih kecil atau lebih besar dari hasil yang sesungguhnya. Oleh karena itu, pemberian hasil dari setiap pengukuran harus disertakan dengan estimasi ketidakpastian (estimated uncertainty). Misalkan; lebar papan ditulis (5,2 0,1) cm. Angka 0,1 cm menyatakan estimasi ketidakpastian dalam pengukuran (umumnya angka 0,1 cm adalah nilai skala terkecil alat ukur, dalam hal ini papan diukur dengan mistar). Lebar aktual papan berada di antara 5,1 dan 5,3 cm. Persen ketidakpastian (percent uncertainty) adalah rasio ketidakpastian terhadap harga terukur dikalikan dengan 100. Misalkan, jika pengukuran adalah 5,2 cm dan ketidakpastian sekitar 0,1 cm, maka persen ketidakpastian sebesar (0,1/5,2) x 100% = 2%. Seberapa besar ketelitian orang mengukur suatu besaran akan bergantung pada kepentingan mengukur itu sendiri. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengukuran, yaitu ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi). Ketelitian menyatakan derajat kepastian hasil suatu pengukuran, sedangkan ketepatan menggambarkan seberapa tepat hasil pengukuran mendekati nilai yang sebenarnya. Ketepatan dalam pemilihan alat ukur, memungkinkan diperolehnya hasil pengukuran yang lebih teliti, tetapi tidak mungkin menghasilkan pengukuran yang tepat (akurat) secara mutlak. Akurasi pengukuran harus dicek dengan cara membandingkan hasil pengukuran yang diperoleh dengan nilai standar yang ditetapkan. Dalam makalah ini kita akan membahas lebih lanjut tentang ketidakpastian dan sumber-sumber
AU KD1 pfisikafkipuns Page 2

ketidakpastian. Sebelum membahas ketidakpastian, perlu diketahui teori dasar tentang alat ukur, skala pengukuran dan kesalahan-kesalahan dalam pengukuran. A. Alat Ukur Dasar

Gambar 1. Multimeter analog Gambar. 2 Multimeter digital Alat ukur adalah perangkat untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu kuantitas atau variabel fisis. Pada umumnya alat ukur dasar terbagi menjadi dua, yaitu alat ukur analog dan digital. Ada dua sistem pengukuran yaitu sistem analog dan sistem digital. Alat ukur analog memberikan hasil ukuran yang bernilai kontinyu, misalnya penunjukkan temperatur yang ditunjukkan oleh skala, petunjuk jarum pada skala meter, atau penunjukan skala elektronik (Gambar 1). Alat ukur digital memberikan hasil pengukuran yang bernilai diskrit. Hasil pengukuran tegangan atau arus dari meter digital merupakan sebuah nilai dengan jumlah digit tertentu yang ditunjukkan pada panel display (Gambar 2). Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran, dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta tingkat keterampilan pengamat yang berbeda-beda. Dengan demikian amat sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran melalui pengukuran. Beberapa panduan bagaimana cara memperoleh hasil pengukuran seteliti mungkin diperlukan dan bagaimana cara melaporkan ketidakpastian yang menyertainya. Beberapa alat ukur dasar yang sering digunakan dalam praktikum adalah jangka sorong, mikrometer skrup, barometer, neraca teknis, penggaris, busur derajat, stopwatch, dan beberapa alat ukur besaran listrik. Masing masing alat ukur memiliki cara untuk mengoperasikannya dan juga cara untuk membaca hasil yang terukur B. Nilai Skala Terkecil Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat dibagi-bagi lagi, inilah yang disebut dengan Nilai Skala Terkecil (NST). Ketelitian alat ukur bergantung pada NST ini. Pada Gambar 3 dibawah ini tampak bahwa NST = 0.25 satuan.

Gambar 3. Skala utama suatu alat ukur dengan NST = 0.25 satuan Skala Nonius

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 3

Pada gambar dibawah ini, hasil pembacaan tanpa nonius adalah 17 satuan dan dengan nonius adalah 16.5 + 4 x 0.1 = 17.4 satuan, karena skala nonius yang berimpit dengan skala utama adalah skala ke-4 atau N1=4

Gambar 4. Skala nonius pada jangka sorong C. Parameter Alat Ukur Ada beberapa istilah dan definisi dalam pengukuran yang harus dipahami, diantaranya: 1. Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variable yang diukur. 2. Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan lainnya. 3. Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau variable yang diukur. 4. Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat ukur. 5. Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur. D. Ketidakpastian Pengukuran Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan pegas, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran, dan lingkungan yang mempengaruhi hasil pengukuran, dan karena hal-hal seperti ini pengukuran mengalami gangguan. Dengan demikian sangat sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran melalui pengukuran. Oleh sebab itu, setiap pengukuran harus dilaporkan dengan ketidakpastiannya. Ketidakpastian dibedakan menjadi dua,yaitu ketidakpastian mutlak dan relatif. Masing masing ketidakpastian dapat digunakan dalam pengukuran tunggal dan berualang. 1. Ketidakpastian Mutlak Suatu nilai ketidakpastian yang disebabkan karena keterbatasan alat ukur itu sendiri. Pada pengukuran tunggal, ketidakpastian yang umumnya digunakan bernilai setengah dari NST. Untuk suatu besaran X maka ketidakpastian mutlaknya dalam pengukuran tunggal adalah: x = NST dengan hasil pengukuran dituliskan sebagai X = x x Melaporkan hasil pengukuran berulang dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah menggunakan kesalahan rentang atau bisa juga menggunakan standar deviasi.

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 4

a. Kesalahan Rentang Pada pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan idak lagi seperti pada pengukuran tunggal. Kesalahan Rentang merupakan salah satu cara untuk menyatakan ketidakpastian pada pengukuran berulang. Cara untuk melakukannya adalah sebagai berikut: Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variable x. Misalnya n buah, yaitu x1, x2, x3, xn Cari nilai rata-ratanya yaitu x-bar x-bar = (x1 + x 2 + + xn)/n Tentukan x-mak dan x-min dari kumpulan data x tersebut dan ketidakpastiannya dapat dituliskan x = (xmax xmin)/2 Tuliskan hasilnya sebagai x = x-bar x b. Standar Deviasi Bila dalam pengamatan dilakukan n kali pengukuran dari besaran x dan terkumpul data x1, x2, x3, xn, maka rata-rata dari besaran ini adalah:

Kesalahan dari nilai rata-rata ini terhadap nilai sebenarnya besaran x (yang tidak mungkin kita ketahui nilai benarnya x0) dinyatakan oleh standar deviasi.

dengan Standar deviasi diberikan oleh persamaan diatas, sehingga kita hanya dapat menyatakan bahwa nilai benar dari besaran x terletak dalam selang (x ) sampai (x + ). Dan untuk penulisan hasil pengukurannya adalah x = x 2. Ketidakpastian Relatif Ketidakpastian Relatif adalah ketidakpastian yang dibandingkan dengan hasil pengukuran. Hubungan hasil pengukurun terhadap KTP (ketidakpastian) yaitu: KTP relatif = x/x Apabila menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai X = x (KTP relatif x 100%) Ketidakpastian pada Fungsi Variabel (Perambatan Ketidakpastian) Jika suatu variable merupakan fungsi dari variable lain yng disertai oleh ketidakpastin, maka variable ini akan diserti pula oleh ketidakpastian. Hal ini disebut sebagai permbatan ketidakpastian. Untuk jelasnya, ketidakpastian variable yang merupakan hasil operasi variabel-variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian akan disajikan dalam tabel berikut ini. Misalkan dari suatu pengukuran diperoleh (a a) dan (b b). Kepada kedua hasil pengukuran tersebut akan dilakukan operasi matematik dasar untuk memperoleh besaran baru.

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 5

E. Sumber Ketidakpastian 1. Definisi sumber ralat Sumber-sumber yang menyebabkan munculnya kesalahan dalam pengukuran sehingga timbul nilai ketidakpastian (ralat). Sumber-sumber ralat ini dipelajari dengan tujuan menghilangkan kesalahan sehingga nilai ketidakpastian dapat diperkecil. Nilai Ketidakpastian / Ralat Adalah nilai yang muncul karena adanya keterbatasan ketelitian pengukuran. Ralat dapat dipandang sebagai: keadaan atau perilaku kesalahan atau nilai ketidakpastian yang tidak dapat dihindari karena selalu ada keterbatasan usaha untuk memperkecil. Ralat atau ketidakpastian adalah suatu nilai yang menunjukkan toleransi nilai terbaik dari suatu pengukuran besaran fisika. 2. Jenis ralat/kesalahan Jenis kesalahan sebagai penyebab ketidakpastian hasil pengukuran adalah : a. Kesalahan Sistematis (systematics errors) Ralat yang muncul dari serentetan pengukuran yang dilakukan dengan cara yang sama dan menghasilkan nilai yang sama, efeknya sama pada setiap pembacaan, jika sumbernya diketahui, maka dapat dihilangkan. Ketidakakuratan hasil pengukuran akibat alat, kalibrasi atau teknik ukur yang salah. Misalnya : 1) Kesalahan alat : Kesalahan nol (zero error) akibat tidak berhimpitnya titik nol jarum penunjuk. Ketidaktepatan penunjukan alat pada skala nol juga menimbulkan ketidakpastian sistematik. Hal ini sering terjadi, tetapi juga sering terabaikan. Pada sebagian besar alat umumnya sudah dilengkapi dengan sekrup pengatur/pengenol. Bila sudah diatur maksimal tetap tidak tepat pada skala nol, maka untuk mengatasinya harus diperhitungkan selisih kesalahan tersebut setiap kali melakukan pembacaan skala. Dalam buku B Darmawan Djonoputro (1984:3) juga dijelaskan bahwa kesalahan dapat pula dikarenakan titik nol skala alat tidak berhimpit dengan titik nol jarum penunjuk. Atau jarum tidak kembali tepat pada angka nol. kelelahan (fatigue) alat karena misalnya pegas yang dipakai telah lembek. Gesekan antar bagian yang bergerak. Kesalahan ini bisa dihindari bila alat ukur diganti dengan yang lebih baik jika mungkin. 2) Kesalahan kalibrasi yaitu ketidak-tepatan pemberian skala ketika pertama kali alat dibuat. Bisa dihindari dengan membandingkan alat tersebut dengan alat baku (standar). 3) Kesalahan pribadi pengamat : Kesalahan parallax yaitu kesalahan akibat posisi mata saat pembacaan skala tidak tepat tegak lurus diatas jarum. Kesalahan interpolasi yaitu salah membaca kedudukan jarum diantara dua garis skala terdekat. Penguasaan prosedur dan ketangkasan penggunaan alat. Beberapa peralatan membutuhkan prosedur yang rumit, misalnya osiloskop, yang membutuhkan ketrampilan pemakaian yang cukup. Sikap pengamat, misalnya kelelahan maupun keseriusan pengamat. Sumber kesalahan ini dapat dihindari dengan sikap pengamatan yang baik, memahami sumber kesalahan dan berlatih sesering mungkin.

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 6

4) Pemakaian alat pada kondisi berbeda dengan saat dikalibrasi, yaitu pada kondisi suhu, tekanan atau kelembaban yang berbeda. Itulah sebabnya perlu dicatat nilai variable atau kondisi lingkungan saat eksperimen dilakukan, misalnya suhu dan tekanan udara di laboratorium. 5) Waktu respon yang tidak tepat. Ketidakpastian pengukuran ini muncul akibat dari waktu pengukuran (pengambilan data) tidak bersamaan dengan saat munculnya data yang seharusnya diukur, sehingga data yang diperoleh bukan data yang sebenarnya. Misalnya, kita ingin mengukur periode getar suatu beban yang digantungkan pada pegas dengan menggunakan stopwatch. Selang waktu yang kita ukur sering tidak tepat karena terlalu cepat atau terlambat menekan tombol stopwatch saat kejadian berlangsung. b. Kesalahan Rambang (random errors) Ralat yang muncul dari serentetan pengukuran yang dilakukan dengan cara yang sama tetapi menghasilkan nilai yang berbeda, nilai pembacaan bisa lebih besar atau lebih kecil di sekitar nilai terbaik, hanya dapat diperkecil, dapat diperkecil dengan cara mengulang pengamatan. Dapat pula diperkecil dengan memperhatikan efek timing, memperkecil kesalahan dari sumber-sumber ralatnya, serta waktu respon diusahakan agar benar-benar tapat. Walaupun kesalahan sistematis sudah berusaha dihindari, namun masih ada sumber kesalahan lain berasal dari luar sistem dan tak dapat dikuasai sepenuhnya : 1) Gerak brown molekul udara yang dapat mempengaruhi penunjukkan alat-alat halus seperti galvanometer. 2) Fluktuasi tegangan listrik yang tak teratur yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran dengan alat-alat ukur listrik. 3) Landasan (meja, lantai, atau dudukan lain) alat yang bergetar akibat lalu lintas atau sumber lain. 4) Noise atau bising pada rangkaian elektronika. 5) Latar belakang radiasi kosmos pada pengukuran dengan pencacah radioaktif. 3. Jenis Sumber Ralat a. Sumber Ralat Subyek Sumber ralat yang disebabkan oleh pengamat atau pelaku pengukuran. 1) Pemakaian alat dengan cara yang salah. Misalnya kesalahan pengkalibrasian pada awal percobaan, sehingga berpengaruh pada hasil akhir pengukuran. 2) Keterbatasan fisik pengamat (misal: menggunakan kacamata, sehingga hasil pembacaan skala pada alat ukur mungkin saja berbeda dengan pengamat lain yang tidak menggunakan kacamata). 3) Efek psikologis (harapan hasil sesuai dengan dugaan). Misalnya sebelum melakukan eksperimen, praktikan telah mengetahui tentang hasil percobaan menurut teori yang ada, sehingga pada saat melakukan percobaan praktikan cenderung terpengaruhi oleh hasil sesuai teori dan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Kemudian dipengaruhi juga dengan kondisi praktikan, mungkin pada saat melakukan percobaan dalam kondisi kelelahan dan banyak pikiran. Hal semacam itu tentu saja dapat mempengaruhi hasil ukur/hasil percobaan 4) Adanya waktu reaksi. Misalnya pada saat pengukuran gravitasi dengan menggunakan bandul matematis, pada saat pelapasan bandul dan pencatatan waktu dengan menggunakan stopwatch tentu tidak tepat secara bersamaan
AU KD1 pfisikafkipuns Page 7

sehingga ada waktu reaksi antara pelepasan bandul dengan pemencetan stopwatch. b. Sumber Ralat Obyek Sumber ralat yang disebabkan oleh obyek yang diukur dan lingkungan pengukuran. 1) Pengaruh faktor luar/lingkungan. Misalnya: suhu ruangan pada saat dilakukan percobaan sedang tidak stabil/berubah, tekanan, kemudian adanya goncangan pada saat melakukan percobaan. 2) Obyek berubah karena pengaruh alat ukur. Misal adanya kapasitor dalam probe pada osciloscope, deformasi benda akibat penggunaan mikrometer. 3) Obyek tidak seuniform yang diperkirakan. c. Sumber Ralat Alat 1) Alat (alat ukur, alat yang berkaitan dengan obyek dan alat penunjang) seperti salah pengkalibrasian. 2) Mempunyai watak non linear. 3) Dipengaruhi faktor luar. Misal: sensitivitas voltmeter berubah karena suhu, metermeter listrik dipengaruhi oleh medan magnet d. Sumber Ralat Metode 1) Model teori terlalu sederhana. Misalnya: pada percobaan hukum Ohm, dengan V=I.R. R atau hambatan hanya dianggap terdapat pada satu resistor saja, padahal pada kawat atau kabel tentunya juga memiliki hambatan. Sehingga cara yang tepat untuk menangani hal ini adalah mencari hambatan yang paling kecil (pada kabel/kawat penghantar) dan V atau tegangan yang besar. Selain itu, pada percabaan hukum Hooke, F=k.l. Sebaiknya sebelum melakukan percobaan harus mengetahui terlebih dahulu elastisitas bahan/pegas. Pegas mempunyai batas elastisitas. Bila m yang diberikan belum memenuhi batas elastisitas bawah, maka belum berubah sampai batas elastisitas atas. 2) Rumus-rumus pendekatan yang mengabaikan variabel fisis tertentu atau sukusuku orde yang lebih tinggi. Misal pada deret harmonik yang mempunyai suku banyak. y= + . + + .. Nilai y dapat diperkecil dengan cara memperkecil teta (). Dengan demikian sin = . Untuk memperoleh nilai sin mendekati atau sama dengan menggunakan sudut kecil, maksimal sudut yang dipergunakan 10. Dalam hal ini, semakin akurat jika mendekati 0. 3) Pembulatan perhitungan. Aturan pembulatan perhitungan sebenarnya dapat merugikan hasil pengukuan, karena dengan adanya aturan tersebut berarti hasil perhitungan yang digunakan tidak sesuai dengan hasil yang sebenarnya. Namun, dengan adanya aturan pembulatan angka dapat mempermuah dalam pembacaan hasil pengukuran. 4) Metode percobaan yang kurang tepat. 5) Teknik pengukuran (misal cara pembacaan meter, penggunaan meter Beberapa sumber ketidakpastian yang mungkin dalam pengukuran, yaitu : a. Definisi yang tidak lengkap tentang besaran yang diukur b. Realisasi yang tidak sempurna dari definisi besaran yang diukur c. Penarikan sample yang tidak mewakili-sample yang diukur mungkin tidak mewakili besaran yang diukur dan telah didefinisikan.
AU KD1 pfisikafkipuns Page 8

d. Pengetahuan yang tidak cukup tentang efek dari kondisi lingkungan dalam pengukuran atau pengukuran dari kondisi lingkungan yang tidak sempurna. e. Kesubjektifan pengamat dalam pembacaan peralatan yang analog f. Ketetapan peralatan yang terbatas atau perbedaan ambang nilai g. Nilai yang tidak tetap dari standar pengukuran dan bahan-bahan yang digunakan h. Nilai yang tidak pasti dari konstanta dan parameter lain yang diperoleh dari sumber eksternal dan digunakan dalam algoritma pengurangan data i. Penaksiran dan perkiraan yang disatukan dalam metode dan prosedur pengukuran. j. Variasi nilai dari besaran yang diukur dalam percobaan yang berulang dan kondisi yang identik. Contoh penggunaan alat ukur lain dalam kehidupan sehari-hari : 1) Kuat arus listrik digunakan dalam bidang kelistrikan. 2) Penggunaan frekuensi untuk mengukur kedalaman suatu laut dengan menggunakan alat ukur sehinggan seorang peneliti tanpa harus mengukur secara langsung dengan menceburkan diri ke laut. 3) Penggunaan dongkrak hidrolik yang merupakan besaran turunan tekanan dalam pencucian mobil, sehingga mudah untuk mengangkat mobil kecil/besar. 4) Neraca duduk/ timbangan seperti leher angsa pada took-toko kelontong dan pasar memiliki nilai ketidakpastian (ralat) mungkin terjadi. Apabila seorang pembeli mengukur (menimbang) massa dari barang yang dibeli dan seorang penjual dengan menggunakan alat timbangan lain akan menghasilkan perbedaan nilai yang dihasilkan, karena dipengaruhi oleh beberapa penyebab, seperti: manusianya, alat yang digunakan, dan lingkungannya.

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 9

DAFTAR PUSTAKA Beckwith, Thomas, Lewis Buck and Marangoni Roy. 1987. Pengukuran Mekanis Jilid 1 Edisi Ketiga (terjemahan oleh Khusnul Hadi). Jakarta: Erlangga Cooper, William David. 1993. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta: Erlangga Djonoputro, B. Darmawan. 1984. Teori Ketidakpastian. Bandung: ITB http://alvinburhani.wordpress.com/2011/01/02/dasar-pengukuranketidakpastian/28September http://hyghostblue.blogspot.com/2010/teori-ralat.html http://kajianfisika.wordpress.com/category/metode-eksperimen-fisika/ JCGM/WG1 (Joint Committee For Guides in Metrology/Working Group 1). 2008. Evaluation of Measurement Data-guide to the Expression of Uncertainty In Measurement. dalam http://www.bipm.org/utils/common/documents/jcgm/ JCGM_100_2008_E.pdf-diakses-pada-22-09-2012 Morris, Alan. 1993. Principles of Measurement And Instrumentation 2nd ed. britain: redwood books. Muhammad Burhanudin, 2011, Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian dalam http://alvinburhani.wordpress.com/2011/01/02/dasar-pengukuran-ketidakpastian diakses tanggal 30 September 2012 Pendidikan Fisika FKIP Unlam,2011, Sumber-sumber Ketidakpastian dalam Pengukuran dalam http://pendfisikaunlam.blogspot.com/2011/12/sumber-sumberketidakpastian-dalam.html diakses tanggal 30 September 2012 Taylor, John Robert. 1939. An Introduction to Error Analysis / second edition. Sausalito, California: University Science Books. Waluyanti Sri.2008.Alat Ukur dan Teknik Pengukuran jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan :Departemen pendidikan Nasional

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 10

2. JENIS-JENIS KESALAHAN DALAM PENGUKURAN Untuk mencapai tujuannya, ilmu fisika sebagaimana ilmu-ilmu yang lain, bergantung pada pengamatan dan percobaan. Pengamatan terdiri dari pengkajian suatu gejala secara teliti dan krisis dengan mencatat dan menganalisis berbagai faktor dan keadaan yang tampaknya dapat mempengaruhi gejala itu. Saat melakukan pengukuran tidak ada yang menghasilkan ketelitian dengan sempurna. Akan tetapi sangat penting untuk mengetahui ketelitian yang sebenarnya dan hasil yang sebenarnya. Dalam mengukur suatu besaran fisika dapat digunakan beberapa alat ukur. Dalam menggunakan alat ukur tersebut, dituntut agar mampu memilih dan menggunakannya dengan benar. Selain itu, juga dituntut untuk membaca skala yang ditunjukkan oleh alat ukur secara benar. Namun kenyataannya, dalam menggunakan alat ukur tersebut, kemungkinan besar tidak didapatkan nilai benar. Nilai yang dilaporkan selalu mempunyai ketidakpastian yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran tersebut dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu : a. Kesalahan Kasar/ Umum (Mistakes/ Blunders) b. Kesalahan Sistematik (Systematic Error) c. Kesalahan Random/ Tak Terduga (Occidental Error) Berdasarkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kesalahan, kesalahan yang terjadi pada pengukuran dapat diklasifikasikan sebagai kesalahan karena alam (natural errors), kesalahan karena alat ( instrumental errors) dan kesalahan karena pengukur (personal errors). Kesalahan Umum / Kasar (Mistakes/Blunders/gross-errors) Kesalahan ini kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manusia. Diantaranya adalah kesalahan pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat dan pemakaian instrumen yang tidak sesuai dan kesalahan penaksiran. Kesalahan-kesalahan seperti ini sangat sulit dihindari, namun dapat dicegah dan diperbaiki. Ini terjadi karena keteledoran atau kebiasaan - kebiasaan yang buruk, seperti : pembacaan yang tidak teliti, pencatatan yang berbeda dari pembacaannya, penyetelan instrumen yang tidak tepat. Misalnya pada voltmeter yang sudah dikalibrasi dengan baik dapat menghasilkan pembacaan yang salah bila dihubungkan antara dua titik di dalam sebuah rangkaian tahanan tinggi, sedangkan bila voltmeter dihubungkan ke sebuah rangkaian yang tahanannya rendah, pembacaannya bisa berlainan tergantung jenis voltmeter yang digunakan. Kesalahan-kesalahan seperti ini tidak dapat dinyatakan secara matematis tetapi hanya dapat dihindari dengan melakukan pembacaan yang cermat dan juga pencatatan data pengukuran yang benar. Hasil yang baik memerlukan pembacaan lebih dari satu kali atau mungkin dengan pengamat yang berbeda.

Gambar 5.a. Pembacaan yang salah


AU KD1 pfisikafkipuns

Gambar 5.b. Pembacaan yang benar


Page 11

Gambar 6. Pengenolan meter yang tidak tepat Kesalahan kasar timbul salah satunya dilakukan oleh pensurvei (surveyor). Kesalahan ini dapat disebabkan karena pengamat kurang terampil dalam menggunakan alat ukur, posisi mata saat membaca skala yang tidak benar dan kekeliruan dalam membaca skala.

Gambar 7. Cara pembacaan skala Untuk dapat menghindari kesalahan ini dapat dilakukan hal sebagai berikut : a. melakukan pengukuran lebih dari satu kali b. memeriksa secara teliti seluruh tinggi yang menjadi target survei c. melakukan pembacaan berulang dan memeriksa konsistensi hasil bacaan yang layak d. memverifikasi/mengkonfirmasi data yang dicatat dengan membaca ulang hasil bacaan e. mengulang seluruh pengukuran secara mandiri dan periksa konsistensinya f. menggunakan cek geometri atau aljabar sederhana, seperti membandingkan jumlah tiga sudut yang diukur pada bidang segitiga dengan 180o. g. melakukan pengukuran oleh beberapa pengamat, sesuai dengan tugasnya masingmasing h. pengukuran dengan model dan teknik tertentu. Kesalahan Sistematis (Systematic Error) Kesalahan ini disebabkan oleh kekurangan-kekurangan pada instrumen sendiri. Seperti kerusakan atau adanya bagian-bagian yang aus dan pengaruh lingkungan terhadap peralatan atau pemakai. Kesalahan ini merupakan kesalahan yang tidak dapat dihindari dari instrumen, karena struktur mekanisnya. Contoh : gesekan beberapa komponen yang bergerak terhadap bantalan dapat menimbulkan pembacaan yang tidak tepat. Tarikan pegas (hairspring) yang tidak teratur, perpendekan pegas, berkurangnya tarikan karena penanganan yang tidak tepat atau pembebanan instrumen yang berlebihan. Ini semua akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan. Selain dari beberapa hal yang sudah disinggung di atas masih ada lagi yaitu kesalahan kalibrasi yang bisa mengakibatkan pembacaan instrumen terlalu tinggi atau terlalu rendah dari yang seharusnya. Cara yang paling tepat untuk mengetahui instrumen tersebut mempunyai kesalahan atau tidak yaitu dengan membandingkan dengan instrumen lain yang
AU KD1 pfisikafkipuns Page 12

memiliki karakteristik yang sama atau terhadap instrumen lain yang akurasinya lebih tinggi. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut dengan cara : (1) memilih instrumen yang tepat untuk pemakaian tertentu; (2) menggunakan faktor-faktor koreksi setelah mengetahui banyaknya kesalahan; (3) mengkalibrasi instrumen tersebut terhadap instrumen standar. Pada kesalahan-kesalahan yang disebabkan lingkungan, seperti : efek perubahan temperatur, kelembaban, tahanan udara luar, medan-medan maknetik, dapat dihindari dengan misalnya membuat pengkondisian udara (AC), penyegelan komponen komponen instrumen tertentu dengan rapat, pemakaian pelindung maknetik.

Gambar 8. Posisi pegas Jenis kesalahan sistematis ini umumnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Kesalahan-kesalahan instrumental yakni kekurangan-kekurangan dari instrument itu sendiri. Kesalahan ini disebabkan oleh kekurangan-kekurangan pada instrumen sendiri. Seperti kerusakan atau adanya bagian-bagian yang aus dan pengaruh lingkungan terhadap peralatan atau pemakai. Kesalahan ini merupakan kesalahan yang tidak dapat dihindari dari instrumen, karena struktur mekanisnya. Contoh : gesekan beberapa komponen yang bergerak terhadap bantalan dapat menimbulkan pembacaan yang tidak tepat. Tarikan pegas (hairspring) yang tidak teratur, perpendekan pegas, berkurangnya tarikan karena penanganan yang tidak tepat atau pembebanan instrumen yang berlebihan. Ini semua akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan. b. Kesalahan-kesalahan lingkungan, yakni yang disebabkan oleh keadaan-keadaan luar yang mempengaruhi pengukuran. Selain dari beberapa hal yang sudah disebutkan di atas masih ada lagi yaitu kesalahan kalibrasi yang bisa mengakibatkan pembacaan instrumen terlalu tinggi atau terlalu rendah dari yang seharusnya. Cara yang paling tepat untuk mengetahui instrumen tersebut mempunyai kesalahan atau tidak yaitu dengan membandingkan dengan instrumen lain yang memiliki karakteristik yang sama atau terhadap instrumen lain yang akurasinya lebih tinggi. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut dengan cara : (1) memilih instrumen yang tepat untuk pemakaian tertentu; (2) menggunakan faktor-faktor koreksi setelah mengetahui banyaknya kesalahan; (3) mengkalibrasi instrumen tersebut terhadap instrumen standar.

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 13

Umumnya kesalahan sistematis timbul dari alat ukur itu sendiri. Kesalahan sistematis dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain : a. Kesalahan titik nol yang telah bergeser dari titik yang sebenarnya b. Kesalahan kalibrasi, yaitu kesalahan yang terjadi akibat adanya penyesuaian pembubuhan nilai pada garis skala saat pembuatan alat. c. Kesalahan alat lainnya, misalnya : melemahnya pegas yang digunakan pada neraca pegas sehingga dapat memengaruhi gerak jarum penunjuk, dll. Contoh kesalahan yang termasuk dalam kesalahan sistematis, yaitu : 1. Kesalahan nol (Zero error) Ketika sedang tidak digunakan atau sedang tidak ada data, alat ukur seharusnya menunjukkan angka nol. Tetapi sering terjadi, misalnya pada amperemeter, pada saat tidak dialiri arus listrik, jarum berada di atas atau di bawah angka nol. Oleh karena itu, ketika alat ukur tersebut digunakan akan menimbulkan kesalahan. 2. Penskalaan yang tidak sempurna Lebar skala harus sama (konsisten) dan standart. Kebanyakan alat ukur sudah memenuhi syarat ini. Akan tetapi, dalam pembuatannya mungkin terjadi ketidaksempurnaan. Untuk menghindari kesalahan ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan, antara lain : a. melakukan kalibrasi alat secara benar sebelum menggunakan alat ukur b. mengoreksi hasil pengukuran Kesalahan Random / Tak terduga (Occidental Error) Kesalahan ini diakibatkan oleh penyebab yang tidak dapat langsung diketahui. Antara lain sebab perubahan-perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak. Pada pengukuran yang sudah direncanakan kesalahan - kesalahan ini biasanya hanya kecil. Tetapi untuk pekerjaan - pekerjaan yang memerlukan ketelitian tinggi akan berpengaruh. Contoh misal suatu tegangan diukur dengan voltmeter dibaca setiap jam, walaupun instrumen yang digunakan sudah dikalibrasi dan kondisi lingkungan sudah diset sedemikian rupa, tetapi hasil pembacaan akan terjadi perbedaan selama periode pengamatan. Untuk mengatasi kesalahan ini dengan menambah jumlah pembacaan dan menggunakan cara-cara statistik untuk mendapatkan hasil yang akurat. Alat ukur listrik sebelum digunakan untuk mengukur perlu diperhatikan penempatannya / peletakannya. Ini penting karena posisi pada bagian yang bergerak yang menunjukkan besarannya akan dipengaruhi oleh titik berat bagian yang bergerak dari suatu alat ukur tersebut. Oleh karena itu letak penggunaan alat ukur ditentukan seperti pada tabel 1-6. Tabel 1 Posisi alat ukur waktu digunakan Letak Tanda Tegak Datar Miring (misalkan dengan sudut 600) < 600

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 14

Selain kesalahan yang timbul dari pensurvei dan alat ukur, kesalahan juga dapat timbul dari lingkungan sekitar saat terjadi pengukuran, keslahan ini disebut dengan kesalahan random atau kesalahan tak terduga. Kesalahan random dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain : a. getaran udara atau undulasi b. kondisi tanah tempat berdiri alat c. kecepatan udara atau kondisi atmosfer d. perubahan suhu saat pengukuran Cara menghindari kesalahan ini, antara lain : a. Menggunakan alat presisi tinggi b. Waktu pengambilan data : pagi 07.00-11.00, sore 14.00-17.00 c. Alat ukur dipayungi d. Menggunakan metode pengolahan data tertentu, misalnya grafis, bouwditch, perataan, dan kuadrat terkecil

DAFTAR PUSTAKA Bang Taka, 2011, Mikrometer OD dalam http://catatan-piper-comex.blogspot.com/ 2011/10/ micrometer-od.html?m=0 diakses pada tanggal 30 September 2012 Budiyanto, 2012, Macam-macam kesalahan pengukuran dalam http://budisma.web.id/materi/sma/fisika-kelas-x/macam-macam-kesalahanpengukuran/ diakses pada tanggal 30 September 2012 Civil Engineering, 2012, Kesalahan-Kesalahan dalam Pengukuran dalam http://belajarteknik-sipil.blogspot.com/2010/03/kesalahan-kesalahan-dalam-pengukuran.html diakses pada tanggal 30 September 2012 Frick, Heinz. 1985. Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Kanisius http://arryprasetya.blogspot.com/2011/03/konsep-pengukuran-kesalahan-dan.html http://belajargeomatika.wordpress.com/2010/12/05/macam-macam-kesalahan-typesof-error/ http://belajar-teknik-sipil.blogspot.com/2010/03/kesalahan-kesalahan-dalampengukuran.html http://budisma.web.id/materi/sma/fisika-kelas-x/macam-macam-kesalahanpengukuran/ http://dinafitriana180588.blogspot.com/2012/02/jenis-jenis-kesalahan-dalampengukuran.html http://kamusq.blogspot.com/2012/05/kesalahan-pengukuran-jenis-jenis-salah.html http://ml.scribd.com/doc/68066588/3/Jenis-Jenis-Kesalahan http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/perlakuan-datahasil/kesalahan-dalam-pengukuran/ http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150255375123400 Tim Fisika. 2008. Fisika 1A. Jakarta : Grasindo

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 15

3.

ISTILAH ISTILAH DALAM PENGUKURAN

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan sebagai patokan. Dalam fisika, pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran yang sangat teliti sangat dibutuhkan dalam fisika agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat. Namun bagaimanapun juga ketika kita mengukur suatu besaran fisis dengan menggunakan instumren, tidaklah mungkin untuk mendapatkan nilai benar X0, melainkan selalu terdapat ketidakpastian. ( Tipler: 1998) Dalam pengukuran yang lebih kompleks dikenal istilah instrumentasi dan sistem pengukuran. Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti/device yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian, dalam suatu sistem yang lebih kompleks. Secara umum intrumentasi mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai alat pengukur, alat analisa dan alat kendali. Sedangkan Sistem Pengukuran merupakan gabungan aktivitas, prosedur, alat ukur, perangkat lunak, dan subjek yang bertujuan untuk mendapatkan data pengukuran terhadap karakteristik yang sedang di ukur. Pengukuran dimanfaatkan sebagai sarana untuk mendapatkan data guna mengambil keputusan perlu atau tidaknya adjusting proses manufaktur, dan sarana untuk menentukan keterkaitan antara 2 variabel atau lebih. (Intandh:2011) Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia nyata. Sedangkan alat pengukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Namun, seluruh alat pengukur dapat terkena error peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi. Sistem pengukuran sangat dibutuhkan dalam ilmu refrigerasi dan tata udara, karena hasil pengukuran merupakan suatu acuan dalam menentukan baik atau tidaknya sistem refrigerasi yang ada, bahkan untuk instalasi sistem refrigerasi pun memerlukan pengukuran. Ada beberapa kategori sistem pengukuran, di antaranya : (Intandh:2011) 1. Sistem Pengukuran Listrik 2. Sistem Pengukuran Panjang 3. Sistem Pengukuran Waktu 4. Sistem pengukuran Berat

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 16

A Akurasi Akurasi menyatakan seberapa dekat nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya atau nilai yang dianggap benar xo. Jika tidak ada data sebenarnya atau nilai yang dianggap benar tersebut maka tidak mungkin untuk menentukan berapa akurasi pengukuran tersebut. Akurasi pengukuran atau pembacaan adalah istilah yang sangat relatif. Akurasi didefinisikan sebagai beda atau kedekatan antara nilai yang terbaca dari alat ukur dengan nilai sebenarnya. Dalam eksperiman, nilai sebenarnya yang tidak pernah diketahui diganti dengan suatu nilai standar yang diakui secara konvensional. (Intandh: 2011) Secara umum akurasi sebuah alat ukur ditentukan dengan cara kalibrasi pada kondisi operasi tertentu dandapat diekspresikan dalam bentuk plus-minus atau presentasi dalam skala tertentu atau pada titik pengukuran yang spesifik. Semua alat ukur dapat diklasifikasikan dalam tingkat atau kelas yang berbeda-beda, tergantung pada akurasinya. Sedang akurasi dari sebuah sistem tergantung pada akurasi Individual elemen pengindra primer, elemen skunder dan alat manipulasi yang lain. Alat Ukur Merupakan perangkat untuk menentukan nilai atau berasan dari suatu kuantitas atau variabel fisis, misalnya mistar untuk mengukur panjang benda, stopwatch mengukur waktu. (Muhamad Burhanudin: 2011) Angka Penting Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, terdiri atas angka-angka pasti dan angka-angka terakhir yang ditaksir (angka taksiran), misalnya 1,300 x 103 memiliki 4 angka penting yaitu 1, 3, 0 dan 0. (Icank: 2011) C Cacah Terkecil Adalah beda antara terkecil antara dua penunjukkan yang dapat dideteksi atau dibaca pada skala instrumen (bergantung jarak pembagian). Cuplikan adalah bagian dari populasi. Suatu himpunan nilai, yang didapat secara eksperimen, berjumlah tertentu, mewakili suatu populasi nyata atau secara tepat lebih besar. D Data adalah unsur-unsur informasi yang didapatkan dari eksperimen Daerah (range) adalah perbedaan antara hasil terbesar dengan hasil terkecil. Daya pindah (Resolution) adalah perubahan terkecil dari besaran yang diukur pada instrumen (alat ukur) saat instrumen masih memberikan respon terhadap pengukuran. Deviasi ( Resiual) adalah perbedaan antara hasil tunggal dengan nilai rata-rata dari hasil, semua untuk kuantitas percobaan yang sama. Deviasi rata-rata (Probable eror) adalah jumlah dari deviasi mutlak dibagi oleh banyaknya deviasi mutlak yang ada. Ada kemungkinan yang sama, di mana suatu deviasi tertentu akan lebih besar atau lebih kecil dari nilai ini.
AU KD1 pfisikafkipuns Page 17

Deviasi standar (Kesalahan kuadrat rata-rata) adalah akar kuadrat dari deviasi kuadrat rata-rata. Bilangan ini menyatakan ketepatan pengukuran umum dari suatu data cuplikan. Dispersi (penyebaran) adalah suatu keadaan dimana hasil-hasil terletak disekitar nilai rata-rata. F Final Control Element (FCE) atau aktuator Adalah perangkat yang menerima sinyal dari kontroler untuk secara langsung mempengaruhi proses. Contoh : Kontrol valve, speed variabel motor listrik, dsbnya G Gangguan Merupakan sinyal yang cenderung mengganggu nilai output sistem. Jika gangguan bangkit di dalam sistem maka disebut gangguan internal, sedangkan gangguan eksternal dihasilkan dari luar sistem. H Hysteresis Perbedaan output yang terjadi antara pemberian input menaik dan pemberian input menurun dengan besar nilai input sama. Hysteresis merupakan salah satu indikator repeatability. (Intandh: 2012) I Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti/device yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian, dalam suatu system yang lebih kompleks. Secara umum intrumentasi mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai alat pengukur, alat analisa dan alat kendali. (Bangun Pane: 2010) J Jangkauan Beda modulus antara dua batas rentang nominal dari alat ukur. Contoh : Rentang nominal 15V sampai 15 Volt. Jangkauan 30V. K Kalibrasi merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Kalibrasi dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dengan bahan acuan yang tersertifikasi. Dengan kata lain, kalibrasi merupakan proses verifikasi bahan suatu akurasi alat-ukur sesuai dengan rancangannya. Kehandalan Kesanggupan alat ukur untuk melaksanakan fungsi yang diisyaratkan untuk suatu periode yang ditetapkan. Keluaran Keluaran atau output adalah tanggapan sebenarnya yang didapatkan dari suatu sistem pengukuran.
AU KD1 pfisikafkipuns Page 18

Kemampubacaan Seberapa teliti kemampuan instrument dapat dibaca (instrumen dengan skala 100 cm mempunyai readability lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen berskala 50 cm). Kepekaan (sensitivitas) Adalah ukuran minimal yang masih dapat dikenali oleh alat ukur atau instrumen. Kesalahan Beda aljabar antara nilai ukuran yang terbaca dengan nilai sebenarnya dari objek yang diukur. Perubahan pada reaksi alat ukur dibagi oleh hubungan perubahan aksinya.(Intandh:2011) Kesalahan Ambang (Bias Error) Yaitu selisih antara hasil rata-rata dari banyak pengukuran dengan nilai benar. (Febri Irawanto:2011) Kesalahan Random Karakteristik dari kesalahan random adalah membuat hasil percobaan terlalu besar atau terlalu kecil. Kesalahan random tidak dapat dihindari tetapi dapat diminimalisir dengan mengulang eksperimen beberapa kali dan merata-ratakan hasilnya. (Icank:2011) Ketepatan Adalah ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang secara berulang dari pengulangan pengukuran yang dilakukan. Atau merupakan suatu ukuran tingkatan yang menunjukkan perbedaan hasil pengukuran pada pengukuran yang dilakukan secara berurutan. Presisi menyatakan seberapa dekat nilai hasil dua kali atau lebih pengulangan pengukuran. Semakin dekat nilai-nilai hasil pengulangan pengukuran maka semakin presisi pengukuran tersebut. Kedekatan nilai-nilai pengukuran individual yang didistribusikan sekitar nilai rata-ratanya atau penyebaran nilai pengukuran individual dari nilai rata-ratanya. Alat ukur yang mempunyai presisi yang bagus tidak menjamin bahwa alat ukur tersebut mempunyai akurasi yang bagus. (Marthen Kanginan : 2007) Ketertelusuran Terkaitnya hasil pengukuran pada standar nasional/internasional melalui peralatan ukur yang kinerjanya diketahui, standar-standar yang dimiliki laboratorium tempat pengukuran dilakukan dan kemampuan personil laboratorium tersebut. (Intandh:2011) Ketidak-pastian (Uncertainly) adalah besanya eror yang tidak bisa dikoreksi dengan kalibrasi.(Red Angel, 2011). Menurut (Thomas dkk, 1987:249) ketidak-pastian merupakan kesalahan yang mungkin atau suatu dugaan daerah kesalahan. Walaupun hasil suatu pengukuran tidak diketahui, kesalahan merupakan bilangan tertentu. Sebaliknya ketidakpastian adalah suatu daerah dimana kesalahan itu mungkin terjadi. Ketidakpastian Pengukuran Perkiraan atau taksiran rentang dari nilai pengukuran di mana nilai sebenarnya dari besaran objek yang diukur terletak. Ketidakpastian dapat dibedakan menjadi dua : - Ketidakpastian mutlak; suatu nilai ketidakpastian yang disebabkan karena keterbatasan alat ukur itu sendiri. - Ketidakpastian relatif; ketidakpastian yang dibandingkan dengan hasil pengukuran. (M.Burhanudin:2011) Koreksi Suatu harga yang ditambahkan secara aljabar pada hasil dari alat ukur untuk memberi kompensasi penambahan pada kesalahan sistematik.
AU KD1 pfisikafkipuns Page 19

Kalibrasi Alat atau peneraan adalah mencocokkan harga-harga standar (atau yang dianggap benar). Hal ini dilakukan untuk membuktikan keandalan aatau keakuratan hasil suatu sistem pengukuran. Pada saat persiapan suatu sistem tersebut untuk pengukuran suatu besaran yang diketahui dari kuantitas masukan dasar diberikan sebagai ucapan ke detector-transduser dan perilaku sistem harus diamati. (Thomas dkk, 1987:10). Kemampubacaan adalah seberapa teliti skala suatu instrument dapat dibaca. Kesalahan (eror) adalah angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur. (Irsan, 2011). Ketelitian (Presisi) adalah kemampuan proses pengukuran untuk mendapatkan hasil yang sama, khususnya pada pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.(Kamajaya. 2007) Ketepatan atau akurasi adalah kesesuaian antara hasil pengukuran dan nilai yang sebenarnya. L Linearitas Hubungan antara output dan input dapat diwujudkan dalam persamaan garis lurus. Linearitas sangat diinginkan karena segala perhitungan dapat dilakukan dengan mudah jika sensor dapat diwujudkan dalam persamaan garis lurus. M Masukan Masukan atau input adalah rangsangan dari luar yang diterapkan ke sebuah sistem untuk memperoleh tanggapan tertentu dari sistem pengukuran. Masukan juga sering disebut respon keluaran yang diharapkan.(Intandh: 2011) Median adalah nilai tengah dari sederetan data yang menyatakan suatu bilangan. Beberapa data berada di salah satu pihak dari median dan data lainnya berada pada pihak lain. Mode adalah hasil yang paling sering terjadi. Mungkin terjadi lebih dari satu mode. N Nilai Skala Terkecil Suatu nilai sekala terkecil yang tidak bisa dibagi-bagi lagi. (M.Burhanudin:2011) Nilai sebenarnya atau nilai nyata adalah besaran nyata dari benda yang diukur. P Pengukuran Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka atau kuantitatif. Jadi mengukur adalah suatu proses mengaitkan angka secara empirik dan objektif pada sifat-sifat objek atau kejadian nyata sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek atau kejadian yang diukur. Berdasarkan cara memperoleh besaran yang diinginkan, metode pengukuran dapat dibedakan menjadi: - Pengukuran langsung; pengukuran dilakukan langsung untuk mendapatkan nilai besaran yang diinginkan.
AU KD1 pfisikafkipuns Page 20

- Pengukuran tidak langsung; pengukuran suatu besaran dilakukan secara tidak langsung, melalui besaran lain untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pengukuran ini didasarkan pada hubungan empiris antara besaran yang diukur dan hasil yang diinginkan. (Febri Irawanto:2011) Pengukuran Tunggal Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya satu kali saja, adapun ketidakpastian pada pengukuran tunggal ditetapkan sama dengan setengah sekala terkecil. Presisi Istilah untuk menggambarkan tingkat kebebasan alat ukur dari kesalahan acak. Jika pengukuran individual dilakukan berulang-ulang, maka sebaran hasil pembacaan akan berubah-ubah disekitar nilai rata-ratanya.Presisi tinggi dari alat ukur tidak mempunyai implikasi terhadap akurasi pengukuran. Alat ukur yang mempunyai presisi tinggi belum tentu alat ukur tersebut mempunyai akurasi tinggi. Akurasi rendah dari alat ukur yang mempunyai presisi tinggi pada umumnya disebabkan oleh bias dari pengukuran, yang bisa dihilangkan dengan kalibrasi.Dua istilah yang mempunyai arti mirip dengan presisi adalah repeatability dan reproducibility. Repeability digunakan untuk menggambarkan kedekatan keluaran pembacaan bila dimasukkan yang sama digunakan secara berulang-ulang pada periode waktu yang singkat pada kondisi dan lokasi pengukuran yang sama, dan dengan alat ukur yang sama. Reproducibility digunakan untuk menggambar kedekatan keluaran pembacaan bila masukan yang sama digunakan secara berulang-ulang. Persamaan pada keduanya adalah menggambarkan sebaran keluaran pembacaan induvidual untuk masukan yang sama. Sebaran akan mengacu pada repeatability bila kondisi pengukurannya tetap, dan akan mengacu reproducibility kondisi pengukurannya berubah. Derajat repeatability dan reproducibility dalam pengukuran hanya merupakan alternatif untuk mengekspresikan presisi dari sebuah alat ukur.(Intandh:2011) Perambatan ketidakpastian Jika suatu variable merupakan fungsi dari variable lain yng disertai oleh ketidakpastin, maka variable ini akan diserti pula oleh ketidakpastian. Hal ini disebut sebagai permbatan ketidakpastian. Untuk jelasnya, ketidakpastian variable yang merupakan hasil operasi variabel-variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian akan disajikan dalam tabel berikut ini. Misalkan dari suatu pengukuran diperoleh (a a) dan (b b). Kepada kedua hasil pengukuran tersebut akan dilakukan operasi matematik dasar untuk memperoleh besaran baru. (M.Burhanudin:2011) Primary Sensing Element (PSE) Adalah sebuah perangkat yang secara langsung merasakan variabel proses dan menterjemahkan besaran yang dirasakan menjadi representasi analog (tegangan listrik, arus, resistansi, kekuatan mekanik, gerakan dll). Contoh termokopel, termistor, bourdon tube, sel electrokimia, microfon, accelerometer. Plant Adalah merupakan objek fisik yang dikendalikan, yang dapat berupa peralatanperalatan yang mempunyai tugas masing-masing dan mempunyai tujuan yang sama. Proses Adalah sistem fisika yang diusahakan untuk diukur atau dikontrol. Proses Variabel Adalah kuantitas spesifik yang kita ukur dalam proses. Kuantitas tersebut dapat berupa besaran phisik atau besaran kimia. Tekanan, temperatur, flow dan level adalah
AU KD1 pfisikafkipuns Page 21

variabel fisik; sedangkan kandungan oksigen dan nilai pH adalah variabel-variabel kimia. Pembetulan adalah revisi yang diberikan untuk nilai yang ditunjukan, yang diperkirakan memperbaiki kebergunaan hasilnya. Revisi ini bisa berbentuk faktor penambah atau pengali atau keduanya. Pengukuran cuplikan banyak adalah pengukuran berulang-ulang dari kuantitas yang diberikan dengan menggunakan kondisi uji yang berubah-ubah. Pengukuran cuplikan tunggal adalah pembacaan tunggal atau pembacaan berurutan yang diambil pada kondisi yang identik kecuali waktu. Penyimpangan merupakan perbedaan antara dua nilai yang ditunjukan atau hasil yang ditentukan dari nilai sebenarnya yang dianggap tepat. Populasi (Universe) adalah kumpulan data, baik berjumlah tertentu maupun tak terbatas, semuanya dianggap mewakili kuantitas yang sama. Presentasi deviasi standar adalah perbandingan antara deviasi standar dengan deviasi rata-rata, dinyatakan dalam persentase. (Thomas G. Beckwith, N. Lewis Buck, Roy D. Marangoni. 1987) R Range sinyal Menggambarkan batasan sinyal yang berhubungan dengan instrumen input ataupun instrumen output. Batasan sinyal terendah dari suatu sinyal input adalah kuantitas instrumen terendah yang diukur, sedangkan batasan maksimumnya adalah nilai tertinggi. Contoh : Suatu proses mempunyai batas atau range tekanan dari 100 kPa sampai 500 kPa, maka alat instrumen tersebut tidak dapat digunakan untuk mengukur nilai dibawah 100kPa ataupun diatas 500 kPa.(Bangun Pane:2010) Rentang ukur Besar daerah ukur antara batas ukur bawah dan batas ukur atas. Repeatabilitas Kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil yang sama dari proses pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dan identik. Resolusi Perubahan terkecil dari besaran yang diukur, dimana alat ukur masih memberikan tanggapan. Besar pernyataan dari kemampuan peralatan untuk membedakan arti dari dua tanda harga atau skala yang paling berdekatan dari besaran yang ditunjukkan. Rata-rata adalah penjumlahan hasil-hasil dibagi dengan banyaknya hasil . ini dianggap pendekatan terbalik terhadap nilai sesungguhnya dari suatu pengukuran. S Sensitivitas Perbandingan keluaran terhadap perubahan besaran yang diukur atau rasio antara sinyal keluaran atau respon instrumen terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur. Suatu alat yang peka akan memberikan tanggapan atau respon yang besar jika besaran yang diukur mengalami perubahan sedikit. Perbandingan pergerakan linier y dengan pergerakan variabel x. (Intand:2011)
AU KD1 pfisikafkipuns Page 22

Set Point Adalah nilai dimana diinginkan proses variabel harus dipertahankan. Dengan kata lain adalah target nilai dari variabel proses. (Bangun Pane:2010) Sensor Bagian atau elemen dari alat ukur yang secara langsung berhubungan dengan objek yang terukur. Sistem Adalah gabungan komponen-komponen yang bekerja sama dalam melakukan tujuan tertentu. Sistem tidak terbatas pada benda-benda fisik saja, konsep sistem dapat digunakan pada benda-benda abstrak dan fenomena dinamik. Spesifikasi Dinamis Menunjukkan seberapa baik respon sensor terhadap perubahan pada inputnya secara kontinyu dan teratur.(Intandh:2011) Span Adalah selisih aljabar antara nilai range teratas dengan range terendah. Span input dan output dari suatu instrument berhubungan langsung dengan range input ataupun range output. (Bangun Pane:2010) Standar Alat Ukur Tiap besaran yang diukur selalu dinyataka dalam satuan ukur tertentu. Standar satuan yang paling umum dipakai adalah satuan SI (Sistem Internasional, asal kata: System International) (Febri Irwanto:2011) T Transduser Bagian dari alat ukur untuk mengubah atau mengkonveksikan suatu bentuk energi atau besaran fisik yang diterimanya kedalam bentuk energi yang lain atau unit pengalih sinyal, sehingga mudah diolah oleh peralatan berikutnya. Suatu contoh mengubah sinyal gerakan mekanis menjadi energi listrik yang terjadi pada peristiwa pengukuran getaran. Terkadang antara transmiter dan tranduser dirancukan, keduanya memang mempunyai fungsi serupa. Transduser lebih bersifat umum, namun transmiter pemakaiannya pada sistem pengukuran. Tag Number Adalah 8 karakter huruf atau angka yang berfungsi sebagai tanda atau identifikasi suatu transmiter, sensor ataupun peralatan instrument yang lain. (Bngun Pane:2010) Transmitter Adalah sebuah perangkat yang menterjemahkan sinyal yang dihasilkan oleh element pengindera primer menjadi sinyal instrumentasi standart seperti arus listrik DC 4-20mA yang mungkin kemudian disampaikan ke perangkat indikator, sebuah perangkat pengendali atau keduanya. (Intandh:2011) Z Zero Adalah nilai terendah suatu sinyal input atau output, meskipun nilainya tidak nol. (Bangun Pane:2010)

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 23

DAFTAR PUSTAKA Angel, Red. 2011. Konsep dasar Pengukuran. http://red-patra.blogspot.com/2011/12/ konsep-dasar-pengukuran.html . diakses pada 30 September 2012. Anonim. 2010. Mikrometer sekrup dan Jangka sorong. http://henhanwanmlma. blogspot.com/2010/08/mikrometer-sekrup-dan-jangka-sorong.html . diakses pada 1 Oktober 2012. Bangun Pane. 2010. Istilah-istilah dalam Instrumentasi. http://www.blogger.com/ diakses pada tanggal 20 September 2012 Beckwith, Thomas G alih bahasa oleh Khusnul Hadi. 1987. Pengukuran Mekanis. Jakarta:Erlangga. Febri Irawanto. 2011. Alat Instrumentasi dan Pengukuran. http://febriirawanto. blogspot.com/ diakses pada tanggal 20 September 2012 FMIFA FISIKA. 2011. Pengukuran dan Ketidakpastian Dalam Pengukuran. http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150255375123400 diakses pada tanggal 23 September 2012 Icank Sibaly Jepot. 2011. Istilah dan Definisi dalam Pengukuran. http://www.scribd.com/ijepot diakses pada tanggal 20 September 2012 Intandh.2011. Sistem Pengukuran Dan Istilah-Istilah Dalam Sistem Pengukuran. http://belajar-refrigerasi.blogspot.com/ diakses pada tanggal 20 September 2012 Irsan. 2011. Istilah dan Definisi dalam Pengukuran. http://www.scribd.com/doc /66235825/Istilah-Dan-Defenisi-Dalam-Pengukuran diakses pada 30 September 2012. Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika. Jakarta : Grasindo Media Pratama. Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga Muhamad Burhanudin. 2011. Dasar Pengukuran dan Ketidakpastian. http://alvinburhani.wordpress.com/ diakses pada tanggal 20 September 2012 Red Angel. 2011. http://red-patra.blogspot.com/2011/12/konsep-dasarpengukuran.html diakses pada tanggal 2 September 2012 Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga Unad, LDTE. 2011. Istilah dalam Pengukuran. http://ldteunand.blogspot.com /2011/09/istilah-dalam-pengukuran.html . diakses pada 30 September 2012.

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 24

4.

TEKNIK-TEKNIK PELAPORAN HASIL PENGUKURAN

Fisika adalah ilmu pengetahuan eksperimental, dimana berupa ilmu yang memahami segala sesuatu tentang gejala alam melalui pengamatan atau observasi dan memperoleh kebenarannya secara empiris melalui panca indera. Dalam melakukan eksperimen tentu diadakan pengukuran terhadap objek yang diukur. Karena itu, pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses membangun konsep-konsep fisika. Hukum fisika dinyatakan sebagai hubungan matematis antara jumlah fisik. Pengamatan suatu gejala secara umum tidak lengkap apabila tidak ada data yang didapat dari hasil pengukuran. Dalam terjemahannya, Lord Kelvin (William Thomson) mengatakan bahwa bila Anda bisa mengukur apa yang Anda amati, dan mengekspresikannya dalam angka. Anda harus tahu tentang sesuatu hal itu, tetapi ketika Anda tidak dapat mengungkapkannya dalam angka, maka pengetahuan Anda adalah sedikit dan tidak memuaskan. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah disepakati, misalnya untuk mengukur panjang suatu tongkat maka dapat menggunakan meteran. Dalam hal ini besaran yang dibandingkan adalah panjang dari tongkat tersebut, sedangkan besaran pembandingnya adalah meteran. Meteran merupakan alat ukur besaran panjang yang satuannya telah disepakati. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu fenomena atau permasalahan secara kuantitatif. Dan jika dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya. Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numerik yang menunjukkan pola-pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari fenomena atau permasalahan tersebut. Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni: kuantitas atau nilai dan satuan. Setelah didapatkan hasil pengukuran, maka hasil dari pengukuran tersebut dilaporkan dalam bentuk suatu nilai. Nilai tersebut dapat ditentukan melalui 2 teknik, yaitu: a. Teknik Pelaporan pengukuran Tunggal b. Teknik pelaporan pengukuran Berulang a. Teknik pelaporan Pengukuran Tunggal Pengertian Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya satu kali saja, Adapun ketidakpastian pada pengkuran tunggal dapat dinyatakan dengan setengah skala terkecil alat ukur yang dipakai (x = x skala terkecil) Hasil pengukuran suatu besaran dilaporkan sebagai berikut : X= Xo x Keterangan: X : Nilai pendekatan terhadap nilai benar Xo x : Ketidakpastiannya. Contoh pengukuran tunggal: Pengukuran panjang pada mistar, jangka sorong dan micrometer sekrup.
AU KD1 pfisikafkipuns Page 25

Mistar Ketidakpastian mistar (x) adalah 0,05 cm atau 0,5 mm. Pada saat pengukuran ujung benda yang diukur berada pada kisaran 5,4 cm, maka besar x dilaporkan dalam tiga atau dua decimal karena x = 0,05 cm terdiri atas dua decimal. Hasil pengukuran dapat dilaporkan sebagai = (5,45 0,05) cm Artinya tidak diketahui dengan benar nilai dari panjang pensil, akan tetapi dapat ditentukan bahwa panjang pensil berada di sekitar 5,40 cm x = (5,45 0,05) cm dan 5,50 cm x = (5,45 + 0,05) cm. Jangkasorong Ketidakpastian jangka sorong (x) adalah 0,005 cm atau 0,05 mm. Pada saat pengukuran diameter benda skala utama pada 5,4 cm lebih, dan skala nonius garis berimpit membentuk garis lurus pada 25, maka skala nonius (25 x 0,005) cm = 0,125 cm sehingga x dilaporkan x = 5,4 cm + 0,125 cm x = 5,525 cm karena x jangka sorong 0,005 cm maka pelaporan hasil pengukuran adalah x = ( x x) x = (5,525 0,005) cm Mikrometersekrup Ketidakpastian micrometer sekrup (x) adalah 0,0005 cm atau 0,005 mm. Pada saat pengukuran diameter benda skala utama pada 5,4 mm lebih, dan skala nonius garis mendatar pada selubung luar pada garis ke-47. Maka skala nonius (47 x 0,005) mm = 0,235 mm sehingga x dilaporkan x = 5,4 mm + 0,235 mm x = 5,635 mm karena x micrometer sekrup 0,005 mm maka pelaporan hasil pengukuran adalah x = ( xo x) x = (5,635 0,005) mm b. Teknik Pelaporan Pengukuran Berulang Pengertian Dalam pengukuran sering didapatkan data yang tidak valid, oleh karena itu dilakukan pengukuran yang berulang agar didapat data yang lebih valid untuk memperkecil kesalahan hasil pengukuran. Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan secara berulang atau berkali-kali pada satu variable, dan memperoleh hasil yang berbeda-beda dalam setiap pengulangan pengukurannya. Ketidakpastian pengukuran berulang Pada pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan tidak lagi seperti pada pengukuran tunggal. Kesalahan Rentang merupakan salah satu cara untuk menyatakan ketidakpastian pada pengukuran berulang. Cara untuk melakukannya adalah sebagai berikut : a. Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variabel x, misalnya buah, yaitu x1,x2, ..., xn b. Cari nilai rata-ratanya yaitu: c. Tentukan Xmax dan Xmin dari kumpulan data X tersebut dan ketidakpastiannya dapat dituliskan :

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 26

d. Tuliskan hasilnya sebagai : X = Xrata-rata x Contoh Mengukur panjang pensil (10 kali), berapa panjang pensil itu? Pengukuran keHasil ukur (cm) 1 10,00 2 10,00 3 10,41 4 10,22 5 10,11 6 9,80 7 9,92 8 10,11 9 9,91 10 10,00

cm Hasil yang dilaporkan = (10,00 0,05) cm

Sumber-sumber ralat yang berpengaruh dalam melakukan pengukuran, antara lain: 1) Sumber ralat subyek (pengamat atau pelaku pengukuran) o Pemakaian alat dengan cara yang salah o Keterbatasan fisik pengamat o Efek psikologis o Adanya waktu reaksi 2) Sumber ralat obyek (obyek yang diukur) o Obyek berubah karena pengaruh alat ukur o Obyek tidak seragam atau berbeda 3) Sumber ralat alat (ralat yang berkaitan dengan alat penunjang dan alat ukur ) o Salah pengkalibrasian o Mempunyai watak non linier 4) Sumber ralat metode (model teori, metode pengukuran, teknik pengukuran) o Model teori terlalu sederhana o Pembulatan perhitungan o Metode percobaan yang kurang tepat o Teknik pengukuran 5) Sumber ralat yang lain o Lingkungan sekitar

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 27

DAFTAR PUSTAKA Budi,Arif.2012.PengukuranBerulang. http://ariefbudi16.blogspot.com/2012/03/ pengukuran-berulang.html. Diakses tanggal 1 Oktober 2012. Erdeka.2008.Dasar-dasar pengukuran dalam fisika.http://erdeka-okey.blogspot.com /2008/07/dasar-dasar-pengukuran-dalam-fisika_26.html.Diakses tanggal 1 Oktober 2012. Haza,Umi.2011.LaporanPengukuran Fisika. http://myislamblog.blogspot.com/2011/10/ laporan-pengukuran-fisika.html. Diakses tanggal 2 Oktober 2012. http://Dasar Pengukuran & Ketidakpastian _ MuhammadBurhanuddin.htm. diakses pada tanggal 2 Oktober 2012 pukul 14:30. http://Ketidakpastian-pengukuran.htm. diakses pada tanggal 2 Oktober 2012 pukul 14:30. Kanginan, Marten.2004.Fisika SMA Kelas X.Jakarta:Erlangga Praktis_belajar_fisika_SMA_X_Aip_S_dkk.pdf. diakses pada tanggal 2 Oktober 2012 pukul 14:30. Warsito, Adi. 2010. Laporan Hasil Pengukuran . dalam http://Adiwarsito. Wordpress.Com/Tag/Pengukuran/. Diakses tanggal 1 Oktober 2012

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 28

5. PERAMBATAN RALAT DAN ANGKA PENTING A. Perambatan Ralat Perambatan Kesalahan Perambatan kesalahan atau perambatan ralat merupakan metode sederhana untuk menentukan kesalahan sebuah nilai, dimana nilai tersebut dihitung dengan menggunakan dua atau lebih nilai terukur dan dengan menyertakan perkiraan kesalahan yang diketahui. Ralat dapat dipandang sebagai keadaan atau perilaku kesalahan atau nilai ketakpastian yang tidak dapat dihindari karena selalu ada keterbatasan usaha untuk memperkecil. Nilai ralat ini merupakan nilai yang muncul karena adanya keterbatasan ketelitian pengukuran. Penyebab ralat : keterbatasan kemampuan alat ukurnya Ketelitian dan keterpercayaan tergantung alat ukurnya: alat jelek : bisa disebut baik dan dipercaya bahkan tidak dipercaya alat baik : terlalu kasar Cara membuat hasil ukur baik: ralat relatifnya dibuat kecil, tanpa dengan menyiksa diri. Cara membuat ralat relatif menjadi kecil, diperkecil/dibuang ralat dari setiap sumbernya. Jenis Ralat 1. Ralat rambang Disebabkan karena pengukuran berulang. Cara memperkecil: dilakukan pengukuran banyak kali. Persamaannya: N= jumlah pengukuran; xi = pengukuran ke i

Gambar 9. Mengukur panjang pensil. 2. Ralat Sistematis Ralat yang muncul dari serentetan pengukuran yang dilakukan dengan cara yang sama dan menghasilkan nilai yang sama dapat dihilangkan. Salah satu ciri ralat sistematis adalah nilainya tetap, bisa dibuang. Ralat ini disebabkan oleh alat dan atau metode Cara membuang ralat sistematis: - Alat: ditera, diperbaiki, dievaluasi hasil ukurnya. Misalnya: pembacaan meter bensin harusnya 0 tapi 1 - Metode membuang ralat sistematis, misal: mengukur panjang tali pada ayunan matematis.

Gambar 10. Ayunan Matematis


AU KD1 pfisikafkipuns Page 29

3. Ralat kekeliruan tindakan Disebabkan keterbatasan kemampuan manusia sebagai pengukur. Dihilangkan dengan cara introspeksi 4. Ralat Acak (random): Ralat yang muncul dari serentetan pengukuran yang dilakukan dengan cara yang sama tetapi menghasilkan nilai yang berbeda hanya dapat diperkecil Sumber Ralat Sumber ralat merupakan Sumber-sumber yang menyebabkan munculnya kesalahan dalam pengukuran sehingga timbul nilai ketakpastian (ralat).Sumber-sumber ralat ini dipelajari dengan tujuan menghilangkan kesalahan sehingga nilai ketakpastian dapat diperkecil. Sumber ralat tersebut diantaranya : a. Subyek (Pengamat/Pelaku Pengukuran) Pemakaian alat dengan cara yang salah Keterbatasan fisik pengamat (missal menggunakan kacamata) Efek psikologis (harapan hasil sesuai dengan dugaan) Adanya waktu reaksi (misal pada pengukuran waktu) b. Obyek (Obyek yang diukur dan lingkungan pengukuran) Pengaruh faktor luar/lingkungan (misal suhu dan tekanan) Obyek berubah karena pengaruh alat ukur (misal adanya kapasitor dalam probe pada osciloscope dan deformasi benda akibat penggunaan mikrometer) Obyek tidak seuniform yang diperkirakan Alat (alat ukur, alat yang berkaitan dengan obyek dan alat penunjang) seperti Salah pengkalibrasian, Mempunyai watak non linear, Dipengaruhi faktor luar (misal: sensitivitas voltmeter berubah karena suhu dan meter-meter listrik dipengaruhi oleh medan magnet) c. Metode (model teori, Metode pengukuran, teknik pengukuran) Model teori terlalu sederhana Rumus-rumus pendekatan yang mengabaikan variabel fisis tertentu atau sukusuku orde yang lebih tinggi Pembulatan perhitungan Metode percobaan yang kurang tepat Teknik pengukuran (misal cara pembacaan meter dan penggunaan meter) Penjumlahan dan Pengurangan dalam Pengukuran Misalkan x, y, dan z adalah tiga nilai terukur dengan perkiraan kesalahan sebesar dx, dy, dan dz. Hasil dari tiga pengukuran dapat dituliskan dalam bentuk (1) dimana setiap perkiraan kesalahan bisa berupa skala terkecil dari alat ukur. Jika w merupakan nilai yang akan dihitung dari pengukuran di atas, maka akan didefinisikan menjadi (2) Bila perkiraan kesalahan dari x, y, dan z diketahui, maka kesalahan w dapat peroleh dengan menghitung turunan dari Pers (2) (3) Perhitungan dengan analisa statistik menunjukan bahwa dw merupakan akar kuadrat dari penjumlahan kuadrat dari perkiraan kesalahan :
AU KD1 pfisikafkipuns Page 30

(4) Kasus Penjumlahan (y = x1+x2+) dan Pengurangan (y = x1-x2 - )

Perkalian dan Pembagian dalam Pengukuran Luas dari persegi panjang dengan lebar w dan tinggi h adalah Bila kita mengukur lebar dan tinggi persegi panjang berikut harga perkiraan kesalahannya, maka kita akan mengetahui nilai w dw dan h dh sehingga kita dapat menghitung A dA. Untuk menentukan dA, pertama-tama kita dapat menggunakan kalkulus turunan untuk memperoleh turunan luas dari dA

(5) Seperti dalam penjumlahan dan pembagian, analisa statistik menunjukan pendekatan yang lebih baik dari fraksi kesalahan dari luas dA/A adalah (6) Perkalian (y = x1 x2 ) dan Pembagian (y= x1 / x2 / )

y/y adalah ketakpastian relatif, biasanya yang dibutuhkan adalah y Perkalian dengan konstanta (y = a x)

Eksponensial Logaritma natural Penyimpangan Persentase penyimpangan adalah salah satu metode untuk membandingkan nilai eksperimen dengan nilai yang diterima atau nilai literatur. Definisi dari persentase penyimpangan adalah (7) Sebagai contoh, pengukuran besar konstanta gravitasi g adalah 9,20 0,20 ms-2 dan nilai yang sudah diterima adalah 9,80 ms-2, maka persentase kesalahan adalah 6,1%. Kenyataan bahwa nilai yang sudah diterima sangat mendekati nilai eksperimen menunjukan bahwa sesuatu yang salah pada peralatan pengukuran, kemungkinan kesalahan sistimatik tidak dihilangkan.

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 31

Contoh soal : 1. Akan dicari luas suatu medium. Hasil pengukuran: Panjang P = 24,20,1 cm dan lebar L = 19,50,1 cm Jawab: Luas A = PL = 24,219,5 = 471,90 cm2

Maka A = 4723 cm2 2. Fokus f suatu lensa diukur dengan menggunakan persamaan

.Jika

diketahui S = 0,154 0,002 cm dan S = 0,382 0,002 cm. Berapa f beserta ketakpastiannya? Jawab:

Maka f = 0,110 0,001 cm B. Angka Penting Angka penting merupakan cara lain untuk menyatakan ketidakpastiaan hasil pengukuran. Misal hasil pengukuran yang dinyatakan sebagai nilai 27,49 cm. Pengambilan angka 9 dalam pengukuran sebenarnya merupakan hal yang masih diragukan. Hal tersebut terjadi, karena dalam keputusan penentuan angka 9 dapat terjadi mungkin angka 8 (sebagai angka 27,48) atau 0 (sebagai angka 27,50) sehingga angka terakhir diragukan karena penafsiran. Sedangkan tiga angka didepannya merupakan angka pasti. Dengan demikian dalam hasil pengukuran terdapat angka pasti dan angka angka meragukan. Keseluruan angka baik angka meragukan maupun pasti disebut angka berarti. Dalam memperkirakan hasil suatu pengukuran, perkiraan terbaik dapat dituliskan dengan angka penting serta ketidakpastianya sehingga jumlah angka desimal sesuai dengan perkiraan terbaik. Untuk penulisan perkiraan terbaik, mengikuti aturan angka penting sedangkan penulisan ketidakpastian mengikuti aturan jumlah desimal. Berikut aturan umum angka penting: 1. Angka yang bukan nol adalah angka penting, misal : 14569 = 5 angka penting, 2546 = 4 angka penting 2. Angka nol di sebelah kanan tanda desimal dan tidak diapit bukan angka nol bukan angka penting,
AU KD1 pfisikafkipuns Page 32

misal : 25,00 = 2 angka penting 25,000 = 2 angka penting 2500 = 4 angka penting ( mengapa ? sebab tidak ada tanda desimalnya) 2500,00 = 4 angka penting 3. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol atau setelah tanda desimal bukan angka penting. Misal : 0,00556 = 3 angka penting 0,035005 = 5 angka penting (karena angka nol diapit oleh angka bukan nol) 0,00006500 = 4 angka penting 4. Angka nol yang berada di antara angka bukan nol termasuk angka penting. Misal : 0,005006 = 4 angka penting 5. Dalam penjumlahan dan pengurangan angka penting, hasil dinyatakan memiliki 1 angka perkiraan dan 1 angka yang meragukan. Contoh : 1,425 + 2,56 = 3,985 dan hasilnya ditulis sebagai 3,99. Beberapa operasi nilai suatu besaran dari hasil pengukuran. Dalam masalah ini ada dua kaidah yang diragukan. Dalam penjumlahan (atau pengurangan), angka tidak berati pertama dari bilangan yang dijumlahkan (dikurangkan) menentukan letak angka tidak berarti pertama dari hasil penjumlahan (pengurangan). Dalam perkalian (pembagian), angak hasil perkalian (pembagian) harus memiliki angka berarti yang paling sedikit dari angka-angka yang dikalikan (dibagikan). Contoh: 1,008665 1,007276 1,007276 0,00054858 + 0,001389 1,007825 Angka tercetak tebal merupakan angka tidak berarti (diragukan). Contoh: (I) 25,340 + 5,465 + 0,322 = 31,127 ditulis sebagai 31,127 (5 angka penting) (II) 58,0 + 0,0038 + 0,00001 = 58,00281 ditulis menjadi 58,0 (III) 4,20 + 1,6523 + 0,015 = 5,8673 ditulis menjadi 5,87 (IV) 415,5 + 3,64 + 0,238 = 419,378 ditulis menjadi 419,4 Pada contoh (I) ditulis tetap karena kesemua unsur memiliki angka yang berada di belakang tanda desimal jumlahnya sama. Pada contoh (II) ditulis menjadi 58,0 karena mengikuti angka penting terakhir adalah angka yang diragukan kepastiannya. Pada contoh (III) ditulis menjadi 5,87 karena mengikuti aturan angka penting terakhirialah angka yang diragukan kepastiannya. Hal yang sama juga ditulis sebagaimana contoh (IV). Ternyata ada perkecualian sebagaimana contoh berikut yaitu 9,84 : 9,3 = 1,06 ditulis dalam aturan angka penting sebanyak 3 angka penting seharusnya menurut angka penting dalam perkalian/pembagian harus ditulis sebagai 1,1 (dalam 2 angka penting) tetapi perbedaan 1 di belakang tanda desimal pada angka terakhir 9,3 yakni 9,3 + 0,1 menggambarkan kesalahan sekitar 1% terhadap hasil pembagian (kesalahan 1% diperoleh dari 0,1:9,3 kemudian dikali seratus persen). Perbedaan dari penulisan angka penting 1,1 dari 1,1 + 0,1 menghasilkan kesalahan 10% (didapat dari 0,1 dibagi 1,1
AU KD1 pfisikafkipuns Page 33

kemudian dikali 100 persen). Berdasarkan analisis tersebut, maka ketepatan penulisan jawaban hasil bagi menjadi 1,1 jauh lebih rendah dibandingkan dengan menuliskan jawabannya menjadi 1,06. Jawaban yang benar dituliskan sebagai 1,06 karena perbedaan 1 pada angka terakhir bilangan faktor yang turut dalam unsur pembagian (9,3) memberi kesalahan relatif sebesar (kira-kira 1%) atau dapat ditulis 1,06 + 0,01. Dalam perkalian dan pembagian, hasil operasi dinyatakan dalam jumlah angka penting yang paling sedikit sebagaimana banyaknya angka penting dari bilanganbilangan yang dioperasikan. Hasilnya harus dibulatkan hingga jumlah angka penting sama dengan jumlah angka penting berdasarkan faktor yang paling kecil jumlah angka pentingnya. Contoh : 3,25 x 4,005 = 3,25 = terdapat 3 angka penting 4,005 = terdapat 4 angka penting Batasan jumlah angka penting bergantung dengan tanda yang diberikan pada urutan angka dimaksud. Misal : 1256 = 4 angka penting 1256 = 3 angka penting (garis bawah di bawah angka 5) atau dituliskan seperti 1256 = 3 angka penting (angka 5 dipertebal) Hasil pengukuran berupa angka-angka atau disebut sebagai hasil numerik selalu merupakan nilai pendekatan. Menurut kelaziman hasil pengukuran sebuah benda mengandung arti bahwa bilangan yang menyatakan hasil pengukuran tersebut. Jika sebuah tongkat panjangnya ditulis 15,7 centimeter. Secara umum panjang batang tersebut telah diukur sampai dengan perpuluhan centimeter dan nilai eksaknya terletak di antara 15,65 cm hingga 15,75 cm. Seandainya pengukuran panjang tongkat tersebut dinyatakan sebagai 15,70 cm berarti pengukuran tongkat telah dilakukan hingga ketelitian ratusan centimeter. Pada 15,7 cm maka terdapat 3 angka yang penting sebagai hasil pengukuran. Pada pelaporan hasil pengukuran 15,70 cm berarti terdapat 4 angka yang penting sebagai hasil pengukuran. Dengan demikian angka penting adalah angka hasil pengukuran atau angka yang diketahui dengan cukup baik berdasarkan keandalan alat ukur yang dipakai. Angka penting adalah semua angka yang diperoleh langsung dari proses pengukuran dan memasukan angka nol untuk tujuan letak titik desimal. Definisi ini dapat digambarkan dengan sejumlah contoh pada tabel 2. Tabel 2 Contoh penentuan angka penting Angka Jumlah angka penting 2 1 2,0 2 2,00 3 0,136 3 2,483 4 3 2,483 x 10 4 31,0 3 3,10 x 102 3 3 3,1 x 10 2
AU KD1 pfisikafkipuns Page 34

Pengukuran dan kesalahan eksperimental harus memiliki digit penting terakhir pada tempat yang sama (relative terhadap titik desimal). Sebagai contoh : 54,1 0,1 | 121 4 | 8,764 0,002 | (7,63 0,10) 103. Pembulatan Angka Penting Pembulatan angka dapat dilakukan dengan menggunakan aturan 1. Jika Digit paling kanan pada deretan angka setelah koma desimal lebih besar dari angka 5, angka paling kurang berarti dinaikan nilainya 2. Jika Digit paling kanan pada deretan angka setelah koma desimal kurang dari angka 5, angka peling kurang berarti tidak perlu dinaikan nilainya 3. Jika Digit paling kanan pada deretan angka setelah koma desimal sama dengan angka 5, angka paling kurang berarti dinaikan nilainya, hanya jika dia bilangan ganjil. Contoh : 1,286 dibulatkan menjadi 1,29 1,284 dibulatkan menjadi 1,28 1,285 dibulatkan menjadi 1,28 1,275 dibulatkan menjadi 1,28 Angka Penting pada Perhitungan Sesungguhnya, angka yang tepat dari penulisan angka penting harus diperoleh melalui analisa kesalahan. Namun analisa kesalahan membutuhkan waktu dan biasanya dalam kegiatan laboratorium hal ini ditunda terlebih dahulu. Dalam beberapa kasus, harus diperoleh angka penting yang cukup sehingga pembulatan tidak membahayakan. Sebagai contoh ; 0,91 1,23 = 1,1 SALAH Dalam contoh diatas, angka 0,91 dan 1,23 diketahui menunjukan sekitar 1%, dimana hasilnya 1,1 didefinisikan sekitar 10%. Dalam kasus ini, akurasi hasil berkurang hampir sepersepuluh karena kesalahan pembulatan. Sekarang, faktor sepuluh dalam akurasi menjadi penting dan tidak boleh dibuang dalam analisa yang ceroboh. 0,91 1,23 = 1,1193 SALAH Digit tambahan yang tidak penting merupakan beban, dan selanjutnya hal ini mengakibatkan akibat yang salah dari hasil 0,91 1,23 = 1,12 BENAR Dalam perkalian atau pembagian kadang dapat diterima untuk memakai jumlah yang sama dari angka penting dari hasil sebagai faktor terakhir. Contoh : 2,6 31,7 = 82,42 = 82 5,3 : 748 = 0,007085 = 0,0071 Contoh Menghitung Volume Silinder Menghitung volume silinder dilakukan dengan cara mengukur tinggi silinder sebanyak satu kali dengan menggunakan penggaris dengan skala terkecil 1 mm dan mengukur diameter menggunakan jangka sorong dengan skala terkecil sebesar 0,05 mm sebanyak lima kali. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3. Berikut

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 35

Tabel 3. hasil pengukuran tinggi dan diameter silinder n Tinggi (cm) diameter (mm) 1 32,0 23,90 2 23,95 3 23,95 4 23,90 5 23,85 Perhitungan hasil pengukuran dan perambatan kesalahan berdasarkan teori analisa kesalahan diperoleh 1. Pengukuran tinggi silinder dilakukan 1 kali, maka deviasi dari harga rata-rata ketinggian smh = 0, sehingga hasil pengukuran ketinggian adalah dengan besar nilai u adalah dari skala terkecil penggaris (1 mm). 2. Pengukuran diameter silinder dilakukan 5 kali sehingga diperoleh nilai rata-rata diameter silinder sebesar

Sedangkan deviasi dari harga rata-rata diamater smD adalah

Maka harga pengukuran diameter silinder adalah 3. Perhitungan volume silinder adalah Dengan perhitungan perambatan kesalahan sebagai berikut berdasarkan

Dengan

Maka Karena nilai perkiran kesalahan lebih kecil dari pada nilai pengukuran ; ; , maka perkiraan kesalahan adalah

Sehingga volume silinder adalah (14400 900) mm3 atau (144 9) 102 mm3.

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 36

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Pengambilan Data Dan Angka Penting http://matematika-ipa.com/ pengambilan-data-dan-angka-penting/ diakses tanggal 30 September 2012 pukul 08.24 Asmaf. 2009. Angka pentig dan pengukuran. http://asmaf.wordpress.com /2009/01/07/angka-penting-pengukuran/ diakses tanggal 30 September 2012 pukul 08.40 http://dc395.4shared.com/doc/bfPeu0qa/preview.html diakses tanggal 28 september 2012 http://fisikarudy.com/2009/08/07/aturan-angka-penting/ diakses pada 01 oktober 2012. http://kajianfisika.wordpress.com/2010/0/page/5/ diakses tanggal 28 september 2012 http://www.google.co.id/imgres?imgurl diakses tanggal 1 oktober 2012 http://www.scribd.com/doc/100887506/3/Macam-macam-ralat diakses tanggal 1 oktober 2012 http://www.slideshare.net/sihite90/fisika-dasar-fakultas-pertanian-praktikum diakses tamggal 29 September 2012 Nashiruddin Hasan. 2011. Pengambilan Data Dan Angka Penting http://nashiruddinhasan.blog.ugm.ac.id/2011/11/26/pengambilan-data-dan-angka-penting/ diakses tanggal 30 September 2012 pukul 08.43 Raharjo, Trustho dan Radiyono, Y. 2008. Fisika Mekanika. Surakarta: UNS Press Rudi Hilkya. 2009. Aturan Angka Penting dalam Sapiie S. Nishino O. 1979. Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik. Jakarta : Pradnya Paramita. Susiloe. 2011. Teori Ralat. http://susiloe.blogspot.com/2011/12/teori-ralat.html diakses tanggal 30 September 2012 pukul 08.37 Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 37

6. MACAM-MACAM ALAT UKUR Untuk mempermudah pengelompokan, macam-macam alat ukur dikelompokkan berdasarkan besaran fisikanya. A.BESARAN FISIKA 1. Besaran pokok Besaran pokok adalah besaran yang telah ditentukan satuannya terlebih dahulu sesuai dengan kesepakatan para ahli fisika. Terdapat tujuah besaran pokok fisika, yaitu panjang, massa, waktu, suhu, arus listrik, intensitas cahaya, dan jumlah molekul. Tabel 4. Tujuh besaran pokok Fisika
BESARAN POKOK NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. NAMA BESARAN Panjang Massa Waktu Suhu Kuat arus Intensitas cahaya Jumlah molekul zat SIMBOL BESARAN l m t T i I N NAMA SATUAN Meter Kilogram Detik (sekon) Kelvin Ampere Candela mole SATUAN SI SIMBOL SATUAN M Kg s K A cd Mol DIMENSI L M T I J N

2. Besaran turunan Besaran turunan adalah besaran fisika yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok. Contoh besaran turunan adalah tegangan listrik, kecepatan, tekanan, dan berat suatu benda. Tabel 5. Beberapa besaran turunan Fisika BESARAN PENJABARAN DARI BESARAN TURUNAN POKOK Luas Panjang x lebar Volume Panjang x lebar x tinggi Massa jenis Massa : volume Kecepatan Perpindahan : waktu Percepatan Kecepatan : waktu Gaya Massa x percepatan Usaha Gaya x perpindahan Daya Usaha : waktu Tekanan Gaya : luas Momentum Massa x keccepatan

NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

SATUAN SISTEM MKS m2 m3 Kg/ m3 m/s m/s2 Newton (N)=kg m/s2 Joule (J)= kgm2/s2 Watt (W)= kgm2/s3 Pascal (Pa)= N/m2 Kg m/s

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 38

B. ALAT UKUR Alat ukur merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui nilai ataupun besar dari satuan yang diukur. 1. Alat Ukur Besaran Pokok a. Alat ukur panjang MISTAR Pembacaan skala pada mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat tegak lurus dengan skala mistar yang dibaca. Hal ini untuk menghindari kesalahan penglihatan (paralaks). Paralaks yaitu kesalahan yang terjadi saat membaca skala suaatu alat ukur karena kedudukan mata pengamat tidak tepat.

Gambar 11. Pembacaan skala mistar

Mistar logam

Mistar plastik

mistar kayu Gambar 12. Macam-macam Mistar

Meteran baju

Meteran bangunan

Rol meter

Rol meter (analog & digital) Gambar 13. Macam-macam meteran


Page 39

AU KD1 pfisikafkipuns

JANGKA SORONG

Gambar 14. Macam-macam jangka sorong

Gambar 15. Bagian-bagian jangka sorong Jangka sorong mempunyai nonius atau vernier, yaitu skala yang mempunyai panjang 9 mm dandibagi atas 10 bagian yang sama.Perbedaan satu bagian skala nonius dengan satu skala utama adalah 0,1 mm, sehingga tingkat ketelitian jangka sorong adalah sebesar 0,1 mm. Bagian penting yang terdapat pada jangka sorong adalah: a) Rahang tetap yang memiliki skala utama b) Rahang sorong (dapat digeser-geser) yang memiliki skala nonius. Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, garis tengah bagian luar tabung, diameter bola, garis tengah bagian dalam tabung, dan dalamnya tabung.
AU KD1 pfisikafkipuns Page 40

Beberapa hal yang harus diperhatikan sewaktu menggunakan jangka sorong adalah: Rahang ukur gerak (peluncur) harus dapat meluncur pada batang ukur dengan baik tanpa bergoyang. Periksa kedudukan nol serta kesejajaran dari permukaan kedua rahang. Benda ukur sedapat mungkin jangan diukur hanya dengan menggunakan ujung rahang ukur (harus agak kedalam). Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat sehingga memungkinkan pembengkokan rahang ukur ataupun lidah ukur kedalaman. Kecermatan pengukuran tergantung atas penggunaan tekanan yang cukup dan selalu tetap. Hal ini dapat dicapai dengan cara latihan sehingga ujung jari yang menggerakkan peluncur dapat merasakan tekanan pengukuran yang baik. Apabila ada gunakan mur penggerak halus. Pembacaan skala nonius mungkin dilakukan setelah jangka sorong diangkat dari obyek ukur dengan hati-hati (setelah peluncur dimatikan). Miringkanlah jangka sorong ini sehingga bidang skala nonius hampir sejajar dengan bidang pandangan, dengan demikian mempermudah penentuan garis nonius yang menjadi segaris dengan garis skala utama.

MIKROMETER SEKRUP

Gambar 16. Macam-macam mikrometer sekrup

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 41

Gambar 17. Bagian-bagian mikrometer sekrup Alat ukur panjang ini memiliki tingkat ketelitian yang paling tinggi yaitu sebesar 0,01 mm. Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur benda yang sangat tipis, misalnya tebal kertas. Cara kerja mikrometer sekrup adalah jika selubung luar dengan skala 50 diputar satu kali maka rahang geser dan selubung akan bergerak maju atau mundur. Jarak maju mundurnya rahang geser sejauh 0,5 mm/50 menghasilkan tingkat ketelitian 0,01 mm. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sewaktu menggunakan micrometer sekrup adalah sebagai berikut : Permukaan benda ukur dan mulut ukur dari mikrometer harus dibersihkan dahulu karena dapat menyebabkan kesalahan ukur. Sebelum dipakai, kedudukan nol dari mikrometer harus diperiksa.. apabila perlu, kedudukan nol ini disetel dengan cara merapatkan mulut ukur dan kemudian silinder tetap diputar dengan memakai kunci penyetel sampai garis referensi dari skala tetap bertemu dengan garis nol dari skala putar. Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi obyek ukur. Apabila dimensi tersebut cukup lebar maka poros ukur dapat digerakkan (dimundurkan) dengan cepat dengan cara menggelindingkan silinder putar pada telapak tangan. Jangan sekali-kali memutar rangkanya dengan memegang silinder putar seolah-olah memegang mainan anak-anak. Benda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer dengan tangan kanan. Rangka mikrometer diletakkan pada telapak kanan dan ditahan oleh kelingking, jari manis serta jari tengah. Telunjuk dan ibu jari digunkan untuk memutar silinder putar. Pada waktu mengukur, maka penekanan poros ukur pada benda ukur tidak boleh terlalu keras sehingga memungkinkan kesalahan ukur karena adanya deformasi (perubahan bentuk) dari benda maupun alat ukurnya sendiri. b. Alat Ukur Massa NERACA Yaitu neraca yang biasa digunakan di pasar-pasar tradisional, bentuknya seperti pada gambar di bawah. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan meletakkan benda yang akan ditimbang di bagian yang berbentuk mirip baskom, lalu di bagian sebelahnya yang datar diletakkan bandul neraca yang hampir seimbang dengan bobot benda, selanjutnya lengan neraca akan bergerak dan hasil pengukuran dapat diketahui.

Timbangan kodok
AU KD1 pfisikafkipuns

Timbangan dapur analog


Page 42

Timbangan toko digital

Neraca 2 lengan

Timbangan laboratorium digital

Neraca 3 lengan analog

Timbangan gantung pasar analog

Timbangan gantung toko digital

Timbangan gantung bagasi digital

Timbangan gantung analog

Timbangan bayi analog


AU KD1 pfisikafkipuns

Timbangan bayi digital


Page 43

Timbangan badan (analog & digital)

Timbangan badan sekaligus pengukur tinggi badan

Timbangan paket (shipping scale) digital

Timbangan pasar analog

Neraca 2 lengan analog

timbangan anak analog

Alat peraga neraca (bahan plastik dan kayu) Gambar 18. Macam-macam neraca

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 44

Neraca Dua Lengan Cara pemakaian neraca ini hampir sama dengan cara pemakaian neraca pasar, bedanya bandul neraca yang terdapat pada neraca pasar dapat digantikan dengan barang lain. Neraca Tiga Lengan Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan cara menggeser ketiga penunjuk ke sisi paling kiri (skalanya menjadi nol), kemudian letakkan benda yang akan diukur pada bagian kiri yang terdapat tempat untuk benda yang akan diukur, lalu geser ketiga penunjuk ke kanan hingga muncul keseimbangan, dan hasil pengukuran dapat diketahui. Neraca Kamar Mandi Adalah neraca yang biasa digunakan untuk mengukur berat badan. Neraca ini biasanya terdapat di klinik, rumah sakit, rumah, atau mungkin di tempat-tempat lain yang memiliki neraca ini. Cara pemakaian neraca ini yaitu dengan cara naik ke atas neraca ini, selanjutnya jarum yang terdapat di neraca akan menunjukkan berapa hasil pengukuran berat badan.

c. Alat Ukur Suhu TERMOMETER Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu. Untuk menyatakan hasil pengukuran termometer digunakan skala numerik, skala yang digunakan secara kuantitatif ini yang paling banyak dipakai adalah skala Celcius, skala Reamur, skala Fahrenheit, dan skala yang paling penting dalam sains adalah skala absolut atau Kelvin. Berdasarkan skalanya, termometer dibedakan menjadi: 1) Termometer skala Celcius, memiliki titik beku 0oC dan titik didihnya 100oC 2) Termometer berskala reamur, memiliki titik beku 0oR dan titik didihnya 80oR 3) Termometer berskala farenheit, memiliki titik beku 32oF dan titik didihnya 212oF 4) Termometer berskala kelvin, memiliki titik beku 273oK dan titik didihnya 373oK Berdasarkan kegunaannya, termometer dibedakan menjadi: 1) Termometer laboratorium, biasanya ditemukan di laboraturium sekolah. 2) Termometer klinis, biasanya digunakan untuk keperluan pengobatan. 3) Termometer ruangan, digunakan untuk mengukur suhu ruangan, biasanya terdapat didalam ruangan. Secara umum, cara kerja termometer adalah sebagai berikut: ketika temperatur naik, cairan di bola tabung mengembang lebih banyak daripada gelas yang menutupinya. Hasilnya, benang cairan yang tipis dipaksa ke atas secara kapiler. Sebaliknya, ketika temperatur turun, cairan mengerut dan cairan yang tipis di tabung bergerak kembali turun. Gerakan ujung cairan tipis yang dinamakan meniscus dibaca terhadap skala yang menunjukkan temperatur.

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 45

Gambar 19. Bagian-bagian termometer Berdasarkan zat pengisinya, termometer dibedakan menjadi dua, yaitu: Termometer raksa Termometer yang pipa kacanya diisi dengan raksa disebut termometer raksa. Termometer raksa dengan skala celcius adalah termometer yang umum dijumpai dalam keseharian. Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan laboratoriun (-40 derajat Celcius s/d 350 derajat Celcius). Raksa dalam pipa termometer akan memuai jika dipanaskan. Pemuaian mendorong kolom cairan (raksa) keluar dari pentolan pipa menuju ke pipa kapiler. Keuntungan menggunakan termometer raksa : o Raksa mudah dilihat karena mengilap, o Volum raksa berubah secara teratur ketika terjadi perubahan suhu, o Raksa tidak membasahi kaca ketika memuai atau menyusut, o Jangkauan suhu cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan laboratorium (-39oC sampai dengan 375oC), o Raksa dapat terpanasi secara merata sehingga menunjukkan suhu dengan cepat dan tepat. Kerugian menggunakan termometer raksa : o Raksa mahal, o Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah (misalnya suhu di kutub utara dan selatan), o Raksa termasuk zat berbahaya (air keras). Termometer alkohol Termometer yang pipa kacanya diisi dengan alkohol disebut termometer alkohol. Keuntungan menggunakan termometer alkohol : o Lebih murah jika dibandingkan dengan raksa, o Teliti, karena untuk kenaikan suhu yang kecil, alkohol mengalami volum yang lebih besar, o Dapat mengukur suhu yang sangat dingin (missal suhu di daerah kutub) karena titik beku alkohol sangat rendah, yaitu -112oC. Kerugian menggunakan termometer alkohol : o Memiliki titik didih rendah, yaitu 78oC, sehingga pemakaiannya terbatas (tidak dapat mengukur suhu air ketika mendidih) o Tidak berwarna, sehingga harus diberi warna terlebih dahulu agar mudah terlihat, o Membasahi (melekat) pada dinding kaca.
AU KD1 pfisikafkipuns Page 46

Air tidak bisa digunakan untuk mengisi pipa termometer karena lima alasan berikut: o Air membasahi diding kaca, sehingga meninggalkan titik-titik air pada kaca dan ini akan mempersullit membaca ketinggian air dalam tabung, o Air tidak berwarna, sehingga sulit dibaca batas ketinggiannya, o Jangkauan suhu air terbatas (0oC - 100oC), o Perubahan volum air sangat kecil ketika suhunya dinaikkan, o Hasil bacaan kurang teliti karena air termasuk penghantar panas yang sangat jelek.

Termometer ruang analog

Termometer badan (analog & digital)

Termometer digital)

laboratorium

(analog

& Soil probe

Termometer badan digital

Termometer bimetal (analog & digital)

Termometer minimum maksimum digital Termometer minimum maksimum analog Gambar 20. Macam-macam termometer

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 47

Termometer Badan Termometr klinis sering digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Termometer ini mempunyai skala dari 35 C sampai dengan 42 C. Hal ini dikarenakan suhu tubuh manusia tidak pernah kurang dari 35 C atau tidak pernah lebih dari 42C. a. Termometer Ruangan Termometer ruangan adalah termometer yang digunakan untuk mengukur suhu suatu ruangan. Termometer ini umumnya memiliki skala dari 20 C sampai 50 C. Untuk memudahkan pembacaan suhu, termometer ruangan biasanya diletakan menempel pada dinding dengan arah vertical. b. Termometer Maximum minimum Termometer maximum minimum digunakan untuk mengukur suhu tertinggi dan suhu terendah disuatu tempat. Termometer ini dapat mengukur suhu makimum dan minimum sekaligus. Hal ini dapat dilakukan karena termometer maximum minimum terdiri atas air raksa dan alkohol (sekarang digunakan minyak creosote). Raksa digunakan untuk mengukur suhu tertinggi sedangkan alkohol digunakan untuk mengukur suhu minimum.

d. Alat Ukur Waktu ARLOJI DAN STOPWATCH Alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur waktu adalah arloji dan stopwatch. Pada zaman dahulu sebelum arloji dan stopwatch ditemukan, untuk mengertahui waktu digunakan petunjuk matahari atau jam matahari. Jam matahari memanfaatkan cahaya matahari untuk memperoleh bayang-bayang pada papan. Angka yang ditunjukkan oleh bayang-bayang menyatakan waktu yang terjadi pada saat itu. Adapun kelemahan jam matahari ini adalah tidak bisa digunakan ketika cuaca buruk seperti mendung. Arloji memiliki ketelitian 1 detik. Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur waktu yang cepat. Stopwatch ada 2 jenis, yaitu stopwatch analog dan digital. Stopwatch analog memiliki ketelitian 0, 1 detik. Sedangkan stopwatch digital memiliki ketelitian 0, 01 detik bahkan sampai 0,001 detik.

Jam (analog & digital

Arloji analog

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 48

Jam kakek (grandphas clock)

Jam kikuk (bird clock)

Jam rantai

vyrud.livejournal.com

Jam matahari

Stopwatch (analog & digital)

Jam pasir
AU KD1 pfisikafkipuns

Jam atom
Page 49

Gambar 21. Macam-macam jam c. Jam pasir Jam pasir adalah perangkat untuk pengatur waktu. Terdiri dari dua tabung gelas yang terhubung dengan sebuah tabung sempit. Salah satunya biasanya diisi dengan pasir yang mengalir melalui tabung sempit ke tabung dibawanya dengan laju yang teratur. Ketika pasir telah mengisi penuh tabung bawah, alat ini bisa dibalik sehingga dapat digunakan kembali sebagai pengatur waktu. Jam pasir digunakan untuk menghitung waktu selama satu jam. d. Jam atom Jam atom merupakan alat ukur waktu yang menggunakan standar frekuensi resonansi atom sebagai penghitungnya. Cara kerja jam atom ini yaitu dengan cara mengisikan atom cesium-133 kedalam jam atom, kemudian akan muncul getaran dari atom cesium-133 tiap sekon. Dan perlu diketahui, satu sekon adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan 9.192.631.770 getaran. Dan sampai saat ini jam atom dianggap sebagai alat ukur waktu paling teliti. Dan diperkirakan jam atom hanya akan melakukan kesalahan 1 sekon dalam waktu 1 juta tahun.

e. Alat Ukur Kuat Arus AMPEREMETER Kuat arus dapat diukur dengan menggunakan amperemeter. Umumnya amperemeter dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter. Amperemeter dapat dibentuk dari basicmeter unit dan AVO meter.

Amperemeter analog Amperemeter digital Gambar 22. Macam-macam amperemeter

f.

Alat ukur intensitas cahaya

LUX METER Lux meter merupakan alat ukur intensitas cahaya. Alat ini digunakan untuk mengukur intensitas cahaya disuatu tempat.

Gambar 23. lux meter (vueinti.com)


AU KD1 pfisikafkipuns Page 50

g. Alat Ukur besaran turunan

Voltmeter (analog & digital)

Ohmmeter analog

Multimeter digital

Osiloskop

Generator fungsi

Basic meter

Barometer

Speedometer

Dinamometer

hygrometer

Manometer Gambar 24. Macam-macam alat ukur besaran turunan

e. Volt meter Voltmeter adalah alat/perkakas untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Voltmeter disusun secara paralel terhadap letak komponen yang diukur dalam rangkaian. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik.
AU KD1 pfisikafkipuns Page 51

Lempengan luar berperan sebagai anode sedangkan yang di tengah sebagai katode. Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x diameter). f. Ohm meter Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor.Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yangkemudian dikalibrasi ke satuan ohm. g. Multimeter Multimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur listrik. Alat ini juga dapat digunakan mengukur tegangan (vot meter), mengukur hambatan 9ohmmeter), dan mengukur arus (ampermeter). Multimeter terdiri dari dua jenis, yaitu multimeter analog dan digital.

h. Osiloskop Oscilloscope/osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari. i. Generator fungsi Generator fungsi merupakan alat yang digunakan sebagai sumber pemicu yang diperlukan dan dapat menghasilkan gelombang listrik. j. Barometer Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan dan memiliki satuan mb. Baromator ada 2 jenis, yaitu barometer raksa dan aneroid. Barometer raksa sendiri terdapat 2 jenis yaitu wheel barometer dan stick barometer.

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 52

DAFTAR PUSTAKA Alimah, Nur. 2012. Macam-macam Alat Ukur disalin dari http://www.artikelbagus .com/2012/04/macam-macam-alat-ukur.html diakses tanggal 2 Oktober 2012. Ariganto,2011,Macam-Macam Alat Ukur, http://gudangsampah.blogspot.com/2011/ 05/macam-macam-alat-ukur.html diakses tanggal 28 september 2012 pukul 11:24 Beckwith, Thomas G. 1987. Pengukuran Mekanis. Jakarta: Erlangga. Cooper, William David. 1993. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta : Erlangga. Devanobali,2012,macam-macam alat ukur dalam fisika dan satuannya, http://devannobali.wordpress.com/2012/03/24/macam-macam-alat-ukur-dalamfisika-dan-fungsinya/ diakses tanggal 28 september 2012 pukul 11:10 Diana,2012,Macam-macam Alat ukur dalam http://www.artikelbagus.com/2012/04 /macam-macam-alat-ukur.html diakses tanggal 28 september 2012 pukul 11:33 Indrawan, Tunggal Sae. 2011. Bahan Pengisi Dan Ragam Termometer. http://semiyanto.blogspot.com/2011/08/bahan-pengisi-dan-ragam-termometer.html diakses tanggal 2 Oktober 2012 Kristanto, Arif. 2009. Suhu dan Pengukurannya disalin dari http://arifkristanta. wordpress.com/belajar-online/suhu-dan-pengukurannya/. diakses tanggal 2 Oktober 2012 Nuryanto Hari,2010,Fisika,yogyakarta:Smart Rochim, Taufik. 1982. Teknik Pengukuran. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sulistyo,2006,Fisika,Bandung;Pustaka Setia Suryatmo, F. 2005. Teknik Pengukuran Listrik dan Elektronika. Jakarta: PT Bumi Aksara Uni,2012,Macam- macam alat ukur elektronik dan fungsinya dalam http://dienelcom.blogspot.com/2012/09/macam-alat-ukur-elektronik-dan-fungsinya.html diakses tanggal 28 september 2012 pukul 11:30 Warsito, Adi. 2009. Alat Ukur Besaran Dan Ketelitiannya disalin dari http://adiwarsito. wordpress.com/2009/08/07/alat-ukur-besaran-dan-ketelitiannya/ diakses tanggal 2 Oktober 2012 Daftar pustaka gambar macam-macam alat ukur Gambar 10. Macam-macam Mistar officedepot.com blossom.en.hisupplier.com dimensionsinfo.com puvadexa.my03.com technabob.com download.cnet.com aussieexotics.com peterfoolen.blogspot.com Gambar 11. Macam-macam meteran ratumodis.com tokodiva.multiply.com eciputra.com industrial-needs.com Gambar 12. Macam-macam jangka sorong physics.smu.edu made-in-china.com
AU KD1 pfisikafkipuns

gie-knuklebomb.blogspot.com blogs.indonesianpod101.com solusirumah.biz meter.com.my

glshanhe.com glshanhe.com
Page 53

industributiken.se vxb.com steveszone.co.uk

faithfulltools.com sciencefirst.com asia.ru

Gambar 14. Macam-macam mikrometer sekrup indiamart.com qualitydigest.com darshtechnologies.com bestoinstruments.com mitutoyo.co.nz gagewebsite.com Gambar 16. Macam-macam neraca antarasumbar.com indonetwork.co.id junedalbughisy.blogspot.com Jewellery scale (diytrade.com) chinaycscale.en.made-in-china.com zhengya688.en.made-in-china.com directindustry.com linkinst.com dskarmed407.en.made-in-china.com hsmhc.com yogindersurgicals.webs.com Shipping scale (scales.phantomscales.com) indonetwork.co.id indodacin.com onemedhealthcare.com dakkesehatan.com galeritimbangan.com 4cornerscce.blogspot.com Gambar 18. Macam-macam termometer factspage.blogspot.com twilit.wordpress.com Bimetal (en.suku.de) photo-dictionary.com ftb.com.tw kitchenaria.com directindustry.com indonetwork.co.id Gambar 18. Macam-macam jam appfinder.lisisoft.com personal.psu.edu barangtempodoeloe.com mimpipribumi.wordpress.com ironmantriathlontips.com horologyzone.com news.haverford.edu arloji.orangkomputer.com tmlights.com
AU KD1 pfisikafkipuns

pantesbakery.blogspot.com schenectady.k12.ny.us ebay.com indiamart.com blog.scalesgalore.com 1800scales.com cnchinascale.en.alibaba.com amazon.com ecvv.com lanaform.com balance.balances.com peralatankandang.wordpress.com visionmasters.com indonetwork.co.id toysafetyrecalls.ca barangtempodoeloe.com stanleylondon.com pennscale.com

pediatrics.about.com digitalthermometers.net Soil probe (thermometer.co.uk) okokchina.com Meat (zyliss.com) testequipmentdepot.com three-sixty.org.uk weatherforschools.me.uk

gizmowatch.com connox.com garasiopa.com vyrud.livejournal.com hasempreluzdentrodenos.blogspot.com my-stock.deviantart.com planetware.com nyosz.blogspot.com o5.com


Page 54

photo-dictionary.com curlerscorner.com Gambar 19. Macam-macam amperemeter fajarkris.wordpress.com kymco.or.id Gambar 20. lux meter vueinti.com

blog.timesunion.com lifewithacocktail.blogspot.com

Gambar 21. Macam-macam alat ukur besaran turunan Voltmeter (futurlec.com) Voltmeter (northerntool.com) Ohmmeter (en.wikipedia.org) Multimeter (en.wikipedia.org) Osiloskop (egerate.com) Generator fungsi (id.wikipedia.org) Basic meter (pudak-scientific.com) Barometer (coleparmer.com) Speedometer (autoshow.roadfly.com) Dinamometer (lutfiaanuri.blogspot.com) hygrometer (genuardis.net) Manometer (en.wikipedia.org)

AU KD1 pfisikafkipuns

Page 55

Вам также может понравиться