Вы находитесь на странице: 1из 25

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bensin merupakan bahan bakar mesin (BBM) yang digunakan pada kendaraan bermotor ataupun alat-alat mesin. Di dalam bensin mengandung berbagai macam logam berat. Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah pada Sistem Periodik Unsur (SPU), mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari periode 4 sampai 7. Sebagian logam berat seperti timbal (Pb), Kadmium (Cd), dan Merkuri (Hg) merupakan zat pencemar berbahaya. Timbal, kadmium dan merkuri terikat pada sel-sel membran yang menghambat proses transformasi melalui dinding sel. Logam berat juga mengendapkan senyawa fosfat biologis atau mengkatalis penguraiannya. Logam berat masih termasuk golongan logam-logam dengan kriteria yang sama dengan logam-logam lain. Perbedaan terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk kedalam tubuh organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efekefek khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup seperti timah hitam (Pb). Dimana bila masuk kedalam tubuh dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan pengaruh-pengaruh buruk terhadap fungsi fisiologis tubuh makhluk hidup. Timbal (Pb) merupakan logam berat. Pb dapat berupa 2 bentuk yaitu inorganik dan organik. Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin. Komponen Pb organik misalnya tetraethil Pb segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan membran mukosa. Pb organik diabsorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh.

Tidak semua Pb yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di dalam tubuh. Kira-kira 5-10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan, dan kira-kira 30 % dari jumlah yang terisap melalui hidung akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan akan tinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh ukuran partikulat.

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud tentang logam berat dan Timbal ? 2. Bagaiman permasalahan logam berat pada bahan bakar kendaraan bermotor ? 3. Bagaimana alternatif pemecahan masalah dalam pencemaran logam berat Pb pada bahan bakar kendaraan bermotor ? 4. Bagaimana dampak bagi kesehatan dan lingkungan ?

C. Tujuan 1. Ingin mengetahui tentang logam berat pada bahan bakar kendaraan bermotor. 2. Ingin mengetahui permasalahan logam berat Pb yang ada pada bahan bakar kendaraan bermotor. 3. Ingin memberikan alternatif pemecahan masalah dalam pencemaran logam berat Pb pada bahan bakar kendaraan bermotor. 4. Ingin menjelaskan dampak bagi kesehatan dan lingkungan.

D. Manfaat 1. Bagi Masyarakat Dalam makalah ini penulis ingin memberikan informasi tentang logam berat, permasalahan yang terjadi tentang logam berat Pb pada bahan bakar kendaraan bermotor, dan pengaruh logam berat pada kesehatan dan diharapkan masyarakat dapat mewaspadai tentang bahaya Timbal/Timah hitam (Pb) dan dapat mewaspadai Pb demi kesehatan. 1. Bagi Institusi Sebagai bahan perbendaharaan informasi dan bahan pustaka Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang Jurusan Kesehatan

Lingkungan Purwokerto dalam bidang bahaya logam berat. 2. Bagi penulis Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang bahaya logam berat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Toksikologi Toksikologi betasal dari kata toksik yang berarti racun dan logam yang berarti ilmu. Secara sederhana toksikologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang membahas tentang racun. Pengertian lain yang dikemukakan tentang toksikologi adalah semua subtansi yang digunakan, dibuat atau hasil dari suatu formulasi dan produk sampingan dari industri yang masuk ke lingkungan dan punya kemampuan untuk menimbulkan pengaruh-pengaruh negatif bagi manusia.

B. Sejarah Singkat Toksikologi Jauh sebelum toksikologi sebagai suatu bidang ilmu khusus. Sebetulnya pengetahuan ini telah banyak dipergunakan. Sejak dari pola kehidupan manusia yang sangat primitif, pengetahuan tentang bahan-bahan yang bersifat toksik telah berkembang. Melalui penelitian arkheologi, dapat diketahui bahwa racun telah digunakan oleh manusia primitif. Mereka menggunakan tumbuhan yang mempunyai daya racun untuk keperluan mereka dalam mempertahankan kehidupan. Sebagai contoh, adalah suku bangsa Bushman dari Benua Afrika. Penduduk suku Bushman, telah menggunakan campuran dari beberapa jenis tumbuhan herba sebagai bahan racun yang dioleskan pada ujung-ujung panah mereka. Bangsa Mesir tercatat telah menggunakan racun sejak tahun 1552 sebelum Masehi sebagai bahan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tertentu. Disebabkan juga bahwa telah dikenal toksisitas atau daya racun dari timah (Pb), antimony (Logam keputih-putihan yang rapuh yang dapat digunakan untuk membuat obat dan juga campuran pengeras logam) dan tembaga (Cu). Pada tahun 460 Sebelum Masehi, Hipocrates, seorang ilmuan berkebangsaan Yunani,

telah menuliskan cikal bakal dari toksikologi sebagai suatu bidang ilmu. Ia mengungkapkan bahwa arsenikum (Ar), hitam(Pb) digolongkan sebagai logamlogam beracun.

C. Pengertian Logam Berat Logam berat adalah benda padat atau cair yang mempunyai berat 5gramatau lebih untuk setiap cm3. Sedangkan logam yang beratnya kurang dari 5gram disebut logam ringan. Logam berat ialah unsur logam dengan berat molekul tinggi. Dalam kadar rendah logam berat pada umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Termasuk logam berat yang sering mencemari habitat ialah Hg, Cr, Cd, As, dan Pb (Am.geol. Inst., 1976). , antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb dinamakan sebagai logam non esensial dan pada tingkat tertentu menjadi logam beracun bagi makhluk hidup (Subowo dkk, 1999). Istilah logam berat sebetulnya telah dipergunakan secara luas, terutama dalam perpustakaan ilmiah, sebagai suatu istilah yang menggambarkan bentuk dari logam tertentu. Karakteristik dari kelompok logam berat adalah sebagai berikut : 1) Memiliki spesifikasi graviti yang sangat besar (lebih dari 4). 2) Mempunyai nomor atom 22-34 dan 40-50 serta unsur-unsur lantanida dan aktinida. 3) Mempunyai respon biokimia khas (spesifik) pada organisme hidup. Beberapa jenis logam berat diantaranya Aluminium (Al), Barium (Ba), Berilium (Be), Kadmium (Cd), Merkuri (Hg), Besi (Fe), Arsene (As), Timbal(Pb), Kromium (Cr), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Selenium (Se), Zink (Zn), Cuprum (Cu), Mangan (Mn) (Anonim, 2010). Toksisitas logam adalah terjadinya keracunan dalam tubuh manusia yang diakibatkan oleh bahan berbahaya yang mengandung logam beracun. Zat-zat beracun dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, kulit, dan

mulut. Pada umumnya, logam terdapat di alam dalam bentuk batuan, bijih tambang, tanah, air, dan udara. Walaupun kadar logam dalam tanah, air, dan udara rendah, namun dapat meningkat apabila manusia menggunakan produkproduk dan peralatan yang mengandung logam, pabrik-pabrik yang menggunakan logam, pertambangan logam, dan pemurnian logam. Contohnya penggunaan 25.000-125.000 ton raksa per tahun pada pabrik termometer, spigmanometer, barometer, baterai, saklar elektrik, dan peralatan elektronik (Anonim, 2010). Sifat toksisitas logam berat dapat dikelompokan ke dalam 3 kelompok, yaitu (Anonim, 2009): a. Bersifat toksik tinggi yang terdiri dari atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn. b. Bersifat toksik sedang terdiri dari unsur-unsur Cr, Ni, dan Co. c. Bersifat tosik rendah terdiri atas unsur Mn dan Fe. Niebor dan Richardson menggunakan istilah logam berat untuk menggantikan pengelompokkan ion-ion logam kedalam 3 kelompok biologi dan kimia (bio-kimia), pengelompokkan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Logam-logam yang dengan mudah mengalami reaksi kimia bila bertemu dengan unsur oksigen atau disebut juga dengan oxygen-seeking metal. 2) Logam-logam yang dengan mudah mengalami reaksi kimia bila bertemu dengan unsur nitrogen dan atau unsur belerang (sulfur) atau disebut juga nitrogen/sulfur seeking metal. 3) Logam antara atau logam transisi yang memiliki sifat khusus (spesifik) sebagai logam pengganti (ion pengganti) untuk logam-logam atau ion-ion logam. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup. Dengan pesatnya penggunaan berbagai bahan baku logam bisa berdampak negatif, yaitu munculnya kasus pencemaran yang melebihi batas sehingga

mengakibatkan kerugian dan meresahkan masyarakat yang tinggal disekitar daerah perindustrian maupun masyarakat pengguna produk industri tersebut. Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia, tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh serta besarnya dosis paparan. Efek toksik dari logam berat mampu menghalangi kerja enzim sehingga mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi, bersifat mutagen, teratogen, atau karsinogen bagi manusia maupun hewan.

D. Pengertian timbal (Pb) Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam. Dalam bahasa ilmiahnya dinamakan plumbum. Dan logam ini disimbolkan dengan Pb , logam ini termasuk kedalam kelompok logam golongan IV-A pada Tabel Periodik Unsur Kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat atom (BA) 207,2. Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pb dan nomor atom 82. Lambangnya diambil dari bahasa Latin Plumbum. Timbal (Pb) adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi. Keberadaan timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang mana jumlahnya 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak bum.Pb terkonsentrasi dalam deposit bijih logam. Unsur Pb digunakan dalam bidang industri modern sebagai bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraetil. Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena sifatnya yang toksik (beracun) terhadap manusia. Timbal (Pb) dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb. Timbal secara umum dikenal dengan sebutan timah hitam, biasa digunakan sebagai campuran bahan bakar bensin. Fungsinya, selain meningkatkan daya

pelumasan, juga meningkatkan efisiensi pembakaran. Sehingga kinerja kendaraan bermotor meningkat. Bahan kimia ini bersama bensin dibakar dalam mesin. Sisanya 70% keluar bersama emisi gas buang hasil pembakaran. Dan timbal yang terbuang lewat knalpot itu adalah satu diantara zat pencemar udara. Timbal(Pb) merupakan logam berat. Pb dapat berupa 2 bentuk yaitu inorganik dan organik. Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin. Komponen Pb organik misalnya tetraethil Pb segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan membran mukosa. Pb organik diabsorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh. Tidak semua Pb yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di dalam tubuh. Kira-kira 5-10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan, dan kira-kira 30 % dari jumlah yang terisap melalui hidung akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan akan tinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh ukuran partikulat. Timbal di udara terutama berasal dari penggunaan bahan bakar bertimbal yang dalam pembakarannya melepaskan timbal oksida berbentuk debu/partikulat yang dapat terhirup oleh manusia. Mobil berbahan bakar yang mengandung timbal melepaskan 95 persen timbal yang mencemari udara di negara berkembang. Sedangkan dalam air minum, timbal dapat berasal dari kontaminasi pipa, solder dan kran air. E. Kandungan logam berat pada bahan bakar kendaraan bermotor Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil banyak digunakan sebagai zataditif pada bahan bakar bensin untuk meningkatkan angka oktan secara ekonomi danmerupakan bagian terbesar dari seluruh emisi Pb ke atmosfer. Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 110 C dan 200 C. Karenadaya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan unsur-unsur lain dalam bensin, maka

penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar Pb-tetraetil dan Pbtetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnyadengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain di udara seperti senyawa halogenasam atau oksidator.Emisi Pb masuk ke dalam lapisan atmosfer bumi dan dapat berbentuk gas dan partikel.Emisi Pb yang masuk dalam bentuk gas terutama berkaitan sekali berasal dari buangan. Bahan aditive yang biasa dimasukkan ke dalam bahan bakar kendaraan bermotor pada umumnya terdiri dari 62% tetraetil-Pb, 18% etilendikhorida, 18% etilendibromida dan sekitar 2% campuran tambahan dari bahan-bahan yang lain. Jumlah senyawa Pb yang jauh lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa lain dan tidak terbakar musnahnya Pb dalam peristiwa pembakaran pada mesin menyebabkan jumlah Pb yang dibuang ke udara melalui asap buangan kendaraan menjadi sangat tinggi. Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam, dalam bahasa ilmiahnya dinamakan plumbum, dan logam ini disimbolkan dengan Pb. Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam-logam golongan IV-A pada Tabel Periodik Unsur kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat atom (BA) 207,2. Pb merupakan logam lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat serta mudah dimurnikan dari pertambangan. Timbal meleleh pada suhu 328oC (662oF), titik didih 1740oC (3164oF), dan memiliki gravitasi 11,34 dengan berat atom 207,20. Sehari-hari timbal dikenal dengan nama timah hitam, yang terdiri dari 4 macam yakni: 1) Timbal 204 dengan jumlah sebesar 1,48% dari seluruh isotop timbal 2) Timbal 206 sebanyak 23,06% 3) Timbal 207 sebanyak 22,60 4) Timbal 208 yang merupakan hasil akhir dari peluruhan radioaktif thorium (Th)

Logam timbal atau Pb mempunyai sifat-sifat yang khusus seperti berikut : a. Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau dengan tangan dan dapat dibentuk dengan mudah. b. Merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, sehingga logam timbal sering digunakan sebagai bahan coating. c. Mempunyai titik lebur rendah, hanya 327,5oC. d. Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam biasa, kecuali emas dan merkuri. e. Merupakan penghantar listrik yang tidak baik. F. Sumber Pencemar pb dan alur Pajanan Pencemaran lingkungan oleh timbal kebanyakan berasal dari aktifitas manusia yang mengekstraksi dan mengeksploitasi logam tersebut. Timbal digunakan untuk berbagai kegunaan terutama sebagai bahan perpipaan, bahan aditif untuk bensin, baterai, pigmen dan amunisi. Sumber potensial pajanan timbal dapat bervariasi di berbagai lokasi. Manusia menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan. Salah satu penyebab kehadiran timbal adalah pencemaran udara yaitu akibat kegiatan transportasi darat yang menghasilkan bahan pencemar. Bahan logam timah hitam (timbal) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar berkualitas rendah untuk menurunkan nilai oktan.

Gambar alur pejanan timbal pada manusia

10

G. Penyebaran dan Pembuangan limbah logam berat Pb pada kendaraan bermotor Penyebaran logam berat Pb di bumi sangat sedikit. Jumlah timbal yang terdapat diseluruh lapisan bumi hanyalah 0.0002% dari jumlah seluruh kerak bumi. Jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kandungan logam berat lainnya yang ada di bumi. Isotop-isotop timbal tersebut merupakan hasil akhir dari peluruhan unsur-unsur radio aktif alam. Melalui proses-proses geologi, timbal terkonsentrasi dalam deposit seperti bijih logam. Persenyawaan bijih logam timbal ditemukan dalam bentuk galena (PbS), anglesit (PbSO4) dan dalam bentuk minim (Pb3O4).Bijih-bijih logam timbal yang diperoleh dari hasil penambangan hanya mengandung sekitar 3% sampai 10% timbal. Hasil ini akan dipekatkan lagi sampai 40%, sehingga didapatkan logam timbal murni. Pembuangan logam berat Pb sangat luas di bumi,salah satunya pada kendaraan bermotor yang akan menggagu kualitas udara dibumi kita. Proses pembuangan limbah tersebut yaitu: 1. Fase eksposisi Dimana pada fase ini, premium yang digunakan pada kendaraan bermotor dibakar oleh mesin kendaraan bermotor tersebut. Keluarnya buangan pembakaran hasil bahan bakar tersebut akan menyebar ke seluruh bumi yang dapat menyebabkan udara dibumi terkontaminasi oleh gas emisi yang dihasilkan pada kendaraan bermotor. 2. Fase toksikokinetik Pada fase ini, gas emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor akan terbawa arus angin yang berkumpul mengikuti arah mata angin. 3. Fase toksikodinamik Fase toksikodinamik ini merupakan kiumpulan gas emisi yang mengandung logam berat yang telah dibawa oleh arus angin akan menempel pada pohonpohon yang ada di pinggir jalan. Semakin banyaknya kandungn logam yang menempel pada tumbuhan akan menyebabkan bahaya bagi kesehatan makhluk hidup melalui proses pernafasan atau respirasi.

11

4. Efek Efek yang ditimbulkan dalam penyebaran logam berat Pb yang terkandung pada hasil pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor yaitu keracunan. Keracunan terjadi karena masuknya persenyawaan logam tersebut kedalam tubuh. Selain menyebabkan keracunan efek yang lain yaitu dapat menyebabkan kematian karena menumpukknya logam berat dalam tubuh.

12

BAB III HASIL PENGAMATAN

Hasil penelitian yang telah penulis lakukan tentang kandungan logam berat Pb pada bahan bakar kendaraan bermotor. Ternyata bahan bakar kendaraan bermotor terutama bensin mengandung logam berat Pb yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan masyarakat. Emisi Pb ke dalam lapisan atmosfir bumi dapat berbentuk gas dan partikulat. Emisi Pb yang masuk dalam bentuk gas, terutama sekali berasal dari buangan gas kendaraan bermotor. Emisi tersebut merupakan hasil samping dari pembakaran yang terjadi dalam mesin-mesin kendaraan. Pb yang merupakan hasil samping dari pembakaran ini berasal dari senyawa tetrametil-Pb dan tetraetil-Pb yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor dan berfungsi sebagai anti ketuk (anti-knock) pada mesin-mesin kendaraan. Disamping itu, dalam bahan bakar kendaraan bermotor biasanya ditambahkan pula bahan scavenger, yaitu etilendibromida (C2H4Br2) dan etilendikhlorida (C2H4C12). Senyawa ini dapat mengikat residu Pb yang dihasilkan setelah pembakaran, sehingga di dalam gas buangan terdapat senyawa Pb dengan halogen. Senyawa tetrametil-Pb dan tetraetil-Pb dapat diserap oleh kulit. Hal ini disebabkan kedua senyawa tersebut dapat larut dalam minyak dan lemak. Sedangkan dalam lapisan udara tetraetil-Pb terurai dengan cepat karena adanya sinar matahari. Tetraetil-Pb akan terurai membentuk trietil-Pb, dietil-Pb dan monoetil-Pb. Semua senyawa uraian dari tetraetil-Pb tersebut memiliki bau yang spesifik seperti bau bawang putih, sulit larut dalam minyak akan tetapi semua senyawa turunan ini dapat larut dengan baik dalam air. Senyawa-senyawa Pb dalam keadaan kering dapat terdispersi di dalam udara, sehingga kemudian terhirup pada saat bernafas, dan sebagian akan menumpuk di kulit dan atau terserap oleh daun tumbuhan. Musnahnya timbal (Pb) dalam peristiwa pembakaran pada mesin yang menyebabkan jumlah Pb yang dibuang ke udara melalui asap buangan kendaraan menjadi sangat tinggi. Berdasarkan estimasi sekitar 80-90% Pb di udara ambien

13

berasal dari pembakaran bensin tidak sama antara satu tempat dengan tempat lain karena tergantung pada kepadatan kendaraan bermotor dan efisiensi upaya untuk mereduksi kandungan Pb pada bensin. Permasalahan yang ditemukan dalam penelitian yaitu dengan asap kendaraan bermotor yang dihasilkan dari pembakaran bensin menyebabkan efek yang buruk bagi kesehatan masyarakat maupun lingkungan. Apalagi dengan semakin meningkatnya kendaraan bermotor saat ini pengaruh rusaknya lingkungan maupun kesehatan juga semakin menurun.

14

BAB IV PEMBAHASAN
Sesuai permasalahan yang ditemukan tentang logam berat Pb pada bahan bakar kendaraan bermotor dan semakin meningkatnya kendaraan bermotor yang ada, maka pemerintah diharuskan membuat peraturan untuk program penghapusan Pb dalam bensin. A. Upaya Pengendalian Upaya penghapusan kandungan Pb dalam bahan bakar bensin di Indonesia sudah dilakukan sejak tahun 1996 dimana pada bulan Oktober 1996 Presiden RI mengintruksikan program penghapusan kandungan Pb dalam bahan bakar bensin yang dipasarkan di wilayah RI pada tahun 1999. Adapun dengan terjadinya krisis moneter program ini tidak dapat berjalan dengan lancar. Pada bulan Oktober 1999 Menteri Pertambangan RI mencanangkan untuk menghapuskan Pb dalam bahan bakar bensin pada tahun 2003 dan program ini dimasukkan sebagai salah satu komitmen pemerintah seperti tertera dalam Letter of Intent (LOI) antara Pemerintah RI dengan IMF. Sebagai realisasi dari program Langit Biru, Kementerian Lingkungan Hidup mengadakan pemantauan rutin tahunan terhadap kualitas bahan bakar bensin dan solar di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan agar bahan bakar yang beredar dan dikonsumsi oleh masyarakat dapat dikontrol kualitasnya. Dengan demikian, data yang diperoleh diharapkan dapat mendorong dan memacu produsen secara bertahap untuk memproduksi bahan bakar yang ramah lingkungan. Secara umum, kegiatan ini dari tahun ke tahun secara bertahap menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Hal ini dapat diukur dari dua hal, yaitu bertambahnya kota yang dipantau dan kualitas bahan bakar bensin dan solar. Pada tahun 2006, KLH memantau kualitas bahan bakar kendaraan bermotor di 20 kota, sedangkan tahun ini, terdapat penambahan jumlah kota yang dipantau menjadi 30 kota, yang antara lain: Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Bandung, Banjarmasin, Batam,

15

Bengkulu, Denpasar, Gorontalo, Jabodetabek, Jambi, Jayapura, Kendari, Kupang, Makassar, Manado, Mataram, Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pangkalpinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Sorong, Surabaya, dan Yogyakarta. Dari segi jumlah, kota-kota yang dipantau tersebut dapat mewakili seluruh wilayah Indonesia yang berjumlah 33 provinsi. Kualitas bahan bakar yang dipasarkan di Indonesia menunjukkan perbaikan dari tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, pada tahun 2006 dari 20 kota yang dipantau ditemukan bahan bakar bensin masih mengandung timbal dengan nilai ratarata 0,038 gr/l, sedangkan tahun ini dari 30 kota yang dipantau ditemukan nilai ratarata 0.0068 gr/lt. Dari 30 kota yang dipantau, 10 kota kandungan Timbalnya sudah tidak terdeteksi atau unleaded gasoline, termasuk Kota Bandung (Sumber : Kementrian Lingkungan Hidup). Selain penghapusan Pb pada bahan bakar bensin, alternatif pemecahan masalah lainnya yaitu pengurangan operasional kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin untuk beralih ke bahan bakar yang tidak ada kandungan logam berat Pb nya. Contohnya bahan bakar pertamax dll. Ini merupakan cara untuk mengurangi kandungan Pb pada bumi yang di hasilkan dari asap kendaraan bermotor, khususnya bahan bakar bensin. Untuk menghindari terpaparnya logam berat yang disebabkan oleh sisa bahan bakar kendaraan bermotor khususnya Pb yang telah diteliti banyak mengandung logam berat timah hitam tersebut. Petugas pertamina atau masyarakat yang kesehariannya selalu berkiprah dalam lalu lintas diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) guna mengurangi resiko terpapar logam berat. Macam APD yang digunakan meliputi : 1. Masker Proses masuknya Pb dalam tubuh yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor dapat melalui berbagai macam jalur, salah satunya yaitu melalui udara yang akan dihirup oleh manusia. Sebagian besar dari Pb yang terhirup pada saat bernafas akan masuk ke dalam pembuluh darah dan paru-paru.tingkat penyerapan ini sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel dari senyawa Pb yang

16

ada dan volume udara yang mampu dihirup pada saat peristiwa bernafas berlangsung. Makin kecil ukuran partikel debu, serta makin besarnya volume udara yang mampu terhirup, maka akan semikin besar pula konsentrasi Pb yang diserap oleh tubuh. Logam Pb yang masuk ke paru-paru melalui peristiwa pernafasan akan terserap dan berikatan dengan darah paru-paru untuk kemudian diedarkan keseluruh jaringan dan organ tubuh. Apalagi kandungan udara bebas sekarang ini sudah terkontaminasi dengan bahan logam berat yang dihasilkan pada bahan bakar kendaraan bermotor. Semakin banyak kendaraan bermotor yang ada, maka semakin banyak pula kandungan logam berat yang dihasilkan. Untuk itu diharapkan menggunakan masker untuk mengurangi terpaparnya logam berat dalam tubuh. 2. Menggunakan pakaian panjang Selain melalui pernafasan, senyawa Pb juga dapat masuk kedalam tubuh melalui jalur penetrasi melewati kulit. Penyerapan melewati kulit ini dapat disebabkan karena senyawa ini dapat larut dalam minyak dan lemak. 3. Melakukan tes medis berkala Bagi pekerja yang beresiko terpaparnya logam berat Pb disarankan untuk melakukan tes medis berkala demi mengetahui kondisi badan tubuh apakah terpapar logam berat atau tidak. 4. Menggunakan sarung tangan Logam berat Pb dapat diserap oleh kulit, maka dari itu untuk mengatasi terpaparnya logam berat tersebut masuk ke kulit pekerja yang berkaitannya dengan bahan bakar kendaraan bermotor harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sarung tangan. B. Dampak Pb terhadap Kesehatan Pb sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat membahayakan kesehatan dan merusak lingkungan. Pb yang terhirup oleh manusia setiap hari akan diserap, disimpan dan kemudian ditampung dalam darah. Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting yang mempengaruhi sifat-sifat Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik misalnya tetraethil Pb segara dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan membran

17

mukosa. Pb organik diabsorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh. Tidak semua Pb yang terisap atau tertelan ke dalam tubuh akan tertinggal di dalam tubuh. Kira-kira 5-10 % dari jumlah yang tertelan akan diabsorbsi melalui saluran pencernaan, dan kira-kira 30 % dari jumlah yang terisap melalui hidung akan diabsorbsi melalui saluran pernafasan akan tinggal di dalam tubuh karena dipengaruhi oleh ukuran partikel-partikelnya. Dampak dari timbal sendiri sangat mengerikan bagi manusia, utamanya bagi anak-anak. Di antaranya adalah mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan belajar, memendekkan tinggi badan, penurunan fungsi pendengaran, mempengaruhi perilaku dan intelejensia, merusak fungsi organ tubuh, seperti ginjal, sistem syaraf, dan reproduksi, meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi perkembangan otak. Dapat pula menimbulkan anemia dan bagi wanita hamil yang terpajan timbal akan mengenai anak yang disusuinya dan terakumulasi dalam ASI. Pada jaringan atau organ tubuh logam Pb akan terakumulasi pada tulang. Karena dalam bentuk ion Pb2+, logam ini mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+ (kalsium) yang terdapat pada jaringan tulang. Disamping itu pada wanita hamil logam Pb dapat dapat melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem peredaran darah janin dan selanjutnya setelah bayi lahir Pb akan dikeluarkan bersama air susu. Meskipun jumlah Pb yang diserap oleh tubuh hanya sedikit ternyata logam Pb ini sangat berbahaya. Hal itu disebabkan senyawa-senyawa Pb dapat memberikan efek racun terhadap berbagai macam fungsi organ tubuh. Sel-sel darah merah merupakan suatu bentuk kompleks khelat yang dibentuk oleh laogam Fe dengan gugus haeme dan globin. Sintesis dari kompleks tersebut melibatkan dua macam enzim ALAD (Amino Levulinic Acid Dehidrase) atau asam amino levulinat dehidrase dan enzim jenis sitoplasma. Enzim ini akan bereaksi secara aktif pada tahap awal sintesis dan selama sirkulasi sel darah merah berlangsung. Adapun enzim ferrokhelatase termasuk pada golongan enzim mitokondria. Enzim ferrokhelatase ini akan berfungsi pada akhir proses sintesis.

18

Keracunan akibat kontaminasi logam Pb dapat menimbulkan berbagai macam hal:


Meningkatkan kadar ALAD dalam darah dan urine Meningkatkan kadar protopporhin dlam sel darah merah Memperpendek umum sel darah merah Menurunkan jumlah sel darah merah dan kadar sel-sel darah merah yang masih muda

Meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah Kontribusi Pb di udara terhadap absorpsi oleh tubuh lebih sulit diperkirakan.

Distribusi

ukuran

partikel

dan

kelarutan

Pb

dalam

partikel

juga

harus

dipertimbangkan biasanya kadar Pb di udara sekitar 2 g/m3 dan dengan asumsi 30% mengendap di saluran pernapasan dan absorpsi sekitar 14 g/per hari. Mungkin perhitungan ini bisa dianggap terlalu besar dan partikel Pb yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor ternyata bergabung dengan filamen karbon dan lebih kecil dari yang diperkirakan walaupun agregat ini sangat kecil (0,1 m) jumlah yang tertahan di alveoli mungkin kurang dari 10%. Uji kelarutan menunjukkan bahwa Pb berada dalam bentuk yang sukar larut. Hampir semua organ tubuh mengandung Pb dan kirakira 90% dijumpai di tulang, kandungan dalam darah kurang dari 1% kandungan dalam darah dipengaruhi oleh asupan yang baru (dalam 24 jam terakhir). Secara umum efek timbal terhadap kesehatan dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Sistem syaraf dan kecerdasan Efek timbal terhadap sistem syaraf telah diketahui, terutama dalam studi

kesehatan kerja dimana pekerja yang terpajan kadar timbal yang tinggi dilaporkan menderita gejala kehilangan nafsu makan, depresi, kelelahan, sakit kepala, mudah lupa, dan pusing. Pada tingkat pajanan yang lebih rendah, terjadi penurunan kecepatan bereaksi, memburuknya koordinasi tangan-mata, dan menurunnya kecepatan konduksi syaraf.

Efek timbal terhadap keerdasan anak telah banyak diteliti, dan studi menunjukkan timbal memiliki efek menurunkan IQ bahkan pada tingkat pajanan rendah.

19

Peningkatan kadar timbal dalam darah sebesar 10 g/dl hingga 20 g/dl dapat menurunkan IQ sebesar 2.6 poin. Studi lebih lanjut menunjukkan bahwa kenaikan kadar timbal dalam darah di atas 20 g/dl dapat mengakibatkan penurunan IQ sebesar 2-5 poin.

Efek sistemik Studi menunjukkan hubungan antara meningkatnya tekanan darah dengan BLL

paling banyak ditemukan pada kasus pajanan terhadap laki-laki dewasa. Schwartz (1995) dalam laporan WHO menunjukkan bahwa penurunan BLL sebesar 10 g/dl to 5 g/dl menyebabkan penurunan tekanan darah sebsar 1.25 mmHg. Pada wanita dewasa, hubungan antara BLL dengan tekanan darah tidak terlalu kuat dan jarang ditemukan. Efek sistemik lainnya adalah gejala gastrointestinal. Keracunan timbal dapat berakibat sakit perut, konstipasi, kram, mual, muntah, anoreksia, dan kehilangan berat badan.

Efek timbal terhadap reproduksi Efek timbal terhadap reproduksi dapat terjadi pada pria dan wanita dan telah

diketahui sejak abad 19, dimana pada masa itu timbal bahkan digunakan untuk menggugurkan kandungan. Pajanan timbal pada wanita di masa kehamilan telah dilaporkan dapat memperbesar resiko keguguran, kematian bayi dalam kandungan, dan kelahiran prematur. Pada laki-laki, efek timbal antara lain menurunkan jumlah sperma dan meningkatnya jumlah sperma abnormal. C. Dampak Pb terhadap Lingkungan Kandungan Pb pada asap kendaraan bermotor selain menyababkan gangguan pada kesehatan manusia juga dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan lingkungan. Logam berat timbal pada kenyataannya berbahaya pada kesehatan manusia dan kelangsungan kehidupan di lingkungan. Walaupun pada konsentrasi yang sedemikian rendah efek ion logam berat dapat berpengaruh langsung hingga

20

terakumulasi pada rantai makanan. Seperti halnya sumber-sumber polusi lingkungan lainnya, logam tersebut dapat di transfer dalam jangkauan yang sangat jauh di lingkungan, selanjutnya berpotensi mengganggu kehidupan biota lingkungan dan akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan manusia walaupun dalam jangka waktu yang lama dan jauh dari sumber posisi utamanya. Pencemaran logam berat terhadap alam lingkungan estuaria merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut oleh manusia. Kandungan logam berat dalam udara dipengaruhi oleh parameter fisika dan kimia yaitu suhu, salinitas, padatan tersuspensi dan kelembaban.

21

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Logam berat adalah benda padat atau cair yang mempunyai berat 5gramatau lebih untuk setiap cm3. Sedangkan logam yang beratnya kurang dari 5gram disebut logam ringan. Istilah logam berat sebetulnya telah dipergunakan secara luas, terutama dalam perpustakaan ilmiah, sebagai suatu istilah yang menggambarkan bentuk dari logam tertentu Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pb dan nomor atom 82. Lambangnya diambil dari bahasa

Latin Plumbum. Timbal (Pb) adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi. Keberadaan timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang mana jumlahnya 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak bum.Pb terkonsentrasi dalam deposit bijih logam. Unsur Pb digunakan dalam bidang industri modern sebagai bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraetil. Macam APD yang digunakan meliputi : Masker, Pakaian panjang, Tes medis berkala, Sarung tangan

Efek Pb terhadap kesehatan : Menimbulkan efek pada sistem syaraf dan kecerdasan Efek pada sistemik Efek timbal pada sistem reproduksi.

22

Efek terhadap lingkungan : Kandungan Pb pada asap kendaraan bermotor selain menyababkan gangguan pada kesehatan manusia juga dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan lingkungan. Logam berat timbal pada kenyataannya berbahaya pada kesehatan manusia dan kelangsungan kehidupan di lingkungan. Walaupun pada konsentrasi yang sedemikian rendah efek ion logam berat dapat berpengaruh langsung hingga terakumulasi pada rantai makanan. Seperti halnya sumbersumber polusi lingkungan lainnya, logam tersebut dapat di transfer dalam jangkauan yang sangat jauh di lingkungan, selanjutnya berpotensi mengganggu kehidupan biota lingkungan dan akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan manusia walaupun dalam jangka waktu yang lama dan jauh dari sumber posisi utamanya. B. Saran Gunakanlah timbal sesuai ambang batas penggunaan. Kurangi penggunaan bahan bakar yang mengandung timbal. Gunakan APD pada saat akan melakukan eaksi kimia yang berhubungan dengan pengggunaan timbal agar tidak terkontaminasi timbal.

23

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Logam Berat. http://id.shvoong.com/exact-sciences/1921262-logam-berat/) Anonim. 2010. Toksisitas Logam. http://id.wikipedia.org/wiki/Toksisitas_logam) http://www.logamberat.com Mukono. 2005. Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. Palar, Heryando. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta. Riyadi, Slamet. 1986. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Karya Anda. Widowati, Wahyu dkk. 2008. Efek Toksik Logam. Yogyakarta: Andi offset.

24

LAMPIRAN

Gambar. Antrian kendaraan bermotor untuk giliran pengisian bahan bakar

Gambar. Tempat pengisian bahan bakar kendaraan bermotor

25

Вам также может понравиться