Вы находитесь на странице: 1из 26

BAB I TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Dasar Anemia 1.

Pengertian Mengenai pengertian tentang anemia penulis mengambil kutipan dari berbagai macam sumber, diantaranya yaitu : Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin (Hb) di bawah normal. ( Brunner & Suddarth, 2002 : 22 ) Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah berkurang dan menurunnya kadar hemoglobin yang disebabkan oleh kekurangan gizi. ( Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, 2003 ) Anemia pada ibu hamil adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari 11 gr %. ( Depkes RI, 1998 : 50 ) Kehamilan resiko tinggi adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang perlu diwaspadai karena terdapat salah satu atau lebih faktor resiko yang mungkin berpengaruh terhadap timbulnya kesulitan pada kehamilan atau persalinan . ( Depkes RI, 1998 : 32 ) Dari pengertian tersebut di atas penulis menyimpulkan kehamilan resiko tinggi anemia adalah suatu keadaan yang dialami oleh ibu hamil dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 11 gr%, sehingga berpengaruh terhadap timbulnya kesulitan pada kehamilan atau persalinan. 2. Penyebab Penyebab anemia menurut Depkes RI, sebagai berikut : a. Kurangnya konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, terutama yang berasal dari sumber hewani b. Kebutuhan yang meningkat karena kehamilan, pada penyakit infeksi (malaria dan penyakit kronis lainnya misalnya TB Paru)

c. Kehilangan besi yang berlebihan pada perdarahan termasuk haid yang berlebih, sering melahirkan dan kecacingan, luka dengan perdarahan d. Ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh akan besi dibandingkan dengan penyerapan dari makanan. ( Depkes RI, 1998 : 51 ) 3. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala menurut Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI dalam buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, sebagai berikut : a. Mata berkunang-kunang atau kepala pusing b. Lemah atau kurang tenaga c. Badan lesu d. Cepat lelah e. Gampang mengantuk f. Lidah, bibir, kuku pucat sekali g. Wajah / muka pucat dan kurang nafsu makan. ( Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI, 1999 : 76 ) 4. Klasifikasi Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH dalam buku Sinopsis Obsetri Edisi Kedua, 1998 : 146 yaitu : a. Anemia defisiensi besi ( 62,03 % ) b. Anemia megaloblastik ( 29,0 % ) c. Anemia hipoplastik ( 8,0 % ) d. Anemia hemolitik ( 0,7 % ). Menurut Depkes RI 1999, anemia dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Anemia berat : Apabila kadar Hb dalam darah kurang dari 8 gr% b. Anemia ringan Apabila kadar Hb dalam darah 8 11 gr%.

Pembagian anemia pada ibu hamil menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba dalam buku Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obsetri Ginekologi dan KB, 2001 : 51 yaitu : a. Ringan Hb b. Anemia sedang c. Anemia berat Hb kurang dari Definisi anemia menurut 9 10 gr % 7 8 gr % 7 gr % WHO dalam buku Kapita Selekta

Penatalaksanaan Rutin Obsetri Ginekologi dan KB, sebagai berikut : a. Anak prasekolah b. Anak sekolah c. Laki-laki dewasa d. Wanita dewasa e. Ibu hamil 11 gr% 12 gr% 13 gr% 12 gr% 11 gr%.

( Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 2001 : 51 ) Menurunnya Hb menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, dapat menyebabkan : a. Hb sekitar kurang dari 10 gr% 1) Pusing, cepat lelah 2) Prestasi kerja menurun b. Hb kurang dari 8 gr% 1) Tampak anemia 2) Pusing, pening 3) Nyeri dada 4) Sukar bernafas. ( Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 2001 : 51 )

5. Akibat anemia pada kehamilan dan janin Berbagai akibat anemia pada kehamilan dan janin menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, sebagai berikut : a. Akibat anemia pada kehamilan 1) Hamil muda ( trimester pertama) (a) Abortus (b) Missed abortus (c) Kelainan kongenital (d) Ibu tidak kuat bekerja 2) Trimester kedua (a) Persalinan prematur (b) Perdarahan antepartum (c) Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (d) Asfiksia intrauterin sampai kematian (e) Berat badan lahir rendah (f) IQ rendah (g) Dekompensasi kordis sampai kematian ibu 3) Saat inpartu atau trimester ketiga (a) Gangguan his primer dan sekunder (b) Janin lahir dengan anemia (c) Persalinan dengan tindakan tinggi (1) Ibu cepat lelah (2) Gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif 4) Pascapartus (a) Atonia uteri menyebabkan perdarahan (b) Retensio plasenta (1) Plasenta adhesiva (2) Plasenta akreta (3) Plasenta inkreta 4

(4) Plasenta perkreta (c) Perlukaan sukar sembuh (d) Mudah menjadi febris puerperalis (e) Gangguan involusi uteri (f) Kematian ibu tinggi (1) Perdarahan (2) Infeksi puerparalis (3) Gestosis. b. Akibat anemia terhadap janin 1) Kematian mudigah (keguguran) 2) Kematian janin dalam kandungan 3) Kematian janin waktu lahir 4) Kematian perinatal tinggi 5) Prematuritas 6) Dapat terjadi cacat bawaan 7) Cadangan besi kurang. ( Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 2001 : 51 ) 6. Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Menurut Depkes RI, pencegahan dan penanggulangan anemia adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat hewani, seperti : hati, ikan, daging dan lain-lain serta sumber nabati, seperti : sayuran hijau, tempe, tahu dan buah-buahan berwarna untuk membantu penyerapan besi dan membantu proses pembentukan Hb. Pada ibu hamil dengan anemia harus diperhatikan : 1) Ibu hamil harus makan dan minum lebih banyak daripada saat tidak hamil.

2) Untuk mencegah kurang darah selama hamil, ibu harus banyak makan makanan sumber besi, seperti : sayuran hijau, buah, tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah dan daging. 3) Selama hamil makanlah, makanan beraneka ragam setiap hari dalam jumlah cukup dan makanan yang aman bagi kesehatan. 4) Bila nafsu makan ibu kurang, makanlah makanan yang segar-segar, seperti : buah, sayur bening dan sayur segar lainnya. 5) Hindarkan pantangan terhadap pantangan yang keliru, yang dapat merugikan kesehatan ibu seperti tidak boleh makan ikan, telur, buah-buahan tertentu dan sebagainya. 6) Selama hamil sebaiknya tidak melakukan pekerjaan yang berat. 7) Mengatur jumlah kelahiran dan membatasi kehamilan dengan menjadi peserta KB. b. Pemberian tablet Fe 1) Dosis dan cara pemberian tablet besi ( tablet tambah darah ) pada ibu hamil. Dosis pencegahan : Sehari 1 tablet berturut-turut selama minimal 90 hari : a) Diberikan tanpa pemeriksaan Hb b) Dimulai pada waktu pertama kali pemeriksaan kehamilan c) Bila ibu hamil telah melahirkan tetapi Fe yang dimakan belum mencukupi 90 tablet, maka tablet Fe harus diteruskan sampai selesai. 2) Efek samping obat : a) Pemberian tablet tambah darah kadang-kadang dapat menimbulkan gejala seperti : mual, nyeri di daerah lambung, muntah, kadang-kadang diare atau sulit buang air bersih. b) Setelah minum tablet tambah darah, kotoran (tinja) akan menjadi hitam, hal ini sama sekali tidak membahayakan. 6

c) Rasa tabletnya seperti zat besi 3) Cara makan obat : a) Untuk mencegah timbulnya gejala diatas dianjurkan minum tablet tambah darah setelah makan malam. b) Dianjurkan tidak minum tablet tambah darah bersama-sama dengan susu, teh, kopi, tablet kalk atau obat sakit maag. 4) Beberapa faktor yang perlu diperhitungkan dengan pemberian zat besi : a) Reaksi tubuh terhadap zat besi b) Kemampuan resorbsi intestine c) Kemampuan hemopoltisis sumsum tulang d) Jumlah kehilangan darah e) Faktor makanan : Teh dan kopi menghambat resorbsi zat besi Vitamin C meningkatkan resorbsi zat besi 1. Terdapat dalam buah segar 2. Vitamin C 25 mg meningkatkan resorbsi 2 kali 3. 500 mg meningkatkan resorbsi 6 kali 4. Hindari makan buah yang pengolahannya dapat meningkatkan vitamin C. f) Kemampuan pengendalian parasit infeksi yang menghilangkan darah menahun. g) Tingkat anemia yang di derita h) Pada ibu hamil sejak permulaan sudah anemia, diperlukan pemberian zat besi sehingga kehamilan dapat berlangsung tanpa menimbulkan penyulit hamil, persalinan dan pascapartus. ( Depkes RI, 1998 : 52 )

7. Tindak Lanjut Tentang tindak lanjut penulis mengutip dari Depkes RI dalam buku Perawatan Kesehatan Bagi Kader, sebagai berikut : a. Ibu hamil yang anemia perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut b. Ibu hamil mukanya sangat pucat, sembab dan tidak ada nafsu makan, segera di rujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit. c. Memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengadaan makanan antara lain : Pemanfaatan pekarangan Penganekaragaman pangan Usaha peningkatan pendapatan keluarga. ( Depkes RI, 1997 : 35 )

8. Dampak Penyakit Terhadap Fungsi Keluarga Dalam tulisan sebelumnya penulis telah menguraikan tentang fungsi keluarga. Dengan adanya ibu hamil yang menderita anemia akan berdampak pada fungsi keluarga, adapun dampak tersebut menurut penulis adalah sebagai berikut : a. Fungsi afektif Keluarga mengajak klien untuk memperhatikan segala kebutuhan selama hamil dan dalam hubungan dengan orang lain untuk perkembangan individu dan psikososial. b. Fungsi sosialisasi Keluarga membina hubungan antara sesama anggota keluarga dan mempersiapkan anggota keluarga untuk tetap bisa bersosialisasi dengan calon anggota keluarga baru. c. Fungsi produktif Mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan hidup keluarga dengan adanya calon anggota keluarga baru sebagai generasi penerus. d. Fungsi ekonomi 8

Kepala keluarga akan lebih bertanggung jawab untuk pengaturan penggunaan penghasilan keluarga dengan bertambahnya calon anggota baru, sehingga keluarga harus menabung untuk memenuhi kebutuhan persalinan dan perawatan calon anggota keluarga yang baru. e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan Untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga secara keseluruhan, terutama saat ini bagi ibu dan calon anggota keluarga yang baru. f. Fungsi pendidikan Dengan adanya penyakit anemia pada kehamilan keluarga perlu mengetahui dan menjelaskan terutama kepada ibu hamil tentang perawatan dan pencegahan agar tidak menderita anemia. C. Proses Keperawatan Keluarga Menurut Nasrul Effendy : Proses keperawatan adalah kegiatan yang dinamis yang memerlukan dasar pengetahuan dan keterampilan yang telah diselidiki dan di pelajari dengan menggunakan pemikiran yang tajam . ( Nasrul Effendy, 1998 : 46 ) Menurut Carol l, et all : Proses keperawatan keluarga adalah suatu metoda yang sistematis yang menunjukan hubungan perawat-klien dalam (1) menentukan kebutuhan perawatan (2) perencanaan implementasi (3) mengevaluasi hasil dan berpusat pada klien serta berorientasi pada hasil. (Carol L, Priscilla Le Mone, Fundamentals Of Nursing, Third Edition, 1993 : 224) Tahap-tahap dalam proses keperawatan keluarga dengan masalah anemia pada kehamilan : 1. Pengkajian

Definisi

pengkajian

penulis

mengutip

dari

Nasrul

Effendy,

sebagai berikut : Pengkajian adalah sekumpulan tindakan ynag dilakukan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien atau keluarga dengan memakai norma-norma kesehatan pribadi maupun sosial, sistem integrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasi masalahnya ( Nasrul Effendy, 1998 : 46 ). Pengkajian ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu : a. Pengumpulan data, dapat dilakukan melalui cara : 1) Wawancara Yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui pada klien dengan anemia. a) Aspek fisik Keadaan fisik klien yang menderita anemia dan keluhankeluhan yang dirasakan seperti sakit kepala, mata berkunangkunang, merasa lemah, letih dan lesu, tidak nafsu makan, jantung berdebar-debar, sukar menelan, konjuctiva anemis, lidah licin, merah dan stomatitis, kuku menjadi cekung, kelemahan otot, postur berjalan lambat, pucat pada kulit dan membran mukosa, pengisian kapiler melambat, kuku mudah patah, mual muntah, turgor kulit buruk. b) Mental Bagaimana mental klien yang menderita penyakit anemia terhadap penyakit-penyakitnya itu. Apakah menerima atau menjadi rendah diri karena penyakirnya. Bagaimana pandangan klien terhadap segala tindakan perawatan yang dilakukan. c) Sosial, Budaya dan Ekonomi (1) Penghasilan dan pengeluaran yang meliputi pekerjaan, sumber penghasilan dan kesanggupan untuk memenuhi 10

kebutuhan. Apakah ada simpanan di bank atau disimpan dirumah, siapakah yang menentukan keuangan dan bagaimana keuangan itu digunakan. (2) Suku bangsa dan agama (3) Peranan masing-masing anggota keluarga d) Kebiasaan Kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan klien penderita anemia sebelum atau sesudah menderita seperti kebiasaan tidur dan pola makan, penurunan semangat untuk bekerja, kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak, penurunan masukan makanan, masukan protein hewani rendah, masukan produksi sereal tinggi, mual dan muntah. e) Lingkungan Rumah meliputi tipe rumah apakah permanen atau semi permanen, luas rumah memadai atau tidak, jumlah ruangan, persediaan air bersih, jenis dan kualitas air, cara pembuangan sampah, bagaimana pembuangan air limbah, fasilitas komunikasi dan transportasi, fasilitas pelayanan kesehatan, mempunyai WC atau tidak, lingkungan rumah dari bahaya kecelakaan. 2) Pengamatan atau observasi langsung Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya adalah : a) Ventilasi dan penerangan Keadekuatan penerangan (sumber penerangan, sinar matahari yang masuk kedalam rumah dan keadekuatan sirkulasi udara) ukuran ventilasi apakah 10-15 % dari luas lantai, dapat membaca atau tidak tanpa bantuan penerangan pada siang hari. b) Kebersihan

11

kebersihan

diri

atau

kebersihan

lingkungan

sangat

mempengaruhi proses penyebaran suatu penyakit. Suatu penyakit dapat mendorong terjadinya gangguan dalam memelihara kebersihan diri seperti, kurang bertenaga dan penampilan tidak rapih. 3) Studi dokumentasi Meliputi data yang menunjang anemia : a) Catatan pengobatan Terdiri dari obat-obatan penambah darah, seperti tablet besi (Fe) dan sejenisnya. b) Pemeriksaan laboratorium Pada penderita anemia, dilakukan pemeriksaan kadar Hb (hemoglobin) dalam darah, volume sel packed (hematokrit) atau kadar eritrosit darah dalam pemeriksaan ditemukan kadar hemoglobin dalam darah pada ibu hamil yang menderita anemia biasanya Hb dibawah 11 gr %. 4) Pemeriksaan fisik Keadaan umum klien anemia biasanya mengeluh lemas, sakit kepala, mata berkunang-kunang, tidak nafsu makan, konjuctiva anemis, kuku menjadi cekung, jantung berdebar-debar, lidah licin merah dan stomatitis, mual muntah, kulit dan membran mukosa pucat, penurunan berta badan, turgor kulit buruk, lidah tampak merah. Kaji keadaan umum dan tanda-tanda vital. Data-data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Identitas keluarga Mengetahui adanya susunan anggota keluarga, peran masing-masing anggota keluarga terutama untuk penderita anemia yang membutuhkan perhatian dan perawatan dari keluarganya.

12

2. Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang pernah dialami, terutama riwayat penderita anemia pada anggota keluarga. 3. Anggota keluarga Dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui adanya tanda-tanda suatu penyakit dan pengetahuan keluarga tentang nutrisi dan kehamilan. 4. Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada Pemeriksaan kehamilan harus dilakukan secara teratur, dengan jarak yang jauh akan menimbulkan keengganan dan kemalasan untuk pergi berobat. 5. Keadaan keluarga, meliputi : a. Biologis Apakah keluarga dapat memelihara dan merawat anggota keluarga yang menderita penyakit anemia dengan memenuhi kecukupan gizi keluarga. b. Psikologis Apakah keluarga memberikan kasih sayang, rasa aman, perhatian diantara anggota keluarga terutama kepada anggota keluarga yang menderita anemia. c. Sosial Apakah keluarga dan klien dapat membina sosialisasi antar anggota keluarga dan lingkungan sekitarnya. d. Kultural Bagaimana kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan klien dan keluarganya, dengan adanya tanda-tanda klinis penyakit anemia atau akibat lanjutan penyakit anemia terhadap kehamilan.

13

e. Spiritual Bagaimana keyakinan klien akan kesehatan dihubungkan dengan latar belakang agama klien. f. Lingkungan Bagaimana lingkungan di sekitar klien, penerimaan masyarakat terhadap klien dan keluarga. Apakah klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari. g. Data penunjang lainnya, seperti nutrisi Penderita anemia dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, asam folat dan vitamin B.12, bagi ibu hamil dianjurkan untuk makan makanan seimbang. b. Analisa data Didalam menganalisis data penulis mengutip dari Nasrul Effendy, ada tiga norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu : 1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi : a) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga c) Keadaan gizi anggota keluarga d) Status imunisasi anggota keluarga e) Kehamilan dan keluarga berencana 2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan Rumah meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas rumah dibanding dengan anggota keluarga dan sebagainya. 3) Karakteristik keluarga : a) Sifat-sifat keluarga b) Dinamika dalam keluarga c) Komunikasi dalam keluarga 14

d) Interaksi antar anggota keluarga e) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga f) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga. ( Nasrul Effendy, 1998 : 48 ) c. Perumusan masalah Yaitu untuk menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan. Pada tahap ini penulis mengambil kutipan dari Nasrul Effendy, perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang diambil didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan kepada analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan tentang masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada tiga kelompok masalah besar, yaitu : 1. Ancaman kesehatan Yaitu keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. 2. Kurang atau tidak sehat Yaitu kegagalan dalam memantapkan kesehatan. 3. Situasi krisis Yaitu saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Dari ketiga faktor tersebut kemungkinan masalah yang muncul dari anggota keluarga yang menderita penyakit anemia adalah ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah anemia dan 15

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. ( Nasrul Effendy, 1998 : 48 ) d. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan keluarga menurut Nasrul Effendy, adalah sebagai berikut : Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang factor-faktor yang mempertahankan respon atau tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan yang diharapkan . (Nasrul Effendy, 1998 : 51) Dalam menetapkan diagnosa keperawatan keluarga, ditetapkan faktor resiko dan faktor potensial terjadinya penyakit atau masalah kesehatan keluarga, serta mempertimbangkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi keluarga tersebut. Diagnosa keperawatan ditegakkan dengan menggunakan formulasi PES ( Problem, Etiologi, Sign ). e. Prioritas masalah Penulis dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, mengutip dari Nasrul Effendy, yang harus didasarkan pada beberapa kriteria sebagai berikut : 1) Sifat masalah, dikelompokan menjadi : a) Ancaman kesehatan b) Keadan sakit atau kurang sehat c) Situasi krisis 2) Kemungkinan masalah dapat dirubah Adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan. 3) Potensi masalah untuk di cegah Adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melaluyi tindakan keperawatan kesehatan. 16

4) Masalah yang menonjol Adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan. ( Nasrul Effendy, 1998 : 52 ) Tabel 2.4 Perhitungan Nilai ( Scoring ) Masalah Kesehatan No 1 Sifat masalah Kriteria Nilai 3 2 1 2 2 1 0 1 3 2 1 1 2 1 Bobot 1

Skala : Tidak/kurang sehat . Ancaman kesehatan 2 Krisis .. Kemungkinan masalah dapat diubah Skala : Dengan mudah Hanya sebagian 3 Tidak dapat . Potensi masalah untuk dicegah Skala : Tinggi . Cukup . 4 Rendah Menonjolnya masalah Skala : Masalah berat harus ditangani Masalah yang tidak perlu segera ditangani . Sumber

Masalah tidak dirasakan . 0 : Nasrul Effendy, 1998 : 53 Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta

Skoring :

17

1. 2.

Tentukan skor untuk setiap kriteria Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot. Skor Angka tinggi x Bobot

3. 4.

Jumlahkan skor untuk semua kriteria Skor tertinggi adalah lima, dan sama untuk seluruh bobot Tabel 2.5 Pengkajian Keluarga Mandiri

f) Format pengkajian keluarga

Tgl

Masalah Kesehatan

Masalah Keperawatan 1 2

Kriteria Keluarga Mandiri 3 4 5 6 7 8 9

Kategori/ 10 Simpulan

Keterangan : Kriteria keluarga mandiri terdiri dari tiga bagian, berikan cek ( ) pada kolom dengan angka 1 10 sesuai dengan kriteria berikut ini : A. Keluarga mengetahui masalah kesehatan, dengan kriteria : 1) Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari masalah kesehatan yang ada 2) Keluarga dapat menyebutkan penyebab masalah kesehatan 3) Keluarga dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan. 4) Keluarga memiliki persepsi yang positif terhadap masalah B. Keluarga kriteria : 5) Masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga 18 mau mengambil keputusan untuk mengatasi masalah, dengan

6) Keluarga dapat mengungkapkan / menyebutkan akibat dari masalah kesehatan tersebut. 7) Keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang penanganan masalah kesehatan tersebut. C. Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan, dengan kriteria : 8) Keluarga mampu menggali dan memanfatkan sumber daya berupa pembiayaan untuk kesehatan, alat P3K, KMS, dan Kartu Keluarga Sehat. 9) Keluarga terampil melaksanakan perawatan pada anggota keluarga (preventif, promotif, dan kreatif). 10) Keluarga kesehatan. Kategori keluarga mandiri/simpulan dibuat berdasarkan mampu memodifikasi lingkungan yang mendukung

penjumlahan kriteria diatas, masing-masing memiliki nilai satu. Pembagian kategori berdasarkan pengelompokan sebagai berikut : 1. Keluarga Mandiri I ( KM I ) 2. Keluarga Mandiri II ( KM II ) 2. Perencanaan Langkah selanjutnya setelah pengkajian adalah menyusun perencanaan perawatan kesehatan dan keperawatan keluarga. Dalam perencanaan penulis mengambil kutipan dari Nasrul Effendy, sebagai berikut : Perencanaan keperawatan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diindentifikasi . (Nasrul Effendy, 1998 : 54) Rencana keperawatan yang mungkin timbul pada keluarga yang mempunyai masalah dengan penyakit anemia antara lain : 19 : skornya 1-4 : skornya 5-7

3. Keluarga Mandiri III ( KM III ) : skornya 8-10

a. Masalah kesehatan Masalah keperawatan

: Anemia : Gangguan pemenuhan nutrisi : anemia berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang anemia pada ibu hamil.

Tujuan

: 1) Setelah anemia. 2) Keluarga

diberikan

penyuluhan

selama

20 menit keluarga dapat mengenal adanya mampu untuk mengambil

keputusan dalam melakukan tindakan terhadap anemia ibu hamil. 3) Keluarga membawa dan memeriksakan anggota keluarga ke Puskesmas atau ke Posyandu Intervensi : 1) Beri penyuluhan dan diskusikan dengan keluarga tentang : (a) Pengertian anemia (b) Tanda dan gejala anemia (c) Pengaruh anemia terhadap kehamilan dan janin (d) Cara mengatasi anemia. 2) Bantu anemia. 3) Motivasi keluarga untuk sering memeriksakan kehamilan ke Puskesmas atau ke Posyandu. b. Masalah kesehatan Masalah keperawatan : Gizi : Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh 20 berhubungan dengan ketidakmauan keluarga untuk mengambil masalah keputusan dalam mengatasi

keluarga bergizi. Tujuan

dalam

mengkonsumsi

makanan

: 1) Setelah diberikan penyukuhan selama 20 menit keluarga mengenal adanya masalah gizi tidak seimbang. 2) Keluarga mampu mengambil keputusan dalam melakukan tindakan untuk memberi makanan yang bergizi.

Intervensi

: 1) Beri

penyuluhan

dan

tanya

jawab

tentang masalah gizi seimbang yang meliputi : (a) Pengertian gizi seimbang (b) Tanda dan gejala kurang gizi (c) Akibat kurang gizi (d) Makanan yang baik untuk ibu hamil (e) Cara mengatasi kurang gizi 2) Bantu keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah gizi seimbang 3) Mendemonstrasikan c. Masalah kesehatan Masalah keperawatan : Kehamilan resiko tinggi : Gangguan dalam proses persalinan berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal faktor-faktor penyulit persalinan. Tujuan : 1) Setelah diberi penyuluhan selama 20 menit keluarga mampu mengenal adanya kehamilan resiko tinggi. 21 tentang cara pengolahan makanan yang baik dan benar.

2) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kehamilan resiko tinggi. 3) Keluarga memeriksakan kehamilan ke Posyandu atau Puskesmas. Intervensi : 1) Beri penyuluhan kepada keluarga tentang : (a) Pengertian kehamilan resiko tinggi (b) Akibat kehamilan resiko tinggi. (c) Faktor-faktor yang menyebabkan kehamilan resiko tinggi. (d) Cara mengatasi kehamilan resiko tinggi 2) Diskusikan dengan keluarga tentang perawatan ibu hamil dirumah dan fasilitas kesehatan yang ada untuk membantu prosaes persalinan. 3) Motivasi keluarga dan untuk sering berkunjungan d. Masalah kesehatan Masalah keperawatan memeriksakan

kehamilan ke Puskesmas atau Posyandu. : Lingkungan rumah kurang sehat : Resiko terjadinya gangguan kesehatan berhubungan Tujuan : 1) Setelah dengan diberi ketidakmampuan selama

keluarga memelihara lingkungan rumah penyuluhan 20 menit keluarga mampu menjelaskan tentang rumah sehat.

22

2) Keluarga mampu mengambil tindakan yang tepat dalam memelihara lingkungan rumah. 3) Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. Intervensi : 1) Beri penyuluhan pada keluarga tentang : (a) Pengertian rumah sehat (b) syarat-syarat rumah sehat (c) Akibat rumah tidak sehat 2) Beri motivasi pada keluarga untuk memelihara lingkungan rumahnya. 3) Menganjurkan keluarga untuk membuka jendela pada pagi hari serta menata perabotan rumah dengan rapih. 3. Implementasi Dalam memilih tindakan keperawatan ada 2 faktor yang perlu diperhatikan, yaitu Sifat masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk pemecahan masalah. Dalam implementasi penulis mengutip dari Nasrul Effendy, yang mencakup hal-hal di bawah ini : a. Merangsang keluarga mengenal dan menerima masalah dan kebutuhan kesehatan mereka melalui : 1) Memperluas pengetahuan keluarga melalui penyuluhan kesehatan. 2) Membantu keluarga melihat situasi dan akibat dari situasi tersebut. 3) Mengkaitkan kebutuhan kesehatan dan sasaran keluarga. 4) Mengembangkan sikap positif dalam keluarga. b. Menolong keluarga untuk menentukan tindakan keperawatan :

23

1) Merundingkan dengan keluarga mengenai akibat-akibat bila mereka tidak mengambil tindakan. 2) Memperkenalkan kepada keluarga tentang alternative yang dapat mereka pilih dan sumber-sumber yang diperlukan dalam melakukan tindakan keperawatan. 3) Merundingkan dengan keluarga akibat dari tindakan atau kemungkinan side efek yang mungkin timbul. c. Menimbulkan kepercayaan keluarga terhadap perawat : 1) Memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit. 2) Mencari cara untuk mengurangi ancaman kesehatan dan perkembangan kepribadian para anggotanya. 3) Membantu memperbaiki fasilitas fisik rumah dengan menolong keluarga memperbaiki yang sudah ada. 4) Mengembangkan pola komunikasi dengan keluarga agar saling pengertian yang mendalam. 5) Membantu keluarga mengembangkan kesanggupan mereka dalam memenuhi kebutuhan psikososial para anggotanya. 6) Mencegah rintangan-rintangan dalam mengadakan rujukan. 7) Perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang sumber-sumber daya yang ada di masyarakat dan bagaimana memanfatkannya. ( Nasrul Effendy, 1998 : 57 ) Tindakan yang dilakukan adalah tindakan primer, sekunder dan tersier. Tindakan primer adalah dengan memberikan pendidikan atau penyuluhan kesehatan mengenai masalah anemia. Tindakan sekunder adalah dengan mencegah komplikasi lebih lanjut dengan memberikan perawatan yang seoptimal mungkin. Tindakan tersier adalah untuk mengembalikan penderita sejauh mungkin ke tingkat kualitas hidup yang optimal. 24 terjadi

4.

Evaluasi Tentang pengertian evaluasi penulis mengutip pendapat Nasrul Effendy, sebagai berikut : Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai . Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam evaluasi tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor : a. Tujuan tidak realistis b. Tindakan keperawatan yang tidak tepat c. Ada faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi. ( Nasrul Effendy, 1998 : 59 ) Dalam mengambil penyusunan evaluasi penulis mengutip dari Suprajitno S.Kp, sebagai berikut : Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP dengan pengertian S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subjektif keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan, O adalah keadaan objektif yang dapat di identifikasikan oleh perawat dengan menggunakan pengamatan setelah implementasi keperawatan, A merupakan analisa perawat setelah respon subjektif yang telah ditentukan mengacu pada tujuan dan rencana perawatan keluarga, P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat menemukan analisis. ( Suprajitno S.Kp, 2004 : 32 ) Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari 3 dimensi : a. Keadaan fisik Misalnya peningkatan berat badan pada klien yang menderita anemia dan peningkatan kadar hemoglobin ( Hb ) dalam darah. b. Psikologis dan sifat 25

Misalnya berkembangnya sikap positif keluarga terhadap perawat dalam memberikan asuhan pada penderita anemia. c. Pengetahuan dan perubahan perilaku. Keluarga melaksanakan petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan perawatan anemia.

26

Вам также может понравиться