Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sistem moneter internasional (SMI) merupakan seperangkat kebijakan institusi, praktis, peraturan dan mekanisme yang menentukan tingkat dimana suatu mata uang ditukarkan dengan mata uang laian (Shapiro, 1992). SMI diibaratkan jaringan lampu lalulintas, dinama setiap pelaku menganggapnya tidak ada masalah kecuali lampu tsb rusak dan mati (Rivera-Batis,1989). SMI sangat erat hubungan dengan konsep konvertibilitas mata uang (currency convertibility), sejarah dan kontroversi sistem moneter internasional, serta sistem kurs Apa yang dimaksud dengan Currency Convertibility) ? Konvertibilitas Mata Uang (
1. Apabila mata uang tersebut diterima secara luas sebagai bukti pembayaran internasional. Sbg contoh dollar AS (US$) poundsterling (), yen () dan deutsche mark(DM) dengancontoh transaksi perdagangan anatara Kanada dan Meksiko dapat dilakukan pakai dolar AS, bukan merupakan mata uang dikedua negara.
Soft Currenies
Soft currency adalah mata uang yang tidak secara luas diterima sebagai media dalam transaksi keuangan internasional. Biasanya mata uang semacam ini tdk memiliki pasar bebas atau valuta asing yang memperdagangkannya. Dengan demikian, mata uang ini tidak mudah diperoleh apalagi di uual. Dibanyak negara ini biasanya disertai dengan kontrol otoritas moneter terhadap arus keluar masuk mata uang ini. Mata uang yang tidak konverible ini misalnya mata uang negara-negara sosialis Eropa Timur (seperti Rubel Rusia, Zloty Polandia) dan negara-negara sedang berkembang (seperti Yuen China, C ruzeiro Brasil, dan Rupiah Indonesia) yang masih tidak dapat digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan Internasional. Dalam praktek, apabila konvertibilitas penuh dari suatu mata uang dihambat, hanya di pasar gelap (black market) seriing muncul dan beroperasi diluar kontrol pemerintah. Pada dasarnya pasar gelap adalah suatu pasar bebas yang berdampingan dengan pasar resmi dan menawarkan konversi penuh dalam mata uang lokal kendati ditambah premi yang cukup subtansial diatas tarif resmi. Di banyak negara sedang berkembang, pasar gelap sering beroperasi disekitar taman, hotel internasional, atau diterminal tranportasi 5
Pada saat bersamaan berlaku sistem emas batangan (Gold bullion standart) dimana tdk ada hubungan lansung antara emas dengan mata uang: mata uang dapat berbentuk emas atas kertas tapi nilai nominalnya dapat lebih besar dari nilai intrinsiknya.
Negara Inggris telah mengunakan standar emas sepanjang abad 19 dan 1870-an sebagian negara eropah, AS 1879- menganut standar emas dan Th.1880 standar emas dipakai sebagai SMI diseluruh negara utama dunia
Ciri-ciri Standar emas ini dapat dilihat dari beberapa aturan dasarnya sbb :
a. Menetapkan nilai mata uang nya dalam nilai emas
Pemerintah dinegara tsb menentukan harga emas daklam mata uangnya dan siap membeli, menjual emas pada tingkat harga tsb (konvertibiulitas dua arah anatara mata uang domestik dengan emas) dengan semankin banyak negara yg menerapkan standar emas. nilai emas dari dua,mata uang ditentukan oleh perbandinangn berat emas anatar dua mata uang tsb. Inilah dikenal Mint parity atau mint exchange rate (kurs paritas artayasa). Contoh : Di Ingris 1 ons emas 4.24. karena nilai emas yg sama di AS adalah $20.67, secara implisit 1 = $4.487. Dengan kata lain, paritas artayasa antara dolar AS dan Poundsterling adalah $4.87 setiap pound, yang tetap tidak berubah secara signifikan dari th.1880 s/d 1914
b.. Aliran import dan eksport emas diizinkan bebas (tanpa hambatan) antar negara. Perdagangan emas secara bebas menjamin bahwa kurs pasar tdk menyimpang banyak dari kurs paritas artayasa akibat adanya biaya transaksi (terutama biaya pengankutan emas), kurs tersebut selalu berada di antara titik eksport emas ( kurs yg tertinggi yg mungkin terjadi) dan titik import emas (kurs terendah yang munkin terjadi)
Otoritas moneter harus memegang cadangan emas dalam kaitannya dengan uang kertas yang dikeluarkannya. Cadangan emas ini mungkinkan otoritas moneter untuk membeli dan menjual emas tanpa takut tidak dapat memenuhi permintaan masyarakat Karena nilai emas relatif tidak berubah banyak dibanding barang dan jasa lain dalam jangka waktu yang cukup lama, disiplin moneter dalam standar emas dapat menjamin stabilitas harga dalam jangka panjang Kondisi ini terjadi sebelum meletus perang dunia 1(PD.1) ketika hampir seluruh negara menerapkan standart emas ini. Data banyak menunjukan bahwa tingkat harga umum pada awal PD.1 tidak banyak berbeda dengan tingkat harga pada akhir abad ke-18 sebelum perang Napoleon berkobar: harga umum sangat kontasterjadi perbedaan dengan tingkat harga setelah perang PD.2 dimana indek harga konsumen pada tahun 1985 melonjak berlipat kali pada tahun 1950 (Shapiro, 1992, exhibit 5.6 dan 5.7)
10
Tidak mengherankan, konsep bretton woods mengenai konvertibilitas mata uang sering diasosiasikan dengan peranan AS dalam menstabil sistem moneter dunia (McKinnon. 1979)
Peranan AS dalam hal ini yg tidak sehimbang namun sentral dapat dipahami dengan menelusur evolusi peranannya dengan beberap tahap :
Rencana Marshalldana periode perbaikan Eropa (1948) Realisasi persetujuan Bretton Woods dan sistem kurs tetap yg identik dengan sytandar dolar emas Persetujuan Smithsonian yg mennadai periode sistem kur tertambat (pegged exchange rates) yg penuh ketidakpastian (1969-73) Sistem kurs mengambang dari mata uang yg konvertibel terutama dinegara-negara industri.
Dalam pratek, ternyata tdk mudah menerapkan sistem Bretton Woods, yg identik dengan kurs tetap hanya tingal nama. Dari 21 negara industri, hanya AS dan Jepang saja yg tdk berubah nilai parinya selama periode 1946-1971. Dari 21 negara tsb, 12 negara mendevaluasi 30% terhadapdolar, dan 4 memgambang mata uangnya pada pertengahan 1971 ketika sistem Bretton Woods dirasakan semakin tidak relevan. Tanda-tanda krisis sebenarnya mulai muncul pad akhir dasawarsa 1950-an ketika As mulai mengalami difisit neraca pembayaran yg sangat besar. Ekspansi dan investasi AS ke luar negeri, program bantuan luar negeri AS di bawah rencana Marshall, dan perbaikan ekonomi Eropa yg kuat merupakan faktor penjelas utama yg membuat neraca perdagangan AS selalu defisit. Mulai 1960_an semankin jelas bahwa banyak negara eropa dan lainya merasa tidak tenang memegang dolalar AS sebagai cadangan devisanya, bahkan banyak yg menukar dolarnya dengan emas pd harga yg telah ditetapkan. Karena dolar amat sentral dalam sistem ini, maka dolar tidak dapat didevaluasi untuk perbaikan posisi AS terhadap negara lainnya.
11
Sehubungan dengan keadaan diatas : maka terlihat tanda-tanda krisis : Pemborong emas secara besar-besaran terjadi pusat emas (gold pool) Pasar emas terbagi 2 resmi dan tidak resmi Dan AS bersedia menukar dolar AS dengan emas dari sumber resmi.
Kelemahan kedua sistem ini adalah menyebar dampak kebijakan moneter AS ke negara lain mau tidak mau harus melakukan kontraksi moneter agar dapat memepertahankan kurs parinya
Pada sistem Bretton Wood ini AS menjadi penompang utama ( reserve current country) yg menyuplai likuiditas internasional dengan dolar dan menjamin konvertibilitas dolar terhadap emas, Alasan utama runtuhnya sistem ini adalah apa yang disebut dengan Dilema Triffin: Di satu sisi peran AS dalam memecahkan masalah likuiditasw dunia membuat utang AS meningkat terhadap negara lain, dan disisi lain peran AS dalam menjaga kepercayaan terhadap konvertibilitas dolar terhadap emas telah diperlemah akibat ekspansi utang dolar.
12
Menjelang 1970 cadangan emas AS turun sebesar $11 milliar, sementara cadangan jangka pendek dipegang dalam dollar AS lebih dari dua kali lipat jumlah ini. Krisis yg mulai terjadi pada tahun 1970 ditandai dengan menurunnya suku bunga AS. Akibatnya terjadi aliran modal AS ke Eropa. Tekanan terhadap dolar AS terus berlanjut meski didukung oleh bank sentral dari banyak negara Eropa. Pada bulan Mei 19971, Swis dan Austria melakukan revaluasi mata uangnya, sementara jerman dan belanda membiarkan nilai mata uangnya ditentukan oleh pasar. Dolar AS yg terus-menerus melambung , keraguan kemampuan dolar AS untuk mempertahankan konvertibitasnya terhadap emas.
Dan 1971 Presiden Nixon mengumumkan penanggulangan konvertibilitas dolar terhadap emas, maka dasar pengaturan kurs dibawah sistem Bretton Woods telah berakhir. Banyak negara lain yg berhenti menetapkan kurs mata uangnya sesuai paritas resmi dan untuk sementara nilai uang ditentukan oleh pasar. Memang ada upaya utk kembali ke kurs tetap pada th. 1971 lewat persetujuan Smithsonian dimana AS menaikan harga emas menjadi $38 per ons, atau berarti dolar di devaluasi sebesar 7,9 %. Kendati batas fluktuasi kurs diperluas menjadi 2,25% namun dolar tetap tidak konvertibel dengan emas. AS kemudian menaikan harga emas lagi menjadi $42.2 per ons tetapi AS tdk dapat membendung arus dolar yg keluar dan bagi negara eropa sangat sulit mempertahankan nilai mata uangnya terhadap dolar AS Pada awal kuartal 1973, sebagian besar negara Eropa mengundurkan diri dari ikut serta dalam sitem kurs dibawah persetujuan Smithsonian
13
14
15
16
17
18
19
RAKUMAN
20