Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN Untuk menjalankan tugasnya menyelenggarakan kesejahteraan umum itu pemerintah diberi juga freies Ermessen, yaitu kewenangan yang sah untuk turut campur dalam kegiatan sosial guna melaksanakan tugas-tugas menyelenggarakan kepentingan umum itu; seperti memberikan izin, melakukan pencabutan hak (onteigening), mendirikan rumah sakit, sekolah, perusahaan dan sebagainya. Adanya freies Ermessen ini mempunyai konsekwensinya sendiri di bidang perundang-undangan, yakni adanya penyerahan kekuasaan legislatif kepada pemerintah sehingga dalam keadaan tertentu dan/atau dalam porsi dan tingkat tertentu pemerintah dapat mengeluarkan peraturan perundangan (produk Legislasi) tanpa persetujuan lebih dahulu dari parlemen. Selain itu pemerintah juga mempunyai droit function yaitu kekuasaan untuk menafsirkan sendiri mengenai ketentuan-ketentuan yang bersifat enunsiatif. Meskipun sebagai konsekwensi logis dari freies Ermessen pemerintah diberi kewenangan atas inisiatif , delegasi, dan droit function dalam perundang-undangan namun bukan berarti pemerintah boleh berbuat sewenang-wenang. Pemerintah dilarang melakukan tindaakan-tindakan yang bersifat detournement de pouvoir atau onrechtmatige overheidsdaad dapat dituntut di muka hakim baik melalui peradilan administrasi Negara maupun melalui peradilan umum. ( SF. Marbun, Moh. Mahfud MD, 1987, hal. 46) Dalam pandangan kita azas freies Ermessen itu justru harus kita dasarkan pada azas yang lebih luas yaitu, azas kebijaksanaan, yakni yang menghendaki bahwa pemerintah dalam segala tindak-tanduknya itu harus berpandangan luas dan selalu dapat menghubungkan dalam menghadapi tugasnya itu gejala-gejala masyarakat yang harus dihadapinya, serta pandai memperhitungkan lingkungan
akibat-akibat tindak pemerintahannya jika dengan penglihatan yang jauh kedepan. (prof. Kuntjoro Purbopranoto, SH.,1985, hal.36) Selain itu, berkaitan dengan azas freies Ermessen, kita juga akan membahas tentang konsep Negara yang disebut dengan walfare state (Negara kesejahteraan). Maksud dari Negara kesejahteraan atau Welfare state itu sendiri adalah gagasan yang telah lama lahir, dirintis oleh Prusia di bawah Otto Von Bismarck sejak tahun 1850-an. Dalam Encyclopedia Americana disebutkan bahwa welfare state adalah "a form of government in which the state assumes responsibility for minimum standards of living for every person" (bentuk pemerintahan di mana negara dianggap bertanggung jawab untuk menjamin standar hidup minimum bagi setiap warga negaranya). Secara tidak langsung di dalam konsep ini telah menjelaskan makna dari Negara kesejahteraan itu sendiri yaitu suatu konsep yang ingin menciptakan atau memeberikan suatu kesejahteraan secara layak kepada masyarakatnya sendiri, sebagaimana konsep Negara kesejahteraan ini telah di maktubkan di dalam Pembukaan UUD: .... "Pemerintah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa" adalah wujud dari niat membentuk negara kesejahteraan itu. Juga tercermin dalam Pasal 27, di mana setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan serta Pasal 31, 33, dan 34 di mana kekayaan alam kita harus dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat serta fakir miskin dan anak telantar dipelihara oleh negara. Bagi Negara kesejahteraan, Peran dan tangung jawab Negara menjadi begitu besar terhadap warga negaranya karena negara akan bersikap dan memposisikan dirinya sebagai teman bagi warga negaranya. Makna kata teman merujuk pada kesiapan dalam memberikan bantuan jika warga negaranya mengalami kesulitan dan membutuhkan bantuan. Birokrat merupakan alat dan
garda depan negara yang secara langsung melayani warga Negara. Birokrat diharuskan bersikap netral dengan cara tidak menjadikan latar belakang politik dan sosial warga Negara sebagai dasar pertimbangan pemberian pelayanan. Penganut Negara kesejahteraan percaya jika negara memberikan banyak bagi warga negara maka akan terjadi penurunan demonstrasi, kekerasan maupun anarkisme yang dilakukan oleh masyarakat yang merasa dipinggirkan atau merasa bahwa distribusi keuntungan Negara tidak berjalan dengan baik. Empat hal yang disediakan oleh Negara kesejahteraan kepada rakyatnya antara lain: 1. Menciptakan keamanan 2. Mensuplai pelayanan sosial 3. Mengurangi biaya sosial masyarakat 4. Mengontrol angka reproduksi D. PENUTUP Simpulan yang dapat kita ambil dari penjelasan dari pembahasan diatas, mengenai azas freies Ermessen dengan konsep Negara kesejahteraan atau walfare State adalah bahwa diantara keduanya mempunyai hubungan yang saling berkaitan, mengapa demikian? Karena suatu Negara dengan konsep walfare state akan sangat baik jika menganut azas kebebasan bertindak dari pemerintah (freies Ermessen). Maksud dari kebebasan bertindak itu sendiri bukan berarti pemerintah bebas untuk melaksanakan kehendaknya tanpa batas dan tanpa tujuan yang bermakna atau berguna bagi masyarakat, tetapi suatu tindakan yang di ambil oleh pemerintah dalam rangka untuk menciptakan suatu kehidupan yang sejatera bagi rakyat. Selain itu, pemerintah jika ingin mewujudkan suatu Negara yang sejahtera sebagaimana yang telah disebutkan diatas bahwa di dalam UUD telah menyebutkan suatu keinginan Negara kita untuk membentuk suatu Negara yang
sejahtera, untuk memberikan suatu kehidupan yang layak bagi rakyat Indonesia. Jadi untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah harus berani untuk mengambil tindakan untuk mewujudkan konsep tersebut, dimana suatu tindakan itu harus mencerminkan aspirasi masyarakat dan yang tidak kalah pentingnya harus tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang ada. Sebab jika tidak maka tindakan pemerintah ini disebut sebagai suatu tindakan yang menyalahi aturan dan dianggap sebagai suatu tindakan yang tidak sah. Karena jika hal itu terjadi maka tindakan pemerintah itu bukan sebagai suatu tindakan yang mencerminkan azas freies Ermessen atau kebebasan bertindak pemerintah, tetapi lebih kepada suatu istilah yang disebut pemerintah bebas bertindak. Sehingga setiap tindakan yang diambil oleh pemerintah harus mencerminkan atau mengacu pada konsep Negara yang untuk kesejahteraan itu, sehingga terwujudlah apa yang menjadi acuan sebagaimana yang ada didalam istilah dari freies Ermessen itu sendiri untuk membentuk suatu Negara yang sejahtera dan agar tidak terjadi suatu kesalahan pemahaman mengenai suatu tindakan yang diambil pemerintah. Saran yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah bahwa setiap tindakan itu pasti ada kekurangan maupun kelebihannya. Walaupun konsepnya suadah baik tetapi jika dalam praktiknya kurang berjalan dengan baik, maka akan tentu akan menjadi suatu masalah yang serius. Sehingga antara konsep walfare State dengan azas freies Ermessen harus berjalan dengan baik, mengenai hal-hal yang menjadi kekurangannya harus di minimalisir sedemikian rupa, agar semua harapan dapat terwujud dengan baik dan yang pasti tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan Negara kita.