Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha pertambangan merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam tambang atau bahan galian yang terdapat dalam bumi. Peluang investasi pada mineral disektor pertambangan cukup rumit tetapi sebagai alasan mendasar bahwa peluang itu akan terbuka adalah bahwa kebutuhan dunia tentang mineral logam masih sangat terbuka dan tak akan berhenti. Sektor pertambangan selain tetap menjadi salah satu sektor penggerak roda perekonomian Indonesia, juga menjadi pemicu pertumbuhan sektor lainnya. Selain itu berhasil menyediakan kesempatan kerja yang besar bagi tenaga kerja langsung maupun tidak langsung. Hampir semua komoditi tambang diperkirakan naik setiap tahunnya seperti emas, timah, nikel dan lain-lain bahkan tambang pasir sekalipun, hal tersebut karena BUMN tambang juga sudah memiliki kontrak pembelian yang cukup panjang dengan para pembelinya

1.2

Maksud dan Tujuan


Maksud dari pembuatan makalah mengenai pengembangan usaha

1.2.1 Maksud

pertambangan pada tambang pasir ini yaitu agar mahasiswa bisa lebih mengetahui dan memahami mengenai peluang atau potensi usaha di sektor pertambangan khususnya tambang pasir yang di Bandung. 1.2.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : Mengetahui wilayah yang berpotensi tambang pasir pada sektor

pertambangan di Bandung. Mengetahui dampak positif dan negatif dari kegiatan tambang pasir di Bandung Mengetahui persyaratan yang diperlukan untuk membuka usaha tambang pasir dalam sektor pertambangan daerah.

BAB II GAMBARAN WILAYAH

2.1 Orientasi
Tambang pasir besi sebagai salah satu sektor pertambangan daerah di kabupaten Bandung Barat memiliki 60 % dari cadangan pasir besi di Bandung. Namun dari segi produksi Kabupaten Bandung Barat ini menempati posisi pertama dengan jumlah produksi mencapai 174.000 ton/hari dan peringkat kedua ditempati oleh Kabupaten Bandung Selatan dengan jumlah produksi sebesar 168.000 juta ton. Pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan tambang pasir yang berada didaerah tersebut dilakukan terhadap konsumen luar daerah seperti kabupaten Purwakarta, Cimahi, bandung dan sekitarnya dengan harga yang relatif tinggi dan tentunya memiliki nilai tambah. Jika melihat uraian dari pernyataan diatas Kabupaten Bandung Barat lebih mementingkan untuk memasarkan pasir besi hasil produksinya ke luar daerah dibandingkan untuk memanfaatkannya untuk kebutuhan dalam daerah seperti hal nya di daerah Padalarang, Soreang, Majalaya dan sekitarnya. Terbukti saat ini pasir besi yang berada di daerah Padalarang dan Majalaya hampir mencapai 75 % di pasarkan di Kota Bandung dan Kabupaten Cimahi bahkan luar kota seperti Purwakarta sekalipun, sedangkan sisanya untuk kebutuhan dalam daerah seperti untuk pembangunan jalan, pendirian bangunan dan lainnya. Hal ini sungguh ironis padahal Kabupaten Bandung Barat ini merupakan daerah yang sangat luas dan memiliki potensi besar pada sektor pertambangan khususnya tambang pasir besi dengan dengan keadaan penduduk yang masih

membutuhkan bahan konstruksi yang berkualitas baik untuk sarana maupun prasarana yaitu yaitu pembangunan daerah namun dengan kebijakan pemerintah daerah yang memang mementingkan kesejahteraan masyarakatnya tidak sepantasnya Kabupaten bandung Barat tersebut dikatakan sebagai krisis bahan konstruksi dan kaya produksi.

2.2 Karakteristik Ekonomi


Perekonomian yang ditimbulkan dari kegiatan tambang pasir besi di daerah kabupaten Bandung Barat ini menyebabkan adanya pemesukan ke pemerintah tersebut, pemasukan tersebut berupa pajak penambangan dan pembongkaran lahan. Namun sebagai contoh yang terdapat dalam salah satu perusahaan tambang pasir di daerah tersebut adalah PT. Pasir Sinar Makmur yang berada di desa Cipatat kecamatan Citatah Kabupaten Bandung Barat. Berikut adalah perhitungan ongkos sebagai perwakilan dari karakteristik ekonomi dari perusahaan tambang pasir di Kabupaten Bandung Barat.
Tabel 2.1 Biaya Pengeluaran Internal perhari

No Jenis Biaya 1 Biaya Penggalian dan Pemuatan Pasir 3 Biaya Operasi Alat Pendukung 6 Biaya Reklamasi + K3 7 Biaya Sarana prasarana 8 Biaya Comdev 10 Biaya Umum, Adm, dan Penjualan 11 Royalty 3 % Total Biaya Penambangan

Biaya (Rp/BCM) 11.500 4.500 1.000 1.500 2.000 1.500 3.450 25.450

Tabel 2.2 Biaya Pengeluaran Eksternal

a. Biaya Pengurusan Perijinan - Penetapan koordinat/searching - Penetapan cadangan wilayah - Pencetakan peta informasi wilayah pertambangan - Uang jaminan kesungguhan - perijinan pemerintah b. Biaya Penyelidikan Umum dan Ekplorasi c. Biaya Studi Kelayakan d. Biaya AMDAL Area Studi Biaya Ganti Rugi Lahan per ha Biaya Pembuatan Jalan Angkut per km Iuran Tetap

Satuan 1.100.000 2.500.000 1.000.000 10.000.000 7.500.000 1.200.000 6.800.000 15 ha 609,60 600.000.000 100

jumlah 1.100.000 2.500.000 1.000.000 10.000.000 50.000.000

9.000.000.000 20.000.000 15.000.000

2.3 Kendala dan Potensi


2.3.1 Kendala Pasir besi merupakan salah satu hasil tambang dalam sektor industri yang akan dijadikan sebagai bahan baku yang diminati untuk keperluan konstruksi. Kendala yang ada dalam sektor pertambangan dengan jenis bahan galian pasir besi ini diantaranya terdiri dari : a. Kendala IUP (Ijin Usaha Tambang) Perijinan merupakan suatu hal yang menjadi tolok ukur yang dapat dipertimbangakan untuk kegiatan penambangan, hal tersebut akan berkaitan dengan hukum dan tingkat kepercayaan dari masyarakat maupun pemerintah setempat terhadap peminta ijin usaha tambang, sebab perijinan ini akan menentukan tahap selanjutnya. Terkadang pemerntah yang lebih sulit untuk memberikan ijin terhadap kegiatan penambangan jika dibandingkan masyarakat yang menempati daerah tersebut. Hal tersebut karena pada dasarnya pemerintah yang memberikan tanggung jawab atas kenyamanan masyarakat dan melestarikan daerahnya. Sedangkan dalam hal ini penambangan pasir besi merupakan hal yang membongkar, memuat, menggali dan mengankut. Kegiatan tersebut tentunya akan merusak segian ataupun seluruh dari pelestarian pemerintah untuk masyarakat karena pada dasarnya kegiatan tambang ini akan menjadi sorotan umum yang merusak lingkungan jika tidak direklamasi dengan baik. Meskipun demikian pemerintah akan memberikan ijin dengan syarat utama yaitu mereklamasi lahan yang telah dieksploitasi. Perijinan ini akan mengeluarkan pro dan kontak yang akan menyebabkan kemelut jika tidak adanya kesepakatan baik pemerintah maupun masyarakat terhadap investor atau perusahaan yang mengingikan eksploitasi. Biasanya perijinan ini meerlukan biaya untuk membuat suarat perijinannya, biaya tersebut dikeluakan pengusaha atau investor kepada pemerintah yang memiliki kuasa atau wewenang. Besar biaya ditentukan berdasarkan luas daerah yang akan dieksploitasi, misalnya untuk 15 ha maka biayanya sebesar Rp. 65 juta sudah termasuk uang jaminan, surat ijin, percetakan peta dan lai sebagainya.

b.

Kendala Penambangan (Eksploitasi). Penambangan merupakan kegiatan inti setelah didapatkannya perijinan,

hal tersebut karena terdapat beberapa kegatan yang harus memerluakan biaya atau ongkos maupun tenaga yang besar. Misalnya kebutuhan peralatan pembongkaran over burden atautanah penutup untuk mendapatkan bahan galian yang dalam hal ini adalah pasir besi memerlukan loader atau backhoe, alat tersebut jika perusahan tidak memilikinya maka perusahaan harus membeli atau meminjam dengan biaya yang besar. Peminjaman alat tersebut akan memberikan penanggungan yang besar pula jika alat mengalami kerusakan. Selain kendala alat, kendala teknis dan operating juga akan mempengaruhi terhadap ongkos produksi. Jika teknik atau metoda penambangan tidak dipersiapkan terlebih dahulu, maka akan terjadi kesalahan pembuangan tanah penutup yang akan menyebabkan longsor, hal tersebut karena operator yang tidak handal atau hal lain sebagainya. c. Kendala Pemasaran Produk yang telah ditambang berupa pasir besi ini kemudian dipasarkan. Pemasaran ini tidak akan selalu berjalan dengan baik, pasti terdapat beberapa kendala seperti turunnya harga pasir besi karena semakin banyak penjualan pasir besi di pasar. Semakin banyak produsen yang memproduksi pasir besi dengan kualitas yang sama maka akan semakin banyak pula pesaing yang menjadikan nilai atau harga penjualan menjadi semakin menurun. 2.3.2 Potensi Pasir Besi Potensi pasir besi di Kabupaten Bandung Barat dengan cadangan sebesar 3,8 % dan merupakan peringkat pertama ini merupakan salah satu aset daerah yang semestinya dapat dimanfaatkan dan dikelola dengan baik. Hal tersebut karena

BAB III RENCANA USAHA

3.1 Tinjauan Pasar


Pemasaran yang dilakukan para penambang dan pemilik tambang atau perusahaan tambang pasir besi di Kabupaten Bandung Barat ini lebih didominan ke luar daerah seperti halnya kabupaten Purwakarta yang meminta produk dari pasir besi di kabupaten barat untuk keperluan pembangunan daerahnya. Selain purwakarta, terdapat kabupaten lain yang mengkonsumsi pasir besi dari Kabupaten Bandung Barat ini seperti hal nya daerah Kabupaten Cimahi yang diperlukan untuk kepentingan pembangunan dengan permintaan produksi pasir besi yang berskala besar. Pasar yang memiliki konstribusi baik memanglah pasar yang berada diluar daerah, selain keuntungan yang didapatkan bernilai besar karena harga jual yang ditawarkan oleh produktor dari produksi tambang pasir besi bernilai tinggi maka faktor lainnya adalah besarnya jumlah konsumsi atas kebutuhan luar daerah lebih besar dbandingkan dengan kebutuhan dalam daerah. Sejujurnya kedua hal tersebut akan meningkatkan provit dari pemilik perusahaan tambang pasir besi yang berada didaerah kabupaten bandung barat tersebut. 3.1.1 Pangsa Pasar

3.1.2 Persaingan Dimana ada pasar, maka tentunya ada penjual dan ada pembeli. Persaingan dalam perdangangan dipasar merupakan hal yang sangat umum, hal tersebut karena persaingan merupakan hal yang sangat mendominasi dalam kegiatan perdagangan pada perekonomian untuk meningkatkan mutu dan menjalankan standal perjualan atau pembelian dalam pasar. Pada sektor pertambangan khususnya dalam bidang tambang pasir besi, mendapatan pesaing itu sangatlah mudah. Hal tersebut dipicu karena produk yang sangat familiar yang dibutuhkan banyak oleh konsumen dengan harga produksi relatif lebih rendah, teknologi yang digunakan tidak terlalu

mengeluarkan ongkos banyak, alat yang digunakan masih standar biasa jika

keadaan seperti itu yang diminati para investor atau pemilik tambang bahkan perusahaan sekalipun bila dibandingkan dengan tambang lain ini yang lebih besar tingkat kesulitan dan perlu mengeluarkan ongkos besar pula. Perusahaan tambang pasir besi yang berada di Kabupaten Bandung Barat itu sendiri sangatlah besar dengan kapasitas produksi sebesar 174.000 ton/hari oleh beberapa perusahaan daerah (pemerintah daerah) maupun perusahaan swasta yang dikelola oleh investor dalam maupun luar kota dan individu. Banyaknya pemilik perusahaan tambang pasir besi didaerah tersebut akan mengakibatkan persaingan dagang untuk menarik konsumen agar membeli produknya dan tentunya tetap menghasilkan provit yang menguntungkan perusahaan. Pesaing yang dalam hal ini produktor tambang pasir tersebut, berlomba untuk menarik konsumen da menjadikannya pelanggan tetap yang tidak tertarik oleh produk dari perusahaan lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara memberikan pelayanan dengan baik seperti mengurangi keuntungan perusahaan dengan mengurangi harga pasir besi pada pelanggan atau memotong ongkos pengiriman bila terjadi pemesanan atau pelayanan lainnya. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan tambang pasir besi di Kabupaten Bandung Barat ini telah dinilai oleh konsumen dengan baik, karena kualitas produk dan pelayanan produsen ke konsumen baru ataupun pelanggan sangat sesuai dengan prosedur perdagangan yang seharusnya, yaitu tidak selalu mementingakan provit perusahaan melainkan pula kepuasan konsumen terhadap kualitas pasir besi dan pelayanan konsumen. Sehingga tidak aneh lagi daerah lain yang memiliki kualitas dan kuantitas pasir yang rendah memberikan pernyataannya bahwa produsen yang memproduksi pasir besi di daerah kabupaten bandung Barat ini telah menjadi pesaing yang sulit untuk di rebut pelanggannya.

3.2 Produk
Pasir besi sebagai salah satu produk dari sektor pertambangan daerah di kabupaten Bandung Barat memiliki 60 % dari cadangan pasir besi di Bandung dengan jumlah produksi mencapai 174.000 ton/hari. Pasir besi yang dihasilkan oleh daerah tersebut memiliki kualitas yang sangat baik untuk keperluan pembangunan daerah luar maupun dalam. Selain kualitasnya, maka kuantitas yang diilikinyapun sangatlah besar, secara keseluruhan daerah tersebut memiliki

potensi pasir besi seluas 908 ha. Luas daerah tersebut telah atau sedang dilakukan eksploitasi sebesar 62 % dan masih berupa cadangan sebesar 38 %. Keadaan tersebut membuat banyak investor asing atau daerah yang ingin mengeksploitasi cadangan lainnya.

3.3 Produksi dan Organisasi 3.4 Keuangan 3.5 Alternatif Pilihan Utama

BAB IV FORMULASI STRATEGI

4.1

Generik Strategi

4.2

Pendekatan

BAB V KESIMPULAN

Вам также может понравиться