Вы находитесь на странице: 1из 1

18 MEDIKA

Antara

REPUBLIKA

SELASA, 24 JULI 2012

klinika

Waspadai ISPA Selama Ramadhan


Dinas Kesehatan Kota Padang mengimbau masyarakat agar mewaspadai terhadap rentannya tubuh terjangkit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) mengingat pola makan yang akan berubah selama bulan puasa. Imbauan itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Frisda Wati di Padang, Kamis (19/7). Pada bulan suci Ramadhan sering dijumpai penderita ISPA, karena itu harus diwaspadai dengan mengatur pola makan dan juga konsumsi makanan yang sehat. Saat bulan Ramadhan masyarakat umumnya banyak mengonsumsi makanan dengan zat pewarna yang kandungannya dapat menyebabkan infeksi di dalam saluran pernapasan. Selain makanan yang mengandung zat pewarna yang dapat menyebabkan ISPA adalah kencendrungan masyarakat memakan makanan panas, yang langsung disambung dengan makanan dingin. Jika berlebihan akan menyebabkan gangguan fungsi tubuh. Dinkes Kota Padang mengimbau agar masyarakat menyadari kemungkinan penyakit yang dapat muncul jika tidak mengatur dengan baik konsumsi dan pola makan. Untuk mengantisipasi jajanan pada bulan Ramadhan yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan ISPA, Dinkes bersama instansi terkait lainnya seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Sumbar berencana menggelar inspeksi mendadak di pasar pabukoan. Inspeksi mendadak dilakukan untuk meminimalisasi peredaran makanan yang berbahaya bagi masya rakat saat bulan puasa. Seperti bahaya dari zat pewarna atau penggunaan induk gula yang tidak sesuai dengan aturan. ISPA penyakit yang dapat terjadi saat memasuki puasa, katanya.
antara ed: hiru muhammad

Upaya Kota Sabang Atasi Malaria

Darmawan/Republika

Rosita Budi Suryaningsih

Kota Sabang menjadi model pertama eliminasi malaria melalui program Sabang Bebas Malaria 2013.

eberapa daerah di Indonesia sampai kini masih menjadi daerah endemi bagi wabah penyakit malaria. Berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat telah berusaha agar membuat daerahnya bersih dari penyakit yang dibawa nyamuk anopheles ini. Salah satunya adalah Kota Sabang yang berada di ujung barat Indonesia. Dahulu masyarakat sekitar daerah di Pulau Weh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, memiliki mitos jika hendak pergi ke Sabang, jangan minum air kelapa dan buah pepaya. Kedua buah itu dipercaya orang sini akan membuat orang mudah terkena malaria, kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Sabang Suwarni. Mitos tersebut memang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Namun, mitos ini muncul karena angka kasus kejadian malaria di Sabang dahulu sangat tinggi. Pada 2001, masih ditemukan 2400 orang yang positif terkena malaria. Karena itu, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor293/MENKES/SK/ IV/2009 tentang Elimininasi Malaria di Indonesia, Aceh ditargetkan pada 2015. Kota Sabang kemudian dipilih sebagai model pertama untuk program eliminasi malaria ini hingga pemerintah daerahnya membuat program Sabang
topnews.in

Bebas Malaria 2013. Menurut Health Ofcer dari UNICEF Aceh Zone, dr Herdiana, daerah yang biasa menjadi endemi malaria adalah daerah yang banyak terdapat genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah. Misalnya, rawa, danau, parit, dekat pantai, dan genangan air lainnya. Jika genangan air tersebut bawahnya semen, nyamuk anopheles tak bisa hidup, tapi yang bisa hidup di sana nyamuk aedes aegypti, penyebab DBD. Itulah mengapa kalau di kota besar banyak yang terkena DBD. Ada dua jenis penyakit malaria yang diderita warga Sabang, yaitu malaria tropika dan tetiana. Jika terkena malaria tropika dan diberi obat, pasien bisa dinyatakan sembuh total. Tapi, jika terkena malaria yang tetiana, sekalipun sudah sembuh, terkadang masih ada parasit yang bisa bersembunyi di organ hati dan sewaktu-waktu bisa kambuh lagi. Jika stamina pasien tersebut menurun, meski tak digigit nyamuk, malaria tetiana bisa kambuh lagi. Malaria lebih banyak menyerang orang yang usianya lebih dari 15 tahun. Selain itu, hampir 92 persen dari penderitanya adalah laki-laki. Seluruh stakeholder pun bergerak bersamasama agar kasus malaria di Sabang tak terjadi lagi. Selain melakukan tindakan kuratif berupa pemberian obat, tindakan preventif pun digalakkan. Penyuluhan, pemberian pemahaman pencegahan malaria, penyemprotan ke rumah-rumah, dan pemberian kelambu berinsektisida pun diberikan. Kelambunya sudah diberi insektisida dalam kadar yang rendah sehingga ketika ada nyamuk mendekat dia bisa mati. Tapi, karena kadarnya sangat rendah, insektisida ini tak berbahaya bagi manusia, kata Communication for Development Ofcer UNICEF Aceh Zone, Nurdahlia Lairing.

Juru malaria lingkungan


Pelan namun pasti, atas segala usaha untuk membebaskan Sabang dari stigma daerah endemi malaria mulai menuai hasil. Pada 2011, hanya ditemukan empat kasus positif malaria. Cut Adelia (7 tahun), salah satu warga yang tinggal di Kota Sabang, pada Juli 2011 lalu, positif terkena malaria. Ia merasakan dingin di seluruh tubuhnya, demam, menggigil, muntah, dan terasa lemah.

Untunglah, ada seorang kader Juru Malaria Lingkungan (JML) yang rutin memeriksa warga yang tinggal di sekitar rumah Adelia. Saat itu, JML tersebut langsung membawa peralatan untuk memeriksa sampel darah dan membawanya ke Puskesmas. Setelah melalui pemeriksaan, Adelia yang saat itu berusia 5,5 tahun dinyatakan positif terkena malaria. Disuruh minum obat yang rasanya pahit itu selama 14 hari, tiap hari juga diperiksa terus darahnya, katanya. JML sendiri adalah para kader yang dibentuk oleh gabungan para stakeholder untuk memantau warga Kota Sabang secara langsung. Salah satu anggotanya, Erni Farida (42), warga Desa Cot Abeuk, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, ini bertanggung jawab pada 62 KK yang tinggal di sekitar rumahnya. Saya harus rutin memantau mereka, paling tidak sehari 10 rumah, nanti setiap bulannya dilaporkan ke Puskesmas, ujarnya. Pemeriksaan dari rumah ke rumah yang dilakukan para JML ini adalah memeriksa keadaan dan kebersihan rumah, genangan air, memastikan kelambu berinsektisida terpasang, dan rutin memeriksa darah warga. Terutama jika warga tersebut mengalami demam. Karena sewaktu kita datang sering mengambil sampel darah untuk diperiksa, kita sering disebut vampire, ujarnya sambil tersenyum. Jika ditemukan pasien yang positif malaria, para petugas kesehatan pun juga mencari tempat bersarang nyamuk anopheles tersebut. Dokter Herdiana dan petugas kesehatan lainnya bahkan membuka tangan dan kakinya serta berdiam diri hingga berjam-jam lamanya di area rawa, perkebunan, bekas tambang, atau daerah yang diduga tempat bersarangnya nyamuk. Nanti ketika badan kita digigit nyamuk, langsung diambil nyamuknya untuk diperiksa, jelas dokter lulusan UGM Yogyakarta ini. Begitu besar perjuangan yang harus dilakukan para vampire dan berbagai kalangan lain untuk membebaskan kota ini dari malaria. Jika semua perjuangan dan langkah program ini berhasil, diha rapkan kota terujung di barat Indonesia ini bisa menjadi contoh kota-kota lain di Indonesia agar bisa terbebas dari bahaya penyakit malaria. ed: hiru muhammad.

Gangguan Jantung Naik Hingga 137 Persen


Tingginya kebiasaan merokok dan gaya hidup tidak sehat telah memicu meningkatnya angka penderita penyakit jantung dan diabetes. Menurut prediksi laporan badan kesehatan dunia, WHO, diperkirakan pada 2020 jumlah penderita penyakit jantung di negara berkembang seperti Indonesia meningkat hingga 137 persen. Angka itu jauh di atas negara maju yang jumlahnya hanya 48 persen. Dalam laporannya yang dirilis Februari tahun ini, WHO juga menyebutkan kematian yang disebabkan penyakit jantung sebesar 48 persen. Lebih tinggi dibanding kematian akibat penyakit diabetes yang hanya 3,5 persen. Kami berupaya menekan laju peningkatan itu dengan memproduksi suplemen antidegeneratif yang bisa dijual bebas, kata Aviaska D Respati, Managing Director Pharma Consumer health Tempo Scan Pacic Tbk, melalui siaran persnya. Suplemen antidegeneratif yang dimaksud adalah Hemaviton Cardio dan Hemaviton GluCare. Suplemen tersebut mampu mencegah terjadinya penyakit degeneratif atau penyakit yang mengiringi proses penuaan. Seperti stroke, jantung, atau diabetes. Hemaviton Cardio adalah suplemen multivitamin yang diperkaya phytosterol guna mengurangi penyerapan kolesterol. Caranya adalah menggantikan koleterol yang diserap dalam saluran cerna sehingga dapat menurunkan kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL). Sedangkan, Hemaviton Glucare merupakan suplemen multivitamin yang dilengkapi chlorium nicotinate. Suplemen ini membantu meningkatkan sensitivitas jaringan tubuh terhadap insulin sehingga mampu menyerap darah dan memanfaatkannya menjadi energi.
ed: hiru muhammad

jurnal

Fibrilasi Atrium Pemicu Stroke


P
enyakit stroke dapat disebabkan gangguan irama jantung atau yang dinamakan brilasi atrium. Untuk mengobatinya, diperlukan obat dengan jenis antipenggumpalan darah (koagulan). Pasien biasanya diberikan obat secara oral yang disebut dengan walfarin. Namun, jika mengonsumsi walfarin, pasien harus sangat rajin dikontrol dan ketat dalam mengonsumsi beragam obat dan makanan lainnya. Ketika mengonsumsi walfarin, pasien harus menjalani diet ketat, ujar dokter spesialis jantung dari RS Harapan Kita, Dr Santoso Karo Karo SpJP(K), dalam siaran persnya. Pasien tidak dibolehkan makan makanan yang mengandung vitamin K, misalnya, sayuran hijau juga berbagai obat lainnya karena dikhawatirkan akan berinteraksi negatif. Untuk itu, diperlukan obat anti penggumpalan darah ini yang tidak mempunyai indikasi interaksi berbahaya dengan makanan lainnya. Salah satunya adalah obat yang dikeluarkan Bayer yang diberi nama Rivaroxaban. Obat ini baru saja disetujui oleh BPOM Indonesia dan siap diluncurkan di berbagai kota, kata Direktur PT Bayer Indonesia, Allen Doumit. Rivaroxaban berfungsi untuk mengatasi stroke terkait brilasi atrium bagi pasien di Indonesia. Selain efektif dan lebih aman, obat ini cukup diminum satu kali sehari dan tidak perlu dimonitor terus menerus sehingga kepatuhan berobat dapat terjaga dan risiko stroke dapat dicegah secara maksimal. Rivaroxaban adalah penghambat faktor Xa oral yang merupakan unsur penting dalam proses koagulasi dan menghentikan pembentukan gumpalan darah. Rivaroxaban ditemukan oleh Bayer HealthCare Jerman dan kemudian dikembangkan bersama oleh Bayer HealthCare dan Johnson&Johnson Pharmaceutical R&D. Rivaroxaban menunjukkan reaksi pengobatan yang cepat dengan respons dosis yang dapat diperkirakan, memiliki bioavailabilitas tinggi, tidak membutuhkan pengawasan koagulasi, serta memiliki risiko interaksi obat dan makanan yang terbatas. Rivaroxaban dengan dosis sekali-sehari efektif dalam mencegah stroke dan emboli sistemik non-CNS pada pasien dengan brilasi atrium nonvalvular. Pada pasien brilasi atrium, denyut jantung yang tidak teratur dapat menimbulkan terbentuknya gumpalan-gumpalan darah di dalam atrium jantung yang dapat bergerak ke otak, menghalangi aliran darah, dan menimbulkan stroke hingga kematian. Jika sel-sel otak mati atau rusak akibat serangan stroke maka gangguan pada bagian tubuh yang dikontrol oleh selsel otak tersebut tidak dapat dihindari. Termasuk di antaranya rasa lemah dan kelumpuhan pada wajah, tangan, kaki, kesulitan berbicara, dan gangguan penglihatan. Selain itu, stroke yang diakibatkan brilasi atrium umumnya menimbulkan dampak dan kecacatan yang lebih parah dibandingkan dengan stroke pada pasien nonbrilasi atrium. Dengan adanya obat yang lebih praktis dan tidak ada risiko interaksi negatif dengan zat dan obat yang lain, risiko stroke pun bisa diturunkan, kata Head of Medical and Regulatory, Bayer Healthcare Indonesia, dr Dewi Muliatin Santoso. Rivaroxaban juga dipasarkan dengan indikasi pencegahan Venous Thromboembolism (VTE) untuk pasien dewasa yang menghadapi operasi penggantian lutut atau panggul. Hingga hari ini, rivaroxaban telah disetujui penggunaannya di lebih dari 110 negara dan telah diluncurkan di lebih dari 85 negara oleh Bayer HealthCare. Program pengujian klinis rivaroxaban yang ekstensif menjadikan obat ini sebagai penghambat Faktor Xa oral yang paling banyak diteliti dan dipublikasikan. Penelitian yang sudah selesai dan masih dilakukan telah

Darmawan

/Republika

melibatkan lebih dari 75 ribu pasien untuk pencegahan dan pengobatan gangguan tromboembolik vena dan arteri, baik dalam kondisi akut maupun kronis. Termasuk di dalamnya adalah pencegahan stroke pada pasien dengan brilasi atrium, pengobatan VTE, maupun pencegahan sekunder atas sindrom koroner akut.
rosita budi suryaningsih ed: hiru muhammad

Вам также может понравиться