Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Antara
REPUBLIKA
klinika
Darmawan/Republika
Kota Sabang menjadi model pertama eliminasi malaria melalui program Sabang Bebas Malaria 2013.
eberapa daerah di Indonesia sampai kini masih menjadi daerah endemi bagi wabah penyakit malaria. Berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat telah berusaha agar membuat daerahnya bersih dari penyakit yang dibawa nyamuk anopheles ini. Salah satunya adalah Kota Sabang yang berada di ujung barat Indonesia. Dahulu masyarakat sekitar daerah di Pulau Weh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, memiliki mitos jika hendak pergi ke Sabang, jangan minum air kelapa dan buah pepaya. Kedua buah itu dipercaya orang sini akan membuat orang mudah terkena malaria, kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Sabang Suwarni. Mitos tersebut memang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Namun, mitos ini muncul karena angka kasus kejadian malaria di Sabang dahulu sangat tinggi. Pada 2001, masih ditemukan 2400 orang yang positif terkena malaria. Karena itu, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor293/MENKES/SK/ IV/2009 tentang Elimininasi Malaria di Indonesia, Aceh ditargetkan pada 2015. Kota Sabang kemudian dipilih sebagai model pertama untuk program eliminasi malaria ini hingga pemerintah daerahnya membuat program Sabang
topnews.in
Bebas Malaria 2013. Menurut Health Ofcer dari UNICEF Aceh Zone, dr Herdiana, daerah yang biasa menjadi endemi malaria adalah daerah yang banyak terdapat genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah. Misalnya, rawa, danau, parit, dekat pantai, dan genangan air lainnya. Jika genangan air tersebut bawahnya semen, nyamuk anopheles tak bisa hidup, tapi yang bisa hidup di sana nyamuk aedes aegypti, penyebab DBD. Itulah mengapa kalau di kota besar banyak yang terkena DBD. Ada dua jenis penyakit malaria yang diderita warga Sabang, yaitu malaria tropika dan tetiana. Jika terkena malaria tropika dan diberi obat, pasien bisa dinyatakan sembuh total. Tapi, jika terkena malaria yang tetiana, sekalipun sudah sembuh, terkadang masih ada parasit yang bisa bersembunyi di organ hati dan sewaktu-waktu bisa kambuh lagi. Jika stamina pasien tersebut menurun, meski tak digigit nyamuk, malaria tetiana bisa kambuh lagi. Malaria lebih banyak menyerang orang yang usianya lebih dari 15 tahun. Selain itu, hampir 92 persen dari penderitanya adalah laki-laki. Seluruh stakeholder pun bergerak bersamasama agar kasus malaria di Sabang tak terjadi lagi. Selain melakukan tindakan kuratif berupa pemberian obat, tindakan preventif pun digalakkan. Penyuluhan, pemberian pemahaman pencegahan malaria, penyemprotan ke rumah-rumah, dan pemberian kelambu berinsektisida pun diberikan. Kelambunya sudah diberi insektisida dalam kadar yang rendah sehingga ketika ada nyamuk mendekat dia bisa mati. Tapi, karena kadarnya sangat rendah, insektisida ini tak berbahaya bagi manusia, kata Communication for Development Ofcer UNICEF Aceh Zone, Nurdahlia Lairing.
Untunglah, ada seorang kader Juru Malaria Lingkungan (JML) yang rutin memeriksa warga yang tinggal di sekitar rumah Adelia. Saat itu, JML tersebut langsung membawa peralatan untuk memeriksa sampel darah dan membawanya ke Puskesmas. Setelah melalui pemeriksaan, Adelia yang saat itu berusia 5,5 tahun dinyatakan positif terkena malaria. Disuruh minum obat yang rasanya pahit itu selama 14 hari, tiap hari juga diperiksa terus darahnya, katanya. JML sendiri adalah para kader yang dibentuk oleh gabungan para stakeholder untuk memantau warga Kota Sabang secara langsung. Salah satu anggotanya, Erni Farida (42), warga Desa Cot Abeuk, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, ini bertanggung jawab pada 62 KK yang tinggal di sekitar rumahnya. Saya harus rutin memantau mereka, paling tidak sehari 10 rumah, nanti setiap bulannya dilaporkan ke Puskesmas, ujarnya. Pemeriksaan dari rumah ke rumah yang dilakukan para JML ini adalah memeriksa keadaan dan kebersihan rumah, genangan air, memastikan kelambu berinsektisida terpasang, dan rutin memeriksa darah warga. Terutama jika warga tersebut mengalami demam. Karena sewaktu kita datang sering mengambil sampel darah untuk diperiksa, kita sering disebut vampire, ujarnya sambil tersenyum. Jika ditemukan pasien yang positif malaria, para petugas kesehatan pun juga mencari tempat bersarang nyamuk anopheles tersebut. Dokter Herdiana dan petugas kesehatan lainnya bahkan membuka tangan dan kakinya serta berdiam diri hingga berjam-jam lamanya di area rawa, perkebunan, bekas tambang, atau daerah yang diduga tempat bersarangnya nyamuk. Nanti ketika badan kita digigit nyamuk, langsung diambil nyamuknya untuk diperiksa, jelas dokter lulusan UGM Yogyakarta ini. Begitu besar perjuangan yang harus dilakukan para vampire dan berbagai kalangan lain untuk membebaskan kota ini dari malaria. Jika semua perjuangan dan langkah program ini berhasil, diha rapkan kota terujung di barat Indonesia ini bisa menjadi contoh kota-kota lain di Indonesia agar bisa terbebas dari bahaya penyakit malaria. ed: hiru muhammad.
jurnal
Darmawan
/Republika
melibatkan lebih dari 75 ribu pasien untuk pencegahan dan pengobatan gangguan tromboembolik vena dan arteri, baik dalam kondisi akut maupun kronis. Termasuk di dalamnya adalah pencegahan stroke pada pasien dengan brilasi atrium, pengobatan VTE, maupun pencegahan sekunder atas sindrom koroner akut.
rosita budi suryaningsih ed: hiru muhammad