Вы находитесь на странице: 1из 36

ASMA PADA ANAK

Definisi asma:
Definisi

asma: bermacam-macam KNAA: diduga asma bila: batuk dan atau mengi bersifat episodik, nokturnal, reversibel, musiman, aktifitas, atopi(+) Serangan asma: Episode perburukan yang progresif dari gejala.

Prevalence of asthma
Primary school children (6-13 year old) Secondary school children (12-18 year old) 4 17 % 5.7 7.4 %

Hospitalized children
2.7% with asthma, usually with other diseases such a pneumonia or ARI

Triggers of asthma

Respiratory infection (viral, mycoplasma) Exercise Allergens : - Inhaled - Ingested (rare) Irritants (cigarette smoke, air pollution) Weather changes Medications (ASA) Chemical (tartrazine, sulfites, menosodium glutemate) Emotional stress Gastroesophageal reflux

Asma
Pencetus
Kegagalan terapi Terapi jangka panjang
Debu rumah Tungau Asap Makanan

Serangan

Faktor pencetus
Inhalan Zat kimia Stres Aktivitas (exercise) Obat-obatan

Patofisologi serangan asma


Pencetus b.konstriksi, edem, sekresi obstruksi jalan napas

ventilasi tidak seragam atelektasis ventilasi-perfusi tidak padu padan

hiperinflasi paru gangguan compliance

p surfaktan
asidosis v.konstriksi pulmonal

hipovent.alv

p kerja napas

PaCO2

PaO2

Pembagian asma

Derajat penyakit
Asma Episodik Jarang Asma Episodik Sering Asma Persisten

Derajat Serangan
Ringan Sedang Berat Ancaman henti nafas

Setiap pasien asma

Harus ada klasifikasi derajat penyakit dan derajat serangan misal:


Asma episodik jarang di luar serangan

Asma episodik jarang dengan serangan sedang


Asma episodik sering dengan serangan berat Asma episodik sering di luar serangan Asma persisten dengan serangan berat Derajat penyakit tidak bergantung derajat serangan

Penilaian derajat serangan


Parameter
Aktivitas (bayi) Bicara Posisi Kesadaran Sianosis Mengi

Ringan
Berjalan (menangis keras) Kalimat Bisa baring Mungkin teragitasi Tidak ada

Sedang

Berat

Ancaman gagal napas

Berbicara Istirahat (menangis (berhenti lemah) makan) Penggal klm. Kata-kata Lebih suka duduk Biasanya teragitasi Tidak ada Duduk bertopang lgn. Biasanya teragitasi Ada

Bingung

Sedang, akhir eksp. Sesak napas Minimal

Nyaring, Terdengar eksp. + insp. tanpa steto. Sedang Berat

Sulit / tidak terdengar

Otot bantu napas Retraksi Laju napas Laju nadi

Biasanya tidak Dangkal, ret. interkostal Takipnu Normal

Biasanya ya Ya

Gerakan paradok Sedang, + Dalam, + Dangkal / ret.sup.stern nps.cpg.hdg hilang Takipnu Takipnu Menurun Takikardi Takikardi Bradikardi Tidak ada (Otot lelah)

Pulsus Tidak ada Ada Ada paradoksus (<10 mmHg) 10-20 mmHg >20 mmHg PEF / FEV1 (% nilaiduga / % nilai ter- baik) -pra b.dilat. >60% 40-60% <40% -pasca b.dil >80% 60-80% <60% SaO2 >95% 91-95% <90% PaO2 PaCO2 Normal <45 mmHg >60 mmHg <45 mmHg <60 mmHg >45 mmHg

Tujuan tatalaksana asma (umum)

Menghilangkan dan mengendalikan asma Mencegah serangan akut Meningkatkan fungsi paru dan mencegah gangguan menetap Melakukan aktivitas secara normal Meminimalisasi penggunaan obat Menghindari efek samping obat Mencegah kematian

Tujuan tatalaksana asma (serangan)


meredakan penyempitan jalan napas secepatnya mengurangi hipoksemia mengembalikan faal paru normal secepatnya reevaluasi tatalaksana untuk mencegah kekambuhan

Ringan

Sedang 11.7%
3.9%

Berat

84.4%

Tatalaksana serangan asma


Tatalaksana di rumah Tatalaksana di Rumah Sakit (Ruang Gawat Darurat)

Tatalaksana di rumah
Kenali gejala serangan asma Nebulisasi dengan -2 agonis Bila tidak mungkin: MDI dengan atau tanpa spacer atau pemberian per oral Indonesia: kurang populer Hati-hati obat bebas

Algoritma serangan asma


Klinik / IGD Nilai derajat serangan Tatalaksana awal
nebulisasi -agonis 3x, selang 20 menit nebulisasi ketiga + antikolinergik

Serangan ringan
(nebulisasi 1x, respons baik

Serangan sedang
(nebulisasi 2-3x, repons parsial) berikan O2

bertahan 1-2 jam, boleh pulang gejala timbul lagi serangan sedang

nilai ulang sedang Ruang Rawat Sehari pasang infus

Serangan berat (nebulisasi 3x, respons buruk) O2 sejak awal pasang infus nilai ulang berat, Ruang Rawat Inap foto Ro toraks

Boleh pulang bekali -agonis


(hirupan / oral) jika ada obat pengendal, teruskan inf.virus (+), steroid oral 24-48 jam kontrol proevaluasi

Rng. Rawat Sehari


Oksigen teruskan

Ruang Rawat Inap


Oksigen teruskan atasi dehidrasi & asidosis jika ada steroid IV tiap 6-8 jam nebulisasi/1-2 jam aminofilin IV awal, lanjutkan rumatan nebulisasi 4-6x baik, interval 4-6 j 24 jam stabil boleh pulang dengan steroid & aminofilin IV tetap tidak baik ICU

steroid oral
nebulisasi / 2 jam 8-12 jam klinis stabil boleh pulang 12 jam tetap belum

baik rawat inap

Catatan: Jika menurut penilaian serangannya berat, nebulisasi 1x,

langsung -agonis + antikolinergik Bila belum ada alatnya, nebulisasi awal dapat diganti dgn adrenalin sk. 0,01 ml/kgBB/kali, maksimal 0,3 ml/kali. Untuk serangan sedang dan terutama berat, O2 2-4L/mnt diberikan sejak awal, termasuk saat nebulisasi

Tatalaksana serangan asma


Tatalaksana di rumah Tatalaksana di Rumah Sakit (Ruang Gawat Darurat)

Tatalaksana Awal
Nilai prediksi derajat serangan Nebulisasi -agonis, selang 20 menit Nebulisasi ketiga: tambahkan antikolinergik Serangan berat: langsung tambah antikolinergik Bila tidak ada nebulizer:

MDI dengan Spacer Adrenalin SC

MDI dan Spacer Vs Nebulizer


2 agonis: Serangan

bronkodilator ringan-sedang

Berbeda bermakna: RR pada jam ke-1 dan ke-2 Skor klinis: pada jam ke-1 Tidak berbeda: Skor klinis pada jam ke-2

Serangan berat:
Nebulizer masih tetap unggul

2 agonis + ipratropium br.


Scoring gejala berkurang Fungsi paru lebih baik Jumlah yang dirawat Efek kerjanya lebih lama

Serangan Ringan
Respons pasca nebulisasi: baik Observasi 1-2 jam Jika baik: PULANG Jika timbul gejala lagi: perlakukan sebagai SEDANG Teruskan obat rutin Kontrol ulang ke Rawat jalan

TATALAKSANA SERANGAN ASMA


RINGAN

Nebulisasi
Observasi 1-2 jam SEDANG

PULANG
Teruskan obat rutin Kontrol ulang Poliklinik

Serangan sedang
Respons parsial setelah nebulisasi Rawat di Ruang Rawat Sehari Oksigen Steroid oral Jalur parenteral Nebulisasi ulang Respons baik: PULANG Respons tidak baik: RAWAT INAP

TATALAKSANA SERANGAN ASMA


RINGAN

Nebulisasi
Observasi 1-2 jam SEDANG

PULANG

RRS Oksigen Nebulisasi IVFD

BERAT

Steroid oral

Mengapa tidak respons?


Dehidrasi
Asidosis

metabolik Atelektasis

Serangan Berat

Respons buruk pasca nebulisasi Oksigen Jalur parenteral: Atasi dehidrasi dan asidosis Steroid IV Aminofilin IV lnisial, lalu rumatan Nebulisasi Foto toraks Baik: PULANG Respons tidak baik: RAWAT INTENSIF

TATALAKSANA SERANGAN ASMA


RINGAN

Nebulisasi
Observasi 1-2 jam SEDANG

PULANG

RRS Oksigen Nebulisasi IVFD

Steroid oral

BERAT O2, steroid Nebulisasi Hidarasi Aminofilin R ICU (?)

Penggunaan obat lain


Adrenalin: ada dosis maksimal, efek dan Salbutamol SC: harus hati-hati MgSO4: tidak berbeda bermakana Steroid inhaler: dosis sangat tinggi (1600 mg)

Steroid MDI untuk serangan asma


Belum

dianjurkan (literatur terbatas) Perlu dosis tinggi (1600 mg) Mengurangi serangan asma Tidak efektif untuk serangan asma yang berat

Kriteria Menurut Derajat Penyakit

Asma Episodik Jarang


Eksaserbasi 3-4 x/thn, diantara serangan tidak ada gejala Quality of life baik

Asma Episodik Sering


Eksaserbasi 1x/bln, diantara seangan tidak ada gejala Quality of life baik, kadang terganggu

Asma persisten
Eksaserbasi > 1 x/bln, Selalu ada gejala, Quality of life terbatas

Longterm management

Low dose steroid

Medium dose steroid

Low dose steroid + LABA

Low dose steroid + ALTR

Low dose steroid +TSR

High dose steroid

Medium dose steroid + LABA

Medium dose steroid + ALTR

Medium dose steroid + TSR

ORAL STEROID

Вам также может понравиться