Вы находитесь на странице: 1из 25

JOURNAL reading

TERAPI KAFEIN PADA BAYI PREMATUR YANG APNEA

Heryanti (11.2010.079) Ema yulianti (11.2010.051)

2/9/2013

Pendahuluan
Terapi Metilxantin dapat mengurangi frekuensi apnea dan kebutuhan ventilasi mekanik pada bayi prematur.
Metilxantin belum dipastikan apakah memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang atau justru berisiko pada bayi dengan berat lahir sangat rendah. Pada bayi yang berusia 10 hari pertama diberikan kafein atau placebo dengan berat badan 500-1250 gram sebanyak 2006 bayi secara acak sampai terapi apnea pada bayi prematur tidak diperlukan lagi.

2/9/2013

963 bayi yang mendapatkan kafein hanya 350 (36 persen) bayi yang menerima oksigen tambahan, sedangkan dari 954 bayi (47 persen) yang mendapatkan placebo hanya 447 yang mendapat oksigen tambahan.

2/9/2013

Definisi
Apnea pada bayi prematur :
berhentinya pernapasan yang berlangsung selama lebih dari 15 detik dan disertai dengan hipoksia atau bradikardia yang terjadi sekurang-kurangnya 85 persen pada bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan 34 minggu

2/9/2013

Metilxantin
Kegunaannya dapat mengurangi frekuensi apnea dan kebutuhan ventilasi mekanik pada bayi prematur
khasnya, Metilxantin diberikan pada bayi prematur sampai mencapai usia kehamilan 34-35 minggu Lama kerja obat panjang

2/9/2013

Metilxantin adalah inhibitor reseptor adenosin.


Metilxantin juga meningkatkan konsumsi oksigen pada bayi prematur dan dapat menghambat pertumbuhan bayi.

2/9/2013

Golongan Metilxantin
Teofilin
Aminofilin Kafein

2/9/2013

Sebuah penelitian terbaru dari Research Network Neonatal Of National Institute Of child Health and Human Development menunjukkan bahwa bayi yang berat badan lahir sangat rendah 44 persen bayi mengalami displasia bronkopulmonalis dan 21 persen bayi yang tidak mempunyai penyakit tersebut masih mendapatkan metilxantin pada usia kehamilan 36 minggu.7

2/9/2013

Penelitian terhadap bayi


Bayi dengan berat badan lahir 500-1250 gram menurut para ahli dapat dilakukan uji klinik terapi metilxantin selama 10 hari pertama. alasan mengapa para ahli cenderung menggunakan metilxantin yaitu
untuk mencegah apnea, untuk mengobati apnea atau untuk memudahkan melepaskan tabung endotrakeal.

2/9/2013

10

5292 bayi dengan berat badan lahir 500-1250 gram menjadi wakil terapi metilxantin selama kehidupan 10 hari pertama.

977 termasuk: 242 mempunyai bentuk dismorfik atau kongenital abnormal yang berefek kepada harapan hidup atau perkembangan neurologis 425 pemantauan jangka panjang tidak dilakukan 277 sebelumnya diobati dengan metilxantin 33 alasan tidak diketahui 4315 bayi memenuhi persyaratan 2309 tidak dilakukan secara acak 1628 tidak mendapat persetujuan 681 tidak diteliti

2006 mengalami pengacakan

1006 untuk kelompok yang mendapat kafein 1005 mendapatkan studi obat

1000 untuk kelompok mendapat placebo 999 mendapatkan studi obat

yang

1006 pulang

1000 pulang

2/9/2013

11

Studi ko-intervensi dan intervensi


Setelah pemilihan secara acak, mendapatkan dosis pembebanan kafein sitrat 20 mg per kilogram berat badan IV atau seimbang dengan cairan salin normal. Hal ini diikuti dengan dosis pemeliharaan harian 5 mg per kilogram.
Jika apnea menetap, dosis pemeliharaan harian dapat dinaikkan sampai mencapai dosis maksimum 10 mg kafein sitrat per kilogram. Dosis pemeliharaan setiap minggu berdasarkan perubahan berat badan dan dapat diberikan sekali secara oral setelah bayi diberikan makanan lengkap secara enteral

2/9/2013

12

Dosis obat dalam penelitian dapat tetap atau berkurang berdasarkan gejala toksisitas dari induksi kafein (misalnya, takikardia, takipnea, tremor, dan kejang yang tidak dapat dijelaskan dan muntah) atau alasan klinis lainnya. lanjutan terapi obat dalam penelitian disarankan sampai bayi mentoleransi sekurang-kurangnya lima hari berturut-turut tanpa menggunakan ventilasi bertekanan positif.
Injeksi Kafein sitrat diproduksi oleh Sabex.

2/9/2013

13

Hasil
Hasil utama dari penelitian adalah gabungan dari kematian, cerebral palsy, keterlambatan kognitif, ketulian, atau kebutaan yang didapat pada usia 18 sampai 21 bulan.

Displasia bronkopulmonalis memerlukan oksigen tambahan pada usia kehamilan 36 minggu.


Ct scan disarankan kalau bayi masih di rawat di rumah sakit antara umur 14 dan 28 hari, dan antara usia kehamilan 34 dan 36 minggu Lesi dibawah ini adalah indikasi dari cedera otak dan dalam kelompok dianalisis yaitu lesi echodense intraparenchymal, leukomalacia kistik periventrikular, kista porencephalic, dan ventrikulomegali dengan atau tanpa perdarahan intraventrikular. Selama operasi, di otopsi, atau dengan ditemukannya pneumatosis intestinalis, gas di hepatobiliary, atau udara bebas intraperitoneal pada radiografi dapat didiagnosis sebagai nekrosis enterikolitis.

2/9/2013

14

Analisis statistik
Anggapan insiden kematian atau gangguan pada tumbuhkembang sekitar 20 persen, dimana peneliti membutuhkan 1000 bayi pada setiap kelompok penelitian yang memiliki 80 persen angka statistic untuk mendeteksi 25 persen penurunan resiko secara relatif.
Hasil bagi dari koefisien estimasi dan standar kesalahan digunakan sebagai statistik z-test untuk hipotesis nol yang tidak ada efek pengobatan. Tes non-parametrik atau uji Fishers exact digunakan berdasarkan analisis penggunaan penelitian obat dan ko-intervensi.

2/9/2013

15

PENELITIAN TERHADAP BAYI


Jumlah bayi yang dianggap memenuhi persyaratan untuk penelitian dan ditentukan jumlahnya secara acak untuk mendapatkan kafein sitrat atau plasebo yang ditunjukkan pada.
Yang berjumlah 2006 bayi diantaranya 11 Oktober 1999 dan 22 Oktober 2004 terdiri dari 994 bayi di Kanada, 58 bayi di Amerika Serikat, 520 bayi di Australia, dan 434 bayi di Eropa dan Israel. Enam bayi (empat bayi pada kelompok kafein dan dua bayi pada kelompok plasebo) tidak memenuhi kriteria tetapi termasuk dalam analisis. Semua pasien dimonitor sampai bayi dipulangkan. Jangka panjang yang sedang berlangsungpun harus dimonitor.

Tabel 1 dasar karaterikstik dan secara status bayi dan ibu mereka
2/9/2013

Karateristik
16

kelompok kafein (N=1006)

kelompok placebo (N=1000) 306 789(79) 71(7) 82(8) 58(6) 873(87) 133(13) 626(63)

Ibu Umur-tahun 306 Ras atau kelompok etnik-jmlh (%)+ Putih 797 (79) Hitam 67 (7) Asia 84 (8) Yang lain atau tidak diketahui 58 (6) Kortikosteroid antenatal- no. (%) 890 (88) Chorioamnionitis klinik- no. (%) 138 (14) SC no. (%) 628 (62) Kelahiran Bayi Berat badan-gr 964186 Usia kehamilan- mgg 272 Jenis kelamin perempuan-jmlh (%) 508 (50) Berat badan <10kg persentil pada umur gestasi-jmlh (%) +161 (16) Lahir dirumah sakit-jmlh (%) 903 (90) Lahir Singleton 721 (72) Skor apgar minimal 5 Median 8 rentang interquartile 7-9

958181 272 470 (47) 158 (16) 890 (89) 712 (71)
8 7-9

2/9/2013

17

STUDI KO-INTERVENSI DAN INTERVENSI


Penggunaan obat dan kombinasi dalam penelitian pada kedua kelompok ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Penggunaan studi obat, pembukaan label metilxantin, dan kointervensi Kelompok kafein 2/9/2013 (N=1006) Variabel 18 Studi obat Usia kehamilan dosis pertama- mgg Median 28,1 Rentang interquartile 26,6-29,3 Usia kehamilan dosis yang lalu mgg Median 34.4 Rentang interquartile 33.0-35.9 Pengurangan dosis karena suspek toksisitas induksi kafein-jmlh(%)23 (2.3) Pembukaan label metilxantin-jmlh (%) Penggunaan 90 (9.0) Permanen switch 43 (4.3) Kointervensi Usia kehamilan yang lalu menggunakan ETT-mgg* Median 29.1 Rentang interquartile 28.0-31.0 Usia kehamilan yang lalu penggunaan ventilasi positif-mgg Median 31.0 Rentang interquartile 29.4-33.0 Usia kehamilan yang lalu suplemen oksigen-mgg Median 33.6 Rentang interquartile 30.0-36.9 Doxapram jmlh (%) 12 (1.2) Kortikosteroid postnatal-jmlh (%) Jumlah transfusi sel darah merah Median Rentang interquartile 145 (14.4) 1 0-3

kelompok placebo (N=1000)

Nilai p

0.09 27,7 26,4-29,1 0.05 34.7 32.9-36.1 14 (1.4) 100 (10.0) 69 (6.9)

0.18 0.45 0,01 <0,001

30.0 28.7-31.9 <0,001 32.0 30.3-34.0 <0.001 35.1 32.0-37.6 37 (3.7) 202 (20.2) 2 0-4

<0.001 <0.001

Tabel 3. Hasil sebelum bayi dipulangkan


2/9/2013

20

Hasil

Klmpk kafein (N:1006)

Klmpk placebo (N=1000)

Rasio odds tidak dianjurka n

Rasio odds dianjurkan untuk pusat (95% CI)

Nilai P

Rasio odds untuk pusat dan karateristik pasien (95%CI)+

Kematian-jmlh (%) Displasia bronkopulmonalis-jmlh (%)+ Retinopati pada

52 (5.2) 350 (36,3)

55 (5.5) 447 (46,9)

0,94 0,65

0,93 (0,63-1,38) 0,63 (0,52-0,76)

0,73 <0,001

0,96 (0,64-1,44) 0,64 (0,52-0,78)

bayi 322 (39,2)

362 (43,2)

0,84

0,84 (0,68-1,03)

0,09

0,88 (0,70-1,10)

premature-jmlh (%) Cedera otak-jmlh (%) Nekrosis jmlh (%) Hanya terapi obat untuk 293 (29,3) penutupan katup pada PDA-jmlh (%) Pembedahan penutupan katup pada PDA- jmlh (%) 45 (4.5) 126 (12,6) 0,33 0,32 (0,22-0,45) <0,001 0,29 (0,20-0,43) 381 (38,1) 0,67 0.67 (0,55-0,81) <0,001 0,67 (0,54-0,82) 126 (13,0) 138 (14,3) 67 (6,7) 0,90 0,93 0,90 (0,69-1,18) 0,93 (0,65-1,33) 0,44 0,63 0,97 (0,74-1,28) 0,94 (0,65-1,34)

enterokolitis- 63 (6.3)

2/9/2013

21

2/9/2013

22

Diskusi
Peneliti menemukan bahwa kafein banyak mengurangi frekuensi displasia bronkopulmonalis.
Selama tiga minggu pertama, kafein memiliki efek samping yang berpotensi menurunkan berat badan setelah dimulainya terapi tetapi kafein tidak mempunyai efek yang bermakna yaitu efek pada angka kematian, tanda-tanda cedera otak pada ultrasonografi, dan necrosis enterocolitis sebelum dipulangkan.

2/9/2013

23

Data sebelumnya telah menetapkan bahwa metilxantin dapat mengurangi frekuensi apnea, 3 tetapi lamanya efek dibantu oleh ventilasi dan manfaat jangka pendek dan jangka panjang serta risikonya belum dipastikan (termasuk efek pada displasia bronkopulmonalis, cedera otak, dan pertumbuhan). 85 bayi yang secara acak telah memenuhi persyaratan untuk diberikan baik kafein maupun placebo dimana dilaporkan 4 pasien mengalami nekrosis enterokolitis pada kelompok kafein.
Bila pemberian Makanan dan obat kafein sitrat (Cafcit) telah disetujui pada pengobatan bayi prematur yang apnea, tanda peringatannya tercakup dalam label tentang kemungkinan terkaitnya antara penggunaan metilxantin dan perkembangan necrosis enterocolitis.

2/9/2013

24

Peneliti menemukan bahwa bayi pada kelompok plasebo masing-masing membutuhkan tiga bantuan alat respirasi yaitu ventilasi bertekanan positif pada tabung endotrakeal, O2 nasal, dan oksigen tambahan selama satu minggu lebih dibandingkan bayi pada kelompok kafein.

Peneliti memikirkan bahwa peningkatan insiden dysplasia Bronchopulmonalis diantara bayi yang diobati dengan plasebo disebabkan terutama oleh lamanya pajanan dari ventilasi bertekanan positif.
Kemunculan Kafein untuk mengurangi frekuensi paten ductus arteriosus yang dinilai oleh petugas klinik dapat ditutupi dengan obat atau terapi bedah Singkatnya, terapi kafein pada bayi prematur yang apnea mengurangi insidens displasia bronchopulmonalis.

Kecuali pengurangan berat badan sementara, kafein tidak memiliki risiko jangka pendek yang jelas.
Pada displasia bronkopulmonalis merupakan faktor risiko penting dimana kerusakan neurosensorik terjadi pada anak-anak..

2/9/2013

25

Вам также может понравиться