Вы находитесь на странице: 1из 37

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (Ngastiyah, 2000 : 341). Penyakit yang satu ini berlangsung sepanjang tahun dan mencapai puncaknya pada saat musim hujan. Hal ini disebabkan karena banyaknya tempat yang menjadi sumber genangan air yagn merupakan sarana perkembangan jentik-jentik nyamuk Ades Aegypti si pembawa virus dengue. Penyakit demam berdarah dengue tidak cukup kalau mengatasinya hanya tergantung pada pra tenaga kesehatan saja. Partisipasi masyarakat dalam hal pencegahan serta pelaksanaan awal sangat penting. Jadi kebersamaan perlu digalang untuk penyakit demam berdarah dengue masyarakat bertanggung jawab dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar masing-masing dengan gerakan 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup) dan tempat penampungan air untuk mencegah pengembangbiakan nyamuk Aedes Agypti sebagai factor penularan demam berdarah dengue. Penyakit demam berdah dengue ini banyak menyerang anak-anak dan orang dewasapun banyak terserang bahkan dengan derajat-derajat penyakit yang parah hingga kematian penderita. Menurut data Departemen Kesehatan hingga Maret 2004 selama berlangsungnya kejadian luar biasa, 526 orang berbagai daerah di Indonesia meninggal akibat penyakit demam berdarah dengue. (Nasrudin, 2004). 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Agar dapat menerapkan dan mengembangkan pola piker ilmiah serta mempraktekkan teori yang diperoleh dari perkuliahan kedalam proses kebidanan nyata sehingga dapat melakukan asuhan kebidanan pada anak dengan demam berdarah dengue.

1.2.2

Tujuan Khusus 1.2.2.1 Mampu melakukan pengkajian dengan cara mengumpulkan data secara subyektif dan obyektif. 1.2.2.2 Mampu mengidentifikasi masalah atau diagnosa

yagn terjadi pada anak dengan demam berdarah dengue. 1.2.2.3 1.2.2.4 1.2.2.5 Mampu mengantisipasi masalah potensial. Mampu mengidentifikasi kebutuhan segera. Mampu mengembangkan rencana asuhan kebidanan

secara menyeluruh. 1.2.2.6 Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan

sesuai dengan wewenang. 1.2.2.7 Mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan

berdasarkan criteria yang telah ditetapkan. 1.3 Manfaat Penulis 1.3.1 Bagi Institusi Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan kebidanan dan perbandingan antara penanganan kasus anak dengan demam berdarah dengue. 1.3.2 Bagi Lahan Praktek Dengan Mengetahui gambaran tentang penyakit demam berdarah dengue diharapkan masyarakat mempunyai pengetahuan tentang penyakit demam berdarah dengue dan mampu memberikan penanganan awal jika menemui kejadian tersebut. 1.3.3 Bagi Mahasiswa Menambah pengetahuan dan pengalaman sehingga mampu menerapkan asuhan kebidanan yang diperoleh selama Pendidikan secara teoritis dan mendokumentasikan dalam bentuk karya tulis.

1.4 Cara Penyusunan Asuhan Kebidanan 1.4.1 Wawancara Yaitu mengumpulkan data dengan cara Tanya jawab secara langsung pada keluarga pasien/ibu pasien maupun tim kesehatan yagn terkait sehingga mendapatkan tentang permasalahan pasien. 1.4.2 Observasi Yaitu pengamatan langsung terhadap perubahan yang terjadi pada pasien. 1.4.3 Pemeriksaan Fisik Yaitu pengamatan fisik pada pasien yang meliputi : inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi untuk mendapatkan data obyektif. 1.4.4 Studi Kepustakaan Yaitu dengan mempelajari buku-buku dan makalah yang ada hubungannya dengan masalah demam berdarah dengue. 1.4.5 Dokumentasi Yaitu melihat cetakan medis pasien maupun pemeriksaan laboratorium. 1.4.6 Sumber Data 1.4.6.1 1.4.6.2 Data primer adalah data yang diperoleh langsung Data skunder adalah data yagn diperoleh selain dari dari pasien. keluarga atau orang tua pasien yaitu tim kesehatan dan hasil pemeriksaan penunjang. 1.5 Lokasi dan Waktu Penyusunan Asuhan kebidanan dilakukan di RSI Siti Hajar Sidoarjo pada Tanggal 15 Mei 2006 di Ruang Dahlia III.

BAB II TINJAUAN TEORI DENGUE HAEMORRHAGIE FEVER (DHF)

2.1 Pengertian DHF adalah suatu penyakit yagn disebabkan oleh virus tergolong Arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (Christanti Effendi, 2001 : 2). DHF adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Arbovirus dan ditularkan melalui gigitan Aedes Aegypti (Ngastiyah, 2000 : 341). DHF adalah penyakit demam akut dengan cirri-ciri demam manifestasi perdarahan dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, 2000 : 419). 2.2 Etiologi Virus dengue serotype 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vector nyamuk Aedes Aegypti (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, 2000 : 419). 2.3 Patofisiologi Virus hanya dapat hidup dalam sel hidup sehingga harus bersaing dengan sel manusia. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan manusia. Sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi : (1) Aktivitas system komplemen sehingga dikeluarkan zat anafilatoksin yang menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan terjadi perembesan plasma dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskular.

(2) Agregasi trombosit menurut, apabila kelainan ini berlanjut akan menyebabkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibat mobilisasi sel trombosit muda dari sumsum tulang, dan (3) Kerusakan sel endotel pembuluh darah akan merangsang/mengaktivasi factor pembekuan. Ketiga factor ini menyebabkan : (1) Peningkatan permeabilitas kapiler. (2) Kelainan hemostasis yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopenia, dan koagulopati.

Infeksi Virus Dengue

Demam anoreksia muntah Manifesasi Perdarahan Dehidrasi

Hepatomegali

Trombositopenia Komplek AgAb Komplemen Permeabilitas Vascular naik Kebocoran plasma Hemokonsentrasi Hipoproteinemia Efusi pleura Asitesis I

II

Demam dengue Hipovolemia DIC Perdarahan Saluran cerna Syok Anoreksia Meninggal Asidosis Derajat III IV

Demam berdarah dengue derajat I-II-III-IV

2.4 Manifestasi Klinik Infeksi virus dengue mengakibatkan manifestasi klinis yang bervariasi mulai dari asintomatik, penyakit paling ringan, demam dengue, demam berdarah dengue, sampai sindrom syok dengue. Biasanya ditandai dengan demam tinggi, fenomena perdarahan, hepatomegali dan kegagalan sirkulasi. Demam dengue pada bayi dan anak berupa demam ringan disertai timbulnya ruam makulopapular. Pada anak besar dan dewasa dikenal sindrom trias dengue berupa demam tinggi mendadak, nyeri pada anggota badan dan timbul ruam makulopapular. Tanda lain menyerupai demam dengue, yaitu anoreksia, muntah dan nyeri kepala.
Infeksi Virus Dengue

Simtomatik

Demam berdarah Demam yang tidak Jelas penyebabnya Demam dengue Dengue (kebocoran plasma)

Tanpa perdarahan

Dengan perdarahan DBD Dengan syok

DBD Tanpa syok

Demam dengue

Demam berdarah dengue

Manifestasi infeksi virus dengue

2.5 Pemeriksaan Penunjang Lakukan pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, hitung trombosit, uji serologi HI (Haemogglutination inhibiling antibody), dengue blot. Trombositopenia ringan sampai nyata bersamaan dengan hemokonsentrasi adalah gejala yang spesifik. Leokosit normal pada 1-3 hari pertama, menurun saat akan terjadi syok dan meningkat saat syok teratasi. 2.6 Indikator Fase Syok Hari sakit ke 4-5 Suhu turun Nadi cepat tanpa demam Tekanan nadi turun/hipotensi Leucopenia < 5000/mm3

2.7 Derajat (WHO 1997) II. III. IV. Derajat I Derajat II : Demam dengan disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi perdarahan (uji turniket positif). : Seperti derajat 1 disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya tidak cepat gelisah. V. Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat diukur. 2.8 Diagnosis Banding Pada awal penyakit, diagnosis banding mencakup infeksi bakteri virus protozoa, seperti : demam typoid, campak, influenza, hepatitis, demam dan lemah, tekanan nadi menurun (< 20 mmHg)/hipotensi disertai kulit yang dingin dan lembab,

chikungunya, leptospirosis lain : sepsis, meningitis meningdcok, leukemia dan anemia aplastik. 2.9 Penatalaksanaan DBD derajat I atau derajat II tanpa peningkatan hematokrit Pasien masih dapat minum - Beri minum banyak 1-2 liter/hari atau 1 sdm tiap 5 menit. - Jenis minuman : air putih, the manis, sirup, jus buah, susu, buah - Bila suhu > 38,50 C beri parasetamol - Bila kejang beri antikonvulsif - Monitor gejala klinis dan laboratorium. - Perhatikan tanda syok. - Palpasi hati setiap hari - Ukur diuresis setiap hari - Awasi perdarahan - Periksa Hb, Ht, trombosit tiap 6-12 jam. - Perbaikan klinis dan laboratories - Pulang - Tidak demam 24 jam tanpa antipiretik. - Nafsu makan membaik - Tanpa perbaikan secara klinis - Hematokrit stabil - 3 hari setelah syok teratasi - Jumlah trombosit > 50.000/ml - Tidak dijumpai distress pernafasan Pasien tidak dapat minum Pasien muntah terus menerus - Pasang infus NaCl 0,9% - Dektrosa 5% (1:3) tetesan numatan sesuai berat badan. - Periksa Hb, Ht, trombosit tiap 6-12 jam. - Ht naik atau trombosit turun. - Infus ganti ringer laktat tetesan disesuaikan

DBD derajat I dengan peningkatan Ht > 20%

Cairan Awal
RL/NaCL 0,9% atau RLDS/NaCL 0,9% + D5, 6-7 ml/kg BB/jam Monitor tanda vital/nilai Ht dan trombosit tiap 6 jam

Ada Perbaikan Tidak gelisah Nadi kuat Tekanan darah stabil Diuresis cukup (12 ml/kg BB/jam) Ht turun (2 kali pemeriksaan) Tetesan dikurangi 5 ml/kg BB/jam Perbaikan Sesuaikan tetesan 3 ml/kg BB/jam Tanda Vital Memburuk Ht meningkat Perbaikan

Tidak Ada Perbaikan

Gelisah Distress pernafasan Frekuensi nadi meningkat Hematokrit tetap

tinggi/meningkat Tek nadi < 20 mmHg Diuresis kurang/tidak ada


Tetesan dinaikkan 10-15 ml/kg BB/jam tetesan dinaikkan bertahap

Evaluasi 12-24 jam Tanda vital tidak stabil Distress pernafasan Ht naik Koloid 20-30 ml/kg BB Ht menurun

IUFD stop pd 24-48 jam Bila tanda vital/Ht stabil Diuresis cukup

Transfuse darah Segar 10 ml/kg BB

Perbaikan

DBD derajat III & IV 1. Oksigenisasi Penggantian volume (cairan kristaloid isotonis) ringer laktat/NaCL 0,9% 20 ml/kg BB secepatnya (bolus dalam 30 menit)

Evaluasi 30 menit, apakah syok teratasi ? Pantau tanda vital tiap 10 menit Catat balans cairan intravena Syok Teratasi Kesadaran membaik Nadi teraba kuat Tekanan nadi > 20 mmHg Tidak sesak nafas/sianosis Ekstremitas hangat Diuresis cukup 1 ml/kg BB/jam Cairan dan tetesan disesuaikan 10 ml/kg BB/jam Evaluasi ketat Tanda vital Tanda perdarahan Diuresis Hb, Ht, Trombosis

Syok tdk teratasi

Kesadaran menurun Nadi lembut/tidak teraba Tek Nadi < 20 mmHg Distres pernafasan/sianosis Kulit dingin dan lembab Ekstremitas dingin Periksa kadar gula darah Lanjutkan cairan 20 ml/kg BB/jam Tambahan koloid/plasma Dekstran//FPP 10-20 (max 30) ml/kg BB/jam Koreksi Asidosis Evaluasi 1 jam

Stabil dalam 24 jam Tetesan 5 ml/kg BB/jam

Syok teratasi

Ht turun

Syok belum teratasi Ht tetap tinggi/naik

Tetesan 3 ml/kg BB/jam

Infus stop tidak melebihi 40 jam Setelah syok teratasi Koloid 20 ml/kg BB Transfuse darah Segar 10 ml/kg BB diulang sesuai kebutuhan

2.10 Askeb Teori Pada Anak Dengan DHF Grade II I. Pengkajian Adalah langkah pertama askeb yang terdiri dari pengumpulan data yang diperoleh dari anamnesa/pemeriksaan fisik dan penunjang meliputi : 1.1 Data Subyektif 2. Biodata anak meliputi : nama, umur, Pendidikan, agama, suku/bangsa, jenis kelamin, Alamat. Biodata orang tua meliputi : nama penanggung jawab, umur, Pendidikan, Alamat. 3. 4. Keluhan utama Riwayat penyakit sekarang Ibu pasien mengatakan anaknya panas + 5 hari, nyeri perut. Ditanyakan riwayat penyakit dahulu untuk Mengetahui penyakit apa yang pernah dialami pasien sebelumnya dan apakah pernah dirawat di RS. 5. Riwayat penyakit keluarga Ditanyakan riwayat penyakit dahulu untuk Mengetahui penyakit apa yang pernah dialami pasien sebelumnya dan apakah pernah dirawat di RS. 6. Riwayat penyakit keluarga Ditanyakan riwayat penyakit keluarga, untuk Mengetahui apakah dalam keluarga pasien dan yang menderita penyakit menular dan menahun seperti DM, TBC, jantung. 7. 8. Riwayat neonatal Riwayat imunisasi Meliputi prenatal, natal, post natal Imunisasi apa yang sudah didapat oleh anak dan imunisasi apa yang belum. pekerjaan, penghasilan, agama, suku/bangsa,

9.

Pola kebiasaan sehari-hari

Meliputi pola nutrisi, aktivitas, istirahat/tidur, eliminasi, personal hygiene. 10. Pertumbuhan dan perkembangan. 1.2 Data Obyektif 1. Kesadaran : umumnya pasien DHF kesadarannya menurun. 2. Keadaan umum : umumnya pasien DHF lemah 3. Tanda-tanda vital : meliputi suhu, nadi, tensi, pernafasan 4. Pemeriksaan fisik : a. Inspeksi Kepala Hidung Mata Wajah Telinga : Rambut hitam, pendek, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe. : Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret. : Simetris, sclera putih, konjungtiva normal. : Pucat, menyeringai, tidak oedem. : Simetris, sejajar dengan mata, bersih, tidak ada serumen, tidak ada kelainan pendengaran. Mulut dan bibir : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, ada gigi berlubang bagian graham bawah kanan. Leher Dada Perut : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis. : Simetris, tidak ada tarikan intercosta. : Simetris, tidak ada luka dan bekas luka.

Punggung Ekstremitas atas

: Simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada benjolan. : Simetris, tidak oedem, pada tangan kiri terpasang infuse D5 20 tetes/mnt dalam 24 jam, tangan terdapat perdarahan kulit.

Ekstremitas bawah : Simetris, tidak oedem, tidak ada kelainan. Genetalia Anus : Jenis kelamin Perempuan, bersih, tidak ada kelainan. : Tidak ada haemoroid : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyorid. : Tidak ada nyeri tekan. : Tidak ada pembesaran hepar, perut kembung, nyeri tekan.

b. Palpasi Kepala Leher Dada Perut

Punggung : Tidak ada benjolan dan tidak ada kelainan. c. Auskultasi Dada Perut : Tidak ada wheezing dan tidak ada ronchi : Perut kembung, bising usus ada.

5. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah Lengkap 6. Terapi yang sudah didapat - D5 20 tetes/mnt - Sanmol 3 x tab - Indexon 3 x ampul - Starxon 3 x 500 mg - Adona 3 x 1 ampul - Transamin 3 x 1 ampul

II. III. DNK grade III IV. Tidak ada V. Diagnosa Tujuan

Identifikasi Diagnosa atau Masalah dan Kebutuhan Anak W umur 10 tahun dengan DHF grade II Antisipasi Masalah Potensial Identifikasi Kebutuhan Segera Intervensi : Anak W umur 10 tahun dengan DHF grade II : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 7 x 24 jam diharapkan pasien sembuh dan keadaan anak stabil. Kriteria hasil : Keadaan umum baik Tanda-tanda vital dalam batas normal Tensi : 100/90-120/70 mmHg Nadi RR Intervensi : 1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga dengan menggunakan komunikasi terapeutik. R/ : Terciptanya hubungan yang baik dan terjalin kerja sama yang baik antara keluarga, pasien atau tenaga kesehatan. 2. Monitor tanda-tanda vital tiap 2 jam. R/ : Merupakan parameter utama untuk mendeteksi kelainan sedini mungkin. 3. Motivasi orang tua untuk memberikan kompres dingin. R/ : Untuk memindahkan panas secara konduksi. 4. Monitor intake dan output R/ : Untuk Mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh. : 80-88 x/mnt : 20 x/mnt-40 x/mnt Suhu : 36,5-37,5 0C Jumlah trombosit normal + 150.000

5. Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian tebal. R/ : Pakaian yang tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh. 7. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai dengan tandatanda klinis. R/ : Terciptanya hubungan yang baik dan terjalin kerja sama yang baik antara keluarga, pasien atau tenaga kesehatan. 8. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak dan tim medis dalam pemberian terapi. R/ : Sebagai pelaksana fungsi dependen dan mempercepat proses penyembuhan. VI. Implementasi Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah lima dilakukan secara efisien dan aman. VII. Evaluasi Pada langkah ketujuh terbagi menjadi : S : (Obyektif) O : (Obyektif) P : (Planning) : Data yang diperoleh dari wawancara langsung. : Data yang diperoleh dari hasil observasi. : Perencanaan tindakan yang ditentukan dengan masalah.

P : (Assasement) : Pernyataan gangguan yang terjadi atau S + O

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Tanggal pengkajian : 15 Mei 2006, Jam : 09.00 Wib MRS 3.1.1 a. Nama Umur Agama Alamat Pendidikan b. Umur Agama Pendidikan Pekerjaan : 14 Mei 2006, Jam : 11.45 Wib Data Subyektif Biodata anak : An. W : 10 tahun : Islam : Bumi Gedangan Indah E. No. 10 Sidoarjo : SD

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Biodata orang tua : : Ny. P : 36 tahun : Islam : SMU : Ibu rumah tangga Penghasilan : Alamat : Bumi Gedangan Indah E-10 Sidoarjo Nama Suami : Tn. H Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : 40 tahun : Islam : SMU : Swasta : Bumi Gedangan Indah E-10 Sidoarjo Nama Istri

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Penghasilan : -

3.1.2

Anamnesa 3.1.2.1 Keluhan utama Panas + 5 hari, nyeri perut 3.1.2.2 Riwayat kesehatan sekarang Ibu mengatakan + 5 hari pasien panas, nyeri perut kemudian pasien dibawa di RSI Siti Hajar Sidoarjo untuk diperiksa dan dianjurkan opname di ruang Dahlia anak III. 3.1.2.3 Riwayat kesehatan yang lalu Px baru pertama kali sakit seperti ini dan sebelumnya belum pernah masuk rumah sakit. 3.1.2.4 Riwayat kesehatan keluarga Ibu px mengatakan dalam keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit asma, TBC, DM, jantung, dll. 3.1.2.5 Riwayat neonatal 3.1.2.5.1 Riwayat prenatal Ibu mengatakan ini anak yang kedua. Ibu memeriksakan kehamilannya secara rutin di bidan dan mendapatkan imunisasi TT dan Fe, ibu tidak pernah sakit parah. 3.1.2.5.2 Riwayat natal, umur kehamilan 9 bulan lebih 3 hari. Bayi lahir spontan ditolong bidan dengan jenis kelamin Perempuan, BB 2800 gram, PB 50 cm cairan ketuban jernih, segera menangis. 3.1.2.5.3 + 1 tahun. Riwayat post natal Ibu mengatakan anak mendapat cukup ASI sampai

3.1.2.6 Riwayat imunisasi BCG DPT Polio : 1 x di BPS : 3 x di BPS : 4 x di BPS Hepatitis : 3 x di BPS

Campak : 3.1.2.7 Riwayat bio, psiko, social budaya, keluarga Saat ini orang tua dan keluarga sangat khawatir tentang keadaan anaknya dan orang tua berharap anaknya segera sembuh. 3.1.2.8 Pola kebutuhan sehari-hari 3.1.2.8.1 Pola Nutrisi komposisinya dengan lauk daging, ayam dan telur. Minum 5-6 gelas/hari air putih, jus buah, susu Saat sakit : Makan 3 x sehari (habis setengah porsi), lauk dan sayur Minum 3-4 gelas/hari air putih dan susu. 3.1.2.8.2 Pola Aktifitas rumah dan di luar rumah, kegiatan pagi sehari-hari sekolah. Saat sakit : Pasien duduk. Gerak anak terbatas karena dipasang infuse pada tangan kiri dan dipasang spalak. hanya bedrest berbaring miring kiri dan kanan kadang-kadang Sebelum sakit : Pasien sering bermain-main di dalam Sebelum sakit : Makan 3 x sehari (1 porsi habis),

3.1.2.8.9 Pola Istirahat Sebelum sakit : Siang, jam 13.00-15.00 wib . Malam, jam 21.00-06.00 wib. Saat sakit : Siang, jam 11.00-14.00 wib. Malam, jam 19.00-05.00 wib. Kadang-kadang terbangun 3.1.2.8.10 Pola Eliminasi Sebelum sakit : BAB : 1 x sehari warna kuning, bau khas, konsistensi lembek. BAK : 5-6 kali warnanya kuning dan jernih. Saat sakit : BAB : 1x dalam 3 hari, warna kuning, lembek. BAK : 3-4 kali, warnanya kuning dan jernih, BAK dan BAB masih dibantu ibunya. 3.1.2.8.11 Pola Personal Hygiene Sebelum sakit : Px mandi 2x sehari, ganti baju 2 x sehari dan ganti pakaian dalam sehabis mandi dan gosok gigi 2x sehari dan keramas 3 x seminggu. Saat sakit : Px hanya diseka air hangat 2 x sehari dan px tidak pernah gosok gigi hanya kumur dan dibersihkan dengan tisu, px ganti baju 1 x sehari dan tidak pernah keramas. 3.1.2.9 Pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan BBL PBL : 2800 gram : 50 cm bau khas, konsistensi

BB sebelum sakit BB saat sakit TB Perkembangan :

: 31 kg : 29 kg : 134 cm

Pertumbuhan dan perkembangan Anak W berkembang dengan baik dan bias melakukan aktivitas sebagaimana anak umur 10 tahun. 3.1.3 3.1.3.1 3.1.3.2 Tensi Nadi Suhu Pernafasan Data Obyektif Kesadaran : Composmentis : Lemah Kesadaran umum : 120/70 mmHg : 100 x/mnt : 380C : 20 x/mnt

3.1.3.3 Tanda-tanda vital

3.1.3.4 Pemeriksaan fisik Inspeksi : Simetris, rambut berwarna hitam, lurus, pendek, rambut tidak rontok, kulit kepala bersih, dan penyebaran rambut merata. Hidung Mata Wajah Telinga : Simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret bersih : Simetris, normal : Pucat, menyeringai, tidak oedem : Simetris, sejajar dengan mata, bersih tidak ada serumen, tidak ada kelainan pendengaran Mulut dan gigi : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, ada gigi berlubang bagian graham bawah kanan. sclera putih, konjungtiva Kepala

Leher Dada Perut Punggung Ektremitas atas

: Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis. : Simetris, tidak ada tarikan intercosta : Simetris, tidak ada luka atau bekas luka. : Simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada benjolan. : Simetris, tidak oedem, pada tangan kiri terpasang D5 tetes/mnt dalam 24 jam, tangan terdapat perdarahan kulit.

Ekxtremitas bawah : Simetris, tidak oedem, tidak ada kelainan. Genetalia Anus Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar thyroid Dada Perut Punggung Auskultasi : Tidak ada wheezing dan tidak ada ronchi Perut : Perut kembung, bising usus ada : Tidak ada nyeri tekan : Tidak ada pembesaran hepar, perut kembung, nyeri tekan : Tidak ada benjolan dan tidak ada kelainan Dada Kepala Leher : Jenis kelamin Perempuan, bersih, tidak ada kelainan. : Tidak ada hemoroid

Perkusi

Perut kembung Reflek patella (+) 3.1.3.5 Pemeriksaan Penunjang - Pemeriksaan Laboratorium Tanggal : 14-05-2006 Jam WBC RBC HGB HCT PLT PCT MCV MCH MCNC RDW MPV POW : 11.00 : 3,3 L 103/mm3 : 5,20 10/mm3 : 13,9 g/dl : 39,6 % : 136 L 103/mm3 : 1,7 % : 76 L.mm3 : 26,7 pg : 35,1 H. g/dl : 14,0 % : 8,6 mm3 : 14,4 % (3,5-10,0) (3,80-5,80) (11,0-16,5) (35,0-50,0) (150-390) (100-500) (80-97) (26,5-39,5) (31,5-35,0) (10,0-15,0) (6,5-11,0) (10,0-18,0)

%Lym : 41,0% (17.00-48.00) # Lym : 1,3 103/mm3 (1.2-3.2) %MON : 7,6% 94,0-10,0) # MON : 0,2 L.102/mm3(0,3-08) %GRA: 51,4% (43,0-76,0) # GRA : 1,8 103/mm3 3.1.3.6 Terapi yang sudah didapatkan : D5 20 tetes/mnt Sanmol 3 x tab Indexon 3 x ampul Starxon 3 x 500 mg Adona 3 x 1 ampul Transamin 3 x 1 ampul (1,2-6,8)

3.2 Identifikasi, diagnosa, masalah dan kebutuhan DX DS mual. DO : Keadaan umum Kesadaran TTV : Tensi Nadi Suhu RR : Lemah : Composmentis : 120/70 mmHg : 100 x/mnt : 380C : 20 x/mnt : An. W umur 10 tahun dengan DHF grade II : Ibu mengatakan anaknya panas + 5 hari dan nyeri pada perutnya

Tangan kanan terdapat perdarahan kulit Pemeriksaan laboratorium WBC : 3,3 L 103/mm3 RBC : 5.20 106/mm3 HGB : 13,9 g/dl HCT : 396 % PLT PCT 1. Masalah I DO DO : 1.36 L.103/mm3 : 1,7% infeksi virus. : Ibu mengatakan anaknya panas + 5 hari : Suhu tubuh : 380C Nadi RR 2. Masalah II DO DO : 100 x/mnt : 20 x/mnt (3,5-10.0) (3.80-5.80) (11,0-16,5) (35,0-50,0) (150-390) (100-500)

: Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses

: Gangguan rasa nyeri. : Ibu mengatakan anaknya nyeri perut : Anak menyeringai bila perutnya ditekan Anak terlihat lemah dan aktifitas berkurang

3.3 Antisipasi Masalah Potensial DX DS DO : DHF grade III : : Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat, lemah Kulit dingin dan lembab, gelisah 3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera 3.5 Intervensi DX Tujuan Kriteria hasil : Anak W umur 10 tahun dengan DHF grade II : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 7 x 24 jam diharapkan pasien sembuh. : Keadaan umum anak baik Tanda-tanda vital Tensi Nadi Suhu RR : 100/90-120/70 mmHg : 80-88 x/mnt : 36,50C-37,50C : 20 x/mnt-40 x/mnt

Jumlah trombosit normal + 150.000 Pada tangan kanan perdarahan kulit berhenti Intervensi : 1. Lakukan pendekatan pada px dan keluarga dengan menggunakan komunikasi terapeutik. R : Terciptanya hubungan yang baik dan terjalin kerjasama yang baik antara keluarga, pasien dan tenaga kesehatan. 2. Monitor tanda-tanda vital tiap 2 jam. R : Merupakan parameter utama untuk mendeteksi kelainan sedini mungkin.

3. Motivasi orang tua pasien untuk memberikan kompres dingin. R : Untuk memindahkan panas secara konduksi. 4. Monitor intake dan output. R : Untuk Mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh. 5. Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian tebal. R : Pakaian yang tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh. 7. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai dengan tandatanda klinis. R : Penurunan jumlah trombosit merupakan tanda-tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis berupa perdarahan. 8. Kolaborasi dengan tim dokter spesialis anak dan tim medis dalam pemberian terapi. R : Sebagai pelaksana fungsi dependen dan mempercepat proses kesembuhan. I. Masalah Tujuan : Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi virus. : Setelah dilakukan asuhan kebidanan salaam 1 x 24 jam, diharapkan suhu pasien menurun. Kriteria hasil : Suhu tubuh menjadi stabil (36,50C-37,50C) Keadaan umum membaik Intervensi : 1. Lakukan pendekatan dengan keluarga pasien juga dengan pasien. Rasional : Terciptanya hubungan yang baik dan terjalin kerjasama yang baik antara keluarga, pasien dan tenaga kesehatan. 2. Observasi TTV/tanda-tanda perdarahan tiap 2 jam/hari. Rasional : Merupakan parameter utama untuk mendeteksi kelainan sedini mungkin. 3. Monitor intake dan out put. Rasional : Untuk Mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh.

4. Motivasi orang tua px untuk memberikan kompres dingin (ketiak, lipat paha dan dahi) Rasional : Untuk memindahkan panas secara konduksi. 5. Anjurkan untuk memakai pakaian tipis. Rasional : Pakaian yang tipis mudah menyerap dan mempermudah penguapan panas. 6. Motivasi makanan dan minuman cukup. Rasional : Untuk mempertahankan keseimbangan daya tahan tubuh. 7. Lakukan tes laboratorium darah lengkap. Rasional : Untuk Mengetahui hematokrit, trombosit, leukosit dan trombositopenia. 8. Berikan obat sesuai dengan jadwal dan dosisnya. Rasional : Mempercepat proses penyembuhan. 9. Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi selanjutnya. Rasional : Pemberian terapi yang tepat dan efektif. II. Masalah Tujuan : Gangguan ketidaknyamanan berhubungan dengan rasa nyeri. : Setelah dilakukan asuhan kebidanan salaam 1 x 24 jam, diharapkan pasien dalam keadaan stabil. Kriteria hasil : Keadaan umum membaik Sudah tidak merasa mual, merasa nyaman Intervensi : 1. Lakukan pendekatan dengan keluarga pasien juga dengan pasien Rasional : Teciptanya hubungan yang baik dan terjalin kerjasama antara tenaga kesehatan, keluarga dan pasien. 2. Observasi TTV tiap 2 jam/hari Rasional : Merupakan parameter utama untuk mendeteksi kelainan secara dini mungkin.

3. Memberikan posisi nyaman kepada pasien Rasional : Dengan posisi yang nyaman dapat memberikan pasien beristirahat dengan nyaman dan baik. 4. Ajarkan relaksasi kepada pasien Rasional : Dengan relaksasi dapat memberikan kenyamanan pada pasien. 5. Kolaborasi dengan tim medis Rasional : Dengan terapi yang tepat dapat mempercepat proses penyembuhan. 3.6 Implementasi Tanggal : 15 Mei 2006 Jam No 1. 2. : 10.00 Wib Jam 10.00 10.30 Implementasi Melakukan pendekatan pada keluarga pasien. Mengobservasi TTV tiap 2 jam/hari Tensi Nadi Suhu 3. 4. 10.45 11.00 : 120/70 mmHg : 100 x/mnt : 380C

RR : 20 x/mnt Mengkaji suhu tubuh Mengobservasi hasil lab WBC RBC HGB HCT PLT PCT MCV MCH : 3,3 L 103/mm3 : 5,20 10/mm3 : 13,9 g/dl : 39,6 % : 136 L 103/mm3 : 1,7 % : 76 L.mm3 : 26,7 pg

MCNC : 35,1 H. g/dl RDW : 14,0 %

MPV POW

: 8,6 mm3 : 14,4 % # MON : 0,2 L.102/mm3

%Lym : 41,0% (17.00-48.00) # Lym : 1,3 103/mm3 %MON : 7,6% 94,0-10,0) 5 11.30 %GRA : 51,4% # GRA : 1,8 103/mm3 Memberikan terapi sesuai dengan advis dokter. Tanggal : 16-05-2006 No 1. Jam 10.00 Implementasi Observasi TTV Suhu : 370C 2. 10.15 Tensi : 120/70 mmHg Mengobservasi hasil lab WBC RBC HGB HCT PLT PCT MCV MCH : 8,4 L 103/mm3 : 4,89 106/mm3 : 12,5 g/dl : 36,0 % : 175 103/mm3 : 146 % : 73 L.mm3 : 25,2 L Pg Nadi : 88 x/mnt RR : 20 x/mnt MPV : 8,3 mm3 Sanmol 3 x tab Starxon 3 x 500 mg Adona 3 x 1 ampul Transamin 3 x 1 ampul Indexon 3 x

POW : 12,7%

MCHC : 34,3 g/dl RDW : 14,2 H % %Lym : 21,0% %MON : 7,0% %GRA : 72,0% # Lym : 1,8 103/mm3 # MON : 0,6 L.103/mm3 # GRA : 6,3 103/mm3

3.

11.00

Memberikan terapi sesuai dengan advis dokter. - Sanmol 3 x tab - Starxon 3 x 500 mg - Adona 3 x 1 ampul - Transamin 3 x 1 ampul - Indexon 3 x ampul

Tanggal : 17-05-2006 No 1. Jam 10.00 Implementasi Observasi TTV Suhu : 370C Nadi : 88 x/mnt Tensi : 120/70 mmHg RR : 20 x/mnt Mengobservasi hasil lab WBC : 34 103/mm3 MCH : 25,4 L Pg 6 3 RBC : 4,87 10 /mm MCHC : 34,6 g/dl HGB : 13,0 g/dl RDW : 15,1 H % HCT : 36,9 g/dl MPV : 8,4 mm3 PLT : 152 103/mm3 POW : 13,0% PCT : 112 L% MCV : 73 L.mm3 %Lym : 21,0% # Lym : 1,8 103/mm3 %MON : 7,0% # MON : 0,6 L.103/mm3 %GRA : 72,0% # GRA : 6,3 103/mm3 Memberikan terapi sesuai dengan advis dokter Sanmol 3 x Starxon 3 x 500 Adona 3 x 1 Transmin 3 x 1 Indexon 3 x ampul

2.

10.15

3.

11.00

3.7 Evaluasi Tanggal Jam S O : 17-05-2006 : 12.00 wib : Ibu mengatakan anaknya panas + 5 hari dan nyeri perut : Keadaan umum : Baik

TTV

: Tensi Suhu RR Nadi

: 120/70 mmHg : 380C : 20 x/mnt : 88 x/mnt

Terdapat perdarahan kulit Hasil laboratorium HCT NGB PLT PCT A P : 36,9% : 13,0 g/dl : 152 103/mm3 : 112 L %

: Masalah belum teratasi : Lanjutkan intervensi dingin Lanjutin terapi Sanmol 3 x tab Starxon 3 x 500 mg Adoma 3 x 1 ampul Transamin 3 x 1 ampul Motivasi ibu memberikan minum banyak, Motivasi ibu untuk memberikan kompres makan sedikit tapi sering.

Masalah I S O A P

: Peningkatan suhu tubuh : Ibu mengatakan anaknya panas + 5 hari : TTV : Masalah teratasi sebagian : Intervensi dilanjutkan Melanjutkan terapi yang dianjurkan oleh dokter. Lakukan tes laborat dengan Lengkap

Tenaga kesehatan memberikan penyuluhan kepada

keluarga pasien, agar menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya. Tanggal 18-05-06 jam 10.00 2. S O Masalah II : Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri perut. : Ibu mengatakan anaknya nyeri perut, mual : Keadaan umum baik Anak tidak menyeringai TTV : Tensi 120/70, Nadi 88 x/mnt, Suhu 36,50C A P : Masalah sebagian teratasi : Lanjutkan intervensi Memberikan posisi nyaman pada px Memberikan obat sesuai yang dianjurkan oleh dokter

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada anak W di ruang anak III di RSI Siti Hajar Sidoarjo pada Tanggal 15 Mei 2006. Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kasus tersebut didapatkan diagnosa DHF grade II pada anak W umur 10 tahun. 4.1.1 Pengkajian Di dalam pengkajian kami mendapatkan pada anak W panas + 5 hari, dan nyeri perut, S = 38,50C, RR : 20x/mnt, T : 120/70 mmHg, N : 100 x/mnt. 4.1.2 Identifikasi masalah atau diagnosa Identifikasi masalah atau diagnosa penulis memprioritaskan masalah, yaitu gangguan peningkatan suhu tubuh karena pada waktu pengkajian klien dengan suhu yang tinggi, yaitu 380C, masalah kedua, yaitu gangguan ketidaknyamanan karena nyeri perut. 4.1.3 Mengantisipasi masalah potensial Mengantisipasi masalah potensial tidak ditemukan tanda-tanda yang mengarah pada masalah potensial. 4.1.4 Identifikasi kebutuhan segera Identifikasi 4.1.5 masalah kebutuhan tidak ditemukan yang

mengarah pada kebutuhan segera. Mengembangkan rencana asuhan Mengembangkan rencana asuhan kebidanan yang dilakukan dengan prioritas asuhan salama dalam perawatan, dengan tujuan setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 7 x 24 jam, diharapkan pasien sembuh. Adapun rencana yang disusun adalah, disesuaikan dengan kebutuhan dari klien

4.1.6

Pelaksanaan rencana asuhan Pada pelaksanaan disesuaikan dengan rencana yang

ditetapkan, pelaksanaan dilakukan secara mandiri dan kolaborasi dengan tim medis. 4.1.7 Evaluasi Pada evaluasi didapatkan keadaaan umum baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, klien merasa nyaman dan tidak nyeri perut. 4.2 Saran 4.2.1 Bagi Penulis Seorang bidan harus memiliki landasan ilmu dan pengetahuan luas. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta ketrampilan yang cukup dalam memberikan asuhan kebidanan pada anak. Dalam melakukan pengkajian, hendaknya dilakukan sesuai standar pelayanan kebidanan dengan melibatkan klien dan keluarga. 4.2.2 Bagi Institusi Pendidikan Hendaknya dapat dijadikan sebagai kepustakaan, dan

persediaan buku-buku yang berkaitan dengan asuhan kebidanan, sehingga dapat berguna sebagai masukan atau informasi dalam pembuatan Askeb. 4.2.3 Bagi Lahan Praktek Sebagai ketetapan logis untuk pengambilan harus sebagai penyusunan Askeb. Dalam pelaksanaan Askeb sudah cukup, tetapi masih perlu ditingkatkan agar mutu pelayanan bertambah baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, Editor Setiawan Jakarta, EGC : 1999 Kapita Selekta Kedokteran Jilid II, Editor : Arif Mansjoer, Media Aeculapius. FKUI : 2000

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan asuhan kebidanan yang berjudul DHF (Dengue Haemorrhagie Fever) di ruang Dahlia anak III RSI Siti Hajar Sidoarjo. Asuhan kebidanan ini dibuat guna memenuhi persyaratan dalam rangka menyelesaikan tugas praktek klinik kebidanan pada semester IV. Penulis sadar bahwa dalam menyusun asuhan kebidanan ini penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan serta dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarsebesarnya kepada : 1. Ibu Dra. Soelijah Hadi, M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Husada Jombang. 2. Ibu Iis Maria, S.S.T selaku dosen pembimbing Akademi Kebidanan Husada Jombang. 3. Ibu ERyati, A.AMK, selaku kepala ruangan anak III di RSI Siti Hajar Sidoarjo. 4. Para dosen pengajar Akademi Kebidanan Husada Jombang, serta semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan asuhan kebidanan ini masih banyak kekurangan dan mengingat kemampuan kami yang terbatas serta waktu yang sangat singkat. Untuk itu penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnan Askeb ini. Penulis berharap semoga asuhan kebidanan ini berguna bagi dunia Pendidikan umumnya dan Pendidikan Akademi Kebidanan pada khususnya. Jombang, ..2006 Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................... i Lembar Pengesahan....................................................................................... ii Kata Pengantar............................................................................................... iii Daftar Isi........................................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.2 Latar Belakang ............................................................. Tujuan ..........................................................................

1.2.1 Tujuan Umum .............................................................. 1.2.2 Tujuan Khusus ............................................................. 1.3 Manfaat Penulis............................................................ 1.3.1............................................................................Bagi Institusi ...................................................................... 1.3.2............................................................................Bagi Lahan Praktek ........................................................... 1.3.3............................................................................Bagi Mahasiswa ................................................................. 1.4 1.5 Cara Penyusunan Asuhan Kebidanan .......................... Lokasi dan Waktu Penyusunan ....................................

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1...........................................................................................Pengert ian DHF ................................................................................. 2.2...........................................................................................Etiolog i ............................................................................................. 2.3...........................................................................................Patofisi ologi ...................................................................................... 2.4...........................................................................................Manife stasi Klinik ............................................................................

2.5...........................................................................................Pemeri ksaan Penunjang .................................................................... 2.6...........................................................................................Indikat or Fase Syok .......................................................................... 2.7...........................................................................................Derajat (WHO 1997).......................................................................... 2.8...........................................................................................Diagno sis Banding............................................................................. 2.9...........................................................................................Penatal aksanaan ................................................................................ 2.10.........................................................................................Askeb teori pada anak dengan DHF Grade II...................................

BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian........................................................................... 3.2 Identifikasi Diagnosa, Masalah, Kebutuhan ...................... 3.3 Antisipasi Masalah Potensial ............................................. 3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera............................................ 3.5 Intervensi ........................................................................... 3.6 Implementasi ...................................................................... 3.7 Evaluasi .............................................................................. BAB IV PENUTUP 4.1 4.2 Kesimpulan ............................................................... Saran .........................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Вам также может понравиться