Вы находитесь на странице: 1из 14

1

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN BUDAYA MEGIBUNG DI DUSUN TIRTAYOGA DESA TRIMULYO MATARAM KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2012

Penulis: Komang Pujiana Adelina Hasyim Arnida Warganegara Penyunting: Holilullah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012

ABSTRACT SOCIETY PARTICIPATION IN MEGIBUNG CULTURES PRESERVING IN TITAYOGA VILLAGE ON TRIMULYO MATARAM VILLAGE AT SEPUTIH MATARAM DISTRICT IN LAMPUNG TENGAH REGENCY ON 2012 By Komang Pujiana

The aimed of this research was to know the society participation in Megibung cultures preserving in Titayoga village on Trimulyo Mataram village at Seputih Mataram district in Lampung Tengah regency on 2012. Method used descriptive method with sample as many as 21 respondents. The main data collecting technique used inquiry and observation and data supporting was interview and literary study. Concluded that money in society participating in Megibung cultures preserving was high, it can be seen from 21 respondents consisted of 14 respondents or 67% or in participation category. Energy in society participating in Megibung cultures preserving was high, it can be seen from 21 respondents consisted of 13 respondents or 62% or in participation category. Noun in society participating in Megibung cultures preserving was high, it can be seen from 21 respondents consisted of 11 respondents or 52% or in participation category. Ideas in society participating in Megibung cultures preserving was high, it can be seen from 21 respondents consisted of 12 respondents or 57% or in participation category. Key Word: Society Participation, Megibung Culture

ABSTRAK
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN BUDAYA MEGIBUNG DIDUSUN TITAYOGA DESA TRIMULYO MATARAM KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2012

Oleh Komang Pujiana

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam melestarikan budaya megibung di Dusun Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi dengan sampel berjumlah 21 responden.Teknik pokok pengumpulan data dengan menggunakan angket dan observasi serta teknik penunjangnya adalah wawancara dan studi kepustakaan, Berdasarkan analisis data pembahasaan pengujian yang dilaksanakan, maka dapat disimpulkan Materi atau uang dalam partisipasi masyarakat dalam melestarikan budaya megibung dinilai tinggi hal ini dapat dilihat dari 21 responden terdapat 14 responden atau 67% digolongkan kedalam kategori cenderung berpartisipas. Tenaga dalam partisipasi masyarakat dalam melestarikan budaya megibung dinilai tinggi hal ini dapat dilihat dari 21 responden terdapat 13 responden atau 62% digolongkan kedalam kategori cenderung berpartisipasi. Benda dalam partisipasi masyarakat dalam melestarikan budaya megibung dinilai tinggi hal ini dapat dilihat dari 21 responden terdapat 11 responden atau 52% digolongkan kedalam kategori cenderung berpartisipasi. Pikiran atau gagasan dalam partisipasi masyarakat dalam melestarikan budaya megibung dinilai tinggi hal ini dapat dilihat dari 21 responden terdapat 12 responden atau 57% digolongkan kedalam kategori cenderung berpartisipasi. Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Budaya Megibung

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Indonesia disebut sebagai negara yang majemuk terdiri dari berbagai macam suku dan kebudayaan yang beraneka ragam yang memiliki ciri khas aturan dan tata cara yang unik. Salah satu diantaranya suku Bali yang memiliki aneka ragam wujud kebudayaan serta tradisi. Suku Bali hampir tersebar disetiap pulau yang ada di indonesia, tetapi di pulau Bali merupakan tempat populasi suku Bali terbanyak indoesia, karena pulau Bali merupakan daerah asal suku Bali. Suku Bali merupakan suku yang sangat identik dengan upacara adat dan agama, hal ini sesuai dengan hasil resepsi dari Van Den Berg (2011: 1) hukum adat suatu masyarakat, golongan, atau bangsa adalah Resepsi seluruhnya dari agama yang dianut oleh golongan, masyarakat atau bangsa tersebut, dengan kata lain hukum (adat) suatu golongan, masyarakat adalah hasil penerimaan bulat-bulat dari hukum (agama) yang dianut oleh golongan, masyarakat yang bersangkutan. Dalam melaksanakan kegiatan upacara dapat dilihat rasa kebersamaan sangatlah diperlukan, agar apa yang menjadi tujuan awal dari kegiatan upacara dapat terwujud. Setiap kali melaksanakan kegiatan upacara tentunya akan menyita waktu yang cukup lama, bahkan sampai beberapa hari, dalam hal ini tidak hanya harus dilihat dari segi pelaksanaan upacara, sarana upacara, ataupun nilai sakral dan religius dari pelaksanaan upacara, akan tetapi juga perlu dicemati konsumsi daripada sekelompok orang yang melaksanakan upacara tersebut merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk menunjang terlaksananya kegiatan adat yang dilaksanakan. Beragam tradisi unik warisan leluhur terpelihara baik di Bali atau populer disebut Pulau Dewata. Di Bali kewajiban teruntuk orang yang mengadakan upacara haruslah menyediakan hidangan bagi orang-orang yang menyertai upacara tersebut, baik itu kerabatnya sendiri ataupun para undangan. Di dalam masyarakat Bali terdapat sebuah tradisi khas yang terkait dengan konsumsi dalam kegiatan upacara, yang dikenal dengan istilah Megibung atau makan bersama dalam satu wadah yang besar. Sebagaimana pernyataan diatas peneliti telah melaksanakan observasi di Dusun Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram pada tanggal 11 Februari 2012 terdapat masyarakat yang melaksanakan budaya megibung dan tidak melaksanakan budaya megibung. Budaya megibung sangat berperan dalam menmbentuk nilai-nilai kekerabatan antar masyarakat karena dalam budaya megibung merupakan suatu kegiatan masyarakat Bali yang biasa dilakukan ketika setelah selesai acara adat oleh tuan rumah dan dalam hal ini tidak membedakan status sosial individu di masyarakat Bali khususnya. Di Dusun Tirtayoga kesadaran masyarakat untuk melakukan budaya megibung masih tergolong rendah karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap budaya megibung itu sendiri, oleh sebab itu peneliti ingin sekali melakukan penelitian bagaimanakah partisipasi masyarakat di Dusun

Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram dalam melestarikan budaya megibung. Berangkat dari permasalahan diatas peneliti mengambil judul Pertisipasi Masyarakat dalam Melestarikan Budaya Megibung di Dusun Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Partisipasi Menurut Verhangen dalam Mardikanto (2003:167) Partisipasi merupakan bentuk keikutsertaan atau keterlibatan seseorang ( individu atau warga masyarakat) dalam suatu kegiatan tertentu. Keikutsertaan atau keterlibatan yang dimaksud disini bukanlah bersifat pasif tetapi secara aktif ditujukan oleh yang bersangkutan. Oleh karena itu, partisipasi akan lebih tepat diartikan sebagai keikutsertaan seseorang didalam suatu kelompok sosial untuk mengambil bagian dalam kegiatan masyarakatnya, diluar pekerjaan atau profesinya sendiri. Sedangkan menurut Sastropeotro (2011:01), partisipasi adalah Keterlibatan mental atau fikiran dan perasaan seseorang didalam situasi kelompok yang mendorong untuk memberi sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan tertentu serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Selain itu menurut Theodarson dalam mardikanto (2012.01) mengemukakan bahwa dalam pengertian sehari-hari, partisipasi merupakaan Keikutsertaan atau keterlibatan seseorang (individu atau masyarakat) dalam suatu kegiatan tertentu. Keikutsertaan disini atau keterlibatan yang dimaksud disisni bukanlah bersifat pasif tetapi secara aktif ditujukan oleh yang bersangkutan. Menurut Wazir (2009:01) partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggungjawab bersama. Bentu-Bentuk Partisipasi Partisipasi pada kelompok masyarakat memiliki cara yang berbeda seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli salah satunya menurut pendapat Effendi, partisipasi ada dua bentuk, seperti yang beliau kemukakan dibawah ini, yaitu: 1. Partisipasi vertikal adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan mana masyarakat berada sebagai posisi bawahan.

2. Partisipasi horizontal adalah dimana masyarakatnya tidak mustahil untuk mempunyai prakarsa dimana setiap anggota / kelompok masyarakat berpartisipasi secara horizontal antara satu dengan yang lainnya, baik dalam melakukan usaha bersama, maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain. Pendapat lain dikemukakan oleh Hami Joyo (2009:4) ada beberapa bentuk partisipasi yang nyata, yaitu: Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usahausaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan 2. Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas 3. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program 4. Partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya
1.

Partisipasi buah pikiran lebih merupakan partisipasi berupa sumbangan ide, pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang diikutinya. 3. Masyrarakat Menurut pendapat Soekanto (1993:103) mengenai masyarakat seperti yang beliau kemukakan dibawah ini, yaitu: Istilah masyarakat (society) jarang dirumuskan dalam batasan yang tegas oleh para sosiolog. Artinya tidak diberikan ciri-ciri atau ruang lingkup tertentu yang dapat dijadikan pegangan, untuk mengadakan suatu anlisa secara ilmiah. Kadang-kadang istilah masyarakat mencakup masyarakat sederhana yang buta huruf, sampai pada masyarakat-masyarakat industrial medern yang merupakan suatu Negara. Tidak jarang pula istilah masyarakat dipergunakan untuk menggambarkan kelompok-kelompok kecil yang terorganisasi. Selanjutnya menurut koentjaraningrat (1990:164) menyatakan bahwa Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Sedangkan Liton yang dikutip oleh Indah Encang (1982:14) yang menyatakan masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. 4. Budaya Menurut Koenjara Ninggrat (2000:181) kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu kebudayaan merupakan bentuk buddayah, dari budhi (budi atau akal) diartikan sebai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Sedangkan menurut Tylor dalam soekanto (1990:172), budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusian sebagai anggota masyaraakat. Pendapat lain dikemukakan oleh Soemarjan dan Soemardi (1990:172) merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan dan jasmaniah (Material Culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluian masyarakat. Unsur-Unsur Budaya Kebudayaan dalam suatu masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, seperti menurut Herskovits dalam soekanto (2007:153) seperti dibawah ini. Unsur-unsur budaya antara lain: 1. 2. 3. 4. alat-alat teknologi sistem ekonomi keluarga kekuasaan politik

Sedangkan menurut Malinowski dalam soekanto (2007:153) mengatakan ada 4 unsur pokok dari budaya seperti dibawah ini. Unsur-unsur budaya sebagai berrikut: sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya 2. organisasi ekonomi
1.

alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama) 4. organisasi kekuatan (politik)
3.

5.

Megibung Megibung adalah merupakan tradisi khas dari daerah Bali yang berlandaskan pada nilai kebersamaan masyarakat serta nilai-nilai kekeluargaan antara satu dengan yang lainnya. Dalam megibung terdapat aturan-aturan tidak tertulis yang sangat ketat yang wajib dipatuhi, aturan-aturan tersebut menyesuaikan dengan desa, kala, patra di masing-masing daerah. Budaya megibung kerap kali dapat dijumpai pada saat prosesi berlangsungnya Upacara Adat dan Keagamaan di suatu tempat dalam masyarakat Bali. Pada kegiatan ini biasanya yang punya acara memberikan undangan kepada kerabat serta sanak saudaranya guna membantu membuat sarana upacara seperti banten, canang, konsumsi serta menyaksikan prosesi kegiatan upacara keagamaan tersebut. Sehingga prosesi upacara dapat berlangsung seperti yang diharapkan. Proses penyembelihan babi pun dilakukan sebagai salah satu menu di dalam mempersiapkan hidangan yang disebut megibungan ini. Daging babi diolah sedemikian rupa dan di kasi bumbu tertentu sehingga daging menjadi menu pelengkap yang menggugah selera seperti sate, lawar, soup (komoh), Gegubah/lempyong, pepesan serta yang lainnya. Menu yang dihidangkan dalam Megibung tidaklah harus daging babi, namun daging ayam, kambing serta sayur mayurpun tidak masalah. Megibung berlangsung apabila tamu undangan sudah lama bersanda gurau dengan kerabat serta sanak saudara serta setelah selesai membantu tugastugas yang dapat dilakukan guna kelangsungan acara tersebut, sebelum para undangan pulang terlebih dahulu di ajaklah untuk makan (megibung) sebagai tanda terimakasi atas kedatangan dan bantun dalam acara tersebut. Dalam kegiataan megibung dilakukan dengan duduk bersama, tidak hanya perut kenyang yang didapat dari kegiatan ini namun sembari makan kita dapat bertukar pikiran bahkan bersendagurau satu sama lain. Sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis antar sesama msyarakat tanpa mengenal adanya perbedaan status sosial. Dalam Megibung biasanya terdiri dari lima hingga tujuh orang, yang dilakukan dengan duduk bersama membentuk lingkaran. Adapun ciri khas dari megibung ini adalah : 1. Duduk bersila membentuk lingkaran yang terdiri dari 5-7 orang. 2. Nasi yang disuguhkan ditaruh dalam satu wadah (nare besar). 3. Lauk atau pelengkap nasi berupa sate, lawar, soup, Gegubah/lempyong, pepesan yang ditempatkan dalam satu wadah (nare kecil). 4. Kegiatan makan dilakukan secara bersamaan dan makan menggunakan tangan.

Pada saat makan tidak boleh ada yang terjatuh di wadah/tempat nasi namun harus di luar nare tempat nasi tersebut. 6. Apabila ada salah seorang peserta megibung ada yang terlebih dahulu kenyang, orang tersebut tidak boleh terlebih dahulu bangun atau meninggalkan tempat megibung namun meski menunggu yang lain supaya selesai makan dan bangun secara bersama-sama.
5.

Tujuan Penelitian penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam Melestarikan budaya megibung di Dusun Ttirtayoga Desa Trimulyo Mataram Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah. METODELOGI PENELITIAN Metode yang digunakana dalam penelitian ini adalah deskriptif karena sasaran kaitan penelitian ini berupa partisipasi masyarakat dalam melestarikan budaya megibung di Dusun Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah. Jumlah sampel yang akan diambil oleh peneliti adalah sebesar 10% dari jumlah masyrarakat seka-duka 210. Jadi jumlah sampel yang diteliti sebanyak 21 responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Penyajian Data Indikator Materi atau Uang Berdasarkan data yang diperoleh dari 21 responden dengan 6 pertanyaan diperoleh skor tertinggi 17 dan skor terendah 13, sedangkan kategorinya adalah (3). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Indikator materi atau uang No. Kelas Interval Frekuensi Persentase Kategori 1 12 13 2 9% Tidak berpartisipasi 2 14 15 5 24 % Kurang berpartisipasi 3 16 - 17 14 67 % Berpartisipasi Jumlah 21 100 % Sumber: Data Analisis Hasil Sebaran Angketalam Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa partisipasi dalam melestariakan budaya megibung berupa materi atau uang yaitu sebagai berikut: sebanyak 2 orang responden (9%) menyatakan katageri tidak berpartisipasi, sebanyak 5 orang responden (24%) menyatakan kategori kurang berpartisipasi, sebanyak 14 orang responden (67%) menyatakan kategori cenderung berpartisipasi. Berdasarkan hasil perhitungan ini maka materi atau uang dalam partisipasi masyarakat dalam budaya megibung di Dusun Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012 masuk kedalam

kategori cenderung berpartisipasi berpartisipasi, hal ini terlihat dari sumbangan yang diberikan oleh masyarakat seperti uang, beras, minuman, supermi, gula, kopi, teh dan lain sebagainya. b. Penyajian Data Indikator Tenaga Berdasarkan data yang diperoleh dari 21 responden dengan 7 pertanyaan diperoleh skor tertinggi 20 dan skor terendah 14, sedangkan kategorinya adalah (3). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 10. Distribusi Frekuensi Indikator Tenaga No. Kelas Interval Frekuensi Persentase Kategori 1 14 16 3 14 % Tidak berpartisipasi 2 17 19 5 24 % Kurang berpartisipasi 3 20 13 62 % Berpartisipasi Jumlah 21 100 % Sumber: Data Analisis Hasil Sebaran Angket Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa partisipasi dalam melestariakan budaya megibung berupa tenaga yaitu sebagai berikut: sebanyak 3 orang responden (14%) menyatakan katageri tidak berpartisipasi, sebanyak 5 orang responden (24%) menyatakan kategori kurang berpartisipasi, sebanyak 13 orang responden (62%) menyatakan kategori cenderung berpartisipasi berpartisipasi, hal ini dikarenakan masyarakat aktif berpartisipasi dalam pelaksanaan budaya megibung. Berdasarkan hasil perhitungan ini maka tenaga dalam partisipasi masyarakat dalam budaya megibung di Dusun Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012 masuk kedalam kategori berpartisipasi, hal ini terlihat dari kegiatan yang dilakukan masyarakat seperti memasak baik pria maupun wanita, menyiapkan sarana upacara, menyiapkan tarup dan lain sebagainya. c. Penyajian Data Indikator Benda Berdasarkan data yang diperoleh dari 21 responden dengan 7 pertanyaan diperoleh skor tertinggi 20 dan skor terendah 14, sedangkan kategorinya adalah (3). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 11. Distribusi Frekuensi Indikator Benda No. Kelas Interval Frekuensi Persentase 1 14 16 4 19 % 2 17 19 6 29 % 3 20 11 52 % Jumlah 21 100 % Sumber: Data Analisis Hasil Sebaran Angket

Kategori Tidak berpartisipasi Kurang berpartisipasi Berpartisipasi

Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa partisipasi dalam melestariakan budaya megibung berupa benda yaitu sebagai berikut: sebanyak 4 orang responden (19%) menyatakan katageri tidak berpartisipasi, sebanyak 6

orang responden (29%) menyatakan kategori kurang berpartisipasi, sebanyak 11 orang responden (52%) menyatakan kategori cenderung berpartisipasi, Berdasarkan hasil perhitungan ini maka benda dalam partisipasi masyarakat dalam budaya megibung di Dusun Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012 masuk kedalam kategori cenderung berpartisipasi, seperti alat yang dipinjamkan warga kepada tuan rumah atau acara megibung dipura seperti pisau, golok, panci, wajan, parutan, ember, piring dan lain sebagainya.

d. Penyajian Data Indikator Pikiran atau Gagasan Berdasarkan data yang diperoleh dari 21 responden dengan 6 pertanyaan diperoleh skor tertinggi 17 dan skor terendah 13, sedangkan kategorinya adalah (3). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 12. Distribusi Frekuensi Indikator Pikiran atau Gagasan No. Kelas Interval Frekuensi Persentase Kategori 1 12 13 4 19 % Tidak berpartisipasi 2 14 15 5 24 % Kurang berpartisipasi 3 16 17 12 57 % Berpartisipasi Jumlah 21 100 % Sumber: Data Analisis Hasil Sebaran Angket Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa partisipasi dalam melestariakan budaya megibung berupa pikiran atau gagasan yaitu sebagai berikut: sebanyak 4 orang responden (19%) menyatakan katageri tidak berpartisipasi, sebanyak 5 orang responden (24%) menyatakan kategori kurang berpartisipasi, sebanyak 12 orang responden (57%) menyatakan kategori cenderung berpartisipasi. Berdasarkan hasil perhitungan ini maka fikiran atau gagasan dalam partisipasi masyarakat dalam budaya megibung di Dusun Tirtayoga Desa Trimulyo Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012 masuk kedalam kategori cenderung berpartisipasi, hal ini terlihat dari apa yang dilakukan warga seperi konsep acara, konsep sarana upacara dan lain sebagainya.

KESIMPULAN Berdasarkan analisis data pembahasaan pengujian yang dilaksanakan, maka dapat disimpulkan Materi atau uang dalam partisipasi masyarakat dalam melestarikan budaya megibung dinilai tinggi hal ini dapat dilihat dari 21 responden terdapat 14 responden atau 67% digolongkan kedalam kategori cenderung berpartisipas hal ini terlihat dari sumbangan yang diberikan oleh masyarakat seperti uang, beras, minuman, supermi, gula, kopi, teh dan lain sebagainya dalam kegiatan megibung baik dipura maupun dirumah kerabat. Tenaga dalam partisipasi masyarakat dalam melestarikan budaya megibung dinilai tinggi hal ini dapat dilihat dari 21 responden terdapat 13 responden atau 62% digolongkan kedalam kategori

10

cenderung berpartisipasi, hal ini terlihat dari kegiatan yang dilakukan masyarakat seperti memasak baik pria maupun wanita, menyiapkan sarana upacara, menyiapkan tarup dan lain sebagainya. Benda dalam partisipasi masyarakat dalam melestarikan budaya megibung dinilai tinggi hal ini dapat dilihat dari 21 responden terdapat 11 responden atau 52% digolongkan kedalam kategori cenderung berpartisipasi, seperti alat yang dipinjamkan warga kepada tuan rumah atau acara megibung dipura seperti pisau, golok, panci, wajan, parutan, ember, piring dan lain sebagainya. Pikiran atau gagasan dalam partisipasi masyarakat dalam melestarikan budaya megibung dinilai tinggi hal ini dapat dilihat dari 21 responden terdapat 12 responden atau 57% digolongkan kedalam kategori cenderung berpartisipasi, hal ini terlihat dari apa yang dilakukan warga seperi konsep acara, konsep sarana upacara dan lain sebagainya.

SARAN Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini beberapa saran di bawah ini dapat dipertimbangkan untuk dapat terus mempertahankan dan melestarikan kebudayaan khususnya masyarakat bali. 1. Bagi masyarakat Bali agar dapat mempertahankan kebudayaan Bali dengan terus menerapkan kebudayaan Bali dalam kehidupan sehari-hari salah satunya dengan tetap melestarikan kebudayaan megibung dalam meyelenggarakan acara-acara adat dalam masyarakat Bali yang merupakan warisan dari leluhuh masyarakat Bali itu sendiri. 2. Bagi sekolah agar dapat memaksimalkan kurikulum lokal ke dalam mata pelajaran agar siswa dapat mengetahui dan memahami kebudayaankebudayaan yang ada di Indonesia. 3. Bagi tokoh adat agar dapat menjalankan peranannya sebagai tokoh adat dengan baik, dan selalu menginformasikan atau mensosialisasikan kebudayaan Bali pada kerabat-kerabatnya. DAFTAR PUSTAKA Koentjaraninggrat. 2000. Pengantar Ilmu Antopologi. cetakan kedelapan, Jakarta: Rineka Cipta. --------------------- 2000. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan. Melanirahayuningsih. 2011. Hukum Adat. http://melanirahayuningsih.wordpress.com/2011/04/17/hukum-adat/. Diakses 03 maret 2012 pukul 20:23. Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali ------------------------1993. Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada ------------------------1982. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada ------------------------2007. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

11

Setadi, M. Elly dkk. 2007. Ilmu Sosial dan Kebudayaan Dasar. Bandung: Kencana Prenada Media Group. Saca Firmansyah. 2009. Partisipasi Masyarakat. http://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/. di akses 03 maret 2012 pukul 20:15. Wiki Pedia. 2012. Budaya. http://id.wikipedia.org/wiki/budaya. diakses 03 Maret 2012 pukul 21:10.

12

Identitas Jurnal Pendidikan: Nama : Komang Pujiana NPM : 0853032022 Prodi : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Jurusan : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pembimbing I : Dr. Adelina Hasyim, M. Pd. Pembimbing II : Hj. Arnida Warganegara, S. H. Pembahas : Drs. Holilulloh, M.Si

Вам также может понравиться