Вы находитесь на странице: 1из 32

TUGAS K3

Dya Kusik Kusuma Sulaim Al Kautsar

D4 PJJ

Bab 1
Pendahuluan Tenaga Kerja

Apa itu K3??


Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan, dan kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari perusahaan tempat bekerja

Keselamatan
mencakup resiko keselamatan dan resiko kesehatan Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman dari penderitaan, kerusakan, atau kerugian di tempat kerja Dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan pelatihan

Kesehatan kerja
Kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stress emosi dan gangguan fisik

UU No. 13 tahun 2003 menyatakan bahwa kewajiban pengusaha melindungi tenaga kerja dari potensi bahaya yang dihadapinya. Hak perlindungan buruh: 1. Keselamatan dan kesehatan kerja 2. Moral dan kesusilaan 3. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat menusia serta nilai agama

Pengertian Tenaga kerja


SDM yang memiliki peranan besar dalam pembangunan nasional Pelaksana pembangunan untuk mencapai kesejahteraan umum yang lebih baik SDM sebagai sumber daya aktif serta faktor penting kelancaran proses produksi perusahaan

Latar Belakang Historis


Tingkat kesejahteraan tenaga kerja sejak zaman penjajahan hingga sekarang belum sesuai harapan TKI terpuruk dalam hal kualitas hidup dan tidak mampu berkembang Penghargaan terhadap tenaga kerja yang bekerja di dalam negeri sangat kecil Upah TKI sangat murah

Perbudakan
Zaman perbudakan, orang melakukan pekerjaan di bawah pimpinan orang lain para budak yang tidak mempunyai hak apapun, bahkan hak atas hidupnya Mereka hanya memiliki kewajiban melakukan pekerjaan, kewajiban mengikuti segala perintah, mengikuti semua petunjuk dan aturan dari majikan

Peraturan perbudakan
Peraturan tentang pendaftaran budak dari tahun 1819. Peraturan tentang pajak atas pemilikan budak dari tahun 1820. Peraturan tentang larangan mengangkat budak yang masih kanak-kanak dari tahun 1829. Peraturan tentang pendaftaran anak budak darii tahun 1833. Peraturan tentang penggantian nama para budak dari tahun 1834. Peraturan tentang pembebasan perbudakan bagi pelaut yang dijadikan budak dari tahun 1848.

Berakhirnya perbudakan
1 Januari 1860 perbudakan di seluruh Indonesia dihapuskan Disiapkan uang ganti rugi akibat penghapusan itu Sesudah tahun 1922 baru dapat dikatakan Indonesia resminya tidak ada perbudakan lagi

Kerja rodi
Kerja rodi adalah menjadi kerja paksa umtuk kepentingan seseorang atau pihak lain dengan tiada bayaran atau upah kerja rodi dilakukan untuk kepentingan raja dan anggota keluarganya, para pembesar, para kepala dan pegawai serta kepentingan umum seperti pembuatan dan pemeliharaan jalan, jembatan dsb.

Kerja rodi
Hendrik Willem Daendels (1807-1811) adalah tersohor karena kerja paksanya untuk membuat jalan dari Anyer sampai Banyuwangi. Rodi dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu: Rodi gubernamen yaitu untuk kepentingan gubernemen dan para pegawainya (herendienst). Rodi perorangan yaitu rodi untuk kepentingan kepala-kepala dan pembesar-pembesar Indonesia (persoonlijke diensten). Rodi desa yaitu rodi untuk kepentingan desa (desa diensten).

Rodi gubermamen
Dilakukan tanpa bayaran Diminta untuk memenuhi segala keperluan pegawai-pegawainya Mengekang kebebasan untuk bertindak dan berbuat menurut kepentingan sendiri

Rodi perorangan
Pemeliharaan para pekerja dipikul oleh pekerja rodi sendiri Mengekang kebebasannya untuk bertindak dan berbuat menurut kepentingannya sendiri

Rodi desa
Pekerjaan seluruhnya diserahkan kepada desa, marga yang bersangkutan Diartikan pekerjaan wajib untuk keperluan desa Rodi desa bukanlah rodi untuk perorangan Tidak memenuhi kewajiban melakukan rodi desa diancam dengan pidana kurungan selamalamanya 3 hari atau denda sebanyak banyaknya seratus rupiah

Punale Sanksi
Peraturan perburuhan tahun 1819 Mengharuskan supaya semua perjanjian kerja didaftar oleh residen, sebelum didaftar, para residen harud menyelidiki apakah pada waktu perjanjian kerja itu dibuat tidak dilakukan paksaan dan apakah syarat kerjanya cukup layak

Punale Sanksi
Tahun 1838 diganti peraturan baru yaitu Pengusaha dibolehkan mengadakan perjanjian kerja dengan kepala desa untuk mendapatkan buruh. Perjanjian ini harus didaftarkan dan berlaku untuk selama lamanya lima tahun. Dalam perjanjian ini harus dimuat besarnya upah, makan dan perumahan serta macam pekerjaan yang harus dilakukan.

Punale Sanksi
Tahun 1870 Agrarische (Undang-Undang Agraria) tahun 1870 yang mendorong timbulnya peraturan perusahaan perkebunan swasta besar, soal perburuhan menjadi sangat penting bagi para pengusaha. Untuk menjamin perusahaan mendapat buruh yang tetap melakukan pekerjaannya, maka Algemene Politie Strafreglement ditambahkan ketentuan (stbl 1872 nomor 111) yang menetapkan buruh yang tidak dengan alasan yang dapat diterima, meninggalkan atau menolak melakukan pekerjaannya, dapat di- pidana dengan denda antara Rp. 16,00 dan Rp 25,00 atau dengan kerja paksa selama 7 sampai 12 hari.

Punale Sanksi
Tahun 1879, aturan dicabut karena memberikan kedudukan unggul diluar batas kepada pengusaha dan membuka pintu penyalahgunaan, mendapat kecaman cukup pedas

Punale Sanksi
Penyelidikan tahun 1903 membuktikan adanya keadaan perburuhan yang sangat menyedihkan berupa : Pemerasan tenaga buruh. Penganiayaan buruh. Pengawasan yang berpihak pada majikan. Penyalahgunaan kekuasaan dan pengadilan.

Punale Sanksi
Tahun 1904 di Sumatra diadakan instansi pengawasan perburuhan sendiri, tapi pengawasannya tidak dapat mencegah ketidak adilan itu sendiri 1 januari 1942 punale sanksi lenyap dari dunia perburuhan di perkebunan Indonesia

Usaha membebaskan buruh


Membebaskan manusia Indonesia dari perbudakan dan perhambaan. Membebaskan penduduk Indonesia dari rodi dan kerja paksa. Membebaskan buruh Indonesia dari punale sanksi.

Tugas yang belum tercapai


Membebaskan buruh dari ketakutan kehilangan pekerjaan secara semena-mena. Memberikan kedudukan hukum yang seimbang dan kedudukan ekonomi yang seimbang.

Penghapusan kerja paksa


UU no. 19 tahun 1999 tentang pengesahan konvensi ILO no. 105 mengenai penghapusan kerja paksa ILO menyatakan tentang penerimaan usulan yang menyangkut penghapusan bentuk-bentuk tertentu dari kerja paksa yang merupakan pelanggaran HAM. Sebagaimana tertera dalam piagam PBB

Penghapusan kerja paksa


Konvensi no. 105 pasal 1 yaitu : Tiap Anggota Organisasi Perburuhan Internasional yang meratifikasi Konvensi ini wajib menekan dan tidak akan menggunakan kerja paksa dalam bentuk apapun . Sebagai cara penekanan atau pendidikan politik atau sebagai hukuman atas pemahaman atau pernyataan pandangan politik atau secara ideologis pandangan yang bertentangan dengan sistim politik, sosial dan ekonomi yang sah. Sebagai cara untuk mengerahkan dan menggunakan tenaga kerja untuk maksud pembangunan ekonomi. Sebagai cara untuk membina disiplin tenaga kerja. Sebagai hukuman karena keikutsertaan dalam pemogokan. Sebagai pelaksanaan diskriminasi rasial, sosial, bangsa dan agama.

Penghapusan kerja paksa


pasal 2 Konvensi nomor 105 yaitu: Tiap Anggota Organisasi Perburuhan Internasional yang meratifikasi Konvensi ini wajib mengambil tindakan efektif untuk menjamin penghapusan segera dan sepenuhnya atas kerja paksa atau kerja wajib sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1

Industri Konstruksi
Proyek konstruksi dapat dibagi dalam beberapa tipe yaitu : Konstruksi pemukiman (Residential Construction) Konstruksi gedung (Building Construction) Konstruksi rekayasa berat (Heavy Engineering Construction) Konstruksi industri (Industrial Construction)

Industri Konstruksi
Proyek konstruksi dipimpin oleh Project Manager (PM) yang bertanggung jawab secara keseluruhan untuk mengimplementasikan dan menyelesaikan proyek tersebut

Industri konstruksi
Sumber daya yang dapat diwujudkan dalam bentuk biaya seperti : Biaya pembelian material dan peralatan. Biaya penyewaan atau pembelian peralatan konstruksi. Upah tenaga kerja. Biaya sub kontraktor. Biaya transportasi. Overhead dan administrasi. Fee / laba dan kontingensi

Industri Konstruksi
PM harus mampu untuk membuat pekerjaan dengan manajemen keselamatan sebelum terjadinya kecelakaan. Tujuan utama manajemen keselamatan: Untuk membuat lingkungan kerja aman. Untuk membuat pekerjaan aman. Untuk membuat perasaan aman bagi pekerja.

resume
Aspek kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan perlu diimplementasikan secara menyeluruh, agar mencapai kinerja perusahaan yang tinggi, keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan kerja karyawan perlu diperhatikan mengingat perusahaan yang harus mempertahankan imagenya dan kualitas produk yang diproduksi

Вам также может понравиться