Вы находитесь на странице: 1из 22

LAPORAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN (PKK II DAN PKKII) HIPEREMESIS GRAVIDARUM

ESTER LUMBANRAJA 10.014

DOSEN PEMBIMBING : SR.VIRGINIA , FSE

PRODI D-III KEBIDANAN STIKes SANTA ELISABETH MEDAN T.A. 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi negaranegara berkembang. Di negara miskin, sekitar 20-50% kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut data statistik yang dikeluarkan World Health Organisation (WHO) sebagai badan PBB yang menangani masalah bidang kesehatan, tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515.000 jiwa setiap tahun (WHO, 2008). Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di ASEAN. Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang kompleks, yaitu sosial, budaya, ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan gender, dan penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama dan komplikasi abortus. Hal ini menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas pemerintah.

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang unik dan penuh misteri bagi setiap pasangan suami istri. Setiap kehamilan diharapkan dapat berakhir aman dan sejahtera baik bagi ibu maupun bagi janinnya, oleh karena itu pelayanan kesehatan maternal yang bermutu sangatlah penting dan semua perempuan diharapkan dapat memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut.

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Sarwono Prawirohardjo, 2005).

Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60% multi gravida. Mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormon estrogen dan progesteron, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan hormon chorionic gonadotropin juga berperan dalam menimbulkan mual dan muntah. Gastroesophangeal reflux terjadi kurang lebih 80% dalam kehamilan, dan dapat disebabkan oleh kombinasi menurunnya tekanan sfingter esofageal bagian bawah, meningkatnya tekanan intragastrik, menurunnya kompetensi sfingter pilori dan kegagalan mengeluarkan asam lambung. Konstipasi disebabkan oleh efek hormon progesteron yang dapat menyebabkan relaksasi otot polos dan peningkatan waktu transit dari lambung dan usus dapat meningkatkan absorbsi cairan.( Sarwono prawirohardjo 2009 )

Frekuensi kejadian hiperemesis gravidarum adalah 2 per 1000 kehamilan (Mochtar, 1998). Maka berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hiperemesis Gravidarum pada kehamilan Di Klinik Eka Yuliarwita Batam.

B.Tujuan Penulis 1. Untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum 2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum 3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum 4. Untuk mengetahui klasifikasi gravidarum 5. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum 6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum 7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum

C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus Waktu pengambilan kasus : tanggal 16-01-2013 Tempat Pengambilan kasus: Di BPS EKA YULIARWITA

D. Gambaran Kasus Seorang ibu hamil bernama Ny. L datang ke BPS EKA dengan keluhan sering Mual muntah, ibu merasa lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun dan nyeri epigastrium semenjak 2 minggu yang lalu. Ibu mengatakan ini hamil yang pertama, HPHT : 06-11-2012, pola makan ibu biasanya 3 kali dalam sehari. Semenjak hamil ibu jarang makan hanya 2 kali sehari. Observasi vital sign : T : 37,5 0 C P : 87 x /i BB : 55 kg TB : 157 cm RR : 18 x /i TD : 100/70 mmHg sebelumnya : 56 k g

BAB II Tinjauan Kepustakaan A. Defenisi: Hiperemesis Gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala penyakit apendisitis, pielititis, dan sebagainya.

Winkjosastro (2005) mengatakan bahwa hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil, seorang ibu menderita hiperemesis gravidarum jika seorang ibu memuntahkan segala yang dimakan dan diminumnya hingga berat badan ibu sangat turun, turgor kulit kurang diurase dan timbul aseton dalam air kencing.

Hiperemesis gravidarum juga dapat diartikan keluhan mual dan muntah yang dikategorikan berat jika ibu hamil selalu muntah setiap kali minum ataupun makan. Akibatnya, tubuh sangat lemas, muka pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastic, aktifitas sehari-sehari menjadi terganggu dan keadaan umum menurun. Meski begitu, tidak sedikit ibu hamil yang masih mengalami mual muntah sampai trimester ketiga. ( Cunningham, 2005)

Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan, yang bisa meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya gestosis pada masa kehamilan dan salah satu gestosis dalam kehamilan adalah hiperemesis gravidarum. (Sastrawinata, 2004)

B. ETIOLOGI Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh factor toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan anatomik yang terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan

tubuh karena tidak makan dan minum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa sebagai berikut: a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormone khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan( wiknjosastro, 2005) b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurunkan dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik. (Wiknjosastro, 2005) c. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organic( Wiknjosastro, 2005) d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai perlarian kesukaran hidup(wiknjosastro, 2005). Kurangnya penerimaan terhadap kehamilan dimulai memicu perasaan mual dan muntah ini. Pada waktu hamil muda, kehamilan dinilai tidak diharapkan, apakah karena kegagalan kontrasepsi ataupun karena hubungan diluar nikah. Hal ini bisa memicu penolakan ibu terhadap kehamilannya tersebut( Cunningham, 2005) e. Faktor adaptasi dan hormonal, pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia. Wanita primigravida dan overdistensi rahim pada hamil ganda dan hamil mola hidatidosa , jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum(Manuaba, 1998). Peningkatan hormone estrogen dan hormone chorionic Gonadotropin(HCG). Pada kehamilan dinilai terjadi perubahan juga pada system endrokrinologi, terutama untuk hormon estrogen dan HCG yang dinilai mengalami peningkatan. Sejalan dengan yang diungkapkan pada poin pertama, bahwa pada kehamilan Mola Hidatidosa dan kehamilan Ganda, memang terjadi pembentukan hormone yang berlebihan (Cunningham, 2005).

C. PATOFISIOLOGIS Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormone estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari system saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan( wiknjosastro, 2005)

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastic dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat(wiknjosastro, 2005)

Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksibutirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstrakulikular dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian pula khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah kejaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen kejaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolic yang toksik. Kekurangan kalsium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esophagus dan lambung (Sindrom

Mallory-Weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif( Wiknjosastro, 2005)

D. KLASIFIKASI Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3 (tiga) tingkatan yaitu: 1) TingkatnImmmmmmmsefsdvgdhtfsdfgsdertmmmsdfvsfgdefgfgdfg Mual terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium, nadi meningkat sekitar 100 x/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung. 2) TingkatnIIismdfvjkmsjdvjkjdksjJKjhfurks.aihdjfbjk.liahye.ajkdajnd Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterik, berat badan turun dan mata menjadi cekung, tekanan darah turun, hemokonsentrasi, oligouria dan konstipasi. Aseton tercium dalam hawa pernafasan karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing. 3) TingkatnIIIJSDHKHBVCSHDVCJHKSHDVBJKSDJKSBCVKJV Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

E. DIAGNOSA

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.

F. PENCEGAHAN Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara: 1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik 2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. 3. Menganjurkan mengubah makan sehari hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering 4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, erlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat. 5. makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan 6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin 7. Defekasi teratur 8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.G

G. PENATALAKSANAAN Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan :

1. Obat obatan a. Sedativa : Phenobarbital b. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks c. Anti histamin : Dramamin, avomin d. Anti emetik (pada keadan lebih berat) : Disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit. 2. Isolasi a. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. b. Catat cairan yang keluar masuk. c. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan. d. Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam.

Kadang kadang dengan isolasi saja gejala gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan. 3. Terapi psikologik a. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan b. Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan c. Kurangi pekerjaan sera menghilangkan masalah dan konflik 4. Cairan parenteral a. Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan fisiologis (2 3 liter/hari) b. Dapat ditambah kalium, dan vitamin(vitamin B kompleks, Vitamin C) c. Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena

d. Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik 5. Menghentikan kehamilan Bila pegobatan tidak berhasil, bahkan gejala semakin berat hingga timbul ikterus, delirium, koma, takikardia, anuria, dan perdarahan retina, pertimbangan abortus terapeutik.

BAB III TINJ AUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. LINDAUSIA KEHAMILAN 8 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I DI KLINIK EKA YULIARWITA

I. Pengumpulan Data

A. Identitas/Biodata Nama Ibu Umur Suku/Bangsa Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Ny. Linda : 22 tahun : Jawa / Indonesia : Islam : SMP : Ibu Rumah Tangga : Batu Aji Batam Nama Suami Umur : Tn. Agus : 25 Tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Islam : SMA : Wiraswasta : Batu Aji Batam

B. Anamnese Tanggal : 16-01-2013 1. Alasan kunjungan Pukul : 07. 35 wib Oleh : Ester Lumbanraja

: kunjungan pertama

2. Keluhan utama makan berkurang, pusing. 3. Riwayat menstruasi Menarche Siklus Lamanya Banyaknya

: mual dan muntah berlebihan, lemah, nafsu

: 14 tahun : 28 hari : 3-4 hari : Tidak ada

Sifat Teratur/tidak Dismenorea

: encer : teratur : Tidak ada

4. Riwayat hamil ini yang lalu Tgl/ Umur H A UK Jenis Persalinan M I L Tempat persalinan I Komplikasi Ibu Bayi N I Bayi BB PB

5. Riwayat kehamilan sekarang HPHT : 06 11 2012 TTP : 13 8 2013 muntah berlebihan, lemah, nafsu makan

Keluhan TM I : mual dan berkurang, pusing.

Pergerakan anak terakhir kali : Pergerakan anak 24 jam terakhir : Diet / makan Pagi Siang : porsi nasi + potong ikan + 1 gelas air putih : porsi nasi + potong ikan + mangkuk sayur + 1 gelas air

putih + buah. Malam : porsi nasi + potong ikan + mangkuk sayur + 1 gelas air putih Eliminasi, BAB : 1x sehari BAK : 5-6 x/sehari. Aktivitas dan po la istirahat

Aktivitas : peekrjaan rumah tangga Istirahat : siang : + 2 jam Malam : + 7 jam Seksualitas : 1x seminggu Imunisasi TT : 6. Riwayat Penyakit sistemik yang pernah diderita : tidak ada 7. Riwayat penyakit keluarga Hepatitis : tidak a da

Hipertensi : tidak ada DM Dll : tidak ada : tidak ada

8. Riwayat sosial Perkawinan Status perkawinan Umur menikah Kehamilan Perencanaan Kehamilan ini C. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum 2. Status emosional 3. Observasi vital sign : lemah : stabil : T : 37,5 0 C RR : 18 x /i : direncanakan : diharapkan : I : sah : 21 tahun

P : 87 x /i BB : 55 kg

TD : 100/70 mmHg sebelumnya : 56 kg

TB : 157 cm 4. Muka Oedema Konjungtiva Sklera 5. Dada Mammae Benjolan : tidak ada : tidak ada : tidak anemis : tidak ikterik

Areola mammae : hyperpigmentasi Putting susu 6. Punggung 7. Ekstremitas Varices Oedema Refleks 8. Abdomen Luka operasi : tidak ada : tidak ada : + /+ : : tidak ada : menonjol : tidak ada nyeri tekan

Pembesaran perut : sesuai UK D. Pemeriksaan Kebidanan 1. Palpasi Leopold I : TFU 10 cm (3 jari diatas simpisis)

Leopold II Leopold III Leopold IV 2. Auskultasi DJJ Frek Punc. Max Genitalia

: tidak dilakukan : tidak dilakukan : tidak dilakukan

: belum terdengar : : : normal

Vulva dan vagina Varices Luka Kemerahan Nyeri : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada

Perineum Bekas luka Dll : tidak ada : tidak ada : tidak dilakukan

3. Uji Diagnostik

II. Interpretasi Data Dasar Diagnosa : ibu hamil primigravida, usia kehamilan 10 minggu, janin teraba berballotement, dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. Dasar (DO) : HPHT : 0 6 11 2012 TTP : 13 08 2013

Vital sign T : 37,5 0 C P : 87 x /i TD : 100/70 mmHg RR : 18 x /i : 56 kg : 55 kg TB : 157 cm

BB sebelumnya BB sekarang

DS Keluhan : Ibu mengatakan muntah kurang lebih 5 kali dalam 1 hari Ibu mengatakan nafsu makan berkurang karena mual dan muntah terus, sehingga ibu merasakan lemas. Ibu mengatakan merasa terganggu karena mual dan muntah yang terus menerus. Masalah : Mual dan muntah yang terus -menerus Terganggunya kenyaman si ibu.

III. Antisipasi Masalah Potensial Hiperemesis gravidarum tingkat II, III IV. Tindakan segera Tidak ada V. Intervensi : 1. Beritahukan ibu pemeriksaan saat ini. 2. Beri penkes tentang : a. Perubahan -perubahan pada Trimester I b. Nutrisi c. Istirahat

d. Aktivitas e. Personal hygiene f. Tanda bahaya yang mungkin terjadi 3. Beri therapy 4. Beri dukungan ibu untuk perawatan kehamilannya. 5. Beritahu jadwal kunjungan berikutnya.

VI.

Implementasi Obs : T : 37,5 0 C P : 87 x /i

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan RR : 18x/i BB : 55 kg

TD : 100/70 mmHg TB : 157 cm

BB sebelumnya : 56 kg 2. Memberi ibu penkes tentang : Perubahan-perubahan T rimester I a. Mual-mual yang terjadi pada bulan pertama hingga bulan ketiga. b. Sering miksi c. Mammae membesar d. Hyperpigmentasi kulit Nutrisi ibu a. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dalam jumlah sedikit tapi sering. b. Menghindari makanan yang merangsang mual muntah, mis: makanan berbumbu minuman beralkohol

Istirahat yang cukup Kebutuhan istirahat yang dianjurkan yaitu : Siang : + 2 jam

Malam Aktivitas

: + 6-8 jam

Menganjurkan ibu untuk tidak mengangkat yang berat -berat dan tidak boleh mengerjakan aktivitas yang membuat lelah. Personal Hygiene o Menganjurkan ibu mandi 2x sehari o Membersihkan genetalia setiap selesai BAB dan BAK, dengan menggunakan air Tanda-tanda bahaya pada Trimester I o Mual-mual yang berlebihan sehingga menganggu aktivitas ibu o Perdarahan pervaginam o Sakit kepala yang terus -menerus o Penglihatan kabur o Sakit perut yang berlebihan 3. Memberi therapy obat injeksi Inj. Vitam in sianokobalamin 1 amp secara IM. 4. Memberikan ibu dukungan pada ibu untuk pera watan kehamilannya. 5. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang bulan berikutnya dan apabila ada keluhan lain.

VII.

Evaluasi

1. Ibu mengerti tentang keadaannya saat ini. 2. Keadaan umum ibu lemah 3. Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan bertanya tentang hal hal yang belum dimengerti dan ibu berjanji akan melaksanakannya. 4. Ibu sudah diberi obat anti muntah 5. Ibu berjanji akan dat ang kunjungan ulang dan bila ada tanda -tanda bahaya yang dialami ibu.

BAB IV PEMBAHASAN KASUS Kesenjangan antara teori dengan praktek dapat dilihat dari manajemen varney yang telah dibuatantara lain : 1. Pada pengumpulan data dasar dimana terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek diantaranya yaitu teori mengatakan bahwa nadi mengalami kenaikan sampai 100 x /menit sedangkan dalam hasil pengumpulan data terdapat nadi 87x/menit.

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60% multi gravida. 2. Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum didapatkan dari pendidikan sebagian besar pada SMA yaitu sebanyak 50%. 3. Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum didapatkan dari status pekerjaan sebagian besar tidak bekerja yaitu sebagai ibu rumah tangga sebanyak 68,4%. 4. Hiperemesis Gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu 5. Hiperemesis gravidarum banyak terjadi pada ibu hamil yang jarang ANC.

B. SARAN 1. Bagi tenaga kesehatan Diharapkan tenaga kesehatan menerapkan ilmu pengetahuan yang berkembang dan meningkatkan keterampilan khususnya halhal yang berkaitan dengan indikasi hiperemesis gravidarum. Dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur/standar pelayanan. Pada ibu hamil yang yang memeriksakan diri hendaknya dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin dan senantiasa memberikan pendidikan kesehatan mengenai hiperemesis gravidarum. 2. Bagi ibu hamil Ibu hamil dan bersalin dianjurkan untuk mencari informasi dan banyak bertanya pada tenaga kesehatan tentang hiperemesis gravidarum, salah satunya dengan melakukan pemeriksaan rutin. 3. Bagi penulis Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengalaman dalam penelitian sebagai bahan untuk menerapkan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan.

BAB VI DAFTAR PUSTAKA Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta ; YBP-SP

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan, Jakarta; YBP-SP

Sastrawinata, Sulaeman, dkk. 2004. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC

Winkjosastro, Hanifa dkk.2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Cetakan 7. Yayasan bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan Edisi Kedua, Eds: Hanifa Wiknjosastro dkk. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2005. http://www.hiperemesisgravidarum.blogspot.com

Вам также может понравиться