Вы находитесь на странице: 1из 20

Epidemiologi Penyakit Tumor dan Kanker

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Disusun Oleh No. BP. Peminatan Semester Dosen Pengampu

: Nurdafrika Rahmadiana : 1210336044 : Epidemiologi : II/B : dr. Fauziah Elytha, MSc

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT. yang telah memberikan kesehatan serta kesempatan untuk menyusun makalah ini. Tak luput pula Shalawat beriring Salam Penulis hadiahkan untuk Nabi Besar Muhammad SAW. karena berkat Beliaulah Kita bisa menikmati keindahan dunia yang penuh ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Tak lupa juga Penulis berterimakasih kepada Dosen Pengampu, dr. Fauziah Elytha, MSc yang dengan ketulusan dan dengan keikhlasan hatinya senantiasa membimbing Penulis dalam mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan tugas ini. Penulis juga berterimakasih kepada semua pihak dan temanteman yang membantu proses penyelesaian makalah ini. Makalah ini membahas tentang Epidemiologi Penyakit Tumor dan Kanker. Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat lebih memahami tentang konsep epidemiologi penyakit tidak menular, sejarah dan perkembangan epidemiologi kespro, penggunaan metode epidemiologi dalam kespro dan ruang lingkup penelitian kespro. Semoga makalah ini dapat dipergunakan dengan baik. Jika ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini, Penulis mohon dimaklumi, dan Penulispun mengharapkan kritik dan saran yang tentunya dapat menyempurnakan makalah ini.

Padang,

Januari 2013

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .....................................................................................1 1.2 Ruang Lingkup ....................................................................................2 1.3 Tujuan ..................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tumor ..................................................................................................3 2.1.1 Perkembangan ..................................................................................3 2.1.2 Faktor Resiko ....................................................................................4 2.1.3 Pencegahan dan Perawatan ...............................................................5 2.2 Kanker .................................................................................................6 2.2.1 Perkembangan ..................................................................................6 2.2.2 Epidemiologi ....................................................................................7 2.2.3 Faktor Resiko ....................................................................................9 2.2.4 Gejala-gejala Kanker ........................................................................10 2.2.5 Pencegahan dan Pengobatan Kanker ................................................11 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ..........................................................................................16 3.2 Saran ....................................................................................................16 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini insiden kanker sebagai salah satu jenis penyakit tidak menular semakin meningkat. Menurut WHO jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah sekitar 7 juta orang, dan dua per tiga diantaranya berada di negara-negara yang sedang berkembang. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan berkembang (International Union Against Cancer /UICC, 2009). Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Sejalan dengan itu, data empiris juga menunjukkan bahwa kematian akibat kanker dari tahun ke tahun terus meningkat. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, sekitar 5,7 % kematian semua umur disebabkan oleh kanker ganas. Menurut Prof. Tjandra Yoga, di Indonesia prevalensi tumor/kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan DM (Riskesdas, 2007). Sedangkan berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%). Faktor risiko yang menyebabkan tingginya kejadian kanker di Indonesia yaitu prevalensi merokok 23,7%, obesitas umum penduduk berusia 15 tahun pada laki-laki 13,9% dan pada perempuan 23,8%. Prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur 93,6%, konsumsi makanan diawetkan 6,3%, makanan berlemak 12,8%, dan makanan dengan

penyedap 77,8%. Sedangkan prevalensi kurang aktivitas fisik sebesar 48,2% (data Riskesdas tahun 2007). Tingginya tingkat kematian akibat kanker terutama di Indonesia antara lain disebabkan karena terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya kanker, tandatanda dini dari kanker, faktor-faktor resiko terkena kanker, cara penanggulangannya secara benar serta membiasakan diri dengan pola hidup sehat. Tidak sedikit dari mereka yang terkena kanker, datang berobat ketempat yang salah dan baru memeriksakan diri ke sarana pelayanan kesehatan ketika stadiumnya sudah lanjut sehingga biaya pengobatan lebih mahal. 1.2 Ruang Lingkup Makalah ini akan membahas tentang perkembangan penyakit tumor dan kanker, faktpr resiko penyakit tumor dan kanker, pencegahan dan perawatan penyakit kanker, epidemiologi kanker dan gejala kanker. 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui perkembangan dan epidemiolgi penyakit tumor dan kanker. 1.3.2 Tujuan Khusus Mengetahui perkembangan penyakit tumor dan kanker Mengetahui epidemiologi penyakit tumor dan kanker Mengetahui faktor resiko penyakit tumor dan kanker Mengetahui pencegahan dan pengobatan tumor dan kanker

BAB II ISI

2.1 Tumor 2.1.1 Perkembangan Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya, tumor dikenal sebagai neoplasia. Neo berarti baru, plasia berarti pertumbuhan/pembelahan, jadi neoplasia mengacu pada pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel di sekitarnya yang normal. Yang perlu diketahui, sel tubuh secara umum memiliki 2 tugas utama yaitu melaksanakan aktivitas fungsional nya serta berkembang biak dengan membelah diri. Namun pada sel tumor yang terjadi adalah hampir semua energi sel digunakan untuk aktivitas berkembang biak semata. Fungsi perkembangbiakan ini diatur oleh inti sel (nucleus), akibatnya pada sel tumor dijumpai inti sel yang membesar karena tuntutan kerja yang meningkat. Tumor ganas tumbuhnya relative lebih cepat karena memang lebih aktif dan agresif, akibatnya jika di permukaan tubuh akan tampak tumor membesar dengan cepat dan seringkali di puncaknya disertai dengan luka atau pembusukan yang tidak kunjung sembuh. Luka menahun ini diakibatkan suplai nutrisi kepada sel-sel tumor tidak mampu mengimbangi lagi sel-sel tumor yang jumlah sangat cepat berlipat ganda, akibatnya selsel yang berada diujung tidak mendapat nutrisi dan mati. Jadi hati-hati jika memiliki luka yang kotor dan tidak kunjung sembuh dengan pengobatan bahkan bertambah luas.

Tumor jinak tumbuh secara ekspansif atau mendesak, tetapi tidak merusak struktur jaringan sekitarnya yang normal. Hal ini dikarenakan tumor jinak memiliki kapsul yang membatasi antara bagian sel-sel tumor yang abnormal dengan sel-sel normal. Sebaliknya pada tumor ganas yang memang tak berkapsul, tumor ini tumbuhnya infiltratif atau menyusup sembari merusak jaringan disekitarnya. Pertumbuhan semacam ini pertama kali ditemukan oleh Hippocrates bapak ilmu kedokteran dan beliau menamakan sebagai cancer (bahasa latin dari kepiting) karena menurutnya proses infiltratif seperti demikian menyerupai bentuk capit kepiting. Akibat proses infiltratif tersebut, maka jaringan disekitar tumor ganas seringkali rusak, dan jika jaringan yang diinfiltrasi itu berupa pembuluh darah maka tumor jenis ini dapat menimbulkan gejala perdarahan. Contohnya, pada kanker paru salah satu gejalanya adalah batuk darah. Metastasis merupakan anak sebar, artinya kemampuan suatu jaringan tumor untuk lepas dari induknya dan menempel serta mampu hidup dan berkembang lebih lanjut pada jaringan tubuh lain yang letaknya jauh dari jaringan tumor induk. Misalnya kanker payudara dapat bermetastasis hingga ke paru-paru dan menyebabkan gangguan proses pernapasan. Jalur metastasis bisa melalui aliran darah, aliran limfe maupun proses terlepas/terjatuh langsung menempel pada tempat tertentu. Metastasis hanya terjadi pada tumor ganas. Tumor jinak tidak pernah bermetastasis. Oleh karena metastasis inilah maka tumor ganas pada kaki misalnya dapat berakibat fatal terhadap penderitanya. 2.1.2 Faktor Resiko 1. Pemakaian rokok yang mengandung nikotin dan zat-zat adiktif lainnya. 2. Benzene dan zat kimia lain yang berada di lingkungan, diserap oleh darah sehingga meracuni seluruh jaringan tubuh.

3. Mengonsumsi minuman beralkohol 4. Sinar radiasi matahari yang tidak mampu ditahan oleh jaringan kulit hingga menembus ke dalam dan membuat karakteristik kulit berubah 5. Masalah genetis 6. Gaya hidup yang tidak sehat 7. Obesitas (kegemukan) 8. Akibat radiasi 9. Virus tertentu dapat pula menyebabkan tumor tumbuh menjadi tidak terkendali. Virus itu antara lain cervical cancer (human papilomavirus) dan hepatocellular carcinoma (virus hepatitis B) Jenis tumor dipengaruhi oleh beberapa hal: 1. jenis kelamin 2. umur 3. lingkungan 4. genetika 5. faktor diet 2.1.3 Pencegahan dan Perawatan Pencegahan tumor dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut : 1. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi tinggi 2. Berolahragalah secara teratur 3. Hindari minum minuman beralkohol 4. Diet untuk merawat berat badan 5. Mengurangi risiko tubuh agar tidak terkena radiasi dan keracunan zat kimia 6. Tidak merokok 7. Mengurangi kontak dengan sinar matahari secara langsung

Perawatan yang diberikan pada penderita tumor sangat bergantung pada tipe tumor, penyebab, juga lokasi tumor tumbuh. Jika dalam pemeriksaan tumor yang dimaksud tidak mempunyai kemungkinan untuk menyebar, dan area nya sangat aman dan tidak menimbulkan kerusakan organ di dekatnya, maka tidak diperlukan perawatan yang serius. Sering kali tumor dapat dihilangkan dengan perawatan standar. Tapi untuk tumor otak, harus dilakukan operasi yang harus mengikuti prosedur tingkat tinggi dan amat ketat. Hal ini dikarenakan untuk mengurangi efek merusak yang bisa terjadi di sekitar lokasi pembedahan. Perawatan yang dilakukan untuk tumor berat: 1. Pembedahan 2. Radiasi 3. Kemoterapi 4. Kombinasi antara ketiga model perawatan di atas. 2.2 Kanker 2.2.1 Perkembangan Sel kanker terbentuk dari sel yang sehat dengan proses kompleks yang disebut transformasi. Langkah pertama pada poses tersebut adalah inisiasi, yaitu sebuah pertumbuhan genetic sel (pada DNA dan kadangkala pada struktur kromosom) memicu sel menjadi kanker. Perubahan pada bahan genetic sel bisa terjadi secara spontan atau dibawa oleh alat yang menyebabkan kanker (karsinogen). Karsinogen termasuk beberapa bahan kimia, tembakau, virus, radiasi dan sinar matahari. Tapi tidak semua sel rentan terhadap karsinogen. Tahap kedua dan akhir di dalam perkembangan kanker disebut promosi. Senyawa yang menyebabkan promosi disebut promotor. Promotor dapat berupa zat-zat

di dalam lingkungan atau bahkan beberapa obat-obatan (seperti obat tidur). Tidak seperti karsinogen, promotor tidak menyebabkan kanker dengan sendirinya. Hanya, promotor membiarkan sel yang telah mengalami inisiasi menjadi kanker. Promosi tidak mempunyai efek pada sel noninisiasi. Sehingga beberapa faktor seringkali berkombinasi dengan karsinogenuntuk menyebabkan kanker. Beberapa karsinogen cukup kuat untuk bisa menyababkan kanker tanpa perlu promosi. Misalnya radiasi ionisasi bisa menyebabkan berbagai macam kanker, terutama sarcoma, leukemia, kanker tiroid dan kanker payudara. Kanker berkembang secara langsung ke dalam jaringan di sekitarnya atau menyebar ke jaringan-jaringan atau organ-organ yang dekat atau jauh. Kanker bisa menyebar melalui sistem lymphatic. Jenis penyebaran ini adalah cirri khas pada carcinoma. Misalnya kanker payudara biasanya menyebar pertama kali disekitar

kelenjar getah bening; kemudian menyebar lebih luas melalui tubuh. Kanker juga bisa menyebar melalui aliran darah. Jenis penyebaran ini adalah cirri khas sarcoma. 2.2.2 Epidemiologi Dari data WHO diketahui, setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia bertambah menjadi 6,25 juta orang. Di negara maju, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakitpenyakit kardiovaskuler. Sepuluh tahun mendatang, diperkirakan 9 juta orang diseluruh dunia akan meninggal karena kanker setiap tahunnya (Familiys Doctor, 2006). Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Gumawan Achmad seorang ginekolog (Kompas, 2001) menyatakan bahwa dua pertiga dari penderita kanker di dunia berada di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Kesehatan Republik Indonesi apada Kabinet Indonesia Bersatu, Siti Fadilah Supari (2005), menyatakan bahwa kanker telah menjadi

ancaman serius bagi masyarakat Indonesia. Begitu pula dalam sambutannya ketika mmembuka Temu Ilmiah Dokter Bedah Onkologi Indonesia ke-1 (1st International Scientific Meeting di Indonesi Society of Surgical Oncologyst/ISSO), beliau menyatakan bahwa jumlah pasien kanker di Indonesia mencapai 6% dari 200 juta lebih penduduk Indonesia (Media Indonesia, 2005). Bahkan telah diperkirakan bahwa menjelang permulaan abad ke-21, peta penyakit di Indonesia akan mendekati peta penyakit di negara maju dimana penyakit kanker berada pada urutan ketiga penyebab terjadinya kematian setelah penyakit kardiovaskuler dan kecelakaan (Tambunan, 1995). Selain itu, dalam seminar sehari Kanker Pada Alat Reproduksi Perempuan dalam rangka peringatan hari Ulang Tahun ke-26 Yayasan Kanker Indonesia, Achmad sujudi (1998), menyatakan bahwa di Indonesia ketika ini dijangkakan terdapat penyakit kanker baru dengan perbandingan/rasio 1:1000 penduduk pertahun. Walaupun demikian, apabila penyakit ini dapat dideteksi pada tahap awal, maka lebih daripada separuh penyakit kanker dapat dicegah, bahkan dapat disembuhkan (KBI Gemari, 2003). Sayangnya hasil diagnosis kanker menyatakan bahwa 80% penderita kanker ditemukan pada stadium lanjut, yakni stadium 3 dan 4 (Kompas, 2002). Pada tahap ini kanker sudah menyebar ke bagian-bagian lain di dalam tubuh sehingga semakin kecil peluang untuk sembuh dan pulih, dan berkemungkinan langsung tidak akan sembuh. Keadaan di atas menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit kanker di Indonesia. Di sisi lain, bila ditinjau dari aspek gender, maka jumlah kaum perempuan yang menderita penyakit kanker menduduki proporsi yang lebih banyak dibandingkan kaum lelaki. Kenyataan ini paling tidak dapat dilihat dari hasil pendataan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia, dan Ikatan Ahli Patologi Indonesia bahwa 64,4% penderita kanker adalah dari kaum

perempuan dan sisanya (36,6%) adalah pria (Mangunkusuma, 1995). Oleh karena sangat pesatnya pertambahan penderita kanker di Indonesia, sangat penting bagi masyarakat untuk menghindari penyakit kanker dengan mengetahui faktor-faktor resiko penyebab kanker. 2.2.3 Faktor Resiko Sekumpulan faktor genetik dan lingkungan meningkatkan faktor resiko terjadinya kanker. Salah satu yang penting adalah riwayat keluarga. Beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Misalnya resiko wanita untuk menderita kanker payudara meningkat 1,5 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara. Faktor resiko kanker lainnya adalah sebagai berikut : 1. Kelainan kromosom Misalnya seseorang dengan Sindroma Down, yang memiliki 3 buah kromosom 21, memiliki resiko 12-20 kali lebih tinggi untuk menderita leukemia akut. 2. Faktor lingkungan Salah satunya yang paling penting adalah merokok. Merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara) dan kandung kemih. 3. Makanan Makanan adalah faktor resiko penting lainnya untuk kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Banyak bahan kimia yang diketahui menyebabkan kanker dan bahan kimia lainnya banyak dicurigai sebagai penyebab kanker. Misalnya pemaparan asbes bisa menyebabkan kanker paru-paru dan mesotelioma (kanker pleura). Resiko ini akan lebih besar jika pekerja asbes adalah seorang perokok.

4. Virus Virus papiloma yang menyebabkan kutil genitals agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita. Virus sitomegalo menyebabkan sarcoma Kaposi. Virus hepatitis B bisa menyebabkan kanker hati, meskipun karsinogen atau promosinya tidak dketahui. 5. Infeksi Misalnya oleh parasit Schistosoma (Bilharzia) bisa menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Tapi penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker. Infeksi oleh Clonorchis, yang terutama banyak ditemukan di Timur Jauj, bisa menyebabkan kanker pancreas dan saluran empedu. 2.2.4 Gejala-gejala Kanker Secara umum ada 8 gejala seseorang terserang penyakit kanker, yaitu : 1. Adanya luka yang tidak sembuh-sembuh, terutama disekeliling lidah, mulut atau bibir 2. Suatu benjolan atau bengkak yang tidak menimbulkan rasa sakit, terutama pada bibir dan lidah atau payudara 3. Perdarahan / pengeluaran cairan yang tidak wajar misalnya mimisan terus menerus, ludah/batuk/muntah yang berdarah, cairan putting susu yang berdarah, cairan liang rahim yang berdarah (diantara waktu menstruasi atau setelah menopause), warna darah dalam air seni atau kotoran 4. Warna tahi lalat yang berubah-ubah atau kutil yang bertambah dan mencurigakan 5. Sulit buang air besar dan tidak teratur 6. Batuk dan suara serak yang tidak ada hentinya dan tidak diketahui sebabnya, sukar waktu menelan

7. Wajah pucat, lemas dan kurang darah 8. Kedengaran suara dalam telinga yang menetap atau tuli. 2.2.5 Pencegahan dan Pengobatan Kanker 1. Pencegahan kanker Mengurangi resiko pada kanker tertentu mungkin bias melalui perubahan makanan dan gaya hidup lain. Merubah gaya hidup menjadi gaya hidup sehat dapat mengurangi resiko pada beberapa jenis kanker. Mengurangi asupan alcohol bisa mengurangi resiko pada kenker kepala dan leher, hati dan kerongkongan. Deteksi dini pada petumbuhan kanker atau prakenker bisa menyelamatkan nyawa. Untuk wanita berusia 40 tahun atau lebih, melakukan mammogram tahunan bisa membantu mendeteksi kanker payudara ketika mereka masih dapat diobati. Untuk orang yang berusia 50 tahun atau lebih, menjalani colomoscopy (inspeksi pada usus besar melalui pipa elastic untuk melihat) setiap beberapa tahun bisa mendeteksi polip dan kanker awal pada usus. Berdasarkan yayasan kanker Amerika, resiko yang terjadi pada kanker tertentu kemungkinan dikurangi dengan melakukan perubahan gaya hidup a. Cara yang diketahui mengurangi resiko pada kanker menghindari merokok atau terkena asap tembakau menghindari occupational carcinogen (misalnya asbestos) menghindari terkena sinar matahari yang lama tanpa perlindungan tabir surya menghindari asupan alcohol yang berlebihan menghindari penggunaan terapi hormone (misalnya estrogen dan progesteron) b. Cara yang bisa mengurangi resiko pada kanker

Membatasi asupan makanan berlemat tinggi, terutama dari bahanbahan hewani (misalnya daging berlemak tinggi, produk yang berasal dari lemak susu) Meningkatkan asupan buah-buahan dan sayur-sayuran Menjadi aktif secara fisik Menjaga berat badan dibawah tingkat obesitas 2. Pengobatan kanker a. Pembedahan Pembedahan merupakan bentuk pengobatan yang paling tua. Pada tahun 1988, dari 1 juta orang Amerika yang menderita kanker, 64 % telah menjalani pembedahan dan 62 % dari kelompok ini mngalami kesembuhan. Pengobatan dan prognosa ditentukan oleh beratnya dan penyebaran kanker (staging). Beberapa kanker sering dapat disembuhkan hanya dengan pembedahan jika dilakukan pada stadium dini. b. Terapi penyinaran Penyinaran (radiasi) menghancurkan sel-sel yang membelah dengan cepat. Tetapi penyinaran juga bisa merusak jaringan normal, terutama jaringan dimana sel-sel secara normal berkembangbiak dengan cepat, yaitu kulit, akar rambut, lapisan usus, indung telur, buah zakar dan sumsum tulang. Terapi penyinaran biasanya dilakukan dengan alat yang disebut akselerator linear. Sinar diarahkan sangat dekat dengan tumor. Bagaimana sinar bisa mengenai jaringan normal tergantung dari luasnya area yang disinar dan letaknya terhadap jaringan normal. Misalnya penyinaran tumor pada kepala dan leher sering menyebabkan peradangan selaput mukosa dihidung dan mulut, menyebabkan sakit dan luka terbuka (ulcerasi). Penyinaran pada

lambung atau perut sering menyebabkan peradangan lambung (gastritis) dan usus bagian bawah (enteritis) sehingga menyebabkan terjadinya diare. Terapi penyinaran memegang peran penting dalam menyembuhkan berbagai kanker termasuk : - Penyakit Hodgkin - Limfoma non Hodgkin stadium dini - Kanker sel skuamosa pada kepala dan leher - Seminoma (kanker buah zakar) - Kanker prostat - Kanker payudara stadium dini - Kanker paru-paru non sel stadium dini - Meduloblastoma (kanker otau atau tulang belakang) Juka tidak mungkin disembuhkan, terpi penyinaran dapat mengurangi gejala pada myeloma multiple dan kenker paru-paru, kerongkongan, leher, kepala dan lambung yang sudah menyebar. Terapi penyinaran juga bisa mengurangi gejala yang disebabkan oleh penyebaran kanker ke tulang atau otak. c. Kemoterapi Belum ditemukan obat kanker yang ideal, yang menghancurkan sel-sel kanker tanpa menciderai sel-sel yang normal. Meskipun demikian, banyak penderita yang bisa diobati dengan obat-obat antikanker (kemoterapi) dan beberapa diantaranya mengelami kesembuhan. Pada saat ini, efek samping dari kemoterapi dapat diminimalkan.

Obat antikanker dikelompokkan kedalam beberapa kategori : - Alkylating agents - Antimetabolit - Alkaloid tanaman - Antibiotic antitumor - Enzim - Hormone - Pengubah respon biologis d. Operasi kanker Operasi kanker adalah sebuah bentuk pengobatan tradisional pada kanker. Hal ini paling efektif untuk menghilangkan berbagai jenis kanker sebulum menyebar ke kelenjar getah bening atau tempat jauh lainnya (metastasized). Operasi kemungkinan digunakan sendirian atau dipadukan dengan pengobatan lainnya, seperti terapi radiasi dan kemoterapi. Jika kanker tidak menyebar, operasi bisa menyembuhkan orang. Meskipun begitu, hal ini tidak selalu pasti sebelum operasi apakah kanker sudah atau belum menyebar. Jika ya, orang tersebut kemungkinan beriko tinggi mengalami kanker berulang dan bisa membutuhkan kemoterapi atau radiasi setelah operasi untuk mencegah kambuhnya. Operasi bukan pengobatan utama ketika kanker telah menyebar. Meskipun begitu, operasi kadangkala digunakan untuk mengurangi ukuran tumor (prosedur yang disebut debulking), sehingga radiasi terapi tersebut dan kemoterapi kemungkinan lebih efektif, atau untuk meringankan gejalagejala seperti rasa sakit hebat atau penyumbatan usus. Pengangkatan penyebaran dengan cara operasi jarang menghasilkan kesembuhan karena

menemukan seluruh tumor tersebut adalah sulit. Tumor yang tertinggal biasanya terus bertumbuh. Meskipun begitu, pada kanker tertentu yang memiliki penyebaran dalam jumlah sangat kecil, terutama sekali pada hati, otak atau paru-paru, operasi pengangkatan pada penyebaran bermanfaat. Operasi bukan pengobatan yang dianjurkan untuk kanker tahap awal. Beberapa kanker terjadi di daerah yang tidak dapat dijangkau. Selain itu, pengangkatan kanker bisa membutuhkan pengangkatan organ penting, atau operasi bisa merusak fungsi organ. Pada beberapa kasus, pengobatan radiasi dengan atau tanpa kemoterapi kemungkinan lebih baik. bisa jadi

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dari data WHO diketahui, setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia bertambah menjadi 6,25 juta orang. Di negara maju, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakitpenyakit kardiovaskuler. Sekumpulan faktor genetik dan lingkungan meningkatkan faktor resiko terjadinya kanker, Kelainan kromosom, faktor lingkungan, makanan, virus dan infeksi. Pengobatan dan terapi kenker dapat dilakukan dengan cara pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan operasi kanker. 3.2 Saran Cara yang diketahui mengurangi resiko pada kanker, menghindari merokok atau terkena asap tembakau, menghindari occupational carcinogen (misalnya asbestos), menghindari terkena sinar matahari yang lama tanpa perlindungan tabir surya, menghindari asupan alcohol yang berlebihan, menghindari penggunaan terapi hormone (misalnya estrogen dan progesteron). Cara yang bisa mengurangi resiko pada kanker, membatasi asupan makanan berlemat tinggi, terutama dari bahan-bahan hewani (misalnya daging berlemak tinggi, produk yang berasal dari lemak susu), meningkatkan asupan buah-buahan dan sayursayuran, menjadi aktif secara fisik, menjaga berat badan dibawah tingkat obesitas.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2012. Dukungan Sosial pada Pasien Kanker, Perlukah?. usupress.usu.ac.id, diakses tanggal 29 Januari 2013 Nugroho, Sri Haryanto S. 2009. Terapi Pengobatan Tumor Kanker. Yogyakarta : Penerbit Kanisius Rahayu U, Wahyu. Tanpa Tahun. Mengenali, Mencegah dan Mengobati 35 Jenis Kanker: VIC

Вам также может понравиться