III.

METODOLOGI PERCOBAAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Sampel A (O:P = 1:3) Sampel B (O:P = 1:5) Sampel C (O:P = 1:7) Sampel D (O:P = 1:9) Sampel E (O:P = 1:10) Sampel F (O:P = 1:12) Sampel G (O:P = 1:14) Sampel H (O:P = 1:16) Pasir Beban pemberat Paket beban 3 buah 3 buah 3 buah 3 buah 3 buah 3 buah 3 buah 3 buah secukupnya secukupnya secukupnya

A. Bahan

B. Rangkaian Alat Percobaan 2 3 Keterangan: 4 7 5 6 8 7 1. Beban penyeimbang 2. Engsel 3. Sampel 4. Pisau pematah 5. Lengan tuas 6. Penumpu Gambar 5. Rangkaian Alat Percobaan Modulus Patah 7. Titik gantung beban 8. Beban

10

2 3 4 6 7 Keterangan: 1. Beban 5 penyeimbang 2. Engsel 3. Sampel 1 8 4. Plat penekan atas 5. Plat penekan bawah 6. Lengan tuas 7. Titik gantung beban 8. Beban

Gambar 6. Rangkaian Alat Percobaan Kuat Desak

C. Cara Kerja 1. Modulus Patah Pada percobaan modulus patah, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pengukuran jarak antara kedua penumpu (L), jarak antara engsel dengan pisau pematah (PQ) dan jarak antara engsel dengan titik gantung bebean (PR).Ketiga jarak yang diukur tersebut diukur pada saat lengan tuas berada pada satu garis lurus dengan engsel. Kemudian ember beban dan ember penyeimbang dipasang pada masing-masing titik gantung.Pasir dimasukkan ke dalam ember penyeimbang sampai pisau pematah diperkirakan hanya menyentuh sampel. Setelah, posisi tuas dalam keadaan seimbang sampel

11

Adipasang di atas kedua penumpu. Sebelumnya lebar (w) dan tebal (t) sampel A diukur. Beban yang berupa pasir dimasukkan ke dalam ember beban secara perlahan-lahan dan terus-menerus hingga sampel A patah. Selanjutnya berat beban ditimbang menggunakan timbangan kasar dan massa beban yang dibutuhkan adalah massa beban dikurangi dengan massa ember beban kosong. Percobaan untuk sampel A diulangi sebanyak 3 kali. Langkah percobaan yang sama dilakukan kembali untuk sampel beton B, C, dan D masing-masing sebanyak 3 kali percobaan.

2. Kuat Desak Pada percobaan kuat desak, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pengukuran jarak antara engsel dengan plat penekan atas (PQ) dan jarak antara engsel dengan titik gantung beban (PR).Kedua jarak tersebut diukur saat posisi lengan tuas berada pada satu garis lurus dengan engsel. Kemudian ember beban dan ember penyeimbang dipasang pada masing-masing titik gantung. Pasir dimasukkan ke dalam ember penyeimbang sampai plat penekan atas diperkirakan hanya menyentuh sampel. Setelah itu, sampel E diambil dan dipilih permukaan dari sampel E yang akan menerima gaya dimana permukaan yang dipilih merupakan permukaan yang paling halus, paling datar, dan bentuknya paling beraturan (persegi atau persegi panjang). Luas permukaan tersebut (A) dihitung terlebih dulu dengan mengukur panjang sisisisinya menggunakan jangka sorong. Selanjutnya sampel E diletakkan pada plat penekan bawah. Paket beban dimasukkan ke dalam ember beban secara perlahan dimulai dari paket beban yang paling ringan hingga sampel E yang diamati menggunakan lup retak .Lalu paket beban yang diamati dihitung jumlahnya.Percobaan untuk sampel E diulangi sebanyak 3 kali. Hal

12

yang sama dilakukan untuk sampel F, G, dan H masing-masing sebanyak 3 kali percobaan.

D. Analisis Data 1. Percobaan Modulus Patah a. Menghitung nilai modulus patah (b) (2) Keterangan : b= modulus patah, (kg/cm2) W= beban yang bekerja saat sampel patah, (kg) L= jarak antara 2 pisau penumpu benda uji, (cm) w = lebar benda uji, (cm) t= tebal benda uji, (cm) PR =jarak antara engsel dengan titik gantung beban,(cm) PQ=jarak antara engsel dengan pisau pematah, (cm) b. Menghitung nilai modulus patah rata-rata () (5)

Keterangan : = modulus patah rata-rata sampel x, (kg/cm2) bx1 = modulus patah sampel x1, (kg/cm2) bx2 = modulus patah sampel x2, (kg/cm2) bx3 = modulus patah sampel x3, (kg/cm2) x dapat berupa sampel A, B, C dan D c. Membuat persamaan pendekatan modulus patah sebagai fungsi komposisi P(x) dengan menggunakan metode regresi linier least square : ( ) (6) (7)

13

Keterangan : y m,k x P O
( )

= modulus patah rata-rata sampel, (kg/cm2) = konstanta = komposisi pasir dalam sampel, (%) = bagian komponen pasir = bagian komponen semen

Nilai m dan k didapat dengan menggunakan metode regresi linier (8) (9)

dengan, n = jumlah data d. Membuat persamaan pendekatan modulus patah sebagai

fungsikomposisi P(x) dengan metode regresi eksponensial : (10) (11) dengan pemisalan :

maka persamaan (11) menjadi C = A + Bx (12)

Nilai A dan B dapat dicari dengan menggunakan persamaan (8) dan (9) e. Menghitung kesalahan relatif hasil persamaan (baik regresi linier maupun eksponensial) terhadap hasil percobaan | f. Menghitung kesalahan relatif rata-rata

(13)

(14)

dengan, n = jumlah data 2. Percobaan kuat desak

14

a. Menghitung nilai kuat desak sampel dengan persamaan :

(4) = kuat desak, (kg/cm2) = jarak engsel dan titikgantung beban, (cm) = jarak engsel dan pusat plat penekan, (cm) A = luas penampang benda uji, (cm2)

Keterangan :

W = beban yang bekerja saat sampel retak, (kg) b. Menghitung kuat desak rata-rata ( ) Keterangan : = kuat desak rata-rata sampel x, (kg/cm2) cx1= kuat desak sampel x1, (kg/cm2) cx2 = kuat desak sampel x2, (kg/cm2) cx3 = kuat desak sampel x3, (kg/cm2) x dapat berupa sampel E, F, G dan H (15)

c. Membuat persamaan pendekatan kuat desak rata-rata sebagai fungsi komposisi P(x) dengan menggunakan metode regresi linier least square : ( ) (16) (7) Keterangan : y m,k x P O
( )

= kuat desak rata-rata sampel, (kg/cm2) = konstanta = komposisi pasir dalam sampel, (%) = bagian komponen pasir = bagian komponen semen

Nilai m dan k didapat dengan menggunakan metode regresi linier (8)

15

(9)

dengan, n = jumlah data d. Membuat persamaan pendekatan kuat desak sebagai

fungsikomposisi P(x) dengan metode regresi eksponensial : (10) (11) dengan pemisalan :

maka persamaan (11) menjadi C = A + Bx (12)

Nilai A dan B dapat dicari dengan menggunakan persamaan (8) dan (9) e. Menghitung kesalahan relatif hasil persamaan (baik regresi linier maupun eksponensial) terhadap hasil percobaan | | (17)

f. Menghitung kesalahan relatif rata-rata

(14)

dengan, n = jumlah data