Вы находитесь на странице: 1из 16

Makalah Kelompok Mesin dan Peralatan 2

ALAT DAN MESIN PERONTOK PADI (THRESHER)


OLEH : KELOMPOK 3 RIO JAUHARI (1005106010029) AKBAR QAADRY RAMBE(1005106010030) ISRAK RIDAYANSYAH (1005106010035) BAYU SEPTI MINGGA (1005106010037) FITRI HERAWATY (1005106010041) MUHAMMAD FURQAN (1005106010043) ALMUNA RAMADANI(1005106010045) TARY MEUTIA (1005106010046) MUHAMMAD ISKANDAR (1005106010047)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM-BANDA ACEH 2013

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penanganan pasca panen padi merupakan upaya sangat strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi. Konstribusi penanganan pasca panen terhadap peningkatan produksi padi dapat tercermin dari penurunan kehilangan hasil dan ter-capainya mutu gabah/ beras sesuai persyaratan mutu. Dalam penanganan pasca panen padi, salah satu permasalahan yang sering dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran dan pemahaman petani terhadap penanganan pasca panen yang baik sehingga mengakibatkan masih tingginya kehilangan hasil dan rendahnya mutu gabah/beras. Untuk mengatasi masalah ini

maka perlu dilakukan penanganan pasca panen yang baik agar dapat menekan kehilangan hasil dan mempertahankan mutu hasil gabah/ beras. Dalam usaha tani padi, thresher merupakan alat untuk merontokkan padi menjadi gabah. Alat ini merupakan alat bantu bagi tenaga kerja untuk memisahkan gabah dengan jeraminya,sehingga penggunaan pedal thresher menjadi satu kesatuan dengan tenaga kerja panen.terdapat dua jenis thresher berdasar alat penggeraknya yaitu (1) secara manual denganmenggunakan pedal (pedal thresher) dan (2) digerakkan dengan mesin (power threser).penggunaan threser untuk merontok padi tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan varietas unggul baru berumur pendek dan mudah rontok.mesin perontok padi dikenal juga dengan power thresher adalah jenis mesin perontok yang telah terbukti handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan diindonesia. Mesin perontok jenis ini telah banyak digunakan oleh petani di seluruh nusantara karena keunggulannya yang praktis dan mudah dipindahkan dari lahan satu lainnya.digerakkan dengan mesin bertenaga diesel.
Proses perontokan padi adalah aktivitas kerja dari sebuah sistem manusia-mesin. dilaksanakan secara manual. Disini kinerja proses akan sangat tergantung sepenuhnya pada manusia, baik dalam hal penggunaan tenaga maupun pengendalian kerja. Proses kerja dilakukan dengan menggunakan bantuan fasilitas/peralatan kerja berupa mesin perontok padi (thresher) yang pengoperasiannya sangat ditentukan oleh kinerja operator yang umumnya bekerja dengan posisi berdiri. Secara umum, tujuan

perontokkan adalah untuk mengurangi kehilangan gabah saat perontokan dan mengurangi kerusakan (pecah) butir gabah sehingga petani memperoleh nilai tambah dalam usahataninya.Proses perontokan dilakukan apabila hasil panen diperoleh dalam bentuk malai (tangkai) seperti padi ataupun kedelai. Proses perontokan yang tertua secara manual dilakukan dengan cara memukul-mukulkan tanaman yang telah dipanen pada batang kayu dengan dialasi tikar. Di beberapa daerah terutama di Jawa perontokan dilakukan dengan cara menginjak-injak tanaman yang telah dipanen., baru setelah itu kemudian dikenal suatu alat perontok lebih maju yang dapat digerakkan secara manual dengan cara diengkol sehingga disebut pedal tresher ataupun secara mekanis (power tresher). Perontokan padi juga merupakan tahapan pasca panen padi setelah pemotongan padi (pemanenan). Perontokan padi merupakan proses terlepasnya butiran-butiran gabah dari malainya .Proses perontokan padi dapat dilakukan dengan tiga metode,yaitu metode Rubbing Action, metode Impact, dan metode Stripping. Metode Rubbing Action dilakukan jika padi dirontokan dengan cara menginjak atau mengiles. Metode Impact dan Stripping berdasarkan pada proses tumbukan (bentrokan) dan pengupasan. Prinsip untuk melepaskan butir gabah dari malainya adalah dengan memberikan tekanan atau pukulan terhadap malai tersebut. Berdasarkan alat perontok padi, cara perontokan dapat dikelompokkan menjadi beberapa cara, antara lain iles/injak-injak, pukul/gedig, banting/gebot, pedal thresher, dan mesin perontok. Perontokan padi dengan cara dibanting dilakukan dengan cara membantingkan atau memukulkan segenggam potongan padi ke benda keras, misalnya kayu, bambu atau batu yang diletakkan pada alas penampung gabah. Kapasitas perontokan dengan cara gebot sangat bervariasi, tergantung kepada kekuatan orang, yaitu berkisar antara 41,8 kg/jam/orang sampai 89,79 kg/jam/orang.

B. Tujuan 1. Mendeskripsikan bagaimana cara kerja dari alat dan mesin peontok (Thresher)
2. Mendeskripsikan bagian-bagian dari alat dan mesin perontok padi (Thresher) 3. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan dari alat dan mesin perontok padi (Thresher)

PEMBAHASAN
Perontokan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah pemotongan, penumpukan, dan pengumpulan padi. Pada tahap ini, kehilangan akibat ketidak tepatan dalam melakukan perontokan dapat mencapai lebih dari 5%. Perontokan dapat dilakukan dengan cara diiles/ diinjak, dibanting/ ditumbuk, atau menggunakan alat perontok gabah. a. Perontokan dengan cara diiles : potongan batang padi ditaruh pada alas yang digelar di atas tanah, kemudian di injak-injak atau diiles hingga gabah lepas dari tangkainya. b. Perontokan dengan cara dibanting (di gebot): alas (anyaman bambu atau tikar) digelar di sekitar alas juga digelar plastik lainnya. Batang padi dipukul-pukul atau dibanting sampai gabah rontok. Dengan adanya plastik tersebut butir tidak akan tercecer atau terlempar ke luar dari alas yang telah digelar. Selanjutnya gabah yang sudah dirontokkan dipisahkan dan ditaruh pada wadah yang telah disiapkan. Alat yang digunakan sebagai papan perontok ini adalah gebotan. Gebotan merupakan alat perontok padi tradisional dengan komponen alat terdiri dari : (1) rak perontok yang terbuat dari bambu/kayu dengan empat kaki dan dapat berdiri diatas tanah; (2) meja rak perontok terbuat dari belahan bambu/kayu membujur atau melintang dengan jarak renggang 1-2 cm; (3) dibelakang samping kanan dan kiri diberi dinding penutup dari tikar bambu, plastik lembaran atau terpal, sedangkan bagian depan terbuka. Pekerjaan menggebot ini merupakan cara sederhana yang populer yang dilakukan oleh petani dan sangat kental dengan kandungan aspek sosial budaya di tingkat petani di pedesaan dan merupakan salah satu proses dalam sistem kelembagaan upah kerja di pedesaan. Kegiatan dengan pengebotan dilakukan secara sederhana sehingga terjadi susut yang tercecer lebih besar, mutu gabah kurang baik akibat busuk dari yang tidak terontok dan membutuhkan tenaga cukup besar. Kegiatan penggebotan ini merupakan kegiatan yang cukup melelahkan bagi petani. Saat melakukan penggebotan badan harus menunduk sambil membanting malai padi pada papan gebot. Kegiatan ini dilakukan terus-menerus hingga semua hasil panen selesai dirontokkan. Oleh karena itu alat gebot harus dirancang sebaik

mungkin agar kelelahan yang dialami petani saat melakukan kerja bukan akibat signifikan dari kesalahan atau ketidak sesuaian desain alat.

Gambar 1. Petani merontokkan padi dengan alat gebot.

Gambar 2. Alat gebot yang digunakan oleh petani Perontokan padi dengan cara gebot yaitu perontokan padi dengan

membantingkan segenggam batang padi pada alat gebot yang terbuat dari kayu atau besi. Dalam proses perontokan dengan cara gebot tersebut perlu diperhatikan mengenai penggunaan alas terpal untuk menghindari banyaknya gabah yang tercecer akibat ayunan serta terpaan angina pada saat perontokan. Untuk menghindari adanya kehilangan hasil yang berlebihan, plastik yang berisi tumpukan padi yang masih

dialasi plastik atau karung untuk menghindari tercecernya gabah dibawa ke tempat perontokan yang telah dialasi plastik terpal dengan ukuran 6x6 m yang dilengkapi dengan tirai. Penggebotan dilakukan dengan cara membanting atau memukulkan genggaman padi ke alat gebot sebanyak 6 sampai 8 kali. Pembersihan sisa gabah yang masih menempel pada jerami dapat dilakukan secara manual. Pemindahan gabah hasil panen dapat menggunakan karung plastik yang bersih serta dijahit atau diikat agar tidak tercecer. Kapasitas perontokan dengan cara gebot sangat bervariasi, tergantung kepada kekuatan orang, yaitu berkisar antara 41,8 kg/jam/orang sampai 89,79 kg/jam/orang (Setyono, 2000 dalam Heny Herawati, 2008). Kemampuan kerja pemanen di Kabupaten Bantul, Yogyakarta untuk merontok padi dengan cara gebot berkisar antara 58,8 kg/jam/orang sampai 62,73 kg/jam/orang. Perontokan padi dengan cara gebot banyak gabah yang tidak terontok berkisar antara 6,4 % sampai 8,9 % Perontokan dengan cara dibanting atau gebot, jika alas penampung gabah tidak luas dan tanpa tirai atau dinding maka banyak gabah yang terlempar keluar wadah perontokan. Jika bantingan kurang kuat, banyak gabah yang tidak terontok dan tertinggal dimalai. Proses perontokan secara manual dengan cara gebot memiliki kelemahan diantaranya yaitu adanya keterlambatan dalam proses perontokan atau padi tertumpuk di sawah serta sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan tenaga penggebot. c. Perontokan dengan alat : alat ini ada yang sifatnya manual (digerakkan dengan tenaga manusia/kaki : pedal thresher), dan ada yang digerakkan dengan listrik. Pedal thresher paling banyak digunakan karena harganya terjangkau oleh petani. Proses perontokan gabah dengan alat perontok jauh lebih cepat dari pada cara diiles atau dibanting. Selain menggunakan pedal thresher dapat juga menggunakan power thresher. Power thresher merupakan mesin yang menggunakan sumber tenaga penggerak engine. 1. Pedal Thresher (Thresher Semi Mekanis) Thresher jenis pedal ini mempunyai konstruksi sederhana, dapat dibuat sendiri oleh petani dan cukup dioperasikan oleh satu orang serta mudah dijinjing ketengah lapangan/sawah. Pada umumnya hanya dipakai untuk merontok padi.

Dengan menggunakan pedal tresher maka didapat beberapa keuntugan, yaitu selain menunjukkan hasil lebih baik juga menunjukkan efisiensi waktu dan tenaga lebih tinggi serta kehilangan bulir yang lebih rendah.

Gambar 1 : Pedal Thresher 1.1 Spesifikasi Pedal Thresher : a.Mampu menghemat tenaga dan waktu b. Kebutuhan operatus 1 (satu) orang c. Mudah dioperasikan dan akan mengurangi susut tercecer d.Kapasitas kerja : 75 kg hingga 100 kg per jam

Gambar 2. Contoh ilustrasi alat perontok padi jenis pedal thresher.

Gambar 3. Perontokan padi dengan pedal thresher

1.2 Prinsip Kerja Pedal Thresher Prinsip dasar alat perontok ini adalah merontokkan bulir dari malai atau tangkai tanaman dengan menarik-nariknya dengan menggunakan suatu silinder putar yang dilengkapi gigi-gigi. Silinder diputar dengan menggunakan rantai yang dihubungkan dengan engkol (untuk perontok manual) atau poros mesin yang berputar. Gabah yang telah dirontokkan langsung ditampung dalam karung. Kapasitas perontok manual dapat mencapai 67 kg per jam dengan kebersihan 80%, sedangkan alat perontok mesin dapat mencapai 300 kg/jam dengan tingkat kebersihan 95%.

2. Power Thresher (Thesher Mekanis) Mesin Power Thresher (Mesin Perontok Padi) adalah jenis mesin perontok yang telah terbukti handal dan sangat cocok dengan berbagai jenis lahan persawahan di Indonesia.

Gambar 4. Contoh ilustrasi alat perontok padi jenis power thresher

Alat dan Mesin Pertanian (mesin perontok padi) dapat memberi kontribusi yang cukup berarti dalam rangka meningkatkan keuntungan usahatani padi sawah. Unsur-unsur yang mendukung peningkatan keuntungan adalah kecepatan proses perontokan dan pembersihan sehingga menghemat waktu. Lebih penting lagi power thresher terbukti dapat mengurangi kehilangan gabah saat perontokan dan mengurangi kerusakan (pecah) butir gabah sehingga petani memperoleh nilai tambah dalam usaha taninya.

Gambar 4. Contoh ilustrasi alat perontok padi jenis power thresher 2.1 Spesifikasi : a. b. c. d. Tenaga penggerak Berat keseluruhan Panjang X Lebar X Tinggi Kapasitas kerja : Mesin diesel atau bensin 5,5 HP s/d 6 HP : 110 kg : 1325 X 965 X 1213 : 500 hingga 600 kg per jam Padi 350 hingga 450 kg per jam Kedelai 700 hingga 1000 kg per jam Jagung e. Kecepatan putar silinder : untuk padi 600 rpm untuk kedelai 600 650 rpm untuk jagung 650 700 rpm f. g. Kebutuhan tenaga Kebutuhan bahan bakar : 3 sampai 4 orang : 0,9 liter per jam bensin 1,0 liter per jam solar

2.2 Bagian komponen power thresher terdiri dari: a. Kerangka utama terbuat dari besi siku, uk. 40 mm x 40 mm x 4 mm dan plat

lembaran baja lunak tebal 1 3 mm, merupakan kedudukan komponen lainnya. b. Silinder perontok terbuat dari besi strip dengan diameter berjajar berkeliling

membentuk silinder dengan diameter 30 40 cm dan lebar 40 60 cm. Di sisi kiri dan kanan ditutup dengan lembaran bulat tebal 2 3 mm. Pada besi strip yang melintang tersebut terpasang gigi perontok yang terbuat dari besi as baja 10 mm, panjang 50 60 mm diperkuat dengan mur. Jumlah gigi perontok 30 88 buah. Diameter poros perontok 25 mm, pada kedua ujung poros diberi bantalan ball bearing yang posisinya duduk pada kerangka utama. c. Dalam ruang silinder terdapat sirip pembawa, saringan perontok dan pelat

pendorong jerami. Sirip pembawa terletak di bagian atas silinder perontok, terletak menempel pada tutup atas perontok. Sirip ini mengarah ke pintu pengeluaran jerami di sebelah belakang mesin perontok. Terbuat dari plat lembaran dengan tebal 1 2 mm. Jaringan perontok terletak di sebelah bawah silinder perontok, terbuat dari kawat baja atau besi baja 0,6 8 mm bersusun menjajar, membentuk setengah lingkar-an, jarak antar besi baja adalah 18 20 mm dan jarak antara ujung gigi perontok dan jaringan minimal 15 mm. Pelat pendorong jerami terpasang pada silinder perontok yang tak terpasang gigi perontok. Bagian ini terbuat dari besi plat tebal 2 3 mm denngan ukuran 15 15 mm. d. Ayakan terletak di sebelah bawah saringan perontok, ukuran ayakan 45 mm x

390 mm, terbuat dari plat lembaran tebal 1,5 2 mm. Ayakan terdiri dari 2 tingkat. Bagian atas berlubang-lubang dengan ukuran 13 mm x 13 mm dan bagian bawah rata. Ayakan ini bergerak maju mundur dan naik turun melalui sitem as nocken. e. f. Kipas angin terbuat dari plastik dengan jumlah daun kipas 5 7 buah. Unit transmisi tenaga, melalui puller dan V belt dari motor penggerak silinder

perontok, kipas angin dan gerakan ayakan type V belt yang digunakan adalah tipe B. Putaran silinder perontok untuk merontokan padi adalah 500 600 RPM

2.3 Cara Kerja a. Setelah semuanya siap, star/ hidupkan mesin, biarkan sebentar mesin tanpa muatan. Periksalah posisi unit keseluruhan mesin, jangan sampai bergeser akibat getaran atau berpindah tempat. b. Masukkan sedikit bahan asupan untuk memeriksa kemampuan alat, tambah kecepatan putar (rpm) drum perontok bila ternyata masih ada biji bijian yang belum terontok. c. Setelah mesin siap dioperasikan, masukkan bahan asupan yang akan dirontok ke pintu pemasukan secara teratur sebanyak mungkin tanpa menimbulkan overload, Tumpuklah bahan di meja pemasukan seefektif mungkin dua sampai tiga orang diperlukan untuk melayani mesin ini. d. Kurangi pemasukan bahan bila terasa akan menjadi overloading, terutama untuk bahan yang masih belum kering. Apabila mesin macet/ slip karena overloading, matikan mesin, bukalah tutup mesin dan bersihkan bagian dalamnya. e. Apabila dirasa posisi meja pengumpan terlalu tinggi, pergunakan alat bantu meja atau kursi untuk tempat berdiri operator pengumpan atau rendahkan posisi dudukan mesin perontok. f. Cegahlah jangan sampai ada benda asing (batu, kayu, logam, mur, baut, kawat dsb) yang masuk kedalam mesin. g. Kotoran berbentuk jerami yang keluar dari pintu pelempar jerami atau kipas penghembus harus segera dijauhkan dari mesin, agar tidak menyumbat saringan atau tercampur dengan gabah bersih hasil perontokan, bila perlu gabah ditampung langsung menggunakan karung di depan mulut pintu pengeluaran gabah. h. Apabila proses perontokan telah selesai, mesin harus segera dibersihkan (terutama bagian dalamnya) untuk disimpan ditempat yang bersih dan kering, bila perlu diberi selimut agar tidak berkarat. Menyimpan mesin dalam keadaan kotor akan menjadikannya mesin sebagai sarang hama dan penyakit. Kelebihan dan Kekurangan Thresher 1. Kelebihan Thresher _ Mobilitas tinggi (menggunakan roda transportasi). _ Pengumpanan (Input) jerami fleksibel dengan menutup dan membuka pintu input. _ Metode potong pendek (Through In), pengumpanan langsung jerami ke mesin

perontok. _ Metode potong panjang (Hold On), pengumpanan jerami dipegang dengan tangan. _ Kecepatan putar kipas penghembus dapat diatur (rpm) dengan cara mengganti diameter pully kipas penghembus. 2. Kekurangan Thresher _ Biaya awal lebih mahal. _ Biaya perawatan lebih mahal

KESIMPULAN
Power thresher merupakan mesin perontok yang menggunakan sumber tenaga penggerak engine. Kelebihan mesin perontok ini dibandingkan dengan alat perontok lainnya adalah kapasitas kerja lebih besar dan efisiensi kerja lebih tinggi. :Ada 2 jenis mesin perontok (Thresher), yaitu : 1. Pedal Thresher (Thresher Semi Mekanis) 2.Power Thresher (Thesher Mekanis) Dalam usahatani padi, thresher merupakan alat untuk merontokkan padi menjadi gabah. Alat ini merupakan alat bantu bagi tenaga kerja untuk memisahkan gabah dengan jeraminya. Thresher jenis pedal mempunyai konstruksi sederhana, dapat dibuat sendiri oleh petani dan cukup dioperasikan oleh satu orang serta mudah dijinjing ketengah lapangan/ sawah. Pada umumnya hanya dipakai untuk merontok padi. Power Thresher dapat dipakai untuk merontok biji-bijian (padi, jagung dan

kedelai) dan dilengkapi dengan pengayak sehingga biji bijian yang dihasilkan relatif bersih, serta mengurangi kehilangan gabah saat perontokan dan mengurangi kerusakan (pecah) butir gabah. Fungsi dari Power Thresher / Mesin perontok padi / Mesin Perontok Serbaguna digunakan sebagai alat mesin pertanian yang serbaguna. Mesin perontok enis ini dapat digunakan sebagai mesin perontok padi, perontok kedelai dan perontok jagung.

DAFTAR PUSTAKA

Indiro Purwanto. Mesin Perontok Padi: Dasar Penggunaan dan Karakteristik Thresher. Yogyakarta : Pnerbit Kanisius, 1992. fadli Rustam, di adopsi daris Modul tentang Mekanisasi Pertanian, Pemberdayaan

P3A-WISMP-IMRI Fakultas Pertanian. Universitas Jember ;Jember

.Irwanto, A.K., 1983, Alat dan Mesin Budidaya Pertanian , Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor; Bogor.

Purwadi, T., 1999, Mesin dan Peralatan, Fakultas Teknologi PertanianUniversitas Gadjah Mada;

Jogjakarta.Sukirno. 1999,

Mekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian

.UniversitasGadjah Mada ;Jogjakarta

Вам также может понравиться

  • Sampul Dan Pengesahan Fitri
    Sampul Dan Pengesahan Fitri
    Документ76 страниц
    Sampul Dan Pengesahan Fitri
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Apba Prioritas
    Apba Prioritas
    Документ4 страницы
    Apba Prioritas
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Pertanyaan Pemandu Rancangan Aktualisasi
    Pertanyaan Pemandu Rancangan Aktualisasi
    Документ1 страница
    Pertanyaan Pemandu Rancangan Aktualisasi
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Sampul Dan Pengesahan Fitri
    Sampul Dan Pengesahan Fitri
    Документ2 страницы
    Sampul Dan Pengesahan Fitri
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Sampul Dan Pengesahan Fitri
    Sampul Dan Pengesahan Fitri
    Документ2 страницы
    Sampul Dan Pengesahan Fitri
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Form
    Form
    Документ2 страницы
    Form
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Lembar Pengesahan Judul
    Lembar Pengesahan Judul
    Документ4 страницы
    Lembar Pengesahan Judul
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ8 страниц
    Bab I
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ8 страниц
    Bab I
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Konfirmasi Kehadiran
    Konfirmasi Kehadiran
    Документ1 страница
    Konfirmasi Kehadiran
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Rancangan Saluran
    Rancangan Saluran
    Документ101 страница
    Rancangan Saluran
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Rancangan Saluran
    Rancangan Saluran
    Документ101 страница
    Rancangan Saluran
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Документ1 страница
    Lembar Pengesahan
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • DDA (Faktor Eksternal)
    DDA (Faktor Eksternal)
    Документ9 страниц
    DDA (Faktor Eksternal)
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Cover Proposal Aksiteta
    Cover Proposal Aksiteta
    Документ1 страница
    Cover Proposal Aksiteta
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Cover Proposal Aksiteta
    Cover Proposal Aksiteta
    Документ1 страница
    Cover Proposal Aksiteta
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Struktur Kepengurusan
    Struktur Kepengurusan
    Документ1 страница
    Struktur Kepengurusan
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Laboratorium Mekanika Fluida
    Laboratorium Mekanika Fluida
    Документ1 страница
    Laboratorium Mekanika Fluida
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Makalah Bahasa Indonesia 2
    Makalah Bahasa Indonesia 2
    Документ39 страниц
    Makalah Bahasa Indonesia 2
    Fitri Herawaty
    0% (1)
  • Tugas Lab ArcGIS
    Tugas Lab ArcGIS
    Документ2 страницы
    Tugas Lab ArcGIS
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • DDA Kons Pert Berkljtn
    DDA Kons Pert Berkljtn
    Документ7 страниц
    DDA Kons Pert Berkljtn
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Struktur Kepengurusan
    Struktur Kepengurusan
    Документ1 страница
    Struktur Kepengurusan
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Laporan Fikri Ardian
    Laporan Fikri Ardian
    Документ9 страниц
    Laporan Fikri Ardian
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Praktek Lapangan (PL)
    Praktek Lapangan (PL)
    Документ36 страниц
    Praktek Lapangan (PL)
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Makalah Kimia Fitri Herawaty 1005106010041 TP 1
    Makalah Kimia Fitri Herawaty 1005106010041 TP 1
    Документ20 страниц
    Makalah Kimia Fitri Herawaty 1005106010041 TP 1
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Struktur Kepengurusan
    Struktur Kepengurusan
    Документ1 страница
    Struktur Kepengurusan
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Gaya Pegas
    Gaya Pegas
    Документ9 страниц
    Gaya Pegas
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Agama Dan Muamalah
    Agama Dan Muamalah
    Документ14 страниц
    Agama Dan Muamalah
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Makalah Agroklimatologi
    Makalah Agroklimatologi
    Документ9 страниц
    Makalah Agroklimatologi
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет
  • Agama Dan Manusia
    Agama Dan Manusia
    Документ6 страниц
    Agama Dan Manusia
    Fitri Herawaty
    Оценок пока нет