Вы находитесь на странице: 1из 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Mengukur volume, kapasitas paru dan saturasi oksigen

BLOK XII RESPIRASI

Nama : Agung Anugrah Nim : 41110032

Grup : 2

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA 2012

BAB I : PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Volume udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu gerakan pernapasan dapat diukur dengan spirometer. Yang dapat diukur secara langsung adalah: 1. Volume tidal 2. Volume cadangan inspirasi 3. Volume cadangan inspirasi 4. Kapasitas inspirasi; dan 5. Kapasitas vital. Dengan megetahui kapasitas vital, dapt diketahui fungsi paru-paru atau keadaan saluran pernapasan. Besar kapasitas vital tergantung antara lain oleh sikap badan sewaktu diukur,pekerjaan seseorang, umur, jenis kelamin, status kesehatan, tinggi badan, indeks massa tubuh. Selain itu sering diukur spirometi dinamis yaitu antara lain timed vita capacity (TVC/ Forced Expiratory Volume (FEV), yakni volume kapasitas vital yang dikeluarakan sekuatkuatnya dan secepatnya dalam waktu tertentu. Biasanya waktu pengukuran satu atau setengah detik. Dengan membandingkan besar volume ini dengan kapasitas vital dapat diketahui ada tidaknya gangguan pernapasan. Yang tidak dapat diukur secara langsung adalah volume residu. Untuk mengukur ini diperlukaan gas lain atau alat lain serta dipergunakan perhitungan sendiri.

TUJUAN 1. Mahasiswa mampu mengukur volume & kapasitas paru menggunakan spirometer dan peak flow meter. 2. Mahasiswa memahami spirometer statis. 3. Mahasiswa mampu mengukur saturasi oksigen mempergunakan pulse oksietri dan dapat menginterpretasikan hasilnya.

BAB II: DASAR TEORI


VOLUME DAN KAPASITAS PARU Metode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru adalah dengan mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru-paru, suatu proses yang disebut spirometri. Spirometri ini terdiri dari sebuah drum yang dibalikkan di atas bak air, dan drum tersebut diimbangi oleh suatu beban. Dalam drum terdapat gas untuk bernapas, biasanya udara atau oksigen; dan sebuah pipa yang menghubungkan mulut dengan ruang gas. Apabila seseorang bernapas dari dan kedalam ruangan ini, drum akan naik turun dan terjadi perekaman yang sesuai di atas gulungan kertas yang berputar. (tortora, 2009) Untuk memudahkan penjelasan mengenai peristiwa ventilasi paru, maka udara dalam paru pada diagram dibagi menjadi empat volume dan empat kapasitas, yang merupakan ratarata pada laki-laki dewasa muda.

Pada gambar tersebut dituliskan empat volume paru, bila semuanya dijumlahkan, sama dengan volume maksimal paru yang mengembang. Arti dari masing-masing volume ini adalah sebagai berikut: 1. Volume tidal adalah volume yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali bernapas normal; besarnya kira-kira 500 mililiter pada laki-laki dewasa. 2. Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan diatas volume tidal normal bila dilakukan inspirasi kuat; biasanya mencapai 3000 mililiter. 3. Volume cadangan ekspirasi adalah volume udara ekstra maksimal yang dapat diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal normal; jumlah normalnya adalah sekitar 1100 mililiter. 4. Volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat; volume ini besarnya kira-kira 1200 mililiter. 5. Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal + volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira-kira 3500 ml) yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum. 6. Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi + volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 mililiter). 7. Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi + volume tidal + volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 ml). 8. Kapasitas paru total adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5800 ml); jumlah ini sama dengan kapasitas vital + volume residu. (guyton & hall,2008, 499-500) SATURASI OKSIGEN Peran hemoglobin dalam pengangkutan oksigen Pada keadaan normal, sekitar 97% oksigen yang diangkut dari paru ke jaringan, dibawa dalam campuran kimiawi dengan hemoglobin di dalam sel darah merah. Sisanya sebanyak 3 persen diangkut dalam bentuk terlarut dalam cairan plasma dan sel darah.

Dengan demikian, pada keadaan normal, oksigen dibawa ke jaringan hampir seluruhnya oleh hemoglobin. Gabungan reversibel antara oksigen dan hemoglobin sifat kimia hemoglobin yang telah menjelaskan bahwa molekul oksigen bergabung secara longgar dan reversibel dengan bagian heme dari hemoglobin. Bila PO2 tinggi, seperti dalam kapiler paru, oksigen berikatan dengan hemoglobin, tetapi bila PO 2 rendah, sepeti dalan kapiler jaringan, oksigen di lepaskan dari hemoglobin. Ini adalah dasar untuk hampir seluruh pengangkutan oksigen dari paru ke jaringan.

Kurva disosiasi oksigen hemoglobin. Kurva tersebut melukiskan kurva disosiasi oksigen hemoglobin, yang memperlihatkan peningkatan progresif pada persentase hemoglobin yang terikat dengan oksigen ketika PO2 meningkat, yang disebut persentase saturasi hemoglobin. Karena darah yang meninggalkan paru dan memasuki arteri sistemik biasanya mempunyai PO2 kira-kira 95 mmHg, kita dapat lihat dari kurva disosiasi bahwa saturasi oksigen pada darah arteri sistemik normalnya sekitar 97 %. Sebaliknya, pada keadaan normal, PO2 darah vena yang kembali dari jaringan perifer kira-kira 40 mmHg dan saturasi hemoglobinnya kira-kira 75%. Jumlah maksimum oksigen yang dapat bergabung dengan hemoglobin darah Darah orang mengandung sekitar 15 gram hemoglobin dalam setiap 100 ml darah, dan setiap gram hemoglobin dpat berikatan maksimal dengan 1,34 ml oksigen. Oleh karena itu, 15 dikali 1,34 sama dengan 20,1, yang berarti bahwa rata-rata, 15 gram hemoglobin

dalam 100 ml darah dapat bergabung dengan jumlah total hampir 20 ml oksigen bila saturasi hemoglobinnya 100 persen. Ini biasanya dinyatakan sebagai volume 20 persen.kurva disosiasi oksigen hemoglobin untuk orang normal dapat juga dinyatakan dalam bentuk volume persen oksigen. (jeremy, 2007,14-15)

BAB III: METODOLOGI


ALAT YANG DIPAKAI 1. Spirometer 2. Peak flow meter 3. Pulse oksimetri 4. Stopwatch CARA KERJA : Dengan spirometer Bersihkan mouthpiece dengan alkohol, tutuplah hidung dan masukkan mouthpiece ke dalam mulut. Bernapaslah seperti biasa, tarik napas dan buang napas secara reflektoris melalui mouthpiece untuk mengukur volume tidal. Pastikan tidak ada udara yang bocor. Bernapaslah kuat-kuat, ekspirasi dan inspirasi masing-masing 3 kali, kemudian bernapaslah seperti biasa 3 kali. Hitunglah volume tidal,volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, kapasitas vital dan kapasitas total dengan mengukur jumlah kotak. Dengan peak flow meter Tempatkan jarum penunjuk pada angka nol. Naracoba berdiri atau duduk dengan nyaman dengan posisi tegak. Pegang peak flow meter secara mendatar, pastikan jari tidak menghalangi gerakan jarum penunjuk.

Bernapaslah biasa 3 kali, kemudian tarik napas sedalam-dalamnya, tempatkan mouthpiece ke celah bibir, pastikan bibir menutup dengan rapat, kemudian meniup sekuat-kuatnya. Lepaskan peak flow meter, catatlah angka yang dituunjuk oleh jamrum penunjuk. Lakukan percobaan sebanyak 3 kali, ammbillah bacaan yang tertinggi sebagai hasil. Dengan pulse oksimetri Naracoba duduk diam selama 5 menit, bernapaslah seperti biasa Tempatkan pulse oksimetri pada ibu jari atau telunjuk naracoba, tunggu sekitar 10 detik, catat angka yang ditunjukkan. Naracoba diminta menahan napas ( batas waktu tergantung kekuatan naracoba) dengan pulse oksimetri tetap terpasang di jari, catatlah angka yang tertera setiap 10 detik.

BAB IV: HASIL & PEMBAHASAN


Hasil 1. Data probandus: Nama Umur : Andre Reynaldo :19 tahun

Jenis kelamin :pria Tinggi badan : 188 cm Berat badan : 84 kg

2. Keadaan lingkungan Suhu kamar :25o c

Tekanan udara 760 mmHg

3. Posisi tubuh

: duduk tegak

DENGAN SPIROMETRI a. volume tidal (TV) b. volume cadangan inspirasi c. volume cadangan ekspirasi d. kapasitas vital e. kapasitas vital prediksi f. kapasitas inspirasi DENGAN PEAK FLOW METER Hasil 1 Hasil 2 Hasil 3 Kesimpulan : 410 L/menit : 460 L/menit : 450 L/menit : 460 L/menit : 2000 ml : 1250 ml : 875 ml : 3750 ml : 750 ml : 3250 ml

DENGAN PULSE OKSIMETRI Detik SO2 HR (x/min) 0 97 101 10 95 103 20 95 101 30 94 104 40 93 107

Pembahasan spirometer Berdasarkan hasil yang didapatkan di praktikum, volume tidal probandus adalah 2000 ml atau 2 liter, Hasil tersebut merupakan hasil yang lebih tinggi dari jumlah normal volume tidal yaitu 500 ml. Volume tidal tersebut dapat dipengaruhi jenis kelamin, usia, umur, posisi tubuh saat diperiksa dll. Hasil lain yang didapat adalah volume cadangan inspirasi probandus yaitu 1250 ml atau 1,25 liter. Jumlah ini termasuk lebih rendah dari normal karena jumlah normal karena jumlah normal nya adalah 3000 ml. Hal ini juga dapat di pengaruhi oleh

kondisi kesehatan probandus saat diperiksa. Sedangkan volume cadangan ekspirasi probandus adalah 875 ml atau 0,875 liter. Jumlah ini juga tergolong rendah dari volume normal karena jumlah normal dari volume cadangan ekspirasi adalah 1500 ml. Hal ini dapat juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan probandus. Hasil lain yang didapat adalah kapasitas vital. Kapasitas vital yang didapat adalah 3750 ml atau 3,75 liter. Kapasitas vitall tersebut termasuk lebih rendah dari normal karena kapasitas vital normal adalah 5000 ml atau 5 liter. Kapasitas vital tersebut dipengaruhi oleh jumlah volume tidal, volume cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi. Hasil lain yang saya dapat kan dari probandus adalah kapasitas vital prediksi. Kapasitas vital prediksi probandus adalah 750 ml atau 0,75 liter. Kapasitas vital prediksi dapat dihitung dengan rumus (27,63-(0,112xumur) x TB). Selain itu di ukur juga kapasitas inspirasi probandus. Hasil kapasitas inspirasi yang didapatkan dari probandus adalah 3200 ml atau 3,2 liter. Kapasitas inspirasi tersebut dapat di pengaruhi oleh jenis kelamin probandus, usia probandus, tinggi probandus, dan kondisi kesehatan probandus. Peak flow meter Pada praktikum juga diukur volume dan kapasitas paru menggunakan alat peak flow meter. Hasil yang dapat diketahui peak flow meter adalah volume udara yang dapat di ekspirasikan probandus secara maksimal. Hasil yang didapatkan adalah 460 liter/ menit. Volume tersebut adalah volume udara yang dapat di hempuskan probandus secara maksimal dan secepat-cepatnya. Hasil yang didapatkan daro probandus tersebut temasuk normal karena kapasitas vital normal berkisar antara 46005000 ml atau 5 liter. Pulse oksimetri Dengan pullse oksimetri kita dapat menghitung saturasi oksigen. Hasil yang didapatkan dapat dilihat pada hasil di atas. Berdasarkan hasil yang didapat dapat disimpulkan bahwa SO2 dari menit ke 0 sampai ke 40 terus menurun. Hal tersebut dpat disebabkan karena saat pengukuran menggunkan pulse oksimetri, probandus menahan napas, sehingga tidak ada udara yang masuk ke paru-paru probandus sehingga oksigen didalam tubuh probandus berkurang, sehingga menyebabkan tekanan O2 menurun yang mengakibat kan kandungan oksigen di hemoglobin berkurang.

Selain SO2, yang dapat dilihat juga adalah heart rate probandus. Berdasarkan hasil yang didapat heart rate probandus meningkat, hal ini dapat disebabkan karena suplai oksigen ke tubuh berkurang, sedangkan kebutuhan oksigen tubuh tidak berkurang sehingga respon tubuh terhadap keadaan ini adalah meningkatkan kecepatan jantung atau heart rate. Ruang rugi dibedakan lagi menjadi ruang rugi anatomik dan ruang rugi fisiologik. Ruang rugi anatomik meliputi volume seluruh ruang sistem pernapasan selain alveoli dan daerah pertukaran gas lain yang berkaitan erat. sebagian alveoli sendiri terkadang tidak berfungsi atau hanya sebagian berfungsi karena tidak adanya atau buruknya aliran darah yang melewati kapiler paru-paru yang berdekatan. Oleh karena itu, dari segi fungsional, alveoli ini harus juga dianggap sebagai ruang rugi dan disebut sebagai ruang rugi fisiologi. Pada orang yang normal, volume ruang anatomi dan volume ruang fisiologi hampir sama, karena pada paru-paru normal semua alveoli berfungsi. Pada orang yang alveolinya hanya berfungsi sebagian atau tidak berfungsi sama sekali, volume ruang rugi fisiologinya mencapai 10 kali volume ruang rugi anatomi. Hal inilah yang menyebabkan paru-paru tidak dapat terisi dengan kapasitas total karena udara yang dihirup dapat tertinggal pada ruang rugi tersebut seperti di hidung, faring dan trakea. Volume residu adalah volume udara yang masih tertinggal dalam paru-paru sesudah ekspirasi maksimal. Udara sisa ini berperan sebagai udara cadangan serta mencegah terjadinya perubahan kondisi udara alveoli secara ekstrem. Kapasitas vital adalah jumlah dari volume tidal ditambah volume cadangan inspirasi ditambah volume cadangan ekspirasi serta volume residu. Jika seluruh jumlah udara tersebut dimasukkan ke paru-paru itu tidak mungkin, karena ada volume ruang rugi sehingga udara yang berda di ruang rugi tidak mungkin di masukkan ke dalam paru-paru karena paru-paru sudah terisi dan mengembang maksimal. Pada pemeriksaan paru-paru pada mayat biasanya dilakukan sebagai salah satu petunjuk bagaimana orang tersebut meninggal. Pada mayat yang ditemukan di sungai belum tentu penyebab kematiannya adalah karena tenggelam, mungkin saja karena sebab lain, kemudian ditenggelamkan. Maka pada pemeriksaan paru-parunya tidak akan ditemukan air sungai, berbeda dengan yang mati karena tenggelam maka akan ditemukan air sebagai tanda ia masih bernafas saat masuk kedalam air.

Setiap pasien asma perlu dinilai kapasitas fungsi parunya dan fungsi paru yang tepat tidak selalu dapat ditentukan berdasarkan beratnya gejala atau pemeriksaan fisik yang dilakukan. Dengan peak flow meter tanda-tanda penyempitan sudah dapat diketahui secara dini sehingga dapat dilakukan pencegahan. Selain itu, alat ini juga berguna untuk mengetahui apakah obat yang diberikan dokter pada saat serangan asma sudah cukup atau belum. Jika dokter mengganti obat dengan obat lain, maka dapat diketahui apakah obat baru tersebut bermanfaat atau tidak. Selain itu peak flow meter dapat digunakan untuk mengetahui apakah asma telah stabil dan terkendali

BAB V: KESIMPULAN
1. Volume tidal, cadangan inspirasi, cadangan ekspirasi probandus tidak normal. 2. Kapasitas vital probandus tidak normal. 3. Kapasitas vital probandus dihitung dengan peak flow meter adalah normal. 4. Peak flow meter dapat digunakan untuk mendiagnosa adanya obstruksi jalan napas dan asma serta melihat keberhasilan terapi bagi orang yang menjalani perawatan terhadap kondisi-kondisi tersebut. 5. Usia, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan, posisi seseorang saat melakukan tes serta aktivitas seseorang merupakan faktor dimana volume tiap orang berbeda. 6. Untuk melihat tingkat saturasi oksigen dalam darah menggunakan alat yang disebut Pulse Oxymeter.

BAB VI: DAFTAR PUSTAKA


1. Guyton & hall. 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. EGC: jakarta. 2. Jeremy P.T. Ward. 2007. At a Glance Sistem Respirasi. Edisi 2. Erlangga :jakarta. 3. Tortora, gerard. 2009. Principles of anatomy and physiology 12th Edition. John willey & sons : america.

4. Ganong, W.F. 2003. Review of Medical Physiology, edisi XXI, edisi Asia. Lange medical publications, Los Altos.

Вам также может понравиться