Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Indonesia telah dianugerahi tumbuhan obat yang beraneka ragam dan termasuk yang terbesar di dunia. Indonesia juga dikenal sebagai gudangnya tumbuhan obat (herbal) sehingga mendapat julukan live laboratory (Litbang Depkes, 2007). Berdasarkan data yang dikemukakan Heyne (1987) yang dikutip oleh Sudrajat, dkk (2003), menggambarkan bahwa jumlah tumbuhan di Indonesia yang pernah digunakan sebagai bahan obat-obatan oleh masyarakat mencapai 1.040 jenis yang sebagian besar diantaranya terdapat di dalam hutan hujan tropis. Hasil metabolit sekunder dari berbagai jenis tanaman sirih hutan telah banyak dimanfaatkan sebagai zat warna, racun, aroma dan obat-obatan. Pemakaian bahan alam ini untuk tujuan pencegahan dan pengobatan terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur dan sebagainya (Darwis, 2000). Dewasa ini, obat-obatan modern yang digunakan dalam pengobatan penyakit tersebut hanya dapat mencegah dan meredakan gejala-gejala penyakitnya, sehingga masyarakat berpaling pada pengobatan tradisional dengan memanfaatkan bahan alam. Salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat oleh masyarakat adalah tanaman sirih hutan (Piper aduncum Linn) merupakan salah satu jenis sirih yang terdapat di Indonesia dan termasuk tumbuhan tropis yang hidup di benua Amerika. Asia, Polenesia dan Melanesia, florida, hawai dan Puerto riko. Tanaman sirih ini mengandung 1,00% minyak atsiri. Sedangkan komponen penyusun minyak atsiri tersebut terdiri atas 21 senyawa kimia. Daun Piper Manfaat dari tanaman ini adalah mengobati aduncum Linn. mengandung steroid saponin, flavonoida dan polifenol, disamping minyak atsiri. (Agusta, 2000). kencing nanah, ambeien, pendarahan, gangguan pencernaan, antiseptik dan penyakit kelamin, menguatkan gigi, obat gosok serta sebagai antioksidan.

Senyawa antioksidan memiliki peran yang sangat penting dalam kesehatan. Berbagai bukti ilmiah menunjukkan bahwa senyawa antioksidan mengurangi risiko terhadap penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung koroner. Karakter utama senyawa antioksidan adalah kemampuannya untuk menangkap radikal bebas (Prakash, 2001). Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbital luarnya. Penelitian ini didasarkan uji pendahuluan pada penelitian sebelumnya oleh Qamaliah (2007) menguraikan bahwa terdapat senyawa steroid, alkaloid, flavonoid dan fenol pada daun tumbuhan sirih hutan setelah dilakukan uji skrining fitokimia dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sujarwo Prima Dono (2010) menguraikan bahwa hasil uji fitokimia menunjukkan adanya senyawa steroid yang merupakan triterpen dengan kerangka dasar cincin siklopentana perhidrofenantrena. Steroid menunjukkan adanya aktivitas antioksidan. Metode aktivitas antiradikal bebas DPPH merupakan metode terpilih untuk menapis aktivitas antioksidan bahan alam (Molyneux, 2004). Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini digunakan sampel tanaman sirih hutan yang mengandung jenis senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antioksidan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tanaman sirih hutan berdasarkan potensi senyawa bioaktifnya dimana potensi senyawa bioaktif ekstrak etanol tanaman sirih hutan tersebut menggunakan uji aktivitas antioksidan dengan metode peredaman radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl (DPPH). 1.2 Rumusan Masalah
1) Senyawa metabolit sekunder apakah yang terkandung pada masing-masing

fraksi tanaman sirih hutan?


2) Berapakah

besar aktivitas antioksidan dilihat dari IC50 (Inhibisi

Concentration) pada masing-masing fraksi melalui uji peredaman radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl (DPPH)?
3) Fraksi manakah yang paling aktif sebagai antioksidan dari ekstrak etanol

tanaman sirih hutan?

1.3 Tujuan Penelitian


1) Menentukan jenis senyawa metabolit sekunder dari masing-masing fraksi

tanaman sirih hutan melalui uji fitokimia.


2) Menentukan besarnya aktivitas antioksidan dilihat dari IC50 (Inhibisi

Concentration) pada masing-masing fraksi melalui uji peredaman radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl (DPPH).
3) Menentukan fraksi mana yang paling aktif sebagai antioksidan dari ekstrak

etanol tanaman sirih hutan 1.4 Manfaat Penelitian


1) Memberikan informasi mengenai kandungan senyawa metabolit sekunder

dari masing-masing fraksi tanaman sirih hutan


2) Dapat menentukan besarnya aktivitas antioksidan dilihat dari IC50 pada

masing-masing fraksi melalui uji peredaman radikal 2,2-diphenyl-1picrylhidrazyl (DPPH)


3) Dapat menentukan jenis fraksi mana yang paling aktif sebagai antioksidan

dari ekstrak etanol tanaman sirih hutan


4) Sebagai sumber referensi penelitian selanjutnya

yang diharapkan tradisional dan

memberikan

kontribusi

pada

penggunaan

obat

pengembangan penelitian lebih lanjut khususnya tanaman sirih hutan.

Вам также может понравиться