Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
di negara barat , walaupun jarang terjadi pada orang dewasa berusia kurang dari 30 tahun, prevalensi penyakit ini pada orang berusia lebih dari 60 tahun mendekati 50%. Kesenjangan ini diperkirakan karena konsumsi diet makanan yang dihaluskan, rendah serat pada masyarakat barat sehingga masa tinja berkurang dan isi usus lamban( robbins, 2007) 2. Tanda dan gejala Pada sebagian besar orang, penyakit diverkulitis tidak menimbulkan gejala dan ditemukan hanya pada saat otopsi atau di temukan secara kebetulan saat laparoskopi atau enema barium untuk keluhan lain. Hanya pada sekitar seperlima kasus timbul kram intermiten atau kadang-kadang rasa tidak nyaman yang terus menerus dikuadran kiri bawah, dengan perasaan tidak pernah dapat tuntas buang air besar(robbins, 2007) 3. Penatalaksanaan Terapi penyakit ini perlu sedikit disinggung karena berkaitan dengan pathogenesis nya.ndianjurkan diet tinggi serat. Berdasarkan teori bahwa peningkatan masa tinja mengurangi pristaltik yang berlebihan sebagai rassa tiidak nyaman(robbins, 2007)
Gejala Jika lengkap, bias terdapat nyeri abdomen akut, demam, menggigil, dan takikardia. Mungkin timbul secara akut, tetapi lebih sering berkembang dalam beberapa jam sampai hari dengan nyer i kuadran kiri bawah., anoreksia, demam, mual, muntah (Graber MA, 2006). Pengobatan Tetap tidak memasukkan makanan melalui mulut, pasang pipa nasogastrik, dan pertahankan hidrasi dengan cairan IV. Antibiotic spectrum luas, seperti ampisilin/gentamisin/klindamisin atau sefoksitin saja harus digunakan untuk pasien rawat inap. TMP/SMX (kekuatan ganda 1 tabletPO BID) dan metrodinazol 500 mg PO QID merupakan regimen yang baik untuk pasien rawat jalan. Antibiotik harus diteruskan selama 7 sampai 10 hari. Abses mungkin memerlukan drainase perkutan dengan panduan ultrasonografi atau CT. Pembedahan mungkin diperlukan jika terdapat peritonitis, dengan atau tanpa tanda-tanda perforasi, obstruksi yang tidak pulih , atau timbulnya fistula kolovesikal. Indikasi lain untuk, intervensi bedah adalah tidak adanya perbaikan setelah beberapa hari pemberian obat atau kekambuhan setelah pengobatan yang berhasil(Graber MA, 2006). Pemeriksaan fisik Nyeri tekan abdomen pada palpasi dengan kemungkinan adanya nyeri lepas. Mungkin terdapat massa yang dapat diraba, yang menunjukkan abses atau flegmon peradangan. Bising usus mungkin aktif jika terdapatobstruksi parsial; bising usus hipoaktif atau tidak ada jika telah timbul peritonitis. Pemeriksaan rektum dapat membantu melokalisasi abses atau massa yang meradang(Graber MA, 2006)
Pemeriksaan diagnotik Hitung darah lengkap dengan diferensial dan urinalisis. Foto polos abdomen (berbaring dan tegak) untuk mengevaluasi ileus, obstruksi, dan udara bebas (perforasi). Ultrasonografi abdomen dan pelvis bisa berguna dalam mengenali massa yang meradang atau abses, tetapi CT scan merupakan prosedur pencitraan yang terplih. Sigmoidoskopi dapat dilakukan dengan hati-hati jika tidak terdapat bukti perforasi dan jika diperlukan untuk diagnosis. Namun, sigmoidoskopi dan enema barium lebih baik ditunda sampai gejala akut sembuh(Graber MA, 2006). Etiologi Walaupun etiologi divertikulosis tidak diketahui, namun telah dilakukan banyak penelitian mengenai motilitas dan tekanan untuk menunjang kemungkinan bahwa penyakit divertikula disebabkan oleh gangguan gerakan kolon ( Price SA, 2005) Patogenesis Kesenjangan ini diperkirakan karena konsumsi diet makanan yang dihaluskan, rendah-serat pada masyarakat Barat sehingga massa tinja berkurang dan isi usus bergerak lamban. Kontraksi spastic kolon yang berlebihan mengisolasi segmen kolon (segmentasi) yang tekanan intralumennya menjadi sangat tinggi sehingga terjadi herniasi dinding usus melalui titik-titik lemah anatomik. Oleh karena itu, dua faktor diperkirakan penting dalam pembentukan tonjolan divertikulum: (1) peningkatan kontraksi peristaltik disertai peningkatan abnormal tekanan intralumen dan (2) defek fokal yang khas di dinding otot kolon normal (Robbins, 2007)
DAFTAR PUSTAKA Price SA 2005, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses penyakit, Penerbit : Buku kedokteran EGC, Jakarta Graber MA 2006, Buku Saku Dokter Keluarga, Penerbit : Buku Kedokteran EGC, Jakarta Robbins 2007, Buku Ajar Patologi, Penerbit : Buku Kedokteran EGC, Jakarta