Вы находитесь на странице: 1из 20

I. PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang terjadi karena adanya pembelahan sel yang tidak terkendali (cepat) dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menjangkit jaringan biologis lainya. Pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh akan menjadi sulit untuk dicegah (diobati) jika telah mencapai tingkat (stadium akhir). Banyaknya penderita kanker yang meninggal diakibatkan karena keterlambatan mendeteksi adanya sel kanker di dalam tubuhnya. Kanker masih menjadi penyakit menakutkan dan salah satu pembunuh tertinggi di dunia saat ini, seperti yang diberitakan media saat ini, Di Amerika Serikat dan beberapa negara berkembang lainnya, kanker sekarang ini bertanggung jawab untuk sekitar 25% dari seluruh kematian. Dalam setahun, sekitar 0,5% dari populasi terdiagnosa kanker. Laporan itu memperkirakan di negara maju terdapat sekitar 5,4 juta orang mengidap kanker dan 2,9 juta di antaranya meninggal. Di negara

berkembang, angkanya lebih besar yakni 6,7 juta kasus dan 4,7 juta di antaranya berakhir dengan kematian. Statistik dapat bervariasi besar di negara lainnya. Di Indonesia, kanker menjadi penyumbang kematian ketiga terbesar setelah penyakit jantung. Karena kanker merupakan penyakit yang mematikan, setiap ahli terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan penyakit kanker. Hanya saja yang menjadi kendala dalam penanganan kanker adalah keterlambatan penderita untuk memriksakan diri. Apalagi untuk saat ini banyak makanan mengandung zat kimia berbahaya telah menjadi konsumsi sehari-hari. Dan ini yang memudahkan timbulnya penyakit kanker. Di dalam konteks penanggulangan penyakit kanker, pada dasarnya ada 4 kegiatan pokok. Ke empat kegiatan tersebut ia1ah program pencegahan primer kanker, program pencegahan sekunder kanker, program pengobatan dan program perawatan paliatif.

Selain itu, registrasi kanker merupakan bagian yang sangat penting dalam program pengendalian penyakit kanker di suatu negara. Data registrasi kanker dapat digunakan sebagai dasar untuk pengendalian kanker di berbagai bidang, mulai dari penelitian faktor resiko sampai perencanaan pencegahan primer, sekunder, dan perawatan pasien, sehingga keuntungan dapat dirasakan oleh setiap individu di masyarakat. Untuk membuat rencana strategi penanggulangan penyakit kanker sangat diperlukan registrasi penyakit tersebut secara nasional. Kegiatan ini berupa pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan secara analisa informasi tentang kasus kanker dalam suatu populasi untuk menghasilkan statistik keadaan kanker di suatu populasi. Terdapat tiga jenis registrasi kanker. Yaitu, berdasarkan pemeriksaan patologi (pathological based), berdasarkan data rumah sakit (hospital based), dan berdasarkan populasi (population based). Saat ini yang berlangsung di Indonesia adalah registrasi kanker berdasarkan pemeriksaan patologi. Ini merupakan kerja sama antara Ikatan Ahli Patologi Indonesia dengan Yaysan Kanker Indonesia sejak 1998. Sedangkan registrasi kanker berdasarkan populasi belum dilaksanakan di Indonesia secara berkesinambungan dengan cakupan yang lebih luas. Sementara registrasi kanker berdasarkan data rumah sakit dimulai oleh Departemen Kesehatan dengan membuat lembar pendataan kanker di rumah sakit. Salah satu data yang pernah dipublikasikan adalah dari RSCM yang menyatakan bahwa hanya 37,8 persen kasus datang dalam keadaan dini. B. Tujuan 1. Mengetahui definisi, etiologi, faktor risiko, gejala klinis umum, pencegahan dan pengobatan kanker serta pemeriksaan penanda tumor atau tumor marker. 2. Mengetahui definisi, sejarah, tujuan dan kegiatan registrasi kanker.

II. TINJAUAN PUSTAKA Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan di sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta saraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya, sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya. Jumlah penderita kanker di Indonesia belum diketahui secara pasti, tetapi peningkatannya dari tahun ke tahun dapat dibuktikan sebagai salah satu penyebab utama kematian. Hanya beberapa jenis kanker yang dapat diobati, terutama jika diobati saat masih stadium dini. Keberhasilan pengobatan sangat dipengaruhi oleh jenis kanker, stadium kanker dan keadaan umum penderita. A. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Kanker Kebanyakan kanker timbul karena pola hidup yang tidak teratur, seperti kebiasaan merokok, berganti-ganti pasangan dan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Beberapa kejadian kanker berubah, baik meningkat maupun menurun, karena perubahan gaya dan cara hidup. Karena itu, masalah kanker bukan masalah yang permanen, namun dapat dikurangi dengan melakukan intervensi. Walaupun penelitian yang ada hingga saat ini belum dapat mengidentifikasi faktor penyebab pada semua jenis kanker, evidence (bukti) dari beberapa faktor risiko dapat dimodifikasi pada sepertiga jenis kanker. Karena itu, pencegahan dan deteksi dini berperan penting dalam menyelamatkan kematian akibat kanker. Dua hal penting sebagai langkah awal dalam penyusunan program penanggulangan kanker adalah menentukan besaran masalah akibat kanker dan memperkirakan efek dari menghindarkan paparan terhadap faktor penyebab atau risiko yang telah diindentifikasi.
3

Penyebab kanker bisa diakibatkan oleh banyak faktor, namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut : 1. Faktor keturunan Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit dan kanker usus besar. Sebagai contoh, risiko wanita untuk menderita kanker meningkat 1,5 s/d 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara. 2. Faktor Lingkungan a. Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru - paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih. b. Sinar Ultraviolet dari matahari c. Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh. Contoh, orang yang selamat dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, berisiko tinggi menderita kanker sel darah, seperti Leukemia. 3. Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah : a. Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung b. Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan. c. Zat pewarna makanan d. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang tercemar seperti: kerang, ikan, dsb.

e. Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan. 4. Virus Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker antara lain : a. Virus Papilloma menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita. b. Virus Sitomegalo menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna merah) c. Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati. d. Virus Epstein - Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik. e. Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya. 5. Infeksi a. Parasit Schistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Namun penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker. b. Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker pankreas dan saluran empedu. c. Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang mungkin merupakan penyebab kanker lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan cedera dan peradangan lambung kronis sehingga terjadi peningkatan kecepatan siklus sel. 6. Faktor perilaku a. Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan juga peminum minuman beralkohol. b. Perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia dini dan sering berganti ganti pasangan.

7. Gangguan keseimbangan hormonal Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang cenderung mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesteron melindungi terjadinya pertumbuhan sel yang berlebihan. Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat dan buah zakar pada pria. 8. Faktor kejiwaan, emosional Stres yang berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan seluler tubuh. Keadaan tegang yang terus menerus dapat mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker. 9. Radikal bebas Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang mempunyai electron bebas yang tidak berpasangan dilingkaran luarnya. Sumber - sumber radikal bebas yaitu : a. Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses metabolisme. b. Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk racun-racun kimiawi dari makanan , minuman, udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari matahari. Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan berlebihan (berdampak pada proses metabolisme) atau bila kita dalam keadaan stress berlebihan, baik stress secara fisik, psikologis,maupun biologis dan usaha penderita untuk sembuh. B. Faktor Risiko Penyebab kanker masih menjadi ajang penelitian para dokter, baik di rumah sakit maupun kalangan akademis. Namun, ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan risiko terjadinya kanker. 1. Bahan kimia, tar pada rokok, dan bahan kimia industri.

2. Penyinaran (radiasi) yang berlebihan, terutama radiasi sinar matahari, sinarX (rontgen), gelombang elektromagnetik, dan radiasi berbahan nuklir. 3. Beberapa virus tertentu, seperti Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab kanker serviks atau kanker mulut rahim. 4. Pemberian hormon yang berlebihan seperti Pil KB. 5. Rangsangan berupa benturan atau gesekan di salah satu bagian tubuh secara berulang dengan waktu yang lama. 6. Makanan tertentu, seperti makanan yang diawetkan dan mengandung bahan pewarna. 7. Parasit (Fasciolopsis buskii) yang terdapat pada keong tanaman (penelitian Dr. Hulda Clark di Canada). 8. Infeksi kronis, misalnya gigi berlubang atau radang menahun seperti keputihan pada rahim wanita. Penyakit kanker dapat menyerang siapa pun dan dari golongan mana pun. Meskipun demikian, risiko kanker lebih besar saat orang telah berusia lebih dari 40 tahun. Kanker tidak termasuk penyakit menular dan umumnya tidak menurun secara genetik. Namun, ada beberapa jenis kanker dapat diturunkan oleh orangtua kepada anaknya, seperti kanker payudara dan kanker nasofaring. Selain itu, ditemukan penyakit William disease, yaitu adanya benjolan yang tumbuh dalam ginjal bayi sejak dalam kandungan. Meskipun kanker sama sekali tidak menular, ada beberapa faktor penyebab yang dapat ditularkan, misalnya virus hepatitis B dan Human Papiloma Virus (HPV). C. Gejala Kanker Secara Umum Kanker biasanya belum menimbulkan keluhan atau rasa sakit saat stadium dini. Penderita menyadari bahwa tubuhnya telah terserang kanker ketika sudah timbul rasa nyeri atau sakit, padahal saat ada keluhan tersebut kanker sudah memasuki stadium lebih lanjut. Pengenalan gejala kanker perlu dilakukan sedini mungkin, meskipun tidak ada rasa gangguan atau rasa sakit. Serangan kanker yang masih dalam stadium dini memiliki persentase kesembuhan yang lebih besar dibandingkan kanker stadium lanjut. Karena itu, pengenalan gejala

kanker perlu diperhatikan lebih dini oleh diri sendiri. Gejala kanker dapat dideteksi dengan cara WASPADA yang merupakan kependekan dari istilahistilah berikut. W = waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan. A = alat pencernaan terganggu dan susah menelan. S = suara serak dan batuk yang tidak kunjung sembuh. P = payudara atau di tempat lain ada benjolan. A = andeng-andeng atau tahi lalat berubah sifat, menjadi semakin besar dan gatal. D = darah atau lendir yang tidak normal keluardari lubang-lubang tubuh. A = ada koreng atau borok yang tidak bisa sembuh. D. Pencegahan dan Pengobatan Kanker Pencegahan Kanker dapat dikatakan sebagai penyakit gaya hidup karena dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat dan menjauhi faktor risiko terserang kanker. Berikut beberapa cara pencegahan kanker secara dini. 1. Hindari makanan tinggi lemak, makanan instan yang mengandung bahan pewarna dan bahan pengawet, serta makanlah makanan dengan gizi seimbang. 2. Hindari hubungan seksual dengan pasangan yang bukan suami atau istri sendiri, atau berganti-ganti pasangan. 3. Hindari asap rokok atau berhentilah merokok. 4. Hindari stres dan konflik yang berkepanjangan. 5. Hindari terkena sinar matahari yang berlebihan. 6. Periksakan kesehatan secara berkala. 7. Minumlah air murni yang sudah melalui proses penyaringan misalnya proses penyaringan reverse osmosis (RO). 8. Hindari terapi hormon sintetis. 9. Hindari penggunaan hormon sintetis saat KB dalam jangka waktu lama.

10.Rutin mengonsumsi vitamin A, C, E, B kompleks, dan suplemen yang bersifat antioksidan, peningkat daya tahan tubuh, dan pembuang racun. Misalnya, rutin mengonsumsi klorofil. Pengobatan Tidak semua kanker yang telah dideteksi atau ditemukan dapat disembuhkan. Namun, semakin dini kanker ditemukan dan diobati, semakin besar kemungkinan untuk sembuh. 1. Tujuan Pengobatan Secara umum tujuan pengobatan kanker sebagai berikut. a. Menyembuhkan (kuratif), yakni membebaskan penderita dari kanker untuk selamanya. Penyembuhan ini hanya berhasil jika kanker yang diderita masih stadium dini, kanker lokoregional atau kanker yang penyebarannya belum meluas, dan ukurannya masih kecil. b. Meringankan (paliatif), yakni merupakan tindakan aktif guna

meringankan beban penderita kanker, terutama yang tidak mungkin bisa disembuhkan lagi. Tujuannya untuk memperbaiki kualitas hidup, mengatasi terjadinya komplikasi, dan mengurangi atau menghilangkan keluhan penderita, misalnya rasa nyeri. 2. Cara Pengobatan Kedokteran Konvensional Secara umum, penyembuhan atau pengobatan dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Pembedahan (operasi), dilakukan jika letak kanker masih lokal atau lokoregional. b. Penyinaran (radioterapi) atau kemoterapi sebagai pilihan lain dari cara operasi. Kemoterapi dilakukan jika kanker telah menyebar luas dan bersifat kemosensitif atau responsif terhadap obat-obatan kimia, sehingga sel kanker tersebut dapat musnah. Meskipun demikian, kemoterapi bisa juga berefek negatif, yakni memperburuk kondisi pasien. Efek samping kemoterapi sebagai berikut: i. Efek langsung, yaitu efek yang terjadi dalam waktu 24 jam pertama

(mual dan muntah). ii. Efek samping awal, yaitu efek dalam hitungan hari hingga minggu (leukopenia dan stomatitis). iii. Efek samping tertunda, yaitu efek yang terjadi pada hitungan minggu hingga bulan setelah pemberian (kardiomiopati dan neuropati perifer). iv. Efek samping lambat, terjadi dalam kurun waktu bulan hingga tahun (timbulnya keganasan sekunder). c. Peningkatan daya tahan tubuh (immunoterapi). d. Pengobatan dengan hormon yang dilakukan khusus bagi kanker yang hidupnya tergantung pada hormon (hormon dependen). E. Pemeriksaan Penanda Tumor / Tumor Marker Beberapa macam penanda tumor bisa diperiksa sehubungan dengan adanya kanker. Berikut ini contoh pemeriksaan penanda tumor yang perlu dilakukan sehubungan dengan adanya kanker tertentu. 1. Kanker esofagus: CEA (carcinoembrionik antigen), SCC (squamous cell carcinoma). 2. Kanker lambung: CA 72-4, CEA, dan CA19-19. 3. Kanker usus besar (kolon): CEA, CA 19-9. 4. Kanker pankreas: CA 19-9, CEA. 5. Kanker saluran empedu (duktus biliaris: CA-19. 6. Kanker hati (hepatoma): AFP (alfa feto protein), CEA. 7. Kanker payudara: antigen) 8. Kanker indungtelur (ovarium): CA 125, CA 72-4, CEA, LAI (leucocytes adherence inhibition test) 9. Kanker serviks: Sec, CEA 10. Kanker rahim (uterus): b-hCG (beta human chorionic gonadotropin), CEA. 11. Kanker paru: NSE (neuron specific enolase), CYFRA 21-1, SCC, CEA, TPS (tissue polypeptide specific antigen). 12. Kanker nasofaring: EBV, IgA, VCA. CEA, CA 15-3, MCA (mucin-Uke carcinoma

10

13. Kanker buah zakar (testis): AFP, b-hCG. 14. Kanker prostat: PSA (prostate specific antigen), PAP (uji saring). 15. Kanker kandung kemih (bladder): CYFRA 21-1, TPA. 16. Kanker tiroid: tiroglobulin, kalsitonin. 17. Kanker neuroblastoma: NSE, VMA, katekolamin. 18. Multipel mieloma: imunoglobin (protein Bence-Jones) 19. Kanker tulang: alkali fosfatase (SAP), enzim LDH.

11

III. PEMBAHASAN A. Definisi Registrasi kanker adalah sebuah proses pengumpulan data yang sistematis dan berkesinambungan pada setiap kejadian dan karakteristik neoplasma dengan tujuan mengestimasi dan mengontrol dampak yang diakibatkan pada masyarakat. Registrasi kanker merupakan bagian yang sangat penting dalam program pengendalian penyakit kanker di suatu negara. Data registrasi kanker dapat digunakan sebagai dasar untuk pengendalian kanker di berbagai bidang, mulai dari penelitian faktor resiko sampai perencanaan pencegahan primer, sekunder, dan perawatan pasien, sehingga keuntungan dapat dirasakan oleh setiap individu di masyarakat. B. Sejarah Registrasi Kanker Kegiatan registrasi kanker, pertama kali dilaksanakan pada tahun 1728 di London. Kegiatan ini ternyata kurang berhasil. Survai kanker di Jerman pada tahun 1889 dan 1890 yang mencatat semua penderita kanker di antara penderita yang dirawat, juga tidak memuaskan hasilnya. Wood (1930) mengusulkan bahwa kanker merupakan penyakit yang perlu diperhatikan sehingga pencatatannya merupakan suatu keharusan di semua negara bagian Amerika. Pada tahun 1935, di Amerika dimulai registrasi kanker berdasarkan lingkup epidemiologic dan ekologik. Pencatatan yang berkelanjutan dari setiap penderita kanker dimulai pada tahun 1937, yang dilaksanakan secara lebih baik. Menyadari akan pentingnya pencatatan kanker serta kesulitan yang dihadapi, maka peda tahun 1946 di Copenhagen sekelompok ahli dari berbagai negara menyusulkan dibentuknya badan registrasi kanker di negara-negara di dunia. Usul yang diajukan ke WHO tersebut lebih lanjut mengemukakan bahwa: 1. Pengumpulan data penderita kanker dari berbagai negara akan sangat bermanfaat 2. Data sebaiknya dicacat dalam sistem yang sama sehingga dapat saling dibandingkan.

12

3.

Setiap

negara

sebaiknya

mempunyai

pusat

registrasi

kanker

yang

merencanakan dan mengumpulkan data kanker tersebut di atas. 4. Sebaiknya dibentuk badan di tingkat intemasional yang bertugas

mengumpulkan data dan seluruh negara berdasarkan pengolahan statistiknya. Badan intemasional registrasi kanker yang dikenal sebagai

International Association of Cancer Registries (IACR), baru dibentuk pada tahun 1966. Anggotanya adalah mereka yang bergerak di bidang registrasi kanker dalam kaitannya dengan pengumpulan dan analisis data kanker (insidens kanker) dengan hasil akhir mengetahui hasil pengobatan dalam masyarakat tertentu. Menyadari tentang pentingnya data penderita kanker, maka kegiatan registrasi sangat mementingkan kualitas data penderita. Sekitar 70% kegiatan pengumpulan data diisi dengan kegiatan klarifikasi data guna mendapatkan kualitas data yang baik. Untuk itu kerja sarna dengan semua tenaga kesehatan dan organisasinya merupakan hal yang pokok. Bila ditemukan ketidaklengkapan data perlu dicari informasi lebih lanjut pada dokter yang merawat, perawat dan atau catatan medik. Data yang lengkap, misalnya sampai meliputi pengobatan dan perawatan yang diberikan, lamanya dirawat dan kapan penderita meninggal. Keadaan di atas merupakan konsekuensi yang harus diambil, sehubungan dengan tujuan registrasi kanker. C. Tujuan Tujuan Registrasi kanker ialah mengumpulkan dan mengelompokkan data penderita kanker, dalam upaya menghasilkan insidens kanker dalam populasi tertentu yang diketahui, dan menyediakan kerangka penilaian dan pengontrolan pengaruh kanker pada masyarakat. Data yang didapat dan diolah dengan kaidah tertentu, kemudian dapat digunakan untuk: 1. Penelitian epidemiologik yang meliputi studi deskriptif, studi analitik (studi intetvensi, studi kasus kontrol) 2. Merencanakan dan memonitor kegiatan kesehatan, meliputi memproyeksikan incidence rate, beban dan fasilitas perawatan atau pengobatan yang harus disediakan.

13

3. Materi pendidikan kedokteran (clinical pathological conference) Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa data yang terkumpul dapat digunakan secara luas dalam program penanggulangan kanker, mulai dari lingkup penelitian terhadap etiologi melalui program pencegahan primer dan sekunder sampai ke perencanaan perawatan atau pengobatan penderita, yang akan berguna bagi individu dan masyarakat. Dikenal beberapa cara registrasi kanker, yaitu berdasar laboratorium (laboratory based), berdasar rumah sakit (hospital based) dan berdasar penduduk (population based). Di Indonesia yang masih populer ialah yang berdasar laboratorium. Data dikumpulkan dari laboratorium patologi anatomi yang tingkat akurasi diagnosisnya sangat tinggi. Tingginya nilai diagnosis ini menjadi pegangan dokter klinik dalam upaya perawatan dan pengobatannya. Data yang terkumpul sangat minimal. Jenis kedua yaitu yang berdasarkan rumah sakit. Pada kondisi ini data penderita kanker lebih banyak ditemukan. Hal ini dikarenakan penggunaan berbagai alat bantu untuk menegakkan diagnosis, walaupun tanpa disertai dengan pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan tersebut mulai dari pemeriksaan klinik saja sampai rontgenologik, bedah eksplorasi, pemeriksaan khusus (misalnya AFT, CEA), endoskopi dan autopsi. Untuk mendapatkan kualitas data yang baik maka jumlah diagnosis yang ditegakkan dengan cara seperti di atas (kecuali autopsi) tidak boleh lebih dari 15% (sisanya yang 85% harus didiagnosis histopatologik termasuk biopsi aspirasi sumsum tulang dan sitologi). Untuk mendapatkan data di masyarakat, di mana tingkat dini banyak ditemukan (kasus di rumah sakit biasanya sudah dalam keadaan lanjut), maka perlu pengumpulan data penderita kanker di antara penduduk yang diketahui jumlahnya. Idealnya pengumpulan ini harus dengan cara mengunjungi setiap rumah untuk menemukan dan mencatat adanya penderita kanker. Tetapi hal ini sulit dilaksanakan, sehingga cara pencatatan dilaksanakan dengan menambah kegiatan pengumpulan data lain yaitu dari dokter praktek umum, dokter spesialis, klinik spesialis, puskesmas dan laporan kematian dari Dinas Kesehatan Kotamadya.

14

Kanker dilaporkan oleh : Dokter spesialis Dokter umum Puskesmas

DKK Lab Patologi Swasta

RS Swasta

RS Referal

Rekording Data PA

Catatan medik

Rekording Data PA

Catatan medik

Cek penderita/data

Kasus kanker baru

Ya

Tidak

Pencatatan khusus

Diabaikan

Kode ICD

Koimputer

Proses

15

Dokter praktek umum menduduki tempat penting karena mereka yang pertama kali mendeteksl atau mencurigai seseorang menderita kanker. Apabila kemudian penderita menolak dirujuk ke rumah sakit, maka penderita tetap dicatat sebagai penderita kanker, walaupun tingkat validitas diagnosis rendah. Tingkat validitas diagnosis berbeda-beda, tergahtung dari cara diagnosis ditegakkan. Tingkat validitas ini dapat diperlihatkan sebagai berikut : Diagnosis kanker didasarkan atas : 1. Hasil pemeriksaan klinik saja 2. Pemeriksaan penunjang klinik lain misalnya foto rontgen, eeg 3. Hasil pemeriksaan bedah eksplorasi tanpa patologi anatomi 4. Hasil test biokemik, imunologik saja (misal aft) 5. Hasil pemeriksaan sitologi dan atau hematologi 6. Hasil pemeriksaan histopatologi 7. Hasil pemeriksaan histopatologi tumor primer 8. Hasil autopsi 9. Lain-lain (misal hanya berdasar surat kematian saja) Makin besar nomor urutnya, makin tinggi tingkat validitas diagnosis, kecuali untuk lain-lain. Sesuai dengan tingkat validitas diagnosis ini, maka suatu kumpulan data kanker dapat dinilai perkiraannya kurang atau lebih. Data yang baik apabila sebanyak 85% jumlah data, diagnosisnya dilakukan sesuai nomor 5,6,7 dan 8. Sisanya (yang 15%) tidak boleh melebihi 10% yang didasarkan atas surat kematian saja. Dari penelaahan di atas dapat diketahui letak tanggung jawab registrasi kanker dalam konteks penanggulangan penyakit kanker. Dengan mempelajari data kanker maka dapat ditelusuri berbagai faktor penyebab yang dianggap menyebabkan terjadinya kanker, berbagai cara pengobatan dan hasilnya, jumlah dan jenis kanker yang banyak ditemukan, kemungkinan hidup lima tahun, perkiraan jumlah penderita pada tahun yang akan datang, perubahan pola penyakit kanker, jumlah kematian serta sebab-sebabnya, dan lain lain. Untuk melihat faktor penyebab atau tidaknya sesuatu kondisi terhadap timbulnya kanker, dapat

16

dilakukan penelitian yang melibatkan banyak negara (multi countries research) yang berbeda-beda insidensnya (age standardized cancer incidence rate). Sebagai contoh adalah penelitian untuk mcngetahui peran human papilloma virus (HPV) pada kejadian kanker leher rahim. Dari 26 negara yang diikutsertakan, maka Indonesia yang diwakili Semarang ikut berpartisipasi. Hal ini dikarenakan ASR kanker leher rahim Kodya Semarang cukup tinggi. Dengan mengelompakkan berbagai negara sesuai dengan insidensnya serta digunakannya pemeriksaan laboratorium standar, maka akan dapat diketahui apakah HPV merupakan penyebab kanker leher rahim atau hanya sebagai faktor yang mempermudah timbulnya kanker. D. Kegiatan Dalam pelaksanaan kegiatan registrasi kanker berbasis rumah sakit dilakukan berbagai kegiatan yang saling berhubungan yaitu: 1. Ekstrasi data/Sumber data. Ekstrasi data diperoleh dari departemen yang ada di RS yaitu : Patologi Anatomi, Rekam Medik, Radioterapi, Radiodiagnostik, Patologi Klinik, dan Kelompok Staf Medik Fungsional (SMF). 2. Registrasi data Pada registrasi data dilakuan serangkaian proses yang berurutan. Dimulai dengan pengisian lembar abstrak kemudian memasukkan data ke komputer. Semua data yang sudah di masukkan ke komputer kemudian digabungkan menjadi satu ( kompilasi data). 3. Verifikasi data. Verifikasi data dilakukan dengan memeriksa kesesuaian data pasien kanker yang dikumpulkan pada lembar abstrak dengan diagnosis mikroskopik sebagai standar baku emas ( Gold standard) yang dikenal dengan istilah Microscopic Verification yaitu berdasarkan kaedah masing-masing penyakit, jika data sudah sesuai, maka data tersebut divalidasi, jika data belum sesuai maka dilakukan verifikasi ulang dengan melengkapi data dari sumber primer. Persentasi dari microscopic verification menentukan kualitas pelayanan penderita kanker yang dalam hal ini telah dimulai dari penegakan diagnosis.

17

4. Validasi data. Data divalidasi dengan angka kematian oleh karena penyakit kanker yang ada di Rumah sakit dan di masyarakat. 5. Pengolahan data. Dilakukan pengolahan data univariat, bivariat dan

multivariat. Pengolahan data univariat dilakukan untuk menghasilkan data desriptif epidemiologi seperti tingkat morbiditas, jumlah mortalitas, dan harapan hidup.

18

IV. KESIMPULAN
1. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan

tubuh yang tidak normal.


2. Registrasi kanker adalah sebuah proses pengumpulan data yang sistematis dan

berkesinambungan pada setiap kejadian dan karakteristik neoplasma dengan tujuan mengestimasi dan mengontrol dampak yang diakibatkan pada masyarakat.
3. Tujuan Registrasi kanker ialah mengumpulkan dan mengelompokkan data

penderita kanker, dalam upaya menghasilkan insidens kanker dalam populasi tertentu yang diketahui, dan menyediakan kerangka penilaian dan pengontrolan pengaruh kanker pada masyarakat
4. Dalam pelaksanaan kegiatan registrasi kanker berbasis rumah sakit dilakukan

berbagai kegiatan yang saling berhubungan yaitu: a. Ekstrasi data/Sumber data b. Registrasi data c. Verifikasi data d. Validasi data e. Pengolahan data

19

DAFTAR PUSTAKA

Rustam AS. Partoatmojo M, Karnalis R. Idris N. Registrasi Kanker di 15 Laboratorium Patologi AnalOmi Fakultas Kedokteran di Indonesia. Litbangkes DepKes, Tinosugondo, SutolO HJ, BotOsaputro B. Widagdo L !VIinimum Cancer Incidence Rates Based on Microscopically Diagnosed in the Semarang City population 1970-1974.Asia Cancer Conference Manila. Philippine, Tirtosugondo. Sarjadi. Beberapa Segi Mengenai Tumor Ganas pada Penderita RS dr Karyadi Semarang Kongres IAPI ke II, Surabaya. WordPress.com. Theme: ChaoticSoul. Available :

http://ebookfkunsyiah.wordpress.com

20

Вам также может понравиться