Вы находитесь на странице: 1из 6

POTENSI, BUDIDAYA DAN PELUANG USAHA AYAM KAMPUNG

Oleh

Wihandoyo

Laboratorium Ternak Unggas Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta 2009


1

1. Pengertian Ayam Kampung Ayam kampung itu seperti apa atau yang mana ? itulah pertanyaan yang muncul pada kita. Tentunya kita akan menjawab berdasarkan ayam yang ada disekitar kita, yang berkeliaran terutama dipedesaan, sehingga jawabannya akan didasarkan apa yang terlihat ditubuh ayam kita. 1. Bedasarkan warna bulu : Putih, Hitam, Merah, Coklat, Blorok, Abu-abu, Lurik dan Wido 2. Berdasarkan bentuk bulu : Lurus, Walik, Cemara atau Kapas 3. Bedasarkan besar badan : Kate, Wareng atau Normal 4. Bedasar kaki (Cakar) : Putih, Kuning, Abu-abu, hitam atau berbulu 5. Bedasar warna kulit : Putih, Kuning dan Hitam 6. Bedasar bentuk jengger : Wilah (single), Sumpel (kecil) atau Mawar (Rose) Jumlah (populasi) ayam kampung di Jawa Terngah tahun 2004 adalah 35.309.610 ekor dan tahun 2008 sebanyak 33.803.125 ekor artinya selama 4 tahun terjadi penurunan 1.506.485 ekor atau 376.621ekor/tahun. Bagaimana jika punah? Siapa yang bertanggung jawab atau berdosa? 2. Budidaya Ayam Kampung Teknik beternak ayam kampung dimasyarakat yang telah dikerjakan sampai sasat ini ada beberapa cara yang berkembang mengikuti perkembangan pengetahuan peternak dan arahan dari luar peternak (Dinas, LSM, Mhs KKN & Lembaga lain). Cara beternak ayam kampung yang ada sebagai berikut: 2.a. Pemeliharaan Secara Berkeliaran (Extensif): adalah cara beternak terba-nyak, yaitu memelihara ayam kampung diliarkan tanpa diurus sarana produksinya (pakan, kandang dan vaksin), dijumpai disaentero bumi Indonesia, hasilnya seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Prestasi ayam kampung yang berkeliaran
Umur Ayam Bobot Badan (minggu) Jantan (g/ekor) Betina (g/ekor) Kutuk (doc) 32 32 4 109 102 8 257 256 12 455 423 16 681 629 18 822 758 20 1062 926 22 1188 1015 24 1264 1138 Dikutip dari: Wihandoyo et al. (1981) Kematian (%) 29 53 62 66 68 69 69 70

2.b. Pemeliharaan Secara Umbaran Terbatas yaitu memelihara ayam kampung dihalaman terpagari sehingga ayam masih dapat berkeliaran ditempat terbatas. Hasil pemeliharan ini belum ada data yang dilaporkan.

2.c. Pemeliharaan Secara Semi Intensif yaitu memelihara ayam kampung secara terkurung total, luas lantai juga terbatas (bahkan dalam box), vaksinasi rutin, pakan pada awal pemeliharaan (1 sd 14-21 hari) dengan pakan buatan pabrik (nutrisi pakannya sesuai kebutuhan), namun selanjutnya diteruskan dengan menggunakan bekatul dan sisa dapur, hasilnya seterti pada Tabel 2. Tabel 2. Prestasi ayam kampung yang dipelihara semi-intensif dengan pakan tradisionil
Umur
mingu

Pakan A
Bobot Kons

Pakan B
Bobot Kons

Pakan C
Bobot Kons

Pakan D
Bobot Kons

Pakan E
Bobot Kons

doc 4 8 10 12 14 16 18

28 181 438 554 728 902 1083 1192

0 252 395 474 680 739 822 838

27 150 294 358 442 536 665 729

0 297 565 661 798 864 966 1040

26 147 294 363 455 552 675 759

0 297 582 681 853 922 1118 1222

26 148 286 350 420 524 658 765

0 315 552 645 805 894 991 1044

26 149 320 379 471 589 740 839

0 315 610 702 882 959 1027 1152

20

1373
g/ekr

835
g/ek/mgu

903
g/ekr

1111
g/ek/mgu

941
g/ekr

1280
g/ek/mgu

927
g/ekr

1161
g/ek/mgu

1069
g/ekr

1312
g/ek/mgu

Dikutip dari: Koko (20005) Pakan A: Bekatul:Jagung:Kosentrat= 7:2:1 Pakan D: Bekatul:Ampas Kelapa:dedak jagung Pakan B: Bekatul:Ampas Kelapa:Nasi Pakan E: Bekatul:Ampas Kelapa:Kleci Pakan C: Bekatul:Ampas Kelapa:Ampas tahu

2.d. Pemeliharaan Secara Intensif yaitu memelihara ayam kampung seperti pemeliharaan ayam broiler, pakan memakai standar pakan ayam pedaging dari awal sampai panen (umur 70-90 hari), vaksinasi lengkap, hasilnya seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Ayam kampung yang dipelihara intesif Umur Ayam
(minggu)

Bobot Badan 1) Jantan Betina


28 251 636 801 1086 1399 1674 1949 2147 2177 g/ekor 28 209 495 625 836 999 1178 1332 1455 1579 g/ekor

Bobot Badan 2) Betina Betina


28 113 418 629 825 882 29 98 356 537 679 728

Kutuk 4 8 10 12 14 16 18 20 22 Satuan

g/ekor

g/ekor

Dikutip dari: 1) Maria Astuti et al. (1979) 2) Sidadolog (1990)

3. Potenesi Biologi Ayam Kampung Potensi individu berupa potensi genetik yang dimiliki ayam kampung yang dapat dilihat dari produktivitasnya meliputi pertumbuhan dan kemampuan bereproduksi. Ayam kampung akan mencapai dewasa kelamin atau bertelur pertama kali seperti pada Tabel 4. Tabel 4. Umur dan bobot badan saat bertelur pertama Bangsa Ayam Ayam Kampung Ayam Kampung Ayam Ras Cara Pemeliharaan Berkeliaran Intensif Intensif Umur (hari) 250 43 196 9 164 7 Bobot badan (g/ekor) 1519 310 1313 132 1480 112

Keterangan: Ras = Ayam Negeri/Petelur Sumber : Wihandoyo et al. (1981) & Maria Astuti et al. (1979)

Induk (babon) yang mengasuh anaknya secara berkeliaran akan melakukan penyapihan secara alamiah jika anaknya sudah berumur 107 26 hari dengan bobot badan anak 412 175 g/ekor. Kemampuan tumbuh dan produksi telur ayam kampong seperti tersari pada Tabel 5. Tabel 5. Penampilan ayam kampung berdasarkan bulu pada pemeliharaan intensif Sifat Produksi yang diamati Bobot badan (g) Kutuk (DOC) Umur 6 minggu Umur 12 minggu Bertelur pertama Bobot badan (g) Umur (hari) Produksi Telur Butir/180 hari Berat telur (g/butir) B e n t u k Normal Legund 30,12 199,31 583,45 1321,83 178,40 53,03 42,25 30,73 204,34 607,46 1358,96 183,20 72,36 43,15 b u l u Walik 29,36 198,25 593,25 1329,30 186,40 63,07 42,30 Kapas 23,12 145,30 368,70 993,25 164,30 43,38 34,54

Dikutip dari: Sidadolog et al. (1992) Legund = Leher Gundul

4. Menghitung Potensi Produksi Induk (Babon) Menghitung kemampuan biologi seekor induk ayam kampung memproduksi telur dan menghasilkan anak selama 1 tahun yang dipelihara secara berkeliaran sbb:
Rincian produksi anak ayam dalam 1 tahun siklus bertelur

Bertelur 10 sd 15 butir perlu waktu Mengerami telur perlu waktu Mengasuh anak perlu waktu minim Persiapan bertelur kembali

20 hari 21 hari 60 hari 30 hari

Total perlu waktu 131 hari ( 4 bulan) = 1 Tahun 3 kali

Produksi telur 15 butir, dieramkan dengan induk 10 butir Daya tetas 80% jadi menghasil anak ayam 8 ekor Daya hidup sd disapih 50% maka dihasilkan ayam 4 ekor

Jadi dalam satu tahun dihasilkan ayam 12 ekor

Rincian umur anak Pada saat induk selesai mengasuh anak siklus peraman yang ke 3 maka: Anak yang ke 1 (pertama) sudah berumur 363 (sudah beranak pianak). Anak yang ke 2 (kedua) sudah berumur 232 hari (mulai bertelur pertama). Anak yang ke 3 sudah berumur 107 hari. Jadi dalam 1 tahun seekor babon menghasilkan keturunan (anak) sebanyak 12 ekor dan cucu 4 ekor cucu dari anak yang pertama. 5. Kendala Budidaya Didalam budidaya ayam kampung ada kendala perlu direnungkan dan diatasi yaitu kendala dari ayamnya dan kendala dari peternaknya sebagai berikut: Kendala dari sisi ayam a. Laju pertumbuhan lambat. b. Produksi telur sedikit karena mempunyai sifat mengeram. c. Daya tunas (fertility) dan daya tetas telur (hatchability) rendah. d. Daya hidup rendah/kematian tinggi. Kendala dari sisi peternak a. Peternak/masyarakat masih menguras bibit ayam kampung. b. Peternak/masyarakat tidak pernah melakukan pemutusan siklus penyebaran penyakit. c. Program peremajaan induk (babon) dan jantan (Jago) belum terpikirkan secara berencana dan berkesinambungan ole peternak/masyarakat. d. Peternak/masyarakat tidak begitu hirau dengan pakan ayam kampung yang kurang memenuhi kebutuhan. e. Program vaksinasi terutama penyakit New Castle Disease (ND) masih dirasakan sebagai paksaan belum menjadi kebutuhan. f. Motivasi pemilikan tidak kearah ekonomi tapi sebagai pelengkap kehidupan. 6. Tahapan Budidaya Ayam Kampung a. Pencegahan dan Pembrantasan Penyakit meliputi: Vaksinasi rutin (vaksinasi menjadi kebutuhan), memusnahkan unggas yang sakit/mati dan lapor ke Dinas terkait jika ada ayam mati banyak mendadak. b. Memperbaiki Bibit dengan cara mempertahankan ayam yang punya keunggulan (laju pertumbuhan cepat atau produksi telur banyak dan mengafkir ayam cacat & kerdil. Melakukan pergantian pejantan / betina secara berkesinambungan & terjadwal. c. Menyediakan pakan yang sesuai dengan kebutuhan ayam minimal dari umur 1-21 hari d. Gunakan Mesin Tetas mini (kapasitas 50 butir), dilanjutkan pemeliharaan dengan kotak indukan untuk meningkat produktivitas babon dan efisiensi waktu. e. Menyediakan Kandang tersendiri (terisolir) agar tidak mudah tertular penyakit.

7. Peluang Bisnis Ayam Kampung Perluang bisnis pada ayam kampung sekarang mulai terbuka meliputi: a. Sektor penetasan (penghasil anak ayam). Harga telur tetas Rp 1.500/butir (per 1 Desember 2009) setelah menjadi kutuk (umur 1 hari) harganya Rp 4.000/ekor jadi ada pendapatan kotor sebesar Rp 2.500/ekor. Jika ditetaskan telur 100 butir yang menetas 75 ekor maka ada pendapatan (75 X Rp 4.000 = Rp 300.000) = (Rp 1.500 X 100 = Rp 150.000) = Rp 150.000/21 hari. b. Pembesaran ayam (kutuk s/d umur 70-90hari) untuk ayam goreng, permintaan pasar beratnya 900-1000g/ekor (harga Rp 25.000/kg per 1 Desember 2009). c. Produksi telur ayam kampung murni baik telur konsumsi yang bebas cemaran (organik) maupun telur tetas (Rp 1.100/butir, harga per 1 Desember 2009) d. Membuat pakan dan peralatan peternakan. 8. Kesimpulan Dari uriaian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perbaikan produtivitas ayam kampung harus diikuti dengan perbaikan pengetahuan dan ketrampilan peternaknya. 2. Potensi biologis ayam kampong akan memberikan respon yang positif, jika ada perbaikan terhadap cara beternak (pakan, kandang & vaksin). 3. Potensi pasar ayam kampung dan produknya masih terbuka. 9. Daftar Pustaka Astuti, M., H. Mulyadi dan J.H.P. Sidadolog. 1979. Pengukuran parameter genetik ayam kampung Laporan Penelitian No. 296/PIT/DPPM/78. Sidadolog, J.H.P. 1990. Analisis fenotip dan genotip hasil pemotongan ayam kampung umur 14 minggu. Laporan Penelitian No. SK.UGM/PT1964/UM/01/39 Sidadolog, J.H.P. 1992. Hubungan berat badan pada umur 12 minggu terhadap sifat produksi ayam legund dan normal. Laporan Penelitian No: UGM/0\7976/M/09/01 Wihandoyo., H. Mulyadi dan Tri-Yuwanta. 1981. Study tentang produktivitas ayam kampung yang dipelihara rakyat dipedesaan secara tradisional.Laporan Penelitian No. 695/PIT/DPPM/460/1980.

Вам также может понравиться