Вы находитесь на странице: 1из 21

Berikut akan dijelaskan beberapa pengertian Kebudayaan yang dikemukakan oleh para ahli : 1. Edward B.

Taylor Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. 2. M. Jacobs dan B.J. Stern Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan social. 3. Koentjaraningrat Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar. 4. Dr. K. Kupper Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok. 5. William H. Haviland Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.

6. Ki Hajar Dewantara Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran damai. 7. Francis Merill
o o

didalam

hidup

dan

penghidupannya

guna

mencapai

keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan

Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.

8. Bounded et.al Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu. 9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy) Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar di alihkan secara genetikal. 10. Robert H Lowie

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal. 11. Arkeolog R. Seokmono Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.
18:1 All praise is due to Allah, Who has sent down to His servant the Book, and has not placed therein any crookedness. 18:2 (He has made it) straight to give warning of a severe punishment from Him, and to give good news to the believers, who do righteous deeds, that they shall have a fair reward.

Endemi
Suatu infeksi dikatakan sebagai endemik (dari bahasa Yunani en- di dalam + demos rakyat) pada suatu populasi jika infeksi tersebut berlangsung di dalam populasi tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar. Suatu infeksi penyakit dikatakan sebagai endemik bila setiap orang yang terinfeksi penyakit tersebut menularkannya kepada tepat satu orang lain (secara rata-rata). Bila infeksi tersebut tidak lenyap dan jumlah orang yang terinfeksi tidak bertambah secara eksponensial, suatu infeksi dikatakan berada dalam keadaan tunak endemik (endemic steady state). Suatu infeksi yang dimulai sebagai suatu epidemi pada akhirnya akan lenyap atau mencapai keadaan tunak endemik, bergantung pada sejumlah faktor, termasuk virulensi dan cara penularan penyakit bersangkutan. Dalam bahasa percakapan, penyakit endemik sering diartikan sebagai suatu penyakit yang ditemukan pada daerah tertentu. Sebagai contoh, AIDS sering dikatakan "endemik" di Afrika walaupun kasus AIDS di Afrika masih terus meningkat (sehingga tidak dalam keadaan tunak endemik). Lebih tepat untuk menyebut kasus AIDS di Afrika sebagai suatu epidemi.

Pandemi

Suatu pandemi (dari bahasa Yunani pan semua + demos rakyat) atau epidemi global atau wabah global merupakan terjangkitnya penyakit menular pada banyak orang dalam daerah geografi yang luas. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), suatu pandemi dikatakan terjadi bila ketiga syarat berikut telah terpenuhi:

timbulnya penyakit bersangkutan merupakan suatu hal baru pada populasi bersangkutan, agen penyebab penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan sakit serius, agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah dan berkelanjutan pada manusia.

Suatu penyakit atau keadaan tidak dapat dikatakan sebagai pandemi hanya karena menewaskan banyak orang. Sebagai contoh, kelas penyakit yang dikenal sebagai kanker menimbulkan angka kematian yang tinggi namun tidak digolongkan sebagai pandemi karena tidak ditularkan.

Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut. Wabah dipelajari dalam epidemiologi. Dalam epidemiologi, epidemi (dari bahasa Yunani epi- pada + demos rakyat) adalah penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu manusia, dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju yang melampaui laju "ekspektasi" (dugaan), yang didasarkan pada pengalaman mutakhir. Dengan kata lain, epidemi adalah wabah yang terjadi secara lebih cepat daripada yang diduga. Jumlah kasus baru penyakit di dalam suatu populasi dalam periode waktu tertentu disebut incidence rate (bahasa Inggris; "laju timbulnya penyakit"). Dalam peraturan yang berlaku di Indonesia, pengertian wabah dapat dikatakan sama dengan epidemi, yaitu "berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi ... keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka" (UU 4/1984). Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit), lingkup yang lebih luas ("epidemi") atau bahkan lingkup global (pandemi). Penyakit-yang-umum yang terjadi pada laju yang konstan namun cukup tinggi pada suatu populasi disebut sebagai endemik. Contoh penyakit endemik adalah malaria di sebagian Afrika (misalnya, Liberia). Di tempat seperti itu, sebagian besar populasinya diduga terjangkit malaria pada suatu waktu dalam masa hidupnya.

Contoh wabah yang cukup dikenal termasuk wabah pes yang terjadi di Eropa pada zaman pertengahan yang dikenal sebagai the Black Death ("kematian hitam"), pandemi influensa besar yang terjadi pada akhir Perang Dunia I, dan epidemi AIDS dewasa ini, yang oleh sekalangan pihak juga dianggap sebagai pandemi. Suatu infeksi dikatakan sebagai endemik (dari bahasa Yunani en- di dalam + demos rakyat) pada suatu populasi jika infeksi tersebut berlangsung di dalam populasi tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar. Suatu infeksi penyakit dikatakan sebagai endemik bila setiap orang yang terinfeksi penyakit tersebut menularkannya kepada tepat satu orang lain (secara rata-rata). Bila infeksi tersebut tidak lenyap dan jumlah orang yang terinfeksi tidak bertambah secara eksponensial, suatu infeksi dikatakan berada dalam keadaan tunak endemik (endemic steady state). Suatu infeksi yang dimulai sebagai suatu epidemi pada akhirnya akan lenyap atau mencapai keadaan tunak endemik, bergantung pada sejumlah faktor, termasuk virulensi dan cara penularan penyakit bersangkutan. Dalam bahasa percakapan, penyakit endemik sering diartikan sebagai suatu penyakit yang ditemukan pada daerah tertentu.

DEFINISI PERADABAN DARI SUDUT BAHASA DAN PANDANGAN SARJANA

Pengenalan Setiap bahasa di dunia ini mempunyai tafsiran masing-masing bagi mendefinisikan maksud peradaban. Bukan sahaja ejaan dan sebutan yang berbeza, makna dan konsep peradaban turut berbeza antara satu bahasa dengan bahasa yang lain. Misalnya, istilah kulture dalam bahasa Jerman membawa makna peradaban, manakala istilah culture dalam bahasa Inggeris merujuk kepada kebudayaan. Keadaan seperti ini menunjukkan bahawa setiap bahasa mempunyai persepsi tersendiri terhadap istilah peradaban.

Terminologi peradaban atau kadangkala disebut tamadun

dibicara dan

dikupas oleh para sarjana dari pelbagai disiplin mengikut pandangan masing-masing. Biarpun begitu, kerana berlainan latar belakang ilmu dan disiplin para sarjana, menyebabkan wujudnya penafsiran yang berbeza.

Fokus utama bab ini ialah untuk memberi gambaran dan seterusnya menjelaskan konsep peradaban atau tamadun berdasarkan aspek bahasa (semantik)

dan pandangan para sarjana. Ciri-ciri yang ada pada sesebuah peradaban akan disimpulkan pada akhir bab ini.

Konsep Peradaban Dari Sudut Bahasa

Dalam bahasa Inggeris, istilah civilizations paling meluas digunakan bagi merujuk kepada istilah peradaban atau tamadun. Perkataan civilize merujuk kepada memperbaiki tingkahlaku yang kasar atau kurang sopan, menjinakkan (to tame) dan menyelaraskan mengikut keperluan masyarakat. Ringkasnya civilized bolehlah dikatakan sebagai keluar daripada kehidupan primitif atau barbarian kepada kehidupan yang mempunyai kehalusan akal budi dan kesopanan.1 Nampaknya aspek tingkahlaku atau moral lebih ditekankan dalam definisi civilizations ini.

Istilah civilizations dalam bahasa Inggeris itu dikatakan lahir daripada perkataan Latin iaitu civitas yang membawa maksud city atau bandar. Perkataan peradaban lebih sinonim dengan bandar atas alasan tiap-tiap tamadun yang ternama memiliki bandar-bandar yang besar dan ciri-ciri sesebuah peradaban mudah ditemui di kawasan bandar.2

Oxford Latin Dictionary. 1983. New York: Oxford University Press,. Lihat juga Mahdi Shuid, 2000. Terminologi Peradaban: Sukar Didefinisikan Mudah Diperjelaskan dalam Wacana Dialog Peradaban, Jilid 1. Puchong: MHF Publication, , hlm. 2. 2 Muhammad Abdul Jabbar Beg, 1982. Islamic and Western Concepts of Civilization, Kuala Lumpur: University of Malaya Press, , hlm. 15

Dalam bahasa Greek pula, peradaban merujuk kepada perkataan kei, nomos dan keimelion. Perkataan kei bermaksud terbentang atau terhampar atau sesuatu yang datang kepada kita. Perkataanperkataan terbitan lain seperti kei tai, kei mai, kesai dan kestai juga mempunyai maksud yang sama. Selain itu kei juga membawa maksud kediaman atau rumah. Tamadun dalam bahasa Greek bermakna sesuatu yang terbentang seperti segulung permaidani yang dihampar.3 Tempat perlindungan yang selamat boleh dihubungkan dengan adanya undang-undang untuk mencapai keselamatan dan keamanan. Nomos merujuk kepada jalan, method, unsur peraturan atau laluan serta undang-undang yang ditetapkan. Nomos juga merujuk kepada malaikat yang membawa undang-undang yang dihamparkan ke hadapan manusia untuk membawa keamanan dan keselamatan kepada manusia. Keimelion pula bererti khazanah atau harta yang disimpan. Pendek kata, soal penempatan, undang-undang dan harta diberi penekanan bagi menjelaskan maksud peradaban.

Istilah Kulture digunakan bagi merujuk kepada makna peradaban dalam bahasa Jerman. Istilah tersebut membawa maksud kepada sumbangan manusia dalam pelbagai bidang seperti penghasilan dalam bidang seni, penghasilan buku dan sebagainya yang tidak ada kaitan dengan perkembangan masa. Sarjana seperti Johann Gottfried von Herder pada abad 18 cuba mempertahankan perkataan kulture kerana istilah ini menekankan keunikan budaya bangsa Jerman, dan tidak boleh diadaptasikan

Lihat Liddle & Scott, 1997. An Intermediate Greek-English Lexicon, London: Oxford University Press, (ed.7),.

dalam bahasa Inggeris daripada Jerman.4 Hal ini kerana kulture dalam bahasa Inggeris dan Perancis lebih merujuk kepada makna budaya.

Dalam bahasa Arab, beberapa istilah sering digunapakai bagi menjelaskan konsep tamadun. Beberapa istilah seperti madaniah, hadarah dan tamaddana. Perkataan peradaban lahir daripada perkataan maddana yang mempunyai dua

pengertian, iaitu merujuk kepada perbuatan membuka bandar atau kota, serta perbuatan memperhalus budi pekerti. Daripada maddana muncul perkataan maddani yang membawa erti pembangunan perbandaran serta kehalusan budi pekerti yang terpuji.5

Hadarah pula dikaitkan dengan keadaan kehidupan yang berada pada tahap maju. Lawannya ialah badawah yang bererti mundur. Daripada erti perkataan hadarah ini dapat difahamkan bahawa apa yang kita namakan tamadun itu adalah berasal daripada bandar.6 Hal ini kerana bandar merupakan tempat yang sesuai untuk melahirkan kemajuan disebabkan di situ terdapat pelbagai benda dan kemudahan yang boleh menjadi asas kepada kelahiran dan peningkatan tamadun. Kehidupan hadarah banyak tertumpu kepada unsur-unsur yang bercorak perdagangan, kemajuan teknologi, dan pengkhususan pekerjaan. Kota-kota dalam bahasa Arab dipanggil mudun yang memiliki ciri-ciri tamadun.
4

Mahdi Shuid, op. cit., hlm.5. Elias Norbert telah mengetengahkan beberapa perbezaan maksud peradaban dalam konteks bahasa Inggeris dan Perancis dengan bahasa Jerman. Lihat Elias Norbert, 1978. The Civilizing Process The History of Manners, Oxford: Blackwell, hlm. 4-5 5 Chandra Muzaffar et.al, 2001. Pengenalan Ilmu Ketamadunan dalam Tamadun Islam dan Tamadun Asia, Kuala Lumpur: Penerbit Universiti Malaya, hlm.3 6 Marzuki Hj. Mahmood, Konsep Tamadun Dari Pelbagai Perspektif dalam Abdul Rauh Yaacob, 1994. Lembaran Sejarah dan Tamadun Islam, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, hlm.47-49

Perkataan tamadun diambil daripada kata dasar bahasa Arab Tamaddana atau Madana yang mengandungi erti pemilihan sesuatu lokasi sebagai tempat tinggal, membangun sesuatu kawasan hingga menjadi suatu perbandaran. Kamus al-Munjid menjelaskan istilah tamadun adalah terbitan daripada lafaz tamaddana, iaitu fenomena daripada perubahan cara kehidupan daripada corak liar atau nomad kepada kehidupan yang berbentuk maju.7

Dari perspektif Islam, peradaban dikaitkan dengan perkataan umran, adab dan dinnun atau dainun. Umran membawa makna harta, kawasan yang didiami, berkembang subur dan maju, perhimpunan, melawat dan hidup berpanjangan . Istilah adab pula merujuk kepada jemputan ke sesuatu majlis. Adbun pula bermakna memperelok tingkah laku yang menunjukkan pemikiran dan roh. Tadib adalah proses membentuk disiplin yang baik. Perkataan dainun membawa maksud kepatuhan, penyerahan; cara hidup, pinjaman; hakim atau pemerintah; madinah (sebuah bandar yang ditadbir oleh hakim atau pemerintah).8

Dalam bahasa China, peradaban disebut wen ming yang bererti cerah, terang atau bercahaya yang merujuk kepada peradaban. Wen merujuk kepada keindahan, kelembutan, keelokan atau budi pekerti. Ming pula merujuk kepada cahaya atau kecerahan. Istilah tersebut juga dikaitkan dengan amalan tradisi yang perlu dipraktikkan, pemikiran yang bijaksana, pemahaman yang jelas dan bertutur secara
7 8

Ibid, hlm. 47 Mahdi Shuid & Saliza Saad, 2002. Tamadun Dunia, Petaling Jaya: Pearson Malaysia Sdn. Bhd., hlm.3. Lihat juga Lane, E. William, 1968. An Arabic-English Lexicon, dan Badger, George Percy, 1881. An English-Arabic Lexicon, London:C Kegan Paul&Co.

terbuka.9 Daripada definisi ini dapat dikatakan bahawa bahasa China memberi penekanan kepada unsur-unsur yang baik, menghormati amalan tradisi dan bertindak secara tradisional.

Dalam bahasa Tamil, peradaban dikaitkan dengan istilah nakarikam. Nakar bermaksud kota atau bandar, manakala ikam pula membawa erti pembentukan. Nakar juga merupakan simbol tentang penjelmaan Tuhan Siva, iaitu tuhan yang menciptakan bandar.10

Dari sudut morfologi bahasa Melayu, istilah tamadun berkemungkinan besar pada peringkat awal penggunaannya dikekalkan sebutan asalnya dalam bahasa Arab iaitu tamaddun yang dikenali sebagai peminjam bulat-bulat. Akan tetapi, pada peringkat selanjutnya berlaku perubahan sebutan dengan pengguguran huruf d yang kedua.11 Mengikut Kamus Dewan, peradaban merujuk kepada keadaan masyarakat manusia yang dicirikan oleh taraf kemajuan kebendaan serta perkembangan pemikiran (sosial, budaya, politik dan lain-lain), negara dan penduduknya yang telah mencapai taraf kemajuan kebendaan serta perkembangan pemikiran, budaya atau cara hidup orang-orang ( negara, kawasan, atau sesuatu zaman), dan keadaan pemikiran ( budaya dan moral yang halus).12

Chinese Lexicon, 1994. United Publishing House (M) Sdn. Bhd., Kuala Lumpur. Mahdi Shuid et.al., 2002. Tamadun Islam, Petaling Jaya: Pearson Malaysia Sdn. Bhd., hlm.2. 11 Munif Zarirruddin Fikri, Takrif dan Prinsip-prinsip Asas Tamadun dalam Mohd Liki Hamid (ed.), 2002. Pengajian Tamadun Islam: Sejarah, Pencapaian dan Masa Depannya, Bentong: PTS Publications and Distributor Sdn. Bhd., hlm.2. 12 Kamus Dewan (Edisi Ketiga), 1994. Kuala Lumpur: DBP.
10

Jelaslah tafsiran terhadap istilah peradaban dari sudut bahasa mempunyai pelbagai maksud dan pengertian tersendiri. Rata-rata tafsiran yang diberikan mencakupi aspek material dan spritual.

Konsep Peradaban Pada Pandangan Sarjana

Para sarjana telah memilih tema tertentu bagi mengupas maksud atau konsep peradaban. Sarjana-sarjana seperti Said Hawa, Abu Bakar Hamzah, dan Hans W. Gatzle et. al. telah menonjolkan tema pencapaian dalam bidang material dan spritual bagi menjelaskan konsep peradaban. Said Hawa membahagikan tamadun itu kepada dua iaitu tamadun Islam dan tamadun jahiliyah. Tamadun Islam ialah segala aspek kemajuan yang tegak di atas kebudayaan Islam manakala tamadun jahiliyah ialah segala kemajuan yang dijelmakan dalam bentuk kebendaan dengan tidak mengambil kira aspek kerohanian dan moral.13 Abu Bakar Hamzah pula menitikberatkan soal pembangunan yang sepadu antara dua unsur iaitu unsur kerohanian dan unsur kebendaan. Pembangunan itu lahir seiring, sejalan dan serentak dengan perkembangan kehidupan manusia, sama ada dalam bentuk pemikiran atau kebendaan.14 Manakala Hans W. Gatzle et. al. menegaskan bahawa peradaban akan wujud apabila adanya kerjasama antara sesama manusia bagi memenuhi keperluan material dan spiritual.15

13 14

Marzuki Mahmood, op. cit., hlm. 57 Abu Bakar Hamzah, 1964. Sejarah Kebudayaan Islam, Kota Bharu: Pustaka Aman Press, hlm.11. 15 Marzuki Mahmood, op. cit., hlm.54

Syed Naquib Al-Attas dan Ahmad Bek Kamal memilih tema tingkahlaku

dalam mendefinisikan peradaban.

Menurut Syed Naquib Alitu ialah keadaan

Attas,

peradaban

kehidupan insan bermasyarakat yang telah mencapai taraf kehalusan tatasusila dan kebudayaan yang luhur bagi seluruh

masyarakatnya.16 Ahmad Bek Kamal menjelaskan tamadun dengan


menekan aspek daya usaha ke arah mengeluarkan masyarakat daripada suasana hidup liar atau nomad kepada hidup berpendidikan dan pembentukan moral tanpa mengira sama ada di Timur mahupun di Barat.17

Oleh kerana konsep peradaban begitu rumit untuk didefinisikan, sarjana-sarjana seperti Farmer, Buchanan dan sarjana tempatan, Wan Hashim Wan Teh terpaksa mengemukakan pencapaian sesebuah masyarakat dalam pelbagai bidang untuk merumuskan maksud peradaban.

16 17

Amir A. Rahman, 1990. Pengantar Tamadun Islam, Kuala Lumpur: DBP, hlm. 3. Marzuki Mahmood, op. cit., hlm. 58-59

Dalam bukunya Comparative History of Civilizations in Asia, Edward L. Farmer mendefinisikan bahawa peradaban adalah entiti atau unit budaya yang terbesar dalam organisasi manusia yang terdiri daripada perkongsian normanorma sosial, tradisi dan institusi-institusi yang berterusan. Beliau kemudiannya mengenal pasti beberapa ciri yang perlu ada dalam sesebuah masyarakat bertamadun seperti sistem tulisan, kerajaan dan pentadbiran yang berkesan, agama dan kepercayaan, organisasi sosial, perbandaran, teknologi dan pengkhususan.

R.A. Buchanan pula menjelaskan bahawa masyarakat bertamadun perlu memiliki institusi-institusi yang kompleks, melibatkan tahap pengkhususan yang tinggi di kalangan anggota masyarakat, wujudnya stratifikasi sosial, tahap penguasaan matematik dan teknologi yang tinggi. Menurutnya lagi, masyarakat bertamadun juga seharusnya mempunyai pengeluaran barangan melebihi keperluan tempatan, kerancakan aktiviti perdagangan, wujudnya kesepaduan politik dan budaya, dan masyarakatnya memiliki ciri-ciri moden dan berdaya saing.18

Bagi ahli antropologi tempatan, Wan Hashim Wan Teh menegaskan bahawa konsep tamadun dalam sains sosial merujuk kepada pencapaian tinggi pemikiran ahli masyarakatnya dalam aspek budaya dan kesusasteraan, agama dan moral, pelbagai aspek kesenian, tatasusila, serta organisasi politik atau kemampuan mewujud dan mengurus sebuah kerajaan yang demokratis.19 Bagaimanapun, penggunaan perkataan
18

R.A. Buchanan, 1979. History and Industrial Civilization, London: The Macmillan Press Ltd., hlm. 2427 19 Wan Hashim Wan Teh, Tamadun Melayu dan Pembinaan Tamadun Abad Kedua Puluh Satu dalam Ismail Hussein, Wan Hashim Wan The dan Ghazali Shafie, 1997. Tamadun Melayu Menyongsong Abad Kedua Puluh Satu, Bangi: Penerbit UKM, hlm.91.

demokratis oleh Wan Hashim boleh dipersoalkan. Apakah ukuran demokratis yang boleh dijadikan kayu pengukur untuk menentukan sesebuah kerajaan atau masyarakat itu bertamadun atau tidak? Bagaimanakah pula jika kerajaan bertamadun itu mengamalkan unsur-unsur pemerintahan yang tidak demokratis?

Bagi memudahkan khalayak pembaca memahami dengan jelas konsep peradaban, ada di kalangan sarjana cuba membandingkan istilah peradaban dengan istilah-istilah yang hampir sama maknanya dengan peradaban. Sarjana-sarjana yang dimaksudkan ialah Spengler, Max Weber, Quigly, Said Hawa, Sayyid Qutb dan Ahmad Syalaby.

Ahli falsafah Jerman, Oswald Spengler membedakan istilah peradaban dengan kultur. Menurutnya apabila masyarakat atau empire berada pada zaman kegemilangan, ciri-ciri sosial dan intelektual masyarakat terserlah, beliau menganggapnya sebagai kultur. Apabila kerajaan itu melalui zaman kegemilangan, masyarakat itu tidak lagi progresif, tidak berubah dan tidak aktif dikenali sebagai tamadun. Weber pula membahagikan kebudayaan itu kepada dua iaitu kebudayaan spritual dan kebudayaan kebendaan. Kebudayaan kebendaan adalah peradaban. Begitu juga dengan Said Hawa dalam bukunya, Al-Islam, mengkategorikan tamadun kepada dua iaitu tamadun Islam dan tamadun jahiliyah. Tamadun Islam ialah segala aspek kemajuan yang tegak di atas kebudayaan Islam. Tamadun Jahiliyah pula ialah segala kemajuan yang dijelmakan dalam bentuk kebendaan dengan tidak mengambil kira aspek kerohanian dan moral.20

20

Marzuki Hj. Mahmood, op. cit., hlm. 57.

Satu pembahagian yang teliti dan menarik dikemukakan oleh Carrol Quigley yang cuba membezakan konsep peradaban dengan konsep kumpulan, masyarakat dan kumpulan besar. Anggota dalam kumpulan besar (collections), boleh berkumpul bersama di sesuatu tempat pada bila-bila masa namun mereka tidak mempunyai hubungan yang akrab. Anggota dalam kumpulan (groups) mengenali antara satu sama lain dan mereka dapat membezakan antara satu sama lain seperti warga kampus dan ahli dalam sesebuah parti politik. Apabila seseorang memegang nilai-nilai bersama, maka lahirlah budaya. Menurut Quigley, masyarakat itu terbahagi kepada dua iaitu masyarakat parasitic dan masyarakat producing. Masyarakat parasitic merupakan masyarakat sara diri seperti orang Eskimo manakala masyarakat producing melaksanakan aktiviti pertanian yang akhirnya mencipta pelbagai teknik atau inovasi seperti masyarakat China. Jadi masyarakat berperadaban menurut Quigley ialah masyarakat producing yang mempunyai sistem tulisan dan menjalani kehidupan bandar seperti masyarakat China dan Aztec. Rajah di bawah menunjukkan kategori masyarakat menurut Quigley.

Aggregates of Person

A. B. C.

Collections (kumpulan besar) Groups (kumpulan) Societies (masyarakat) 1.Parasitic societies 2Producing societies

a) Simple tribes or bands b) Civilizations.21

Ada sarjana Islam yang menjangkau definisi peradaban yang dikupas oleh sarjana-sarjana Barat. Peradaban yang difahami oleh Saiyyid Qutb bukan kemajuan kebendaan tetapi peradaban tauhid yang dilahirkan oleh sistem Islam yang menyempurnakan manusia dengan kemanusiannya, menimbulkan makna sebenar ubudiyah kepada Allah dan keseimbangan yang menyeluruh dalam hidup individu dan masyarakat.22 Ahmad Syalaby pula mengkategorikan peradaban kepada dua jenis iaitu peradaban teori dan peradaban ekperimen. Peradaban teori ialah peradaban tulen yang menjadikan Islam sebagai sumbernya yang tunggal. Peradaban ini dikatakan lahir dalam perkara-perkara yang tidak terdaya dicapai oleh fikiran manusia seperti di dalam sistem politik, perundangan dan moral. Manusia tidak terdaya mencipta sistem politik yang sihat, tidak terdaya mengendalikan isu-isu sosial yang menjadi perselisihan di kalangan manusia sejagat. Peradaban ekperimen ialah kemajuan yang boleh dicapai oleh manusia dalam bidang-bidang matematik, perubatan, astronomi dan sebagainya.23

Ada pula sarjana yang mendefinisikan peradaban berdasarkan sifat-sifat fizikal peradaban itu sendiri. Syirazi mendefinisikan tamadun sebagai sesuatu kekuasaan, kehebatan, kemakmuran dan kemajuan sesuatu bangsa dan pemerintahan yang
21

Carroll Quigley, 1961. The Evolution of Civilizations: An Introduction to Historical Analysis, New York: Macmillian, hlm.77. 22 Lihat Ali Al-Quraisyiy, 1996. Malik bin Nabi dan Pergolakan Sosial 2, (terjemahan) Kuala Lumpur: Yayasan Dakwah Islamaiah Malaysia (YADIM), hlm. 106-107. 23 Ahmad Shalaby, 1970. Sejarah dan Kebudayaan Islam 1, (terjemahan) Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd., hlm. 25-26.

menjurus kepada perbahasan tentang sejarah keilmuan, kemajuan industri dan pembangunan ekonomi sesebuah negara.24 Ahli antropologi, Robert Redfield mengibaratkan tamadun sebagai beberapa puncak pencapaian sama seperti puncakpuncak gunung di permukaan bumi.

Konsep peradaban begitu sinonim dengan perkembangan bandar. Lantaran itu, Gordon Childe cuba mengaitkan peradaban dengan konsep urban revolution. Menurutnya, peradaban lahir apabila manusia menetap dalam kumpulan-kumpulan besar di bandar dan mengamalkan pengkhususan dalam pekerjaan, mencipta barang baru yang berkualiti yang akhirnya membawa kemajuan dalam bidang-bidang lain seperti intelektual dan kesenian.25 Begitu juga dengan Abu Nasir al-Farabi dan Jurji Zaidan. Abu Nasir al-Farabi menganggap peradaban sebagai pencapaian umat Islam di kota yang berasaskan wahyu iaitu akidah, syarak dan akhlak. Jurji Zaidan pula mendefinisikan peradaban sebagai pencapaian umat Islam yang berpusat di kota dalam bidang kerohanian dan kebendaan berasaskan agama.26

Ciri-ciri Masyarakat Berperadaban

Berdasarkan perbincangan daripada aspek bahasa dan pandangan para sarjana, di sini diperturunkan beberapa ciri utama yang dimiliki oleh masyarakat berperadaban.
24

Salahuddin Ismail, Ciri-ciri Tamadun Islam, dalam Mohd Liki Hamid (ed.), 2002. Pengajian Tamadun Islam: Sejarah, Pencapaian dan Masa Depannya, Bentong: PTS Publications and Distributor Sdn. Bhd., hlm.41.
25

International Encyclopedia of the Social Science, 1968. Vol. 15, New York: Crowell Collier and Macmillian, Inc., hlm. 201-202. 26 Mustafa Hj. Daud, 1999. Tamadun Islam, Kuala Lumpur: Utusan Publication & Distributors Sdn. Bhd., hlm. 5

Ciri utama yang mendasari sesebuah peradaban ialah pertumbuhan bandar atau kota. Istilah-istilah yang membawa makna peradaban seperti civitas, maddana atau hadarah dan nakarikam menggambarkan kehidupan di bandar. Hal ini kerana ciri-ciri kehidupan di bandar itu lebih kompleks yang melahirkan pengkhususan kerja, inovasi dan kemajuan dalam pelbagai bidang. Gordon Childe menegaskan bahawa peradaban lahir apabila manusia menetap dalam kumpulan-kumpulan besar dan menjalankan pengkhususan di bandar. Bagaimanapun dalam era dunia tanpa sempadan, konsep bandar mungkin boleh dilihat dengan lebih luas kerana peranan kota telah diambilalih oleh negara bangsa atau kerajaan atau benua. Masyarakat mungkin bersetuju mengiktiraf Jepun sebagai negara bertamadun ( tidak bandar-bandar Tokyo, Hiroshima dan sebagainya ) dan ramai akan menyetujui bahawa benua Eropah atau tamadun Barat menguasai tamadun lain.

Ciri kedua yang perlu dimiliki oleh masyarakat bertamadun ialah mempunyai tingkahlaku yang luhur dan murni. Hal ini telah ditegaskan melalui perkataan civilize dalam bahasa Inggeris dan adab serta adbun dalam bahasa Arab. Begitu juga dengan Syed Naguib yang menekankan kepada kehalusan tatasusila bagi mencerminkan masyarakat bertamadun. Layanan orang Ansar terhadap orang Muhajirin di Madinah semasa era Nabi Muhammad s.a.w. menunjukkan orang Ansar memiliki tingkahlaku yang terpuji.

Kemajuan dalam pelbagai bidang merupakan ciri ketiga untuk membuktikan bahawa sesebuah masyarakat itu bertamadun. Rom misalnya terkenal dengan unsur seni bina dan undang-undang, Athens pula melahirkan ahli-ahli falsafah manakala kerajaan bani Abbasiyah semasa pemerintahan Harun al-Rasyid memberi sumbangan yang besar dalam bidang intelektual. Generasi muda perlu dibekalkan dengan

kemahiran dan ilmu pengetahuan yang secukupnya agar kesinambungan kemajuan dapat diteruskan. Masyarakat Arab tidak berupaya membina semula Empangan

Maarib sehingga memasuki era Zaman Jahiliyah kerana masyarakat mereka tidak memiliki kemahiran dan buta huruf.

Konsep peradaban kurang lengkap jika definisinya tidak dimasukkan unsurunsur kemajuan material dan spritual. Pencapaian dalam bidang material seperti unsur seni bina, pentadbiran yang berkesan, pencapaian ilmu pengetahuan dan sebagainya perlu disertai dengan unsur-unsur moral atau kerohanian. Pencapaian dalam aspek kebendaan pada zaman Nabi Muhammad s.a.w. mungkin tidak sehebat pencapaian unsur-unsur spritual yang dimiliki oleh masyarakat Islam ketika itu yang mahu menegakkan agama Islam.
There's a hero If you look inside your heart You don't have to be afraid Of what you are There's an answer If you reach into your soul And the sorrow that you know Will melt away [Chorus] And then a hero comes along With the strength to carry on And you cast your fears aside And you know you can survive So when you feel like hope is gone Look inside you and be strong

And you'll finally see the truth That a hero lies in you It's a long, road When you face the world alone No one reaches out a hand For you to hold You can find love If you search within yourself And the emptiness you felt Will disappear [Chorus] Lord knows Dreams are hard to follow But don't let anyone Tear them away Hold on There will be tomorrow In time You'll find the way

Вам также может понравиться