Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tujuan Pembelajaran
Untuk menjelaskan konsep etika yang dtitinjau dari aspek filsaafat
Untuk menjelaskan pertimbangan etika dalam aplikasi ilmu Untuk mengetahui implementasi etikadalam pendidikan agama Islam
PENGERTIAN ETIKA
Etika adalah suatu rumpun filsafat yang mengkaji
mengenai perbuatan atau moral manusia atau mengkaji mengenai masalah baik dan buruk. Untuk istilah etika sendiri, pendapat dari Pradana (2003: 61) menyatakan bahwa banyak orang menyebut etika sebagai moral, norma dan etiket. Dalam kronologis sejarahnya, Aristoteles (384322 SM) telah menggunakan istilah ini yang merujuk kepada filsafat moral. Menurut Pradana (2003: 63) Esensi moral menandakan adanya takaran atau nilai yang telah diterima oleh suatu kaum, sementara etika lebih erat kaitannya dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam berbagai wacana etika
LANJUTAN ETIKA
Sifat dasar etika itu sendiri memiliki karakteristik yang
bersifat kritik, mempertanyakan tentang suatu norma yang dianggap berlaku dalam kehidupan. Praja (2010: 60), bahwa: etika akhirnya membantu manusia lebih otonom. Otonomi manusia tidak terletak pada kebebasan dari segala norma dan tidak sama dengan kesewenang-wenangan, melainkan tercapai dalam kebebasan untuk mengakui norma-norma yang diyakininya sebagai kewajibannya
TEORI DEONTOLOGI
TEORI TELEOLOGIS
TEORI DEONTOLOGI
kata
ini berasal dari bahasa Yunani, deon= yang diharuskan, yang diwajibkan) Imanuel Kant teori ini menjelaskan bahwa benar atau salahnya sebuah tindakan tidak dapat ditentukan dari dampak tindakan itu, melainkan ada cara bertindak yang terlarang, atau wajib Sebagai contoh, untuk mengetahui apakah kita boleh mengambil buah dari pohon tetangga tanpa bertanya lebih dahulu kepadanya, kita tidak perlu mempertanyakan akibat dari perbuatan itu, tetapi mengambil barang milik orang lain termasuk perbuatan yang tidak etis
TEORI TELEOLOGIS
(kata
telos dalam bahasa Yunani berarti tujuan) mengatakan bahwa benar-tidaknya tergantung dari akibatnya; kalau akibat-akibat dari tindakan itu baik maka boleh dilakukan bahkan wajib untuk dilakukan, begitupun sebaliknya. Teori ini bersifat situasional/kondisional, karena tujuan dan akibat suatu perbuatan tergantung pada situasi khusus tertentu (A.Rachman: 7) Teori ini disebut dengan etika situasi yang menurut Josep Flectscher dalam Magnis Suseno (2006: 111) yaitu etika yang dapat menolak adanya norma moral umum karena kewajiban moral menurut mereka selalu tergantung dari situasi konkret
bagi kepentingan pribadi, bukan kepentingan orang banyak. Teori ini berpendapat bahwa orang yang betulbetul hidup sesuai dengan kepentingannya sendiri adalah orang yang matang dan tahu tanggung jawab. Metode etika di atas akan mempengaruhi karakter diri seseorang apabila terus menerus dan berulang-uulang dilakukan akan membentuk pula kebiasaan yang mekekat pada karakter mereka
Keutamaan manusia yang luhur ialah memiliki budi pekerti yang baik, jika dihubungkan etika yang dimaksud al-Kindi dengan filsafat atau cita-cita filsafat Al- Razi manusia harus mampu mengendalikan hawa nafunya, tidak terlalu mengumbarnya dan tidak juga mengekangnya. Ia mengungkapkan perbedaan jiwa yang pernah dikemukakan Plato
agama adalah sumber nilai-nilai etika yang tak pernah kering, karena agama melihat hakikat manusia pada perbuatan baiknya. Berbicara tentang etika dalam Islam tidak dapat lepas dari ilmu akhlak berbagai salah satu cabang ilmu pengetahuan agama Islam. Etika, di lain pihak, seringkali dianggap sama dengan akhlak. Persamaannya memang ada, karena keduanya membahas masalah baik-buruknya tingkah laku manusia, akan tetapi akhlak lebih dekat dengan kelakuan atau budi pekerti yang bersifat aplikatif, sedangkan etika lebih cenderung merupakan landasan filosofinya, yang membahas ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk (Moeliono, 1989:137).
yang kompleks, dan manusia terperangkap didalamnya. Dalam realitas kehidupan kehidupan masyarakat dewasa ini, terjadi konflik antara etika pragmatik dengan etika pembebasan manusia Dalam pandangan filsafat islam (Asyarie, 2010, 89-91), kebenaran dan ilmu tidak boleh berada di bawah kekuasaan hawa nafsu, karena akan melahirkan kerusakan. Dengan demikian etika ilmu adalah keberpihakan kepada kebenaran, pembebasan manusia dan kemandirian artinya tidak terkooptasi oleh sistem yang menindas. Dalam AlQuran Q.S. (Al-Jasiyah 45 :23-24)
ETIKA AGAMA
antara ciptaan dengan penciptanya, hubungan antara makhluk dengan al-khaliq. etika agama menetapkan keharusan manusia untuk tunduk dan patuh kepada Tuhannya, karena manusia diciptakan Tuhan memang untuk berbakti dan mengabdi kepada-Nya, melalui karya kreatifnya untuk kemanusiaan. Dalam Al-Quran 51:56 dan 13:15 Ex: beribadah
terhadap
Perbedaan hak dan kewajiban seorang individu dalam kehidupan sosial, lebih disebabkan karena perbedaan tugas dan pekerjaan atau profesinya Al-quran mengatakan 2:256 dan 109:4-6
Contoh yang paling sederhananya mendatangi tetangga yang sakit, menghadiri pernikahan
tetangga jika diundang, saling toleransi dalam kegiatan beragama seperti ibadah puasa, dan lain sebagainya.
kedudukan yang sama. Manusia sering disebut sebagai micro-cositios, alam kecil yang mewakili semua unsur alam besar Alam diciptakan Tuhan untuk manusia, seperti yang ditegaskan Al-Quran 2:29 manusia dilarang tuhan untuk membuat kerusakan di muka bumi, di samping bumi seisinya milik Allah. Al-Quran 7:56 kita harus menjaga alam : membuang sampah pada tempatnya.
kehidupannya nyaman, serta untuk mempercepat pencapaian tujuan hidupnya. Ex: patung berhala dan uang Apapun bentuknya produk ciptaan manusia itu, tidak selayaknya dipertuhankan dan manusia harus mampu meletakannya sebagai alat, yang sifatnya relatif, tidak mutlak. Memutlakkan ciptaannya sendiri dalam apapun bentuknya dapat dikategorikan sebagai mempertuhan hawa nafsu. Al-Quran 25:43-44.