Вы находитесь на странице: 1из 7

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Cikolotok kabupaten Purwakarta, terdapat arus limpasan alir (run off) dengan

kecepatan yang tinggi dan menggerus lapisan tanah di sekitar area kolam untuk menampung air leachate (kolam anaerobic) pada saat hujan, sehingga menyebabkan pendangkalan pada kolam air leachate (kolam anaerobic). Air hujan yang mengalir juga tidak tersalurkan dengan baik, dan di sekitar kolam terdapat genangan-genangan air hujan yang menyebabkan amblasnya tanah disekitar kolam tersebut. Permasalahan tersebut perlu ditanggulangi, salah satunya dengan membuat saluran drainase di sekitar area kolam. Drainase berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan saluran drainase, antara lain material yang digunakan, kecepatan aliran minimum yang diizinkan, kemiringan dasar saluran, dan dimensi penampang. Data curah hujan yang digunakan untuk perhitungan drainase berasal dari stasiun hujan yang dekat dengan daerah drainase yaitu stasiun hujan Cikolotok. Pengamatan hujan diambil selama 10 (sepuluh) tahun terakhir. Untuk mengevaluasi hasil dari perhitungan saluran, terlebih dahulu menghitung debit rencana, kecepatan aliran, dan dimensi saluran. Setelah itu ada pengontrolan kecepatan saluran harus sama dengan atau kurang dari kecepatan saluran ijin. Jika belum memenuhi, maka penampang saluran dihitung kembali. Dari hasil analisa debit curah hujan ternyata curah hujan yang terjadi di daerah Cikolotok Kabupaten Purwakarta mempunyai Q = 0,477 m3/det. Penampang saluran yang dapat digunakan diantaranaya adalah penampang saluran persegi (b=0,328 m ; h=0,632), trapesium (b=0,158 ; h=0,558), dan setengah lingkaran (D=0,329 ; h=0,632). Deskripsi Alternatif : ABSTRAK

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Cikolotok kabupaten Purwakarta, terdapat arus limpasan alir (run off) dengan kecepatan yang tinggi dan menggerus lapisan tanah di sekitar area kolam untuk menampung air leachate (kolam anaerobic) pada saat hujan, sehingga menyebabkan pendangkalan pada kolam air leachate (kolam anaerobic). Air hujan yang mengalir juga tidak tersalurkan dengan baik, dan di sekitar kolam terdapat genangan-genangan air hujan yang menyebabkan amblasnya tanah disekitar kolam tersebut. Permasalahan tersebut perlu ditanggulangi, salah satunya dengan membuat saluran drainase di sekitar area kolam. Drainase berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan saluran drainase, antara lain material yang digunakan, kecepatan aliran minimum yang diizinkan, kemiringan dasar saluran, dan dimensi penampang. Data curah hujan yang digunakan untuk perhitungan drainase berasal dari stasiun hujan yang dekat dengan daerah drainase yaitu stasiun hujan Cikolotok. Pengamatan hujan diambil selama 10 (sepuluh) tahun terakhir. Untuk mengevaluasi hasil dari perhitungan saluran, terlebih dahulu menghitung debit rencana, kecepatan aliran, dan dimensi saluran. Setelah itu ada pengontrolan kecepatan saluran harus sama dengan atau kurang dari kecepatan saluran

ijin. Jika belum memenuhi, maka penampang saluran dihitung kembali. Dari hasil analisa debit curah hujan ternyata curah hujan yang terjadi di daerah Cikolotok Kabupaten Purwakarta mempunyai Q = 0,477 m3/det. Penampang saluran yang dapat digunakan diantaranaya adalah penampang saluran persegi (b=0,328 m ; h=0,632), trapesium (b=0,158 ; h=0,558), dan setengah lingkaran (D=0,329 ; h=0,632).

Pembuangan Limbah Laboratorium

PENDAHULUAN
Laboratorium kimia merupakan kelengkapan sebuah program studi yang digunakan untuk meningkatkan ketrampilan penggunaan dan pemakaian bahan kimia maupun peralatan analisis (instrumentasi). Dalam penggunaan lanjut, laboratorium merupakan sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah. Laboratorium kimia dengan segala kelengkapan peralatan dan bahan kimia merupakan tempat berpotensi menimbulkan bahaya kepada para penggunanya jika para pekerja di dalamnya tidak dibekali dengan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofi adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pengguna diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekejaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja. Pengendalian juga ditujukan kepada sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja/ mesin/ instrumen, dan karakteristik manusia yang menjalankan pekerjaan tersebut maupun orang-orang yang berada di sekelilingnya. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan ksenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Perkembanan ilmu pengetahuan melalui berbagai penelitian dan percobaan di laboratorium sudah sedemikian pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat ini sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Akan tetapi perkembangan yang sedemikian pesat juga dikhawatirkan akan berpotensi meningkatkan bahaya dalam industri. Kalau prinsip keseimbangan dan keserasian dipegang teguh oleh para ilmuwan dan para pengusaha, niscaya kekhawatiran tersebut dapat diminimalkan. Peningkatan kemampuan dalam membuat alat dengan teknologi baru haruslah diimbangi dengan penciptaan alat pengendali yang lebih canggih dan kemampuan tenaga yang makin beertambah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menghadapi bahaya yang mungkin timbul akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain menyangkut ukuran alat, alat pengendali, kemampuan dan ketrampilan pekerja, alat penanggulangan musibah, dan pengawasan yang dilakukan. Dari segi ekonomi pemakaian alat yang berkapasitas besar adalah lebih menguntungkan, akan tetapi bahaya yang mungkin ditimbulkan juga akan besar. Dengan demikian penentuan ukuran reaktor harus didasarkan pada keuntungan dari segi ekonomi dan bahaya yang mungkin

ditimbulkan. Salah satu langkah pengamanan yang dilakukan dalam rancang bangun adalah penggunaan safety factor atau over design factor pada perhitungan perancangan masing-masing alat dengan kisaran 10 20 %. Alat pengendali harus lebih canggih dan lebih dapat diandalkan. Alat pengamanan yang terkait dengan alat produksi dan alat perlindungan bagi pekerja harus ditingkatkan. Biaya untuk membangun keselamatan dan kesehatan kerja, biaya untum membeli alat-alat pengamanan memang cukup besar. Akan tetapi keselamatan dan kesehatan kerja juga akan lebih terjamin. Kemampuan dan ketrampilan pekerja harus ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan sehingga dapat mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Alat penanggulangan musibah harus ditingkatkan agar malapetaka yang diakibatkan oleh penerpan teknologi maju tidak sampai meluas dan merusak. Pengawasan terhadap alat maupun terhadap pekerja harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.

Pembuangan dan Penanganan Bahan Kimia Tumpahan di Laboratorium


Laboratorium yang baik adalah laboratorium yang tidak hanya memperhatikan masalah ketelitian analisa saja. Akan tetapi laboratorium yang baik juga harus memperhatikan masalah pembuangan limbah. Limbah yang dibuang sembarangan, jika masuk ke badan air tanah dan mengalir ke pemukiman penduduk akan menimbulkan bahaya. Terutama logam-logam berat. Jika tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan makhluk hidup dan merusak lingkungan.

Pembuangan Limbah
Secara umum, metoda pembuangan limbah laboratorium terbagi atas empat metoda. Pertama, pembuangan langsung dari laboratorium. Metoda pembuangan langsung ini dapat diterapkan untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air. Bahan-bahan kimia yang dapat larut dala air dibuang langsung melalui bak pembuangan limbah laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung asam atau basa harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru bisa dibuang. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung logam-logam berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan sebagainya, endapannya harus dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan dan dibuang.

Kedua, dengan pembakaran terbuka. Metoda pembakaran terbuka dapat dterapkan untuk bahanbahan organik yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar ditempat yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk. Ketiga, pembakaran dalan insenerator. Metoda pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan untuk bahan-bahan toksik yang jika dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan senyawasenyawa yang bersifat toksik. Keempat, dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan beracun.

Penanganan dan Pemusnahan Bahan Kimia Tumpahan


Disamping metoda-metoda yang telah disebutkan diatas, terdapat beberapa jenis tumpahan bahan kimia sisa yang perlu mendapatkan perlakuan khusus sebelum dibuang keperairan. Bahkan diantaranya perlu dimusnahkan sebelum dibuang. Diantara bahan-bahan kimia tersebut antara lain ; 1. Tumpahan Asam-asam Anorganik Tumpahan asam-asam anorganik seperti HCl, HF, HNO3, H3PO4, H2SO4 haruslah diperlakukan dengan penanganan khusus. Bahan tumpahan tersebut permukaannya ditutup dengan NaHCO3atau campuran NaOH dan Ca(OH)2 dengan perbandingan1:1. Selanjutnya diencerkan dengan air supaya brbentuk bubur dan selanjutnya dibuang kebak pembuangan air limbah. Basa Akali dan Amonia Tumpahan basa-basa alkali dan ammonia seperti amonia anhidrat, Ca(OH)2, dan NaOH dapat ditangani dengan mengencerkannya dengan air dan dinetralkan dengan HCl 6 M. Kemudian diserap dengan kain dan dibuang. 3. Bahan-Bahan Kimia Oksidator Tumpahan bahan-bahan kimia oksidator (padat maupun cair) seperti amonium dikromat, amonium perklorat, asam perklorat, dan sejenisnya dicampur dengan reduktor (seperti garam hypo, bisulfit, ferro sulfat) dan ditambahkan sedikit asam sulfat 3 M. selanjutnya campuran tersebut dinetralkan dan dibuang. 4. Bahan-Bahan Kimia Reduktor Tumpahan bahan-bahan kimia reduktor ditutup atau dicampurkan dengan NaHCO3 (reaksi selesai) dan dipindahkan ke suatu wadah.. Selanjutnya kedalam campuran tersebut ditambahkan Ca(OCl)2 secara perlahan-lahan dan air (biarkan reaksi selesai). Setelah reaksi selesai cmpuran diencerkan dan dinetralkan sebelum dibuang ke perairan. Untuk pemusnahan bahan reduktor (seperti Natrium bisulfit, NaNO2, SO, Na2SO2) dapat dipisahkan antara bentuk gas dan padat. Untuk gas (SO2), alirkan kedalam larutan NaOH atau larutan kalsium hipoklorit. Untu k padatan, campurkan dengan NaOH (1:1) dan ditambahkan air hingga terbentuk slurry. Slurry yang terbentuk ditambahkan kalsium hipoklorit dan air dan dibiarkan selama 2 jam. Selanjutnya dinetralkan dan dibuang ke perairan. Sianida dan Nitril Tumpahan sianida ditangani dengan menyerap tumpahan tersebut dengan kertas/tissu dan diuapkan dalam lemari asam, dibakar, atau dipindahkan kedalam wadah dan dibasakan dengan

NaOH dan diaduk hingga terbentuk slurry. Kemudian ditambahkan ferro sulfat berlebih dan dibiarkan lebh kurang 1 jam dan dibuang keperairan. Pemusnahan sianda dapat dilakukan dengan cara menambahkan kedalamnya larutan asa dan kalsium hipoklorit berlebih dan dibiarkan 24 jam. Selanjutnya dibuang ke perairan. Untuk tumpahan nitril, ditambahkan NaOH berlebih dan Ca(OCl)2. setelah satu jam dibuang keperairan. Cuci bekas wadah dengan larutan hipoklorit. Pemusnahan nitril dilakukan dengan menambahkan kadalamnya NaOH dan alkohol. Setelah 1 jam uapkan alkohol dan ditambahkan larutan basa kalsium hipoklorit. Setelah 24 jam dapat dibuang ke perairan. Demikianlah beberapa metoda dalam penanganan dan pemusnahan tumpahan bahan-bahan kimia sisa yang terdapat dilaboratorium sebelum dibuang diperairan. Semoga bermanfaat.

TPA Kehadiran tempat pembuangan akhir (TPA) seringkali menimbulkan dilema. TPA dibutuhkan, tetapi sekaligus tidak diinginkan kehadirannya di ruang pandang. Kegiatan TPA juga menimbulkan dampak gangguan antara lain: kebisingan, ceceran sampah, debu, bau, dan binatang-binatang vektor. Belum terhitung ancaman bahaya yang tidak kasat mata, seperti kemungkinan ledakan gas akibat proses pengolahan yang tidak memadai. Lebih lanjut, sampah juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang ada di sekitarnya akibat adanya tumpukan sampah yang mampu menarik binatangbinatang vektor. Masalah bisa memuncak apabila binatang vektor tersebut menimbulkan masalah kesehatan dan menganggu masyarakat sekitar. Sampah merupakan tempat yang ideal untuk sarang dan tempat berkembangbiaknya berbagai vektor penularan penyakit.(Anonym, 2010) Lokasi TPA merupakan tempat pembuangan akhir sampah yang akan menerima segala resiko akibat pola pembuangan sampah terutama yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya pencemaram lindi (leachate) ke badan air maupun air tanah, pencemaran udara oleh gas dan efek rumah kaca serta berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat (Judith, 1996). TPA merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik (Anonim,2011). Menurut definisi (WHO) sampah adalah sesutu yang tidak di gunakan, tidak di pakai, tidak di senangi, atau sesuatu yang di buang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra,2006). Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. (Wibowo, A & Djajawinata, D. 2001) Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengelolaan sampah selain pengumpulan,

pengangkutan dan pembuangan, termasuk didalamnya adalah penyediaan peralatan yang digunakan, tehnik pelaksanaan pengelolaan dan administarasi. Hal ini bertujuan untuk keberhasilan pelaksanaan pengelolaan sampah (Raharja,1988 dalam Anonim, 20011). Lalat merupakan salah satu vektor penular penyakit khususnya penyakit saluran pencernaan dalam hal ini adalah diare karena lalat mempunyai kebiasaan hidup di tempat kotor dan tertarik bau busuk seperti sampah basah. Open dumping merupakan jenis pembuangan sampah akhir yang tidak saniter karena pada sampah basah dapat menjadi media yang baik untuk lalat dan tikus dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap serta tidak menimbulkan pemandangan yang tidak sedap. Jenis pembuangan sampah akhir dengan open dumping dapat menjadi media penularan penyakit sehingga tidak dianjurkan untuk digunakan. Oleh karena itu penanganan sampah yang tidak baik atau tidak memenuhi syarat kesehatan seperti open dumping akan meningkatkan populasi lalat sehingga kemungkinan penyakit diare akan meningkat. Populasi untuk mengukur kepadatan lalat adalah semua lalat yang berada dalam area penelitian. Sebagai populasi sasaran lalat adalah lalat yang hinggap pada flygrill dalam 10 kali pengukuran secara rata -rata dari 5 pengukuran tertinggi. Pengukuran dilakukan pada halaman depan dan belakang yang berdekatan dengan tempat sampah rumah tangga atau dapur dari semua populasi sasaran yang ditetapkan. (Rudianto,H dan Azizah, R, 2005) Keberadaan lalat sebagai pembawa danpenyebar berbagai penyakit pada manusia, melalui penularan secara mekanis ataupun menyebabkan myasis selain dipengaruhi oleh lingkungan fisik, biologi, juga dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang mendukung penyediaan tempat perkembangbiakannya. (Sembiring, V, 2006)

Вам также может понравиться