Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
CABLE STAYED
DISUSUN OLEH : WIDIAKSO NOER FAJRIN M. IRVAN ZIDNY PRAMUWICAKSONO JEFRY DWI PRASETYO PATRICK MATHEUS WIBOWO BUDI MUHAMMAD IRFAN AMELIA TUTUT S. DIKO M. ABE DWINA MAHARANI AHMAD BUSIRI L2A009157 L2A009162 L2A009164 L2A009166 L2A009222 L2A009227 L2A009234 L2A009235 L2A009236 L2A009242 L2A009244
PENDAHULUAN Jembatan cable stayed (Kabel Tetap) sudah dikenal sejak lebih dari 200 tahun yang lalu (Walther, 1988) yang pada awal era tersebut umumnya dibangun dengan menggunakan kabel vertical dan miring seperti Dryburgh Abbey Footbridge di Skotlandia yang dibangun pada tahun 1817. Jembatan seperti ini masih merupakan kombinasi dari jembatan cable stayed modern. Sejak saat itu jembatan cable stayed mengalami banyak perkembangan dan mempunyai bentuk yang bervariasi dari segi material yang digunakan maupun segi estetika. Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka, beton atau beton pratekan sebagai gelagar utama (Zarkasi dan Rosliansjah, 1995). Pemilihan bahan gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan dan harga konstruksi. Penilaian parameter tersebut tidak hanya tergantung pada perhitungan semata melainkan masalah ekonomi dan estetika lebih dominan. Kecenderungan sekarang adalah menggunakan gelagar beton, cast in situ atau prefabricated (pre cast). Suatu penelitian menunjukkan antara jembatan gantung dan jembatan cable-stayed
jembatan gantung. Kelebihan jembatan cable-stayed antara lain rasio panjang bentang utama dan tinggi pilon yang lebih murah. Defleksi akibat pembebanan simetris dan asimetris pada lebih dari separuh bentang jembatan gantung
mempunyai defleksi yang lebih besar di tengah bentang daripada cable-stayed. Keuntungan yang menonjol dari cable-stayed adalah tidak dipcrlukan
pengangkeran kabcl yang berat dan besar seperti jembatan gantung. Gaya-gaya angker pada ujung kabei bekelja secara vertikal dan biasanya diseimbangkan dengan berat dari pilar dan pondasi tanpa menambah biaya konstruksi lagi. Komponen horisontal gaya pada kabel dilimpahkan pada struktur atas
Di lihat dari segi panjang bentang utamanya ada perbedaan antara jembatan cable-stayed dan jembatan suspension. Jembatan cable-stayed hanya bisa digunakan untuk bentang utama dengan panjang maksimal 1000 m.
Untukjembatan yang memiliki bentang utama Iebih dari 1000 m digunakan jembatan tipe suspension
Jembatan cable-stayed adalah stmktur yang mempunyai sederetan kabellinear dan memikul elemen horisontal kaku (misalnya balok rangka batang). Jembatan cable-stayed terdiri atas atau
sistem strukturyang
meliputi suatu dek orthotropik dan balok girder menerus yang didukung oleh penunjang, bempa kebel yang dibentang miring dan dihubungkan ke menara sebagai tunjangan menyebar dari satu atau utamanya. Kabel-kabel tersebut lebih tiang tekan umumnya
lengkung yang rurnit Dewasa ini, banyak struktur jembatan yang dibangun dengan cara demikian, begitu pula dengan gedung-gedung. Untuk jembatan dengan bentang yang cukup panjang dipedukan struktur stayed) yang kabel (cable-
Maksud
pengembangan
teknologi satu
kabel bentang
ialah
merangkai yang
menjadi memadai
panjang
untuk memikul berat scndiri dan lalu ti.mgsi sistem cable- stayed ialah
sebagai perletakan antara dari bentangan gelagar pengaku dan sekaligus sebagai penahan untuk stabilitas menara. Dalam pelaksanaan konstruksi jembatan, setiap tahapan
konstruksi, besarnya gaya-gaya dalam, tidak boleh penampang dan pu.t1cak tower pada dan tahap akhir pembebanan,
disyaratkan da!am perencanaan. Pada kasus jembatan sistem cable-stayed, pada tahap akhir dari pembebanan (beban konstmksi), displacement dari puncak tower hams
masih dalam
dengan
lendutan pada lantai jembatan. Sebagai syarat, bahwa displacement dari lantai pada posisi kabel (stay support) akibat beban konstruksi bekerja hams sekecil mungkin. Dengan dicapainya lendutan pada yang kecil, bidang momen dari posisi kabel
bahkan dapat dicapai kondisi momen positif hampir sama dengan momen negatif pada setiap peralihan antar tumpuan stay. Untuk mendapatkan kondisi tersebut di atas dapat dilakukan
dengan mengaplikasikan gaya pratekan (gaya axial) pada kabel. Dengan cara dernikian, setiap tahapan pelaksanaan konstruksi jembatan besamya gaya pratekan dapat ditentukan. Pada analisa struktur jembatan sistem cable-stayed, metode konstruksi akan menentukan tahapan analisa. Jernbatan cable-stayed modem menyajikan suatu sistern tiga beton atau
suatu sistem gabungan struktur baja yang membingkai girder, struktur komposit balok lantai melintang, dan sebuah dek beton. Bagian-bagian pendukung seperti tiang tower tertekan dan tertarik. Pada umumnya liang tower kabel yang melintang dari beton pada
terbuat
beberapa tipenya. Karakteristik yang penting dari struktur tiga dimensi adalah keikutsertaan penuh kerja pada konstruksi me!intang dalam struktur utama arab longitudinal. lni berarti sangat perlu ditingkatkan
momen inersia konstruksinya, yang mengijinkan suatu pengurangan tinggi balok girder dan secara ekonomi pada baja. Dek orthotropik sebab
untuk jembatan cable-stayed jarang digunakan sekarang ini, secara umum mahal dan dengan intensif. KOMPONEN JEMBATAN CABLE STAYED
Pada umumnya komponen utama jembatan cable-stayed terdiri atas gelagar, kabe!, dan menara atau pilon. Masing-masing bagian
mempunyai berbagai tipe dan bentuk yang bermacam-macam yang digunakan sesuai fungsinya. Setiap komponen jembatan cable-stayed saling berhubungan dimana kabel memikul beban dari besrta lalu lintasnya kemudian beban tersebut dek jalan raya ditransfer ke
menara
dan dilimpahkan ke
pondasi jembatan.
Di
bawah ini
akan
diuraikan beberapa tipe dan bentuk dari komponen utama jembatan cablestayed. 1. Memua atau Pilon Pemilihan bentuk pilon sangat dipengaruhi oleh konfigurasi kabel, estetika, dan kebutuhan perencanaan serta menara dari trapezium, berbagai konstruksi dapat menara kembar, menara A, pertimbangan biaya. berupa dan potal Tipe
berbentuk
menara menyalurkan beban dari dek jalan raya melalui kabel kemudian dilimpahkan ke pondasi. Tinggi seperti sistem kabel, j umlah tinggi menara dan menara ditentukan dari dan beberapa hal
kabel
perbandingan antara bentang terpanjang dan tinggi menara antara 0,19 0,25.
paling sering digunakan ada dua yaitu stiffening truss dan solid web. Stiffening truss digunakan untuk struktur baja dan solid web digunakan untuk struktur baja atau beton baik beton bertulang maupun beton prategang. Pada awal
perkembangan jembatan cable-stayed modern, stiffening truss banyak diguitakan tetapi sekarang sudah mulai ditinggalkan dan jarang digunakan dalam desain,
pabrikasi yang besar, perawatan yang relatif sulit, dan kurang menarik dari segi estetika.
Gelagar yang tersusun dari solid web yang terbuat dari baja atau beton cenderung atas duatipe, yaitu: a) Gelagar pelat (plate girder), dapat terdiri atas dua atau banyak gelagar, b) Gelagar box ( box girder ), dapat terdiri atas satu atau susunan box yang dapat berbentuk persegi panjang atau trapesium.
Susunan dek yang tersusun dari gelagar pelat tidak memiliki kekakuan torsi yang besar sehingga tidak dapat digunakan untuk jembatan yang bentangnya
panjang dan lebar atau jembatan yang dircncanakan hanya mcnggunakan satu bidang kabel penggantung. Dek jembatan yang menggunakan satu atau susunan box akan memilik.i kekakuan torsi yang besar sehingga cocok mengalami torsi yang sangat besar. Jembatan yang kabel penggantung biasanya menggunakan jembatan yang lebar gelagar untuk jembatan yang
yang terbuat dari baja rnempunyai masalah seperti pada truss berupa perawatan terhadap korosi yang relatif mahal meskipun biaya konstruksi lebih murah.
Stringer
perencanaan jembatan cable-stayed. Kabel digunakan gelagar di antara dua tumpuan dan memindahkan
menara. Secara umum sistem kabel dapat dilihat sebagai tatanan kabel transversal dan tatanan kabel longitudinal. Pemilihan tatanan kabel karena akan memberikan pengaruh
yang berlainan tcrhadap perilaku struktur terutama pada bentuk menara dan tampang gelagar. Selain itu biaya dan akan berpengaruh pada metode pelaksanaan,
dibangun terdiri atas dua bidang kabel dan diangkerkan pada gelagar. Namun ada Penggunaan tiga beberapa yang
bidang atau
lebih mungkin
jembatan yang sangat Iebar agar dimensi balok melintang dapat lebih keciL
a. Tatanan Kabel Transversal Tatanan kabel tranversal terhadap arah sumbu longitudinal jembatan dapat dibuat satu atau dua simetri. Akan tetapi tiga bidang dan sebaliknya ditempatkan secara ada perencana yang
kasus
menggunakan diterapkan di
yang mungkin diambil pada bidang dimana kabel ditempatkan, tatanan kabel transversal terdiri dari beberapa penempatan dasar, yaitu :
1.
Sistem satu bidang Sistem ini sangat menguntungkan dari segi estetika karena tidak teljadi kabel bersilangan yang terlihat oleh pandangan sehingga terlihat penarnpilan
struktur yang indah. Kabel diternpatkan di tengah-tengah dek dan rnernbatasi dua arah jalur lalu lintas. Penempatan kabel di tengah-tengah dek menyebabkan
torsi pada dek menjadi besar akibat beban !alu lintas yang tidak simetri dan tiupan angin. Kelemahan tersebut diatasi dengan menggunakan dek kaku berupa
gelagar kotak (box g1rder) yang mempunyai kekakuan torsi yang sangat besar. Penempatan menara yang mengikuti bidang kabel di tengah Iebar lantai kendaraan sehingga perlu dek mengurangi
batas
mcnyebabkan Iebar menara di bawah dek dek dapat mengatasi hal tersebut dibutuhkan. Secara tidak cocok dengan
Gambar : Sistem satu bidangSistem dua bidang Penggantung dua atau bidang dapat berupa dua bidang vertikal seJaJar
dua bidang miring yang pada sisi atas lebih sempit. Penggunaan bidang
miring dapat menimbulkan masalah pada lalu lintas yang !ewat di antara dua bidang kabel, terlebih bila jembatan mempunyai bentang yang relatif pendek atau menengah. Kemiringan kabel akan sangat curam sehingga mungkin
diperlukan pelebaran dek jembatan. Pada ujung balok melintang dimana akan dipasang angker kabel, mungkin akan terjadi kesulilan pada pratekan. pcndetailan
Pengangkeran kabel
!8
2.
Tatanan Kabel Longitudinal Tatanan kabel longitudinal jembatan mempunyai banyak variasi
perencana
menentukan
bentang dengan tinggi menara. Untuk bentang yang tunggal mungkin sudah bentang utama yang cukup untuk menahan
beban rencana.
angker, variasi tatanan kabel tidak cukup dengan kebutuhan sacara teknis tetapi harus menghasilkan konfigurasi dasar tatanan kabel longitudinal yaitu radial, harpa, bentuk kipas, dan bintang.
A. Tipe Radial Merupakan sistem memusat dimana semua kabel mengarah ke puncak tower. Secara struktural, pengaturan ini kabel mengarak kc puncak dicapai menara dan barangkali yang dengan terbaik, semua maksimwn baja gaya paling beban
kemiringan
sedikit. Kabel menyalurkan komponen yang rnati dan beban hidup, dan
disalurkan adalah
struktur aksial dek jembatan. Kelebihan tipe ini adalah kemiringan rata-rata kabel cukup besar sehingga komponen gaya horisontal tidak terlalu besar kabel yang terkumpul di atas kepala menara menyulitkan dalam perencanaan dan pendetailan sambungan.
B. Tipe Harpa Merupakan sistem paralel kabel yang dihubungkan dengan menara pada
ketinggian berbeda, dan menempatkan paralel untuk satu sama lain. Sistem ini lebih disukai dilihat dari scgi pandangan estctika. Bagaimanapun hal itu lentur di menara baik untuk tersebut. Kabel bentang utama berbentuk harpa jika tiap kabel
disusun bcrbentuk harpa sedikii lebih banyak dari kabel yang disusun dengan bentuk kipas.
C. Tipe Kipas Merupakan solusi tengah antara tipe radial dengan tipe harpa. Kabel clisebar pada bagian atas menara dan pada dek sepanjang bentang, menghasilkan kabel tidak sejajar. tulangan. Penyebaran kabel pada menara akan memudahkan pendetailan
D. Tipe Bintang Memiliki bentuk terpusat pada gelagar. namun menyulitkan antara dua tumpuan yang beriawanan dengan Bentuk ini memberikan sambungan hanya tipe radial efek pada ada dimana kabel baik
pendetailan tetap
Dukungan
jembatan
pada
pertemuan kabel
Kabel lurus memberikan kekakuan yang lebih besar dari kabel melengkung. Disamping itu, analisis non linier tidak perlu dilakukan untuk geometri kabel lurus.
Kabel diangker pada lantai jembatan dan menimbulkan gaya aksial tekan yang menguntungkan secara ekonomis dan teknis.
Tiap tiap kabel penggantung lebih pendek dari panjang jembatan secara keseluruhan dan dapat diganti satu persatu.
Kelemahan Jembatan Cable Stayed : 1. Diperlukan metode pelaksanaan yang cukup teliti jika jembatan Cable Stayed dibangun dengan bentang yang lebih panjang, bagian yang terkantilever sangat rentan terhadap getaran akibat angin selama masa konstruksinya. 2. Sama halnya dengan jembatan penggantung, kabel penggantungnya memerlikan perawatan yang intensif untuk melindungi dari karat.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (TESTING AND INSPECTION) Karakteristik angker dari stay cable system (sebagai contoh dalam hal ini produk OVM250 China) mengikuti the National Standard, Anchorage, Grip and Coupler for Prestressing Tendons, GB/T14370-2000 yang mana harus dicapai efisiensi > 95% dan > 2%. Terhadap angker dan kawat prategang dilakukan pengujian kelelahan (fatique test) pada tegangan sampai dengan 250 N/mm (diatas tegangan 0,45 ) untuk ketahanan atas lebih dari 2 (dua) juta load cycles sesuai FIP standard, Recommendations for Stay Cable Design, Testing and Installation. Stay cables harus terlihat baik performancenya pada kondisi tegangan rendah (0,15 0,45 ) serta terjamin baik karakteristiknya pada pengujian performance dari angker.
METODE PEMASANGAN Terdapat berbagai cara pemasangan stay cables yang tergantung kondisi lapangan, serta hambatan ruang dan waktu. Berikut ini dijelaskan dua methode utama sebagai berikut : a). Pertama kali, PE strands ditempatkan dan distress. Kemudian damping device dan strands hoop dipasang pada tempatnya. Terakhir, segmen selubung HDPE dipasang satu demi satu dengan sambungan HDPE kemudian di sekat pada ceruk pipanya.
b).
Kawat
prategang
ditempatkan
setelah
selubung
luar
HDPE
terpasang
Pertama, selubung HDPE dibentuk dahulu dengan panjang sesuai kebutuhan. Kemudian selubung pengarah yang dikaitkan dengan sebuah kawat prategang (strand) ditarik masuk keposisinya dengan menggunakan mesin penarik mini untuk kemudian dipasang pada tempatnya. Selanjutnya kawat-kawat prategang yang diperlukan, ditempatkan dalam stay pipa HDPE, selanjutnya distress satu per-satu sampai selesai.
Kawat-kawat prategang dari stay cable system di pasang satu persatu. Kabel dan angker harus di rangkai pada konstruksi dilapangan secara benar. Kabel tunggal prategang harus dicoating dengan epoxy, kemudian diberi gemuk dan di Hot Extruded dengan HDPE coating di pabrik. Oleh sebab itu tidak diperlukan lagi perlindungan korosi tambahan. Gulungan kawat prategang dibawa kelapangan kemudian dipotong sesuai kebutuhan untuk di
rangkai/dipasang. Kawat prategang yang telah siap tersebut diangkat dengan hati-hati dan cepat untuk kemudian distress.
Cara Stressing Kabel Prategang Tahapan pemasangan PC Girder dapat digambarkan sebagai berikut :
Tempatkan crane mengapung dekat Tower, pasang bagian bawah Tower; Pasang sejumlah segmen Girder baja pada Tower secara balance cantilever; Tempatkan crane didekat Tower; Diarah darat, girder dipasang bertahap menuju arah tower; Girder lanjutan dipasang dari arah tower ke arah darat;Demikian juga pasang girder dari Tower ke arah Tower yang lain
KESIMPULAN
Jembatan cable-stayed adalah struktur yang mempunyai sederetan kabel linear dan memikul elemen horisontal kaku (misalnya balok atau rangka batang). Jembatan cable-stayed terdiri atas sistem struktur yang meliputi suatu dek orthotropik dan balok girder menerus yang didukung oleh penunjang, berupa kabel yang dibentangkan miring dan dihubungkan ke menara sebagai tunjangan utamanya. Pada umumnya, komponen utama jembatan cable-stayed terdiri atas gelagar, kabel dan menara atau pilon. 1. Menara atau pilon Fungsi menara atau pilon ini adalah untuk menyalurkan beban dari dek jalan raya melalui kabel kemudian dilimpahkan ke pondasi. Tinggi menara ditentukan dari beberapa hal seperti sistem kabel, jumlah kabel dan perbandingan estetika dalam tinggi menara dan panjang bentang. Untuk itu, direkomendasikan perbandingan antara bentang terpanjang dan tinggi menara adalah antara 0,19-0,25. 2. Gelagar Bentuk gelagar jembatan yang paling sering digunakan adalah stiffening truss dan solid web. Stiffening truss digunakan untuk struktur baja dan solid web digunakan untuk struktur baja atau beton, baik bertulang ataupun beton prategang. 3. Kabel Kabel digunakan untuk menopang gelagar di antara dua tumpuan dan memindahkan beban terpusat ke menara. Pemilihan kabel akan berpengaruh pada metode pelaksanaan, biaya dan arsitektur jembatan. Sebagian besar struktur yang sudah dibangun terdiri atas dua bidang kabel dan diangkerkan pada sisi-sisi gelagar. Namun ada beberapa yang hanya menggunakan satu bidang. Penggunaan tiga bidang atau lebih mungkin dapat dipikirkan untuk jembatan yang sangat lebar agar dimensi balok melintang dapat lebih kecil. a. Tatanan Kabel Transversal 1. Sistem Satu Bidang Sistem ini sangat menguntungkan dari segi estetika karena tidak
terjadi kabel bersilangan yang terlihat oleh pandangan sehingga terlihat penarnpilan struktur yang indah. Kabel diternpatkan di tengah-tengah dek dan rnernbatasi dua arah jalur lalu lintas. Penempatan kabel di tengahtengah dek menyebabkan torsi pada dek menjadi besar akibat beban !alu lintas yang tidak simetri dan tiupan angin. Kelemahan tersebut diatasi
dengan
menggunakan dek
kaku
mempunyai kekakuan torsi yang sangat besar. 2. Sistem Dua Bidang Penggantungan dua bidang dapat berupa dua bidang vertikal sejajar atau dua bidang miring yang pada sisi atas lebih sempit. Kemiringan kabel akan sangat curam ujung sehingga mungkin diperlukan balok terjadi pelebaran dek
jembatan. Pada
khususnya bila menggunakan beton pratekan. b. Tatanan Kabel Longitudinal Untuk bentang yang lebih pendek kabel tunggal mungkin sudah cukup untuk menahan beban rencana. Untuk bentang utama yang bentang tidak simetris yang panjang dan
tidak cukup dengan kebutuhan secara teknis tetapi harus menghasilkan konfigurasi dasar tatanan kabel longitudinal yaitu radial, harpa, bentuk kipas, dan bintang. 1. Tipe Radial Merupakan sistem memusat dimana semua kabel mengarah ke puncak tower. Secara struktural, pengaturan ini barangkali mungkin yang terbaik. Semua kabel mengarah ke puncak menara dengan kemiringan maksimum untuk arah horisontal dan memerlukan jumlah baja paling sedikit. 2. Tipe Harpa Merupakan sistem paralel kabel yang dihubungkan dengan menara pada ketinggian berbeda, dan menempatkan paralel untuk satu sama lain. Sistem ini lebih disukai dilihat dari segi pandangan estetika. 3. Tipe Kipas Kabel disebar pada bagian atas menara dan pada dek sepanjang bentang, menghasilkan kabel yang tidak sejajar. Penyebaran kabel pada menara akan memudahkan pendetailan tulangan. 4. Tipe Bintang Bentuk ini memberikan efek estetika yang baik namun
menyulitkan pendetailan
sambungan pada
gelagar.
Dukungan antara
dua tumpuan tetap jembatan hanya ada pada pertemuan kabel sehingga momen lentur yang akan teijadi menjadi lebih besar.
Kabel lurus memberikan kekakuan yang lebih besar dari kabel melengkung. Disamping itu, analisis non linier tidak perlu dilakukan untuk geometri kabel lurus.
Kabel diangker pada lantai jembatan dan menimbulkan gaya aksial tekan yang menguntungkan secara ekonomis dan teknis.
Tiap tiap kabel penggantung lebih pendek dari panjang jembatan secara keseluruhan dan dapat diganti satu persatu.
Kelemahan Jembatan Cable-Stayed: 3. Diperlukan metode pelaksanaan yang cukup teliti jika jembatan cable-stayed dibangun dengan bentang yang lebih panjang, bagian yang terkantilever sangat rentan terhadap getaran akibat angin selama masa konstruksinya. 4. Sama halnya dengan jembatan penggantung, kabel penggantungnya memerlukan perawatan yang intensif untuk melindungi dari karat.