Вы находитесь на странице: 1из 1

Kancil Mencuri Timun Kesal timunnya masih dicuri oleh binatang dari hutan walaupun telah memasang orang-orangan

yang terbuat dari kayu yang diberi baju dan kemeja hingga mirip orang beneran di sawah untuk menakut-nakuti mereka, Rupanya si pencuri telah mengetahui bahwa orang-orangan itu hanya patung belaka, sehingga tidak takut lagi. Bahkan si pencuri telah berani mengejek benda itu. Pak Tani lalu mencoba cara lain. Dengan meminjam teknik menangkap burung dengan pulut sejenis getah pohon nangka yang sangat lengket. Pak Tani melumuri orang-orangannya dengan pulut sambil berharap si binatang akan melekat pada orang-orangan itu. Mulanya si binatang, yang ternyata adalah Sang Kancil mengejek orang-orangan dengan kata-kata, diikuti dengan menjulurkan lidah, memasang jari telunjuk di sisi kepala kanan-kiri dan diakhiri dengan menendang orang-orangan dengan kakinya yang kecil. "Gubraaak!" dan kaki Sang Kancil-pun melekat pada getah yang dilumurkan pada kaki orang-orangan. Usaha menyeruduk malahan membuat kepalanya ikut menempel. Kondisinya lebih parah lagi kala Sang Kancil memukul orang-orangan dengan ekornya. Jadilah tubuhnya melekat erat pada orang-orangan sawah. Pak Tani yang pulang dari mencari kayu bakar di hutan bersiul-siul riang saat melihat si pencuri tak berkutik di sawahnya. "Tralala Trilili, Cihuiiii!"

Вам также может понравиться