Вы находитесь на странице: 1из 4

1.1. Konsep Dasar 1.1.1.

Definisi KPD ( Ketuban Pecah Dini ) adalah pecah nya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan di tunggu satu jam belum terjadi inpartu sebagian besar KPD adalah hamil aterm di atas 27 minggu, sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak ( Ida Bagus, 2001 ) KPD ( Ketuban Pecah Dini ) adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada sembarang usia kehamilan sebelum persalinan di mulai ( Mansjoer Arif, 2000 : 310 ) Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan satu jam atau lebih sebelum terjadi tanda-tanda persalinan. (Arief Mansjoer, 1999 : 310) Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.ketuban pecah dini di sebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uteri atau kedua faktor tersebut.berkurangnya kekuatan membrane disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina servik (sarwono prawiroharjop,2002) Adalah pecahnya ketuban sebelum in partu, yaitu bila pembukaan primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. ( Sarwono Prawirohardjo, 2005 ) 1.1.2. Anatomi Fisiologi Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan adalah 1000 1500 cc Ciri-ciri kimiawi : Air ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis, dan berasa manis, reaksinya agak alkalis atau netral, berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa dan garam anorganik.Kadar protein kira-kira 2,6 gr % per liter terutama sebagai albumin. Dijumpai lecitin spingomyelin dalam air ketuban amat berguna untuk mengetahui apakah janin sudah mempunyai paruparu yang matang. Sebab peningkatan kadar lecitin pertanda bahwa permukaan paru-paru diliputi zat surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru-paru untuk berkembang dan bernapas. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau pada letak sungsang akan kita jumpai warna ketuban keruh kehijau-hijauan, karena telah bercampur dengan mekonium. Fungsi Air Ketuban 1. Untuk proteksi janin. 2. Untuk mencegah perlengketan janin dengan amnion. 3. Agar janin dapat bergerak dengan bebas. 4. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu. 5. Mungkin untuk menambah suplai cairan janin 6. Meratakan tekanan intra uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah. 7. Peredaran air ketuban dengan darah cukup lancar dan perputarannya cepat, kira-kira 350-500 cc. Asal Air Ketuban 1. Kencing janin (fetal urin) 2. Transudasi dari darah ibu 3. Sekresi dari epitel amnion 4. Asal campuran (mixed origin) ( Ida Bagus, 2001 ) Etiologi Penyebab ketuban pecah dini (KPD) mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan sebagai berikut : Serviks inkopeten Ketegangan rahim berlebihan; kehamilan ganda, hidramnion Kelainan letak janin dalam rahim, letak sunsang, letang lintang Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum masuk PAP, sepalopelvik disproforsi Kelainan bawaan dari selaput ketuban Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga menyebabkan ketuban pecah. ( Arif Monsjoer, dkk, 2001 : 310 ) Manifestasi Klinik keluar ketuban warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau / kecoklatan sedikit / banyak dapat di sertai demam bila sudah ada infeksi janin mudah teraba pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada , air ketuban sudah kering

1.1.3. 1.1.3.1. 1.1.3.2. 1.1.3.3. 1.1.3.4. 1.1.3.5. 1.1.3.6.

1.1.4. 1.1.4.1. 1.1.4.2. 1.1.4.3. 1.1.4.4.

1.1.4.5. inspeksikula, tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air ketuban ketuban sudah kering ( Arief Mansjoer, dkk,2001 : 310 ) 1.1.5. Patofisiologi Kantong amnion yang utuh berfungsi sebagai suatu mekanik terhadap. infeksi tetapi selain itu cairan amnion mempunyai beberapa sifat bakteri ostatik yang dapat memainkan peran dalam pencegahan kario amnionitis dan infeksi janin. Membran yang utuh bukan merupakan sawar mutlak terhadap infeksi karena kolonisasibakteri terjadi 10% pasien dalam persalinan cukupbulan, dengan membrane yang utuh sampai 25% pasien dalam persalinan kurang bulan. Janin kurang bulan dengan ketuban pecah dini, resiko infeksi dan sepsis yang keberadaannya di dalam rahim ahkan dapat menjadi problematik, bagi ibu resikonya bukan saja terjadi kariomnitis tetapi juga bisa terjadi kegagalan induksi, maka harus dilakukan operasi section caesaria. Penjelasan patofisiologi: Pada kondisi yang normal kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblast, jaringan retikuler korion dan trofoblas, sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan inhibisi interleukin 1 (iL-1) dan prostaglandin, tetapi karena ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas iL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan sehingga terjadi ketuban pecah dini. (Maria, 2009 : 2) 1.1.6. Komplikasi 1.1.6.1. infeksi Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenden dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD. 1.1.6.2. partus peterm Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu ( antara 20 37 minggu ) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram ( Manuaba, 1998 : 221) 1.1.6.3. prolap Tali pusat Tali pusat menumbung 1.1.6.4. distasia ( partus Kering) Pengeluaran cairan ketuban untuk waktu yang akan lama akan menyebabkan dry labour atau persalinan kering 1.1.7. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Leukosid darah > 15000 / ul bila terjadi infeksi test lakmus merah berubah menjadi biru amnio sentetis USG ( menentukan usia kehamilan , indeks cairan amnion berkurang )

1.1.6.1. 1.1.6.2. 1.1.6.3. 1.1.6.4.

( Arief Monsjoer, dkk, 2001 : 313 )

a. b. c. d. e. f. g. h. 1.1.8.2. a. b. c. d.

1.1.8. Penatalaksanaan 1.1.8.1. Keperawatan Rawat rumah sakit dengan tirah baring. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin. Umur kehamilan kurang 37 minggu. Antibiotik profilaksis dengan amoksisilin 3 x 500 mg selama 5 hari. Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus dan memberikan kortikosteroid untuk mematangkan fungsi paru janin. Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda persalinan. Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin. Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus maka lakukan mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi kehamilan. Medis Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis tinggi. Bila ditemukan tanda-tanda inpartu, infeksi dan gawat janin maka lakukan terminasi kehamilan. Induksi atau akselerasi persalinan. Lakukan seksiosesaria bila induksi atau akselerasi persalinan mengalami kegagalan. Lakukan seksio histerektomi bila tanda-tanda infeksi uterus berat ditemukan.

ASUHAN KEPERAWATAN 1.2.1. pengkajian 2.1.1. Biodata klien

Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian. 2.1.2. Keluhan utama : keluar cairan warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau / kecoklatan sedikit / banyak, pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering, inspeksikula tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudahkering 2.1.3. Riwayat haid Umur menarchi pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi, siklus haid, hari pertama haid dan terakhir, perkiraan tanggal partus 2.1.4.Riwayat Perkawinan Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa? Apakah perkawinan sah atau tidak, atau tidak direstui dengan orang tua ?

2.1.5. Riwayat Obstetris Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, hasil laboraturium : USG , darah, urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang diperoleh 2.1.6.Riwayat penyakit dahulu Penyakit yang pernah di diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang dijalani nya, dimana mendapat pertolongan, apakah penyakit tersebut diderita sampai saat ini atau kambuh berulang ulang 2.1.7. Riwayat kesehatan keluarga Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara genetic seperti panggul sempit, apakah keluarga ada yg menderita penyakit menular, kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah di derita oleh keluarga 1.2.1.8. Kebiasaan sehari hari a. Pola nutrisi : pada umum nya klien dengan KPD mengalami penurunan nafsu makan, frekuensi minum klien juga mengalami penurunan b. Pola istirahat dan tidur : klien dengan KPD mengalami nyeri pada daerah pinggang sehingga pola tidur klien menjadi terganggu, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum) c. Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin),hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa takut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi,rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet. d. Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tata rias rambut dan wajah e. Aktifitas : Kemampuan mobilisasi klien dibatasi, karena klien dengan KPD di anjurkan untuk bedresh total f. Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang membuat fresh dan relaks. 1.2.1.9. pemeriksaan fisik a. Pemeriksaan kesadaran klie, BB / TB, tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu b. Head To Toe Rambut : warna rambut, jenis rambut, bau nya, apakah ada luka lesi / lecet Mata : sklera nya apakah ihterik / tdk, konjungtiva anemis / tidak, apakah palpebra oedema / tidak,bagaimana fungsi penglihatan nya baik / tidak, apakah klien menggunakan alat bantu penglihatan / tidak. Pada umu nya ibu hamil konjungtiva anemis Telinga : apakah simetris kiri dan kanan, apakah ada terdapat serumen / tidak, apakah klien menggunakan alt bantu pendengaran / tidak, bagaimana fungsi pendengaran klien baik / tidak Hidung : apakah klien bernafas dengan cuping hidung / tidak, apakah terdapat serumen / tidak, apakah fungsi penciuman klien baik / tidak Mulut dan gigi : bagaimana keadaan mukosa bibir klien, apakah lembab atau kering, keadaan gigi dan gusi apakah ada peradangan dan pendarahan, apakah ada karies gigi / tidak, keadaan lidah klien bersih / tidak, apakah keadaan mulut klien berbau / tidak. Pada ibu hamil pada umum nya berkaries gigi, hal itu disebabkan karena ibu hamil mengalami penurunan kalsium Leher : apakah klien mengalami pembengkakan tyroid Paru paru I : warna kulit, apakah pengembangan dada nya simetris kiri dan kanan, apakah ada terdapat luka memar / lecet, frekuensi pernafasan nya P : apakah ada teraba massa / tidak , apakah ada teraba pembengkakan / tidak, getaran dinding dada apakah simetris / tidak antara kiri dan kanan P : bunyi Paru A : suara nafas Jantung I : warna kulit, apakah ada luka lesi / lecet, ictus cordis apakah terlihat / tidak P : frekuensi jantung berapa, apakah teraba ictus cordis pada ICS% Midclavikula

P : bunyi jantung A : apakah ada suara tambahan / tidak pada jantung klien Abdomen I : keadaan perut, warna nya, apakah ada / tidak luka lesi dan lecet P : tinggi fundus klien, letak bayi, persentase kepala apakah sudah masuk PAP / belum P : bunyi abdomen A : bising usu klien, DJJ janin apakah masih terdengar / tidak Payudara : puting susu klien apakah menonjol / tidak,warna aerola, kondisi mamae, kondisi ASI klien, apakah sudah mengeluarkan ASI /belum Ekstremitas Atas : warna kulit, apakah ada luka lesi / memar, apakah ada oedema / tidak Bawah : apakah ada luka memar / tidak , apakah oedema / tidak Genitalia : apakah ada varises atau tidak, apakah ada oedema / tidak pada daerah genitalia klien Intergumen : warna kulit, keadaan kulit, dan turgor kulit baik / tidak 1.2.2. Diagnosa Keperawatan 1.2.2.1. resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pecah ketuban, kerusakan kulit, penurunan hemoglobin, pemajanan pada patogen 1.2.2.2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terjadi nya ketegangan otot rahim 1.2.2.3. Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan atau konfirmasi tentang penyakit 1.2.2.4. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri, peningkatan HIS 1.2.2.5.Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik (Dangoes:2000) James R Scott, et al. Danforth buku saku obstetric dan ginekologi. Alih bahasa TMA Chalik. Jakarta: Widya Medika, 2002. Obstetri fisiologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Unversitas Padjajaran Bandung, 1993. Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetrik. Ed. 2. Jakarta: EGC, 1998. Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana. Jakarta: EGC, 1998. Bobak, Lowdermilk, Jensen. Buku ajar keperawatan maternitas. Alih bahasa: Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugerah. Jakarta: EGC. 2004 Helen Varney, 2000, Buku saku bidan, Jakarta. IBG Manuaba, 1998, Ilmu kebidanan dan penyakit kandungan dan keluarga berencana. Rustam mochtar, 1998, synopsis jilid I, Jakarta, penerbit buku kedokteran EGC. Dr. Santosa NI, SKM (1990), Perawatan Kebidanan yang Berorientasi Pada Keluarga (Perawatan II) , Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen KesehatanRepublik Indonesia. Asrining Surasmi, Siti Handayani, Heni Nur Kusuma, (2002), Perawatan Bayi Risiko Tinggi, Jakarta : EGC. Prof. Dr. Abdul Bari Saifudin, SPOG, MPHD ( 2002 ), Buku Panduan Praktis PelayananKesehatan Material & Neonatal , : Jakarta : EGC. Marilyn E. Doengoes, Mary Frances Mooorhouse (2001), Rencana Perawatan Maternal/Bayi , Jakarta : EGC. Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG (1998), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC

Вам также может понравиться

  • Old Infark Miokard
    Old Infark Miokard
    Документ6 страниц
    Old Infark Miokard
    Niken Aryani
    100% (2)
  • Hiperemesis Gravidarum
    Hiperemesis Gravidarum
    Документ86 страниц
    Hiperemesis Gravidarum
    Niken Aryani
    Оценок пока нет
  • LP Persalinan+Induksi
    LP Persalinan+Induksi
    Документ15 страниц
    LP Persalinan+Induksi
    Niken Aryani
    Оценок пока нет
  • LP Plasenta Previa
    LP Plasenta Previa
    Документ11 страниц
    LP Plasenta Previa
    Sri Eko
    100% (4)
  • LP KPD
    LP KPD
    Документ10 страниц
    LP KPD
    Niken Aryani
    100% (1)
  • Askep Neo
    Askep Neo
    Документ12 страниц
    Askep Neo
    Niken Aryani
    Оценок пока нет
  • Leaflet Mioma Uteri
    Leaflet Mioma Uteri
    Документ1 страница
    Leaflet Mioma Uteri
    Niken Aryani
    Оценок пока нет
  • PATHWAY Peritonitis
    PATHWAY Peritonitis
    Документ1 страница
    PATHWAY Peritonitis
    Niken Aryani
    100% (2)
  • SAP Asma
    SAP Asma
    Документ7 страниц
    SAP Asma
    Niken Aryani
    Оценок пока нет
  • Fraktur Ankle
    Fraktur Ankle
    Документ5 страниц
    Fraktur Ankle
    Niken Aryani
    Оценок пока нет
  • LP Ca Recti
    LP Ca Recti
    Документ16 страниц
    LP Ca Recti
    Niken Aryani
    100% (1)
  • Patofisiologi Nyeri
    Patofisiologi Nyeri
    Документ5 страниц
    Patofisiologi Nyeri
    Sucipto Hartono
    Оценок пока нет
  • Leaflet
    Leaflet
    Документ2 страницы
    Leaflet
    Niken Aryani
    Оценок пока нет