Вы находитесь на странице: 1из 25

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Manusia memiliki Kebutuhan yang berbeda-beda. Tapi, untuk kebutuhan dasar, pastinya setiap kebutuhan manusia adalah sama. Kebutuhan dasar manusia seorang individu mungkin tidak terpenuhi, terpenuhi sebagian, atau terpenuhi seluruhnya. Menurut teori ini,seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan orang yang sehat,dan seseorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat pada satu atau lebih dimensi manusia. Klien dan keluarganya mungkin memiliki kebutuhan yang tidak terpenuhi,atau mereka mungkin tidak mampu untuk terus memenuhi kebutuhan mereka. Seseorang yang dibawa keruang kedaruratan karena henti jantung memiliki kebutuhan yang tidak terpenuhi terhadap udara,kebutuhan fisiologis yang paling dasar.

B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian Kebutuhan Dasar Manusia ? 2. Apa sajakah hal-hal yang mendasari pemahaman tentang Kebutuhan Dasar Manusia? 3. Apa sajakah model-model dari Kebutuhan Dasar Manusia? 4. Bagaimanakah karakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi ? 5. Bagaimanakah penerapan kebutuhan dasar manusia dalam praktik keperawatan ?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian Kebutuhan Dasar Manusia 2. Untuk mengetahui hal-hal yang mendasari pemahaman tentang Kebutuhan Dasar Manusia 3. Untuk mengetahui model-model dari Kebutuhan Dasar Manusia 4. Untuk mengetahu karakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi 5. Untuk mengetahui penerapan Kebutuhan Dasar Manusia dalam praktik keperawatan

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian KDM

Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) adalah hal-hal seperti makanan,air,keamanan,dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Kebutuhan Dasar Manusia juga dapat diartikan sebagai unsur-unsur yang diperlukan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis dan psikologis. Walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan,kebutuhan yang unik,setiap orang mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi rentang sehat sampai sakit. Selama hidup yang dialami, kebutuhan dasar manusia seorang individu mungkin tidak terpenuhi, terpenuhi sebagian atau terpenuhi seluruhnya. Kebutuhan Dasar Manusia ini bertujuan mempertahankan kehidupan dan kesehatan manusia. B. Hal hal yang mendasari pemahaman tentang KDM Pehamanan tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan koreksi dirasakan bukan hanya tepat,akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya,sambil memuaskan kebutuhan fisik,seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman,merasa dihargai,memerlukan teman serta ingin berkembang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini,perlu ditekankan bahwa: Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu,terutama kebutuhan fisik,bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya. Berbagai pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis,namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengemban teori-

teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.

C. Model-Model Kebutuhan Dasar Manusia Pendapat beberapa ahli tentang model kebutuhan dasar manusia,yaitu : 1. Virginia Henderson Henderson berfokus pada individu yang berdasarkan pandangannya, yaitu bahwa jasmani (body) dan rohani (mind) tidak dapat dipisahkan.m menurut pendapat

Henderson, manusia adalah unik dan tidak ada dua manusia yang sama. Kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14 komponen dari asuhan keperawatan dasar ( basic nursing care). Virginia Henderson (1966) mengidentifikasi 14 komponen dalam asuhan keperawatan dasar ( basic nursing care) pada tingkat asuhan individu, mengacu kepada aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dari seorang dari seseorang, perawat membantunya dengan fungsi-fungsi ini atau membuat kondisi sehingga memungkinkan dia melakukan hal-hal berikut ini: Bernafas secara normal Makan dan minum yang cukup Eliminasi ( buang air besar dan kecil ) Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan Tidur dan istirahat Memilih pakaian yang tepat Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran yang normal dengan menyesuaikan pakaian yang digunakan dan memodifikasi lingkungan Menjaga kebersihan diri dan penampilan Menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari membahayakan orang lain Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan

emosi,kekhawatiran,dan opini Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan Bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk membiayai kebutuhan hidup Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi

Belajar,menemukan,atau memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah pada perkembangan yang normal,kesehatan,dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia.

2. Jean Watson Jean watson(dalam B.Talento,1995) membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam dua peringkat utama kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi. Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya kebutuhan itu antara lain : Kebutuhan untuk bertahan hidup (biofisikal) Kebutuhan fungsional (psikofisikal) Kebutuhan integratif (psikososial) Kebutuhan untuk berkembang (intrapersonal-interpersonal)

3. Abraham Maslow Hierarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Menurut teori ini, beberapa kebutuhan manusia tertentu lebih dasar daripada kebutuhan lainnya; oleh karena itu, beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain. Lima tingkatan prioritas hirarki kebutuhan dasar manusia menurut maslow :

Aktualisasi diri Harga diri

Cinta dan rasa memiliki Keselamatan dan keamanan Kebutuhan Fisiologis

a. Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki maslow. Seorang individu yang memiliki beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi secara umum lebih dulu mencari pemenuhan kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang perlu atau penting untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam kebutuhan : oksigen, cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat tinggal, istirahat dan seks. 1) Oksigen Oksigen merupakan kebutuhan fisiologis yang paling penting. Tubuh bergantung pada oksigen dari waktu ke waktu untuk bertahan hidup. Oksigen harus secara adekuat diterima dari lingkungan ke dalam paru-paru, pembuluh darah dan jaringan. 2) Cairan Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran cairan, dikarenakan 60% dari Berat Badan adalah cairan. Cairan dimasukkan melalui mulut,atau secara parenteral, dan cairan meninggalkan tubuh dari saluran pencernaan, paru-paru, kulit dan ginjal. Klien dari berbagai umur dapat mengalami kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan, tetapi manusia yang paling muda dan paling tua memiliki risiko terbesar. Penyakit parah, trauma, atau klien yang cacat juga lebih cenderung untuk mengalami kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan. 3) Nutrisi Tubuh manusia memiliki kebutuhan esensial terhadap nutrisi, walaupun tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada tanpa cairan. Seperti kebutuhan fisiologis lainnya, kebutuhan nutrisi mungkin tidak terpenuhi pada berbagai usia. 4) Temperatur Tubuh dapat berfungsi secara normal hanya dalam rentang temperatur yang sempit,370. Temperatur tubuh diluar rentang ini dapat menimbulkan kerusakan otak atau kematian. Terpajan pada panas yang berkepanjangan meningkatkan aktivitas metabolik tubuh dan meningkatkan kebutuhan oksigen jaringan. Pemajanan pada panas yang lama dan berlebihan juga mempunyai efek fisiologis khusus. Pemajanan lokal terhadap

panas dapat menimbulkan luka bakar derajat pertama, derajat kedua, atau luka bakar, derajat ketiga. Pemajanan yang berlebihan terhadap matahari dapat menyebabkan sunstroke, yang ditandai dengan demam tinggi, konvulsi dan koma. Orang tua yang tinggal dirumah dengan ventilasi yang buruk tanpa mesin pendingin(AC) berisiko terkena heatstroke selama cuaca panas berkepanjangan. 5) Eliminasi Eliminasi materi sampah merupakan salah satu dari proses metabolik tubuh. Produk sampah dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan pencernaan. Paru-paru secara primer mengeluarkan karbondioksida, sebuah bentuk gas yang dibentuk selama metabolisme pada jaringan. Kulit mengeluarkan air dan natrium, yang paling dikenal dengan keringat. Hal ini juga membantu regulasi temperatur karena evaporasi keringat menurunkan temperatur tubuh. Ginjal merupakan bagian tubuh primer yang utama untuk mengekskresikan kelebihan cairan tubuh, elektrolit, ion-ion hidrogen dan asam. Usus mengeluarkan prosuk sampah yang padat dan beberapa cairan dari tubuh. 6) Tempat tinggal Walaupun kebanyakan orang mempunyai beberapa jenis tempat tinggal, terkadang tempat tinggal, terkadang tempat tinggal tersebut dibawah standar dan tidak memberikan perlindungan yang penuh. Lingkungan yang kotor bisa menarik perhatian serangga dan binatang seperti tikus, yang dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit. Jika sebuah rumah dengan kondisi penerangan yang buruk atau kacau, akan terjadi peningkatan resiko terjadi kerusakan yang tidak sengaja. Selain itu, kondisi yang sangat berantakan dan kurang bersih merupakan faktor predisposisi untuk penyakit menular. 7) Istirahat Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis untuk istirahat teratur. Jumlah kebutuhan istirahat bervariasi, bergantung pada kualitas tidur, status kesehatan, pola aktivitas, gaya hidup dan umur seseorang. 8) Seks Seks dianggap oleh Maslow(1970) sebagai kebutuhan dasar fisiologis yang secara umum mengambil prioritas diatas tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan

seksual dan perilaku bagaimana untuk memenuhinya dipengaruhi oleh umur, latarbelakang sosial budaya, etika, nilai, harga diri, dan tingkat kesejahteraan. Profesi kesehatan memberikan perhatian yang lebih tinggi pada seksualitas manusia. Seksualitas melibatkan lebih daripada seks fisik. Hal tersebut bisa melibatkan kebutuhan emosi, sosial dan spiritual. Seksualitas dapat dipengaruhi oleh penyakit, kondisi kronis, dan hospitalisasi. b. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman a. Keselamatan fisik Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan dan mengurangi atau mengeluarkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit, kecelakaan, bahaya, atau pemajanan pada lingkungan. b. Keselamatan psikologis Untuk selamat dan aman secara psikologis, seorang manusia harus memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesional pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus juga mengetahui apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Dalam beberapa kasus, orang secara umum tidak secara langsung menyatakan bahwa keselamatan psikologis mereka terancam, tetapi dari pembicaraan mereka baik secara tidak langsung memperlihatkan perasaan mereka. c. Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki Manusia secara umum membutuhkan perasaan bahwa mereka dicintai oleh keluarga mereka dan bahwa mereka diterima oleh teman sebayanya dan masyarakat. Kebutuhan ini secara umum meningkat setelah kebutuhan fisiologis dan keselamatan terpenuhi karena hanya pada saat individu merasa selamat dan aman, mereka mempunyai waktu dan energi untuk mencari cinta dan rasa memiliki dan untuk membagi cinta tersebut dengan orang lain. Bahkan seseorang yang secara umum mampu memenuhi kebutuhan cinta dan rasa memiliki, sering tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan mereka tersebut pada saat terjadi sakit atau terluka. d. Kebutuhan Penghargaan dan Harga Diri

Manusia memerlukan perasaan stabil terhadap harga diri, maupun perasaan bahwa mereka dihargai oleh orang lain. Kebutuhan harga diri berhubungan dengan keinginan terhadap kekuatan, pencapaian, rasa cukup, kompetensi, rasa percaya diri, kemerdekaan. Manusia juga membutuhkan penghargaan atau apresiasi dari orang lain. Pada saat kedua kebutuhan ini terpenuhi, seseorang merasa percaya diri dan berguna. Jika kebutuhan harga diri dan penghargaan dari orang lain tidak terpenuhi, orang tersebut mungkin merasa tidak berdaya dan merasa rendah diri (Maslow, 1970). Jika tingkat harga diri klien sangat rendah berarti mereka gagal untuk merawat diri mereka sendiri. e. Kebutuhan Aktualisasi Diri Aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi dalam hirarki kebutuha manusia menurut Maslow. Menurut teori, pada saat manusia sudah memenuhi seluruh kebutuhan pada tingkatan yang lebih rendah, hal tersebut melalui aktualisasi diri dikatakan bahwa mereka mencapai potensi mereka yang paling maksimal. Manusia yang teraktualisasi dirinya memiliki kepribadian multidimensi yang matang. Mereka sering mampu untuk mengansumsi dan menyelesaikan tugas yang banyak, dan mereka mencapai pemenuhan kepuasan dari pekerjaan yang dikerjakan dengan baik. Mereka tidak bergantung secara penuh pada opini orang lain mengenai penampilan, kualitas kerja, atau metode penyelesaian. Walaupun mereka mungkin mengalami kegagalan dan keraguan, mereka secara umum menghadapinya secara realistis. Kebutuhan saat ini, lingkungan dan tekanan bergantung pada seberapa baik manusia memenuhi kebutuhan aktualisasi diri mereka. 4. Martha E. Rogers Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Secara resmi beliau mengundurkan diri sebagai Professor dan Kepala Bagian Keperawatan pada tahun 1975 setelah 21 tahun dalam pelayanan. Pada tahun 1979 beliau pensiun dengan hormat dengan memakai gelar Professornya dan terus aktif mengembangkan dunia keperawatan sampai beliau meninggal pada 13 maret 1994. Keperawatan menurut Roger adalah ilmu humanisti/humanitarian yang

menggambarkan dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan

dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu seutuhnya. Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung. Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Roger ada 5 asumsi mengenai manusia, yaitu : 1. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai. 2. Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal. 3. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya

seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula. 4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif. 5. Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak, membayangkan, bertutur bahasa dan berfikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia. Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia ( kesatuan manusia) sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta. Manusia berada dalam interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (lutjens,1995). Selain itu, manusia merupakan satu kesatuan utuh memiliki integritas diri dan menunjukkan karakteristik yang lebih dari sekedar gabungan dari beberapa bagian (Rogers 1970). Manusia yang utuh merupakan Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau berdasarkan bagian pembentuknya (Maminer Toey,1994). Keempat dimensi yang di gunakan oleh Martha E. Rogers sumber energi, keterbukaan, keteraturan dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas manusia digunakan untuk menentukan prinsip mengenai bagaimana berkembang. 5. TEORI KING Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogene King (1971,1981, 1987) berfokus pada interaksi pada tiga system , yaitu: 1. 2. 3. System personal System interpersonal System social

Ketiga system tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan klien. Hubungna perawat dengan klien merupakan sarana pemberian asuhan keperawatan, dimana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dank lien

10

dipengaruhi oleh prilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh system asuhan keperawatan yang berlaku (King, 1971, 1981). Tujuan perawat adalah

memanfaatkan komunikasi yang membantu klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan. 6. Teori Abdelah Teori keperawatan yang dikembangkan oleh Faye Abdelah et al. (1960) meliputi pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, intelektual, social dan spiritual baik klien maupun keluarga. Ketika menggunakan pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan dan keterampilan dalam hubungan interpersonal, psikologi, pertumbuhan dan perkembangan manusia, komunikasi dan sosiaologi, juga pengetahuan tentang ilmu-ilmu dasar dan keterampilan keperawatan tertentu. Perawat adalah pemberi jalan dalam

menyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat keputusan. Perawat merumuskan gambaran tentang kebutuhan klien secara individual, yang mungkin terjadi dalam bidang-bidang berikut ini: 1. Kenyamanan, kebersihan dan keamanan 2. Keseimbangan fisiologis 3. Factor-faktor psikologi dan social 4. Factor-faktor sosiologi dan komonitas Dalam keempat bidang di atas, Abdelah mengidentifikasi kebutuhan secara spesifik, yang sering dikenal dengan sdebagai 21 masalah keperawatan Abdellah : 1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik 2. Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, istirahat dan tidur yang optimal 3. Mencegah terjadinya kecelakaan, cidera, atau trauma lain dan mencegah meluasnya infeksi 4. Mempertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan memeperbaiki deformitas 5. Memfasilitasi masukan oksigen ke seluruh sel tubuh 6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh tubuh 7. Mempertahankan eliminasi

11

8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit 9. Mengenali respon-respon fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit-patologis, fisiologis, dan kompensasi 10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi 11. Mempertahankan fungsi sensorik 12. Mengidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan dan reaksi positif dan negative 13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbal balik antara emosi dan penyakit organic 14. Mempertahankan komunikasi verbal dan nonverbal 15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif 16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif 17. Menghasilkan atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik 18. Memfasilitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki kebutuhan fisik, emosi dan perkembangan yang berbeda 19. Menerima tujuan yang optimal yang dapat dicapi sehubungan dengan keterbatasanfisik dan emosional 20. Menggunakan sumber-sumber di komonitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi masalah yang muncul akibat penyakit 21. Memahami peran dari masalah social sebagai factor-faktor yang mempengaruhi dalam munculnya suatu penyakit. 7. Teori Keperawatan Orem Model Keperawatan menurut Orem dikenal dengan Model Self Care. Model Self Care ini memberi pengertian bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan memperthankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit. Model keperawatan ini berkembang sejak tahun 1959-2001. Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam keperawatan diantaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas keampuan. Self Care didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan.

12

Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan dasar yang terdiri dari: 1. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara. 2. Water (air): pemeliaraan pengambilan air 3. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan 4. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi 5. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat dan aktivitas. 6. Solitude and Social Interaction ( kesendirian dan interaksi sosial): pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial. 7. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat . 8. Promotion of Normality Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperwatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di antaranya: a. Perawatan Diri Sendiri (Self Care) Teori Self Care meliputi : a. Self Care : merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan

oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan. b. Self Care Agency : merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. c. Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.

13

d. Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi tubuh. Self Care Reuisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Universal Self Care Requisites (kebutuhan universal manusia yang merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care Requisites (kebutuhan yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien). b. Self Care Defisit Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain. c. Teori Sistem Keperawatan Teori Sistem Keperawatan merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri. Dalam pandangan sistem ini, Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan keperawatan diantaranya: a. Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Copensatory System ). Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi serta adanya manipulasi gerakan.

14

b. Sistem Bntuan Sebagian (Partially Compensatory System). Merupakan siste dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal. c. Sistem Supportif dan Edukatif. Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada

pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agara pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. 8. Teori Gordon Ada 3 cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan, yaitu meminjam teori teori dari disipin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori- teori ini ke dalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan, serta menumbuh-kembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.

Pola/konsep di definisikan seperti pembentukan tingkah laku yang terjadi secara berangkai. (Gordon,1994,p.70). Pola Fungsional Kesehatan (cara Hidup) klien, apakah pribadi, keluarga atau masyarakat, berkembang dari interaksi klien-lingkungan. Masing-masing pola adalah penjabaran dari gabungan biopsikososial. Tidak satupun pola yang dapat dimengerti tanpa mengetahui pola yang lain. Pola fungsional kesehatan dipengaruhi oleh faktor biologi, perkembangan, budaya, sosial dan spiritual (Gordon.1994. p318). Pola Fungsional Kesehatan dapat dikaji perkembangannya sejalan dengan perubahan waktu. 11 pola fungsional kesehatan termasuk Persepsi kesehatan-managemen Kesehatan, Nutrisimetabolisme, eliminasi, aktivitas latihan, istirahat-tidur. Persepsi kognitif, konsep diripersepsi diri, Hubungan-peran, seksual-reproduksi, Pola pertahanan diri-toleransi, keyakinan dan nila. (Gordon,194, p.70). 11 MODEL KONSEP & TIPOLOGI POLA KESEHATAN FUNGSIONAL MENURUT GORDON

1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan Menggambarkan Persepsi,pemeliharaan dan penanganan kesehatanPersepsi terhadap arti kesehatan,dan penatalaksanaan kesehatan,kemampuan menyusuntujuan,pengetahuan tentang praktek kesehatan, 2. Pola Nurtisi Metabolik

15

Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolitNafsu makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, Mual/muntah, Kebutuhan jumlah zat gizi, masalah /penyembuhan kulit, Makanan kesukaan. 3. Pola Eliminasi Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan KulitKebiasaan defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi (oliguri,disuri dll), penggunaankateter, frekuensi defekasi dan miksi, Karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksisaluran kemih,masalah bau badan, perspirasi berlebih, dll 4. Pola Latihan-Aktivitas Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan sirkulasi. Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit,gerak tubuh dan kesehatan berhubungan satu sama lainKemampuan klien dalam menata diri apabila tingkat kemampuan 0: mandiri, 1: dengan alatbantu, 2: dibantu orang lain, 3 : dibantu orang dan alat 4 : tergantung dalam melakukanADL,kekuatan otot dan Range Of Motion, riwayat penyakit jantung, frekuensi,irama dankedalam nafas,bunyi nafas riwayat penyakit paru, 5. Pola Kognitif Perseptual Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi pengkajian fungsi penglihatan,pendengaran,perasaan,pembau dan kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan polakognitif didalamnya mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang telahlama terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap waktu,tempat, dannama (orang,atau benda yang lain).Tingkat pendidikan,persepsi nyeri dan penanganan nyeri,kemampuan untuk mengikuti, menilainyeri skala 0-10,pemakaian alat bantu dengar,melihat,kehilangan bagian tubuh atau fungsinya,tingkat kesadaran, orientasi pasien, adakah gangguan penglihatan,pendengaran, persepsi sensori(nyeri),penciuman dll. 6. Pola Istirahat-Tidur Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang energy.Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk,penggunaan obat, mengeluh letih 7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan.Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide dirisendiri. Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan bagian manusia akan

16

berinteraksidengan lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manuasia juga sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-kultural spriritual dan dalam pandangan secara holisticAdanya kecemasan, ketakutan atau penilaian terhadap diri., dampak sakit terhadap diri, kontak mata, asetif atau passive, isyarat non verbal,ekspresi wajah, merasa taj berdaya,gugup/relaks 8. Pola Peran dan Hubungan. Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota keluarga dan masyarakat, tempat tinggal klien, pekerjaan,tempat tinggal, tidak punya rumah,tingkah laku yang passive/agresif terhadap orang lain, masalah keuangan, dan lain-lain. 9. Pola Reproduksi/Seksual Menggambarkan kepuasan atau masalah yang actual atau dirasakan dengan

seksualitasDampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid,pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakithub sex,pemeriksaan genital 10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres) Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan penggunaan system

pendukungPenggunaan obat untuk menangani stress,interaksi dengan orang terdekat, menangis, kontak mata,metode koping yang biasa digunakan,efek penyakit terhadap tingkat stress 11. Pola Keyakinan Dan Nilai Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan

konsekuensinya.Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga orang lain,bukti melaksanakan nilai dankepercayaan, mencari bantuan spiritual dan pantangan dalam agama selama sakit. 9. Teori Peplau

Teori Hildegard peplau (1952) berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif. Hasilnya adalah hubungan perawat klien. Klien sebagai individu dengan kebutuhannya, sedangkan perawat sebagai interpersonal dengan proses terapis. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarganya serta membantu klien mencapai kematangan perkembangan personal. Dengan hubungan perawat klien, pearawat dapat berlaku sebagai

17

sumber daya manusia, konsultan, dan wakil bagi klien. Sebagai contoh ketika klien mencari pertolongan, langkah pertama perawat dan klien mencari pertolongan, langkah pertama perawat dank lien membahas pokok masalah kemudian perawat menjelaskan fasilitas yang tersedia. Untuk mengembangkan hubungan perawat klien, perawat dan klien dapat mengidentifikasi masalah dan saolusinya. Dari hubungan ini, klien mendapatkan kebutuhannya dengan menggunakan fasilitas yang ada, sedangkan perawat membantu klien mengurangi kecermasan yang berkaitan dengan masalah pelayanan kesehatan. Teori Peplau adalah kolaborasi hubungan perawat klien dalam menghasilkan sebuah dorongan pertumbuhan melalui keefektivan hubungan interpersonal untuk mendapatkan kebutuhan klien. 10. Teori Roy Teori Adaptasi Sister Callista Roy melihat klie sebagai suatu system adaptasi. Menurut model Roy, tujuan keperawatan adalah membantu individu beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan psikologis, konsep diri, aturan-aturan yang berlaku, dan hubungan bebas pada waktu sehat dan sakit. Kebutuhan akan pelayanan keperawatan timbul saat klien tidak dapat beradaptasi dengan tekanan lingkungan internal dan ekternal. Semua individu harus beradaptasi dengan tekanan dalam hal berikut ini. a. Memenuhi kebutuhan dasar psikologis. b. Mengembangkan konsep diri yang positif. c. Melaksanakan peraturan-peraturan social. d. Mencapai keseimbangan antara kebebasan dan keterikatan. Perawat menjelaskan tekanan apa yang menyebabkan masalah buat klien dan menilai bagaimana sebaiknya klien beradaptasi dengan semua itu. Perawat membantu klien beradaptasi . sebagai contoh, klien yang kehilangan banyak darah pascaoperasi dan saat ini kadar hematokritnya rendah memerlukan intervensi kepearawatan untuk membantu dalam mengatasi masalah tersebut. Perawat membuat intervensi selama masa intirahat. 11. Teori Leininger Teori Leininger tentang keragaman pelayanan berdasarkan kultur dan universalitas mengatakan bahwa kasih saying merupakan inti dari keperawatan, dominan karakteristik,

18

dan cirri khas keperawatan. Ada beberapa jenis pelayanan manusia brdasarkan kultur dalam penerapan, proses dan bentuknya. Factor social, seperti kepercayaan klien, politik, kultur, dan tradisi merupakan factor signifikan yang mempengaruhi pelayanan, kesehatan klien, dan bentuk penyakit. Tujuan teori leininger adalah menyediakan bagi klien pelayanan kesehatan spesifik secara kultural. Untuk memberikan asuhan keperawatan bagi klien dengan kultur tertentu, perawat perlu ,memperhitungkan tradisi kultur klien, nilai-nilai dan kepercayaan kedalam rencana perawatan. Sebagai contoh, beberapa kultur percaya bahwa kepala dalam suatu komunitas harus ada pada saat memutuskan jenis pelayanan kesehatan sehingga tim pelayanan kesehatan perlu membuat jadwal ulang ketika lingkungan menginginkan kepala komunitas. Selain itu, terdapat perbedaan cara expresi diantara kultur. Sebagai contoh, individu keturunan iris tidak akan mengeluh kesakitan. Kontrasnya, individu dari kultur timur tengah lebih mudah mengeluh sakit. Dari kedua contoh tersebut, perawat perlu lebih mengerti kultur klien dalam praktik menilai tingkat rasa sakit klien. 12. Teori Banner dan Wrubel Caring yang dominan merupakan model yang dibuat oleh Patricia Banner dan Juditha Wrubel. Caring adalah sentral, central menghasilkan kemungkinan untuk beradaptasi, kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesame dan perhatian terhadap bersama, serta mau memberi dan menerima bantuan. Cering berarti bahwa individu, kejadian, proyek, dan sesuatu yang penting bagi manusia. Caring memberikan sebuah hubungan dan mewakili sekelompok partisipasi (misalnya caring tentang hubungan keluarga, caring tentang hubungan pertemanan, caring tentang hubungan klien). Banner dan Wrubel melihat tujuan personal sebagai bentuk alami praktik keperawatan. Dalam caring terhadap klien, perawat membantu klien menjadi sehat dengan peduli terhadap seluruh intervensi yang ada dan membantu pemberi pelayanan selanjutnya. 13. Model Sistem Neuman Betty Neuman, seorang perawat kesehatan komunitas dan ahli psikologi klinis, mulai mengembangkan modelnya ketika mengajar dikeperawatan kesehatan komunitas di Universitas California, Los Angeles. Model ini didasarkan pada teori Gestalt, teori stress Selye, dan teori system umum. Model system Neuman dilandaskan pada hubungan individu terhadap stress, dan factorfaktor rekonstitusi (reconstitution) yang sifatnya dinamis. Rekosntitusi adalah konsep adaptasi terhadap stressor.
19

Neuman memandang klien sebagai suatu system terbuka yang terdiri dari struktur dasar atau inti pusat sumber energy (fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual) yang dikelilingi oleh dua batasan atau cincin konsentris yang disebut garis resistensi. Neuman menjelaskan stressor sebagai setiap kekuatan lingkungan yang mengubah stabilitas system. Stressor dikategorikan menjadi stressor intra personal, yang terjadi dalam individu (mis., infeksi); stressor interpersonal, yang terjadi antara individu (mis., harapan peran yang tidak realistis),; dan stressor ekstrapersonal, yang terjadi diluar individu (mis., kekhawatiran financial). Intervensi keperawatan berfokus pada menahan atau memelihara stabilitas system. Intervensi ini dilaksanakan dengan menggunakan tiga tingkta preventif. a. Pencegahan primer mengidentifikasi factor risiko, berupaya untuk menyingkirkan stressor, dan berfokus pada perlindungan garis pertahanan normal dan memperkuat garis pertahanan fleksibel. Suatu reaksi belum terjadi, tetapi tingkat resiko diketahui. b. Pencegahan sekunder berhubungan dengan intervensi atau terapi aktif yang dimulai setelah gejala telah terjadi. Fokusnya adalah untuk memperkuat garis resistensi internal, mengurangi reaksi dan meningkatkan factor-faktor resistensi. c. Pencegahan tersier mengacu pada intervensi lanjutan setelah intervensi tingkat sekunder. Pencegahan ini berfokus pada readaptasi dan stabilitas serta melindungi rekonstitusi atau kembali ke kondisi sejahtera setelah terapi. Perawat menekankan pendidikan kesehatan pada klien dalam menguatkan resistensi terhadap stressor dan cara untuk membantu mencegah berulangnya reaksi atau regresi. 14. Teori Human Becoming Parse Rosemarie Rizzo Parse memiliki pengalaman yang banyak dalam teori, penelitian, administrasi, dan praktik keperawatan. Teori Parse menyatakan bahwa keperawatan harus berfokus pada kualitas hidup dari perspektif pasien atau klien. Alat yang digunakan perawat untuk mencapai hal itu disebut Parse sebagai true presence. Seseorang berada pada proses becoming yang terus-menerus, dan Parse mengajukan tiga prinsip yang mencirikan human becoming. Prinsip 1. Human becoming adalah kebebasan memilih makna (meaning) personal dalam situasi proses intersubjektif dari prioritas nilai terkait. Prinsip 2. Human becoming yaitu penciptaan bersama-sama (cocreating) pola ritmik (rhythmic patterns) atau keterkaitan dalam proses terbuka dengan alam semesta. Prinsip 3. Human becoming adalah cotranscending secara multidimensi dengan kemungkinan-kemungkinan yang muncul.

20

Ketiga

prinsip

ini

berfokus

pada

makna

(meaningz),

ritmisitas

(rhytmicity),

dan

contranscendence. a. Meaning muncul dari hubungan tinbal-balik seseorang dengan dunia dan mengacu pada kejadian yang menyebabkan seseorang terikat dengan derajat signifikansi yang bervariasi. 1) Imaging- menstrukturkan makna dari pengalaman 2) Valuing- memastikan keyakinanyang dihargai 3) Languaging- mengekspresikan citra yang dihargai b. Ritmisitas adalah suatu pergerakan menuju keragaman yang lebih besar. 1) Revealing-concealing-membuka beberapa aspek diri dan menutup aspek diri dan menutup aspek yang lain secara simultan 2) Enabling-limiting- hasil pemilihan,dalam memilih, seseorang dapat membolehkan beberapa hal dan membatasi hal yang lain. 3) Connecting-separating- suatu proses simultan; menghubungkan dengan beberapa fenomena mengakibatkan pemisahan dari fenomena yang lain c. Contranscendence adalah suatu proses pencapaian melebihi diri. 1) Powering- bergerak kearah semua kemingkinan dimasa yang akan datang 2) Originating- membedakan diri dari orang lain 3) Transforming- proses berubah yang berkelanjutan; bergerak kearah keragaman yang lebih besar dengan melewati kondisi ini Teori Parse memungkinkan perawat untuk memahami bagaimana individu memilih dan memegang tanggung jawab akan pola kesehatan personal. Menurut Parse, klien adalah figure yang berkuasa dan pengambil keputusan. 15. Teori Lydia E. Hall Lydia E. Hall menekankan 3 teori lingkaran keperawatan. Yaitu : a. Care adalah kepedulian perawat terhadap klien. b. Core adalah mengungkapkan perasaan klien untuk menggali kesembuhan pasien. c. Cure adalah pengobatan penyakit klien (kolaborasi dengan dokter). D. Karakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi Menurut teori Maslow , mengidentifikasikan 15 ciri karakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi ,yaitu :

21

1. Memiliki persepsi akurat tentang realitas 2. Menikmati pengalaman baru 3. Memiliki kecenderungan untuk mencapai pengalaman puncak 4. Memiliki standar moral yang jelas 5. Memiliki selera humor 6. Merasa bersaudara dengan semua manusia 7. Memiliki hubungan pertemanan yang erat 8. Demokratis dalam menerima orang lain 9. Membutuhkan privasi 10. Bebas dari budaya dan lingkungan 11. Kreatif 12. Spontan 13. Lebih berpusat pada permasalahan,bukan pada diri sendiri 14. Mengakui sifat dasar manusia 15. Tidak selalu ingin menyamankan diri dengan orang lain

E. Penerapan kebutuhan dasar manusia dalm praktik keperawatan

Teori maslow mengenai kebutuhan manusia dapat memberikan dasar untuk pemberian perawatan pada klien dari semua umur dan dalam berbagai lingkungan pelayanan kesehatan . Pada saat perawat menerapkan teori ini dalam praktik,bagaimanapun juga fokusnya adalah pada kebutuhan individu lebih dari pada ketaatan yang kaku pada hirarki Maslow. Hirarki Maslow secara umum mengenai prioritas kebutuhan pada kebanyakan manusia tetapi tidak pada seluruh manusia. Dalam semua kasus kedaruratan kebutuhan fisiologis mengambil tempat yang lebih dulu diatas tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Pada satu klien kebutuhan harga diri mungkin mempunyai prioritas lebih tinggi dari pada kebutuhan nutrisi jangka panjang, sedangkan pada klien yang lain mungkin sebaliknya. Untuk memberikan perawatan yang paling efektif, perawat perlu memahami hubungan antara kebutuhan yang berbeda pada individu. Selanjutnya walaupun hirarki kebutuhan menyarankan bahwa satu kebutuhan harus terpenuhi sebelum lainnya, pemberian perawatan sering melakukan dua atau lebih tindakan pada waktu yang bersamaan.

22

23

BAB III PENUTUP A. simpulan Kebutuhan dasar manusia (KDM) adalah hal-hal seperti makanan,air,keamanan,dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Walaupun setiap orang mempunyai sifat tambahan,kebutuhan yang unik,setiap orang mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarrnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi rentang sampai sakit. Karakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi ,meliputi : Memiliki persepsi akurat tentang realitas,menikmati pengalaman baru,memiliki kecenderungan untuk mencapai pengalaman puncak,memiliki standar moral yang jelas,memiliki selera humor,merasa bersaudara dengan semua manusia,mem iliki hubungan pertemanan yang erat,demokratis dalam menerima orang lain,membutuhkan privasi,bebas dari budaya dan lingkungan,kreatif,spontan,dan lain lainyan.

24

DAFTAR PUSTAKA

Potter&Perry.2006.Fundamental Keperawatan volume 2.Jakarta:EGC. Kusnanto. 2004. Pengatar Profesi Dan Praktik Keperawatan Professional. Jakarta : EGC

25

Вам также может понравиться