Вы находитесь на странице: 1из 24

Case Report

Skizofrenia Paranoid Akibat Penggunaan Zat

Disusun oleh:

Pembimbing: dr. Imelda, SpKJ dr. Adhi WN, SpKJ dr. Carlamia, SpKJ oleh: Samuel W Stephanie Ilham DP 11 2011 234 11 2011 233 11 2010 160

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT (RSKO) JAKARTA PERIODE 19 AGUSTUS15 SEPTEMBER 2012

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JL. TERUSAN ARJUNA NO. 6, KEBON JERUK, JAKARTA BARAT KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA Hari/ Tanggal Ujian/ Presentasi Kasus: Jumat, 7 September 2012 SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA

Nama : NIM : dr. Penguji :

Tanda Tangan :

NOMOR REKAM MEDIS Nama Pasien Nama Dokter yang merawat Masuk RS tanggal Rujukan/Datang sendiri/Keluarga Riwayat Perawatan

: 03 00 65 : Sdr. RA : dr. C : 24 Juni 2012 : Diantar oleh ibu : Tahun 1998 dirawat di RSJ Grogol Tahun 2007 dirawat di RS Umum Dr. H Marzoeki Mahdi Juni 2011 dirawat di RSKO Oktober 2011 dirawat di RSKO 1 November 2011-29 November 2011 dirawat di RSKO 11 Mei 2012- 27 Mei 2012 dirawat di RSKO

I.

IDENTITAS PASIEN Nama TTL Jenis kelamin Suku bangsa Agama Pendidikan Pekerjaan Status Perkawinan Alamat II. : Sdr. RA : Jakarta, 3 Juni 1981 : Laki- laki : Jawa : Islam : SMA : bar tender : Belum menikah : Jl. Markisa Raya Cinere

RIWAYAT PSIKIATRIK Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 30 Agustus 2012 jam 12.00 di ruang MPE. Alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 2 September 2012 jam 16.00 via telepon. Rekam medik.

Data diperoleh dari :

A. KELUHAN UTAMA Pasien gelisah dan tidak bisa tidur sejak 1 minggu SMRS. B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG Pasien dibawa ke RSKO pada tanggal 24 Juni 2012 oleh ibunya karena gelisah dan tidak bisa tidur. 1 minggu SMRS pasien mengaku bahwa dia memakai obat-obatan jenis amfetamin berupa tablet berwarna kuning sebanyak 3 butir. Dan pasien mengaku bahwa setelah minum obat yang berwarna kuning yang berasal dari temannya pasien menjadi merasa mudah marah dan gelisah. 6 hari SMRS pasien mengeluh sulitan untuk tidur dan menurut pengakuan dari orang tua pasien, pasien sering sekali marah-marah dan suka memukul orang, kadang-kadang tertawa sendiri atau menanggis sendiri. 2 hari SMRS pasien kedapatan membunuh kucing oleh keluarganya dan pasien mengaku

membunuh kucing tersebut karena pasien merasa kucing tersebut mengancam dirinya, maka itu pasien membunuh kucing tersebut dengan menggunakan kaca dan mengeluarkan isi perutnya, pasien mengatakan perasaannya lega setelah membunuh kucing tersebut, tidak ada perasaan bersalah atas perbuatannya. Pasien juga mengaku mempunyai keinginan untuk membunuh orang. 1 hari SMRS akhirnya keluarga mengantarkan pasien ke RSKO karena pasien terlihat sangat gelisah dan tidak bisa tidur. Pasien mengaku pernah bekerja sebagai bartender di Batam, pasien mengaku belum menikah dan tidak memiliki teman wanita. Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien. C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA: 1. Gangguan psikiatrik. Pasien sering mendengar suaranya sendiri sedang bergumam tak jelas, suara itu mengajak dirinya berbicara. Keluhan dirasakan sejak tahun 2007 dan berobat ke RS Umum Dr. H Marzoeki Mahdi. Pada tahun 2011 kembali mendengar suara tersebut dan berobat ke RSKO. Pasien merasa orang lain/binatang yang berada di dekatnya tidak suka dengan dirinya dan pasien merasa terancam. Keluhan dirasakan sejak tahun 1 bulan SMRS. 2. Riwayat gangguan medik. Pasien mengidap penyakit hepatitis C.

3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif. Pasien pada umur 15 tahun (1996) mulai menggunakan ganja lintingan yang didapat dari teman-temannya, dan merokok. Dosis awal 1 linting menjadi sampai 15 linting. Frekuensi menghisap ganja dari seminggu sekali sampai tiap hari. Pasien minum minuman beralkohol sejak tahun 2000. Jenis minuman yang dikonsumsi ada bir putih, bir hitam, whiskey, vodka. Pasien menggunakan shabu dalam bentuk tablet sejak tahun 2007. Dosis awal 3 tablet. Dalam seminggu bisa mengkonsumsi 2-3 kali.

Pasien menggunakan putaw sejak 1 tahun yang lalu. Putaw digunakan dengan cara dibubuhkan pada lengan yang disayat-sayat, di drag, cucaw. Dosis putaw -1 gram per hari.

4. Riwayat gangguan sebelumnya.

1998

2007

2011

2012

1998 Keluhan: marah-marah, membanting barang.

2007 Keluhan: bicara sendiri, ketawa sendiri, marah-marah, mendengar bisikan-bisikan.

2011 Keluhan: gelisah, sulit tidur, marah-marah, memukul orang, ketawa sendiri, menangis sendiri, mendengar bisikan-bisikan, merasa terancam akan libgkungan sekitar.

Stressor: Memakai ganja

Stressor: Memakai ganja dan shabu

Stressor: Memakai putaw, ganja, alkohol Tidak minum obat dan jarang kontrol Didiagnosis Hepatitis C

Pengobatan: Rawat inap di RSJ Grogol. Keluarga tidak mengingat nama obat-obat yang diberikan.

Pengobatan:

Pengobatan:

Rawat inap di RS Umum Dr. H Rawat inap berulang kali di Marzoeki Mahdi. Keluarga tidak RSKO. Obat yang diberikan mengingat nama obat-obat yang haloperidol, diberikan. trihexyphenidyl, chlorpromazine, lorazepam Gejala: Halusinasi auditorik (+) Agresivitas verbal dan motorik (+) risperidone, clozapine, estazolam,

Gejala: (+)

Gejala:

Agresivitas verbal dan motorik Halusinasi auditorik (+) (+)

Agresivitas verbal dan motorik Waham kejar (+)

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI Riwayat perkembangan fisik

Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah mengalami gangguan kesehatan. Pasien merupakan anak yang diinginkan dan merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pasien lahir normal, cukup bulan, ditolong oleh dokter, dan langsung menangis. Tidak ada komplikasi persalinan, trauma lahir, dan cacat bawaan. Riwayat imunisasi tidak diketahui. Pasien tidak mengalami keterlambatan pertumbuhan. Pasien tergolong anak yang sehat, dengan proses tumbuh kembang sesuai anak seusianya. Riwayat perkembangan kepribadian

Masa anak anak : Pasien merupakan anak yang sangat dimanja oleh ibunya. Orang tuanya bercerai sejak pasien masih balita. Ayah pasien sudah menikah lagi, pasien hanya dirawat oleh ibunya. Masa remaja : Pasien melewati masa remaja layaknya remaja pada umumnya. Perkembangan dan pertumbuhan pasien baik seperti anak anak seusianya. Pasien mulai menggunakan ganja linting kelas 2 SMP. Riwayat pendidikan

Semasa sekolah pasien dapat mengikuti pelajaran di sekolahnya dengan cukup baik.

Pasien tidak pernah tinggal kelas, walaupun pasien tergolong murid yang biasa saja. Pendidikan terakhir pasien adalah SMA, tidak lulus karena pasien ketergantungan zat dan harus keluar masuk rumah sakit. Riwayat pekerjaan

Pasien mengaku pernah bekerja di sebuah club sebagai bartender di Batam. Kehidupan beragama

Pasien beragama Islam, tidak mengikuti perkumpulan-perkumpulan agama yang dilarang. Kehidupan psikoeksual dan perkawinan

Pasien belum pernah menikah. Pasien sudah pernah melakukan hubungan seksual dengan beberapa wanita. E.RIWAYAT KELUARGA : Pasien adalah anak ke-1 dari dua bersaudara. Pohon keluarga:
57 thn 52 thn 53thn

31 thn

15 thn

Pasien Keterangan: = Laki-laki = Perempuan = gangguan jiwa

1. Ayah pasien, 57 tahun, sudah bercerai sejak pasien masih kecil. 2. Ayah tiri pasien, 53 tahun. 3. Ibu pasien, 52 tahun. 4. Adik perempuan pasien, 15 tahun, masih duduk di bangku SMP. F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG : Pasien mempunyai beberapa teman dekat. Teman-teman yang membawa pasien kedalam

kehidupan yang salah setiap kali pasien pulang ke rumahnya. Dan lingkungan keluarga yang kurang kondusif dimana pasien memiliki ayah tiri yang ia tidak setujui. III. 1. STATUS MENTAL (30 Agustus 2012) Penampilan Pasien laki-laki, 31 tahun tampak sesuai usia sebenarnya. Rambut pasien pendek berwarna hitam, tidak tersisir rapi. Warna kulit sawo matang, kebersihan diri kurang. Saat wawancara, pasien memakai celana pendek berwarna hitam dan baju kaos lengan pendek berwarna coklat yang terlihat basah. 2. Kesadaran a. kesadaran sensorium/neurologik: Compos Mentis b. kesadaran psikiatrik: Tampak terganggu (bila diajak bicara kontak mata tidak baik, kebersihan diri kurang, memakai pakaian lusuh dan basah) 3. Perilaku dan aktivitas psikomotor Sebelum wawancara: Pasien tampak tenang dan koorperatif setiap kali pasien diwawancara. Sewaktu wawancara: Pasien duduk dengan sikap tubuh tegak, kontak mata tidak baik, bersikap dingin, suara dapat didengar dengan jelas, spontan, kurang antusias dalam menjawab pertanyaan dan sikap tidak bersahabat. Pasien kadang tampak meremas remas tangan dan memegang pergelangan tangan, beberapa kali serta menyilangkan dan meluruskan kakinya. Sesudah wawancara: Pasien sendiri yang meminta wawancara dihentikan, dan kembali berkumpul dengan temannya. 4. Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif

A. DESKRIPSI UMUM

5. Pembicaraan: a. cara berbicara: bicara spontan, dan lancar, volume suara cukup jelas, tidak dramatis, tidak emosional, tidak terbuka. b. gangguan berbicara: tidak ada B. ALAM PERASAAN(EMOSI) 1. Suasana perasaan (mood): iritabel 2. Afek ekspresi afektif: a. Arus: normal b. Stabilisasi: stabil c. Kedalaman: cukup d. Skala Diferensiasi: sempit e. Keserasian: kurang serasi f. Pengendalian Impuls: kurang baik g. Ekspresi: datar h. Dramatisasi: tidak ada i. Empati: tidak ada C. GANGGUAN PERSEPSI a. Halusinasi: Ada Halusinasi visual: tidak ada Halusinasi taktil: tidak ada Halusinasi penciuman: tidak ada Halusinasi gustatorik: tidak ada Halusinasi auditorik : ada, pasien sering mendegar suaranya sendiri seperti bergumam dan mengajak pasien berbicara. Tidak ada orang lain yang mendengar suara tersebut. b. Ilusi: tidak ada c. Depersonalisasi: tidak ada d. Derealisasi: tidak ada

D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL) 1. Taraf pendidikan: SMA (tidak tamat) 2. Pengetahuan umum: Cukup, baik 3. Kecerdasan: Cukup 4. Konsentrasi: Cukup, pasien dapat memusatkan, mengalihkan, dan mempertahankan perhatian dengan baik, dapat mengikuti wawancara dengan baik. 5. Orientasi: Waktu siang hari Tempat : Tidak terganggu , pasien masih dapat mengenali kamar tempat pasien tidur dan mengatakan dirinya sedang dirawat di rumah sakit untuk ketergantungan obat. Orang : Tidak terganggu , pasien masih dapat mengenali dr.C sebagai : Tidak terganggu, pasien mengatakan waktu wawancara ialah

dokter yang merawat pasien 6. Daya ingat: Daya ingat jangka panjang: Baik, pasien bisa menyebutkan tanggal lahirnya dengan benar. Daya ingat jangka sedang: Baik, pasien dapat mengingat kejadian yang terjadi beberapa hari terakhir . Daya ingat jangka pendek: Baik, pasien dapat mengingat nama pemeriksa. Daya ingat segera : Baik, pasien dapat mengulang 6 kata yang disebutkan oleh pemeriksa dengan benar. 7. Pikiran abstraktif: Baik, pasien mampu menyatakan perbedaan antara apel dan bola dan mengetahui maksud dari peribahasa ada udang dibalik batu. 8. Visuospasial: Baik, pasien mampu menggambarkan jam sesuai arahan pemeriksa. 9. Bakat kreatif: Pasien bisa menggambar dengan tema yang ditentukan oleh pemeriksa. 10. Kemampuan menolong diri sendiri: kurang Baik, pasien jarang mandi kalau tidak disuruh

11. Kemampuan eksekutif: Baik, pasien dapat menjelaskan cara pergi dari rumah ke RSKO jakarta. E. PROSES PIKIR 1. Arus pikir Produktivitas Kontinuitas : miskin ide, terbatas : asosiasi longgar (-), inkoherensi (-)

Hendaya berbahasa: tidak ada Preokupasi dalam pikiran : Tidak Ada Waham o Waham kejar : Ada : Ada : Tidak ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada o Waham kebesaran : Tidak ada

2. Isi pikir

Obsesi Fobia Gagasan Rujukan Gagasan Pengaruh

F. PENGENDALIAN IMPULS Kurang baik (pasien mampu mengendalikan diri tetapi terlihat geelisah). G. DAYA NILAI 1. Daya nilai social 2. Uji daya nilai : Terganggu (pasien tidak ada rasa bersalah setelah membunuh kucing) : Tidak terganggu (pasien mengatakan akan memberikan dompet yang ditemukan kepada polisi apabila di dalam dompet tersebut terdapat identitas pemiliknya) 3. Daya nilai realitas H. TILIKAN Derajat 3: menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya. : Terganggu dalam hal halusinasi audiotorik

I. RELIABILITAS Dapat dipercaya. IV. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum 2. Kesadaran 3. Tekanan darah 4. Nadi 5. Pernafasan 6. Suhu 7. Sistem kardiovaskuler 8. Sistem respirasi 9. Sistem gastrointestinal 10. Kulit 11. Extremitas KESIMPULAN B. STATUS NEUROLOGIK 1. Saraf kranial (I-XII) : Dalam batas normal : Baik : Compos mentis : 110/70 mmHg : 110 x/menit : 20x/menit : 36.8 0C : Bunyi jantung I-II regular, tidak ada murmur dan gallop : Ronkhi -/-, wheezing -/-, suara nafas vesikuler : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, bising usus (+) : Terdapat beberapa sikatrik di lengan kiri : Tonus otot baik, akral hangat : Pemeriksaan fisik pasien dalam batas normal.

A. STATUS INTERNUS

2. Tanda rangsang meningeal: (-) negatif Refleks fisiologis Refleks patologis 3. Mata 4. Pupil 5. Opthalmoscopy : (+) normal : (-) negatif : Dalam batas normal : Dalam batas normal : Dalam batas normal

6. Motorik 7. Sensibilitas 8. Sistim saraf vegetatif 9. Fungsi luhur 10. Gangguan khusus

: Dalam batas normal : Dalam batas normal : Baik : Baik : Tidak ada

KESIMPULAN V.

: Pemeriksaan Neurologi tidak ditemukan kelainan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Anjuran : Drug Test (urine) Test HCV, HBV, HAV SGOT/SGPT, Ur/Cr Foto thorax PA Test HIV, CD4 Hasil pemeriksaan laboratorium ( tanggal 24 Juni 2012 pukul 13.00) Hematologi Laju endap darah 21mm/jam Hemoglobin 14,7 g/dl Leukosit 11.600 sel/ul Hematokrit 42 % Trombosit 317 ribu sel/ul Eritrosit 4,5 juta sel/ul Hitung jenis Basofil 0% Eosinofil 1% N batang 2% N segmen 58% Lymfosit 35% Monosit 4% Kimia darah Fungsi hati - SGOT/AST 39 - SGPT/ALT 42

Fungsi Ginjal -Ureum 15 -Kreatinin 0,94 Drug Test Pada saat ini menunjukkan hasil sebagai berikut Cannabis Opiate amphetamin coccain negatif negatif negatif negatif

- meth-amphetamin negatif Hasil test ini menggunakan metode rapid chromatography immunoassay (Skrinning test) VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien laki laki usia 31 tahun bersuku bangsa Jawa, belum menikah, datang ke RSKO dibawa oleh ibunya dengan keluhan utama gelisah dan tidak bisa tidur sejak 1 minggu SMRS. Pasien membunuh kucing dengan potongan kaca dan mengeluarkan isi perutnya. Menurut pasien kucing tersebut mengancam dirinya. Pasien tidak merasa bersalah, dan mengaku ada pikiran untuk membunuh manusia juga. Pada wawancara pasien didapatkan pasien kooperatif, menjawab seperlunya atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara. Pada pasien juga terdapat halusinasi auditorik berupa gumaman suaranya sendiri yang mengajak dirinya berbicara. Pasien mengatakan menggunakan beberapa jenis narkoba yakni ganja, putaw, shabu, dan alkohol. Pasien menggunakan zat-zat tersebut dengan cara dihisap, oral, di drag, cucaw, dibubuhkan ke lengan yang disayat, dan diminum (alkohol). Pasien pertama kali dirawat di RSJ Grogol tahun 1998 karena ketergantungan ganja. Pada tahun 2007 pasien kembali dirawat di RS Umum Dr. H Marzoeki Mahdi karena ketergantungan shabu. Pada tahun 2011 pasien menggunakan putaw, ganja, dan alkohol sekaligus, dan akhirnya dirawat beberapa kali di RSKO. Menurut ibu pasien, pasien merupakan anak yang agak tertutup dan penyendiri, sejak kecil dimanja, namun tetap memiliki teman dan sahabat. Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara. Pasien pernah bersedih akibat perpisahan dengan ayahnya pada saat pasien

masih balita. Pasien melewati masa remaja layaknya remaja pada umumnya. Perkembangan dan pertumbuhan pasien baik seperti anak-anak seusianya. Pasien mulai merokok dan menghisap ganja pada umur 15 tahun. Semasa sekolah pasien dapat mengikuti pelajaran di sekolahnya dengan cukup baik. Pasien tidak pernah tinggal kelas, walaupun pasien tergolong murid yang biasa saja. Pendidikan terakhir pasien adalah SMA kelas 1, tidak tamat karena pasien harus dirawat karenan ketergantungan zat. Pasien pernah bekerja sebagai bartender di Batam. Pasien mengaku belum mempunyai pacar dan belum menikah. Kesadaran neurologis pasien compos mentis, keadaan psikiatrik tampak terganggu. Perilaku dan aktivitas psikomotor pasien sebelum wawancara tampak tenang dan koorperatif. Mood pasien tampak iritabel dengan arus afek yang normal, stabil, cukup dalam, sempit, kurang baik dalam pengendalian impuls, ekspresi datar, tidak diramatisasi, dan tidak ada empati. Pada status mental pasien tampak pasien memiliki halusinasi yakni halusinasi visual. Selain itu, juga terdapat waham, yakni waham kejar Pasien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat dan orang. Pasien miskin ide serta tidak terdapat loncat gagasan dan asosiasi longgar. Daya uji realitas pasien terganggu dan tilikan pada pasien ini ialah tilikan derajat 3. Dengan reliabilitas yang dapat dipercaya. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan pada pasien. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil Anti HCV +, Drugs test (-). VII. FORMULA DIAGNOSTIK

Susunan formulasi diagnostik ini berdasarkan dengan penemuan bermakna dengan urutan untuk evaluasi multiaksial, seperti berikut: AKSIS I (Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis ) Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini dapat digolongkan dalam: 1. Gangguan kejiwaan. Kriteria gangguan jiwa menurut PPDGJ III: suatu kelompok gejala atau perilaku yang secara klinis ditemukan bermakna dan yang disertai dengan penderitaan ( distress) pada kebanyakan kasus, dan yang berkaitan degan terganggunya fungsi (disfungsi/hendaya) seseorang. Pada kasus: 1. Gejala kejiwaan berupa : pola pikiran, perilaku, dan perasaan yang kacau, mood

yang iritabel, afek datar, miskin ide, tilikan yang buruk, halusinasi auditorik,d an adanya waham kejar. 2. 3. Distres/penderitaan/keluhan : aktivitas psikomotorik yang meningkat, berkurangnya kebutuhan tidur, dan perilaku kasar. Gangguan fungsi atau disabilitas (hendaya) : dalam penilaian realita terganggu dan dalam melakukan pekerjaan tidak efektif. 2. Gangguan jiwa fungsional / Gangguan Mental Non-Organik , karena: Tidak terdapat adanya gangguan kesadaran neurologik Tidak ada gangguan fungsi intelektual Berdasarkan riwayat penyakit medis, pasien tidak pernah mengalami yang dapat menimbulkan disfungsi. trauma kepala

Gangguan jiwa ini dimasukan kedalam: F15 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Stimulansia lain termasuk kafein Gambaran klinis utama dari fenomena ketergantungan dikenal dengan istilah sindrom ketergantungan (PPDGJ-III), sehingga diagnosis ketergantungan NAPZA ditegakkan jika ditemukan tiga atau lebih dari gejala-gejala ini selama masa setahun sebelumnya. Adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang memaksa (kompulsi) untuk menggunakan NAPZA. Kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan NAPZA sejak awal, usaha penghentian atau tingkat penggunaannya. Keadaan putus NAPZA secara fisiologis ketika penghentian penggunaan NAPZA atau pengurangan, terbukti orang tersebut menggunakan NAPZA atau golongan NAPZA yang sejenis dengan tujuan untuk menghilangkan atau menghindari terjadinya gejala putus zat. Terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan dosis NAPZA yang diperlukan guna memperoleh efek yang sama yang biasanya diperoleh dengan dosis lebih rendah. Secara progresif mengabaikan menikmati kesenangan atau minat lain disebabkan penggunaan NAPZA, meningkatnya jumlah waktu yang diperlukan untuk

mendapatkan atau menggunakan NAPZA atau untuk pulih dari akibatnya. Meneruskan penggunaan NAPZA meskipun ia menyadari dan memahami adanya akibat yang merugikan kesehatan akibat penggunaan NAPZA, seperti gangguan fungsi hati karena minum alkohol berlebihan, keadaan depresi sebagai akibat penggunaan yang berat atau hendaya fungsi kognitif. F20.0 Skizofrenia Paranoid Menurut PPDGJ III : Gangguan mental psikotik ini termasuk Skizofrenia (F20), karena memenuhi diagnostik : a) Adanya waham b) Adanya halusinasi auditorik c) Gejala berlangsung lebih dari satu bulan d) Pasien tidak terlalu dapat bersosialisasi Skizofrenia ini termasuk tipe Paranoid (F20.0) karena : Memenuhi kriteria umum skizofrenia Halusinasi dan/atau wahamnya menonjol : o Adanya halusinasi auditorik yang mengajak berbicara o Adanya keyakinan dikejar-kejar/merasa diancam AKSIS II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental Tidak terdapat gangguan kepribadian dan retardasi mental AKSIS III : Kondisi Medis Umum Pasien mengidap hepatitis C (Hasil laboratorium: Tes darah: Anti HCV (+) ). AKSIS IV : Problem Psikososial dan Lingkungan Masalah pekerjaan: pasien tidak bekerja. AKSIS V: Penilaian Fungsi Secara Global Berdasarkan skala GAF (Global assesment of Function), kasus ini pada saat dievaluasi mempunyai skala GAF: 51-60 (disabilitas sedang, gejala sedang).

Diagnosis banding F 20.5 skizofrenia residual adanya riwayat remisi adanya penarikkan diri afek datar atau tidak serasi VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis 1 : F15 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Stimulansia lain termasuk kafein. F20.0 Skizofrenia Paranoid IX. Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V PROGNOSIS Tidak ada riwayat gangguan kejiwaan pada keluarga pasien sampai pada kakek dan nenek dari orangtua OS Predominasi gejala positif Tipe paranoid yang paling sering dan stabil : Tidak ada diagnosis : B18.2 Hepatitis C : Masalah berkaitan dengan keluarga dan psikososial : GAF 51-60 gejala sedang, disabilitas sedang

Indikator prognosis baik

Indikator prognosis buruk Pasien belum menikah Memiliki penyakit Hepatitis C

Ada hendaya pekerjaan Kurang dukungan keluarga Kesimpulan prognosis: dubia ad malam X. DAFTAR MASALAH a. Hepatitis C b. Suspek B20 2. Psikologi/ psikiatrik : a. Halusinasi audiotorik b. Waham kejar c. Gejala putus zat 3. Sosial/ keluarga : a. Masalah pekerjaan: tidak bekerja b. Masalah keluarga: kurang perhatian dan komunikasi dari keluarga XI. RENCANA TATALAKSANA Haloperidol 5 mg (2x1 tab/hari) Risperidone 2mg (2x1 tab/hari)

1. Organobiologik :

Terapi Farmakologis

Rawat inap Dengan indikasi: -Marah-marah terhadap keluarga -Adanya perilaku membunuh binatang Psikoterapi Kepada pasien : 1. Terapi individual : Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai penyakitnya serta hal-hal yang dapat mencetuskan penyakit pasien sehingga dapat mencegah

kekambuhan. Memotivasi berhenti mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan memberikan kesempatan untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya. Menggali dan memotivasi potensi dan kemampuan yang ada pada diri pasien dan kemampuan mengatasi masalah. 2. Terapi kelompok Apabila kondisi pasien sudah lebih baik diberikan terapi aktivitas kelompok, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam pengendalian impuls saat memberikan respons terhadap stimulus dari luar, belajar mengungkapkan komunikasi verbal dan mengekspresikan emosi secara sehat, membantu pasien untuk meningkatkan orientasinya terhadap realitas dan memotivasi pasien agar dapat bersosialisasi dengan sehat. Terhadap Keluarga : Memberi penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif tentang keadaan penyakit pasien, sehingga bisa menerima dan memahami keadaan pasien serta mendukung proses penyembuhannya dan mencegah kekambuhan. Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai pentingnya jalinan hubungan yang baik dan dekat antar keluarga.

Lampiran wawancara (Jumat, 30 Agustus 2012 pada pukul 12.00) D P D P D P D P D P D P D P D : Selamat siang Ricky perkenalkan nama kami Samuel, Stephanie, Ilham. Boleh kita ngobrol-ngobrol sebentar? : *Pasien hanya mengangukkan kepala tanda setuju* : Sebelum kita ngobrol-ngobrol lebih jauh enaknya dipanggil Pak, Mas, atau Ricky? : Ricky saja : Oke kita panggil Rikc. Bisa kita mulai Ricky ngobrol-ngobrolnya? : Bisa. : Ricky umurnya berapa? : 31 tahun : Ricky inget ga tanggal lahir Ricky? : 3 Juni 1981 : Ricky pendidikkan terakhirnya apa? : SMA tapi hanya sampai kelas 1 : Ricky alamatnya kalo boleh tahu tinggal dimana? : Cinere : Sebelum masuk ke sini Ricky pernah ga di rawat di tempat lain?

P D P D P D P D P D P D P D P D P D P D P D P D P D P D P D P

: Pernah : Di mana? : RSJ Grogol, Marzoeki Mahdi : Kapan Ricky masuk ke rumah sakit itu? : Lupa : Dulu Ricky dirawat karena apa? : Sering denger kaya suara ngajak ngobrol : Ooh, suaranya cuma Ricky yang bisa dengar atau orang lain juga bisa? : Orang lain ga ada yang denger, biasanya kalo denger gituan langsung tutup kuping aja : Ricky datang kesini keluhannya apa? Ricky mau datang sendiri apa keluarga? : Dibawa ibu : Kenapa Ricky di bawa ke sini? : Orang rumah bilangnya karena bunuh kucing terus suka marah-marah : Bunuh kucing yah? Kenapa bisa sampai bunuh kucing? : Karena ga suka aja, itu kucing rasanya ngancem : Kalau ketemu kucing aja Ricky merasa terancam? : Ketemu orang juga ga enak, rasanya semua mau nyelakain : Sekaran Ricky tau ga lagi di mana? : Rumah sakit kan : Rumah sakit apa? : Rumah sakit buat ketergantungan obat kan? : Sebelum Ricky bunuh kucing, Ricky ada pakai obat? : Ada, minum itu loh obat kuning 3 biji : Obatnya Ricky dapat dari mana? : Dari teman : Setelah minum obat itu apa yang Ricky rasakan? : Maunya marah-marah aja dan curiga ama orang : Kita kembali lagi yah, habis bunuh kucing, Ricky rasanya bagaimana? : Yah lega aja : Selain obat kuning tadi, Ricky pernah pakai obat-obatan apa aja? : Dulu pake ganja, terus putaw

D P D P D P D P D P D P D P D P D P D P D P D P D P D P D P

: Pakai ganja sejak kapan? : Dari SMP : Kalau putau sejak kapan? : Dari taun lalu : Biasanya pakai berapa banyak? : Kalau ganja saya linting, pertama coba-coba 1 linting ama temen-temen Kalau putaw bisa sampe pake 1 gram : Ricky awalnya langsung coba ganja ama temen-temen? : Pertama nyoba rokok, trus baru ke ganja : Ricky waktu kecil gimana kehidupan di keluarganya? : Saya hanya dirawat oleh ibu saya : Kalau boleh tahu bapak kenapa? : Bapak uda ga ada sejak kecil, kawin lagi : Kalau waktu SMA? : Cuma ampe kelas SMA 1 abis itu masuk rehab : Setelah di rehab Ricky ngapain? : Kerja jadi bartender di Batam : Berarti Ricky jago campur-campur minuman dong? : Iya : Ricky juga suka minum? : Iya : Jenis apa aja? : Bir hitam, whiskey, vodka, bir putih : Ricky agamanya apa nih kalo boleh tau? : islam : Ricky rajin sholat : Nga : Ricky ngomong-ngomong uda menikah atau punya pacar? : Belom : Kalau riwayat keluarga, Ricky punya saudara? : Punya adik perempuan

D P D P D P D P D P D P D P D P D P D P D P D P

: Adiknya umur berapa? : Masih SMP : Kalo ayah dan ibu umur berapa? : Bapak 53, Ibu 52 : Selama di sini bagaimana perasaan Ricky? : Biasa aja : Ricky masih suka dengar suara-suara bisikan? : Sudah tidak : Di sini siapa dokter yang rawat Ricky? : dr.Carla : Ricky beberapa hari ini kegiatannya apa aja? : Biasa main gitar, tidur, ngobrol-ngobrol aja ama temen : Ricky masih ingat ga nama kita siapa? : Samuel, Ilham, Stephanie : Coba Ricky tolong ulang 6 angka ini : *Pasien menyebutkan 6 angka yang diberikan* : Ricky tau apa perbedaan apel sama bola? : Kalau bola itu benda, apel buah bisa dimakan : Ricky bisa gambarin jam 13.20 ga? : *Pasien mengambarkan sesuai permintaan* : Kalau dari rumah Ricky ke RS gimana caranya? : *Pasien menjelaskan* : Ricky kalau menemukan dompet di jalan ada KTP nya apa yang Ricky lakuin? : Kembaliin ke alamatnya Uda yah saya mau ke kamar *Pasien pergi tanpa mengucapkan terima kasih/bersalaman

Вам также может понравиться