Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
6. 7.
UU No 5 tahun 1997 tentang Psikotropika UU No 35 tahun 2009 tentang Narkotika UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Ordonansi tentang obat keras (St. No. 419) Th 1942 PP No 1 Tahun 1980 tentang Ketentuan Penanaman Papaver, koka, dan Ganja (Lembaran Negara RI Tahun 1980 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3155) PP No. 72 Tahun 1988 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan. PP 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
8. 9.
10.
11.
12.
13.
14.
Peraturan Pemerintah RI No.44 Tahun 2010 tentang Prekursor Kep Pres No 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Non Departemen sebagaimana telah diubah beberapa kali dan yang terakhir dengan Kep Pres No 9 Tahun 2004 Per Men Kes No. 28/Menkes/ Per/I/1978 tentang Penyimpanan Narkotika. Per Men Kes No. 918/Menkes/Per/X/1993 tentang Pedagang Besar Farmasi. Kep Men Kes No. 1191/Menkes/Sk/Ix/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 918/Menkes/Per/X/1993 Tentang Pedagang Besar Farmasi Per Men Kes No. 688/Menkes/Per/VIII/1997 tentang Peredaran Psikotropika Per Men Kes No. 690/Menkes/Per/VIII/1997 tentang Label dan Iklan Psikotropika3
24.
25.
Per Men Kes No. 785/Menkes/Per/VIII/1997 tentang Ekspor dan Impor Psikotropika Per Men Kes No. 912/Menkes/Per/VIII/1997 tentang Kebutuhan Tahunan dan Pelaporan Psikotropika Per Men Kes No.168/Menkes/Per/II/2005 tentang Prekursor Farmasi Kep Men Kes No. 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan Kep Men Kes No. 1191/MENKES/SK/IX/2002 tentang Perubahan atas Per Men Kes No. 918/MENKES/PER/X/1993 tentang Pedagang Besar Farmasi Kep Men Kes No. 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Per Men Kes No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik Kep Men Kes No. 305/MENKES/SK/III/2008 tentang Penetapan RS Pengampu dan Satelit PTRM Kep Ka Badan POM Nomor: HK.00.05.3.02152 tahun 2002 tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik . Kep Ka Badan POM Nomor: HK.00.05.35.02771 tahun 2002 tentang Pemantauan dan Pengawasan Prekursor Kep Ka Badan POM Nomor: PO.01.01.31.03660 tahun 2002 tentang Pengaturan Khusus Penyaluran dan Penyerahan Buprenorfin Kep Ka Badan POM Nomor: HK.00.05.3.2522 tahun 2003 tentang Pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)
4
DEFINISI NARKOTIKA
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (UU No.35/2009) Menteri menjamin ketersediaan Narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (UU No.35/2009, Pasal 9 (1)
DEFINISI PSIKOTROPIKA
Zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. (UU No.5/1997) Pemerintah menjamin ketersediaan Psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan (UU No.5/1997, Pasal5 3
STRUKTUR ORGANISASI
Direktur Pengawasan NAPZA Subdit Pengawasan Narkotika Subdit Pengawasan Psikotropika Subdit Pengawasan Prekursor Subdit pengawasan Rokok
Tata Operasional
7
PENGAWASAN NAPZA
Produksi
Laporan penggunaan bahan baku Laporan hasil produksi Audit pabrik obat
Penyaluran/ distribusi
Laporan penerimaan dan penyaluran
Audit penyalur
Impor / ekspor
Was impor /ekspor bahan baku & obat jadi (terbitkan SPI/SPE) Evaluasi laporan realisasi impor
PENCEGAHAN DIVERSI
was
Pemantauan
INCB Interpol, dsb transaksi Eph /Pse secara internasional
UN Convention Against Illicit Traffic in Narcotics Drugs & Psychotropics Substances, 1988 Project PRISM: Precursor Required In Synthetic Manufacture (INCB)
PENYALURAN NARKOTIKA
Industri Farmasi
ULS (UNIT LOGISTIK SENTRAL) KIMIA FARMA
PENYALURAN PSIKOTROPIKA
Industri Farmasi
PBF
PBF lain
Apotek
Rumah Sakit
Sarana Pelayanan Pemerintah
LANJUTAN
(6. RPP tentang Pengamanan Produk Tembakau sebagai Zat adiktif bagi kesehatan )
15
DEFINISI ROKOK
Hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan
(PP 19 Tahun 2003)
16
Pasal 36 ayat 1
Pengawasan terhadap produk rokok yg beredar dan iklan dilaksanakan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Pengawasan berkaitan dengan :
1. 2. 3.
kebenaran kandungan kadar Nikotin dan Tar, pencantuman peringatan kesehatan, kode produksi pada label, dan ketaatan dalam pelaksanaan iklan & promosi rokok
18
LABEL ROKOK
Setiap keterangan mengenai rokok yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain yang disertakan pada rokok, dimasukkan ke dalam, ditempatkan pada, atau merupakan bagian kemasan rokok.
19
IKLAN ROKOK
Kegiatan untuk memperkenalkan, memasyarakatkan
dan/atau mempromosikan rokok dengan atau tanpa imbalan kepada masyarakat dengan tujuan mempengaruhi konsumen agar menggunakan rokok yang ditawarkan.
20
21